Kondisi Subsistem Agribisnis On (Pengabisku)
Kondisi Subsistem Agribisnis On (Pengabisku)
Persiapan Kolam
Ada beberapa tahap untuk mempersiapkan kolam induk, yaitu :
a. Pengeringan dan Penjemuran
Pengeringan dan penjemuran dasar kolam dengan bantuan sinar matahari ini
bertujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung di dalam lumpur
dasar tersebut menjadi mineral (hara). Proses pengeringan tersebut berlangsung
hingga tanah dasar kolam retak-retak, adanya retak-retak pada dasar kolam
memungkinkan udara (mengandung oksigen) dapat masuk ke dalam lapisan tanah
lumpur yang lebih dalam untuk mengoksidasi bahan organik di dalamnya. Selain
untuk oksidasi tanah dasar, pengeringan dan penjemuran ini dimaksudkan juga
untuk membunuh bakteri patogen dan membunuh telur serta benih organisme hama
yang bisa menjadi kompetitor (penyaing makanan) atau predator ikan kultur.
b. Pengapuran
Sarana produksi lainnya yang cukup penting adalah kapur. Pengapuran pada
umumnya memiliki beberapa tujuan, untuk meningkatkan pH tanah serta
membunuh bakteri patogen dan organisme hama (eradiksi). Kapur yang digunakan
pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCo3), kapur tohor (CaOH2) dan dolomit.
Dosis yang digunakan tergantung pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah
maka kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin banyak
c. Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan air kolam. Pemupukan
bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk
berfotosintesis. Kolam yang subur akan banyak mengandung pakan alami yang
bermacam-macam jenisnya dan beragam ukurannya. Salah satu cara untuk
menyuburkan kolam adalah dengan mengadakan pemupukan, pupuk yang
digunakan biasanya pupuk organik (kotoran ayam dan ternak lainnya, kompos) dan
anorganik (urea, TSP, NPK, KCL). Pupuk organik yang diberikan ke kolam harus
diurai terlebih dahulu oleh bakteri sebelum haranya dimanfaatkan oleh fitoplankton
sehingga berpotensi menurunkan kandungan oksigen terlarut air kolam.
Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel
telur dan sperma) ikan. Penumbuhan dan pematangan gonad ikan dapat dipacu melalui
pendekatan lingkungan, pakan dan hormonal. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
sangat penting dari pembenihan. Karena pemeliharaan induk akan mempengaruhi daya
tetes telur bawal yang akan dipijahkan.
Penyuntikan
Penyuntikan merupakan kegiatan memasukkan hormon perangsang ke dalam
induk dengan menggunakan alat suntik. Penyuntikan bertujuan untuk merangsang
kematangan gonad. Hormon untuk perangsang pemijahan antara lain golongan
gonadotropin, LHRH-a dan steroid. LHRH (Luteinizing Hormone Releasing Hormone)
adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan oleh hipotalamus seperti Hipofisa
dan Ovaprim.
Pemijahan Induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Pemijahan dapat
secara alami. Menurut Sunarma (2004), pemijahan alami dilakukan dengan cara
memilih induk jantan dan induk betina yang benar-benar matang gonad kemudian
dipijahkan secara alami dalam bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban ‘ijuk
yang dijepit dengan bambu dibelah dua memanjang, dipakai untuk melindungi telur-
telur ikan di dalam empang’. Pemijahan dengan perbandingan 1 indukan betina dengan
3 indukan jantan.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva adalah kegiatan untuk merawat telur-telur yang baru menetas
(larva) sampai siap untuk dimasukkan ke tempat pemeliharaan. Yang dilakukan dalam
proses pemeliharaan larva yaitu pemeliharaan dan pengontrolan larva, penyiponan
‘tindakan untuk menyedot/membuang kotoran ikan dan sisa pakan dan kotoran lain
yang terdapat di dasar kolam’ dan penggantian air akuarium larva dan pemberian pakan
artemia.
Air pemeliharaan larva perlu dijaga kualitasnya agar derajat kehidupan tinggi dan
bebas dari penyakit. Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan yaitu suhu dengan
kisaran 28-30ºC, pH 6,5-7,5 , DO lebih dari 3 ppm.
Pendederan
Larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 50-100 ekor/m2. Setiap hari diberi
pakan alami sampai larva siap diberikan pakan tambahan berupa pellet 5% dari berat
tubuh dengan frekuensi tiga kali sehari. Pemeliharaan dikolam pendederan selama satu
bulan dengan ukuran benih ikan bawal 1,5-3 cm dan siap di besarkan.
Penebaran
Sebelum benih dari pendederan ditebar perlu diadaptasikan terlebih dahulu,
dengan tujuan agar ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam Kolam atau KJA.
Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat
dimasukkan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya
air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan
air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai
benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam
secara perlahan-lahan, padat tebar benih yaitu 30-50 ekor/m2.
Pemberian Pakan
Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa
daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % dari berat badan (perkiraan
jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara
langsung. Pakan diberikan 3 kali sehari, pagi (07.30), siang (12.30) dan sore (17.00).
Selain pemberiaan pakan pengontrolan terhadap kolam dan ikan serta air pun harus
terus dilakukan agar ikan tetap terjaga.
Pemanenan
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal
dipelihara 4-5 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih
500 gram/ekor,