Anda di halaman 1dari 2

Cerita Fiksi Berjudul Kelinci Putih

Kelinci putih itu bernama chiko,chiko hidup sebatang kara,tak ber ibu dan
juga tak ada saudara.Chiko mendambakan seorang teman yang bisa
mendengarkan keluh kesahnya.Kemudian tanpa di sengaja di bertemu
dengan se ekor ular yang besar yang siap memangsanya, ular itu lapar
sampai matanya keliatan sangat bernafsu untuk dapat dan cepat
melahap chiko,dalam pikirannya si ular yang bernama Brian itu sudah
membayangkan nikmatnya daging chiko..

Chiko pun ketakutan lalu dia berlari dan bersembunyi di balik batang
pohon yang sudah roboh karena di makan usia dan berlumut. Brian terus
mencari tapi tak pernah menemukan Chiko.

Ternyata chiko bersembunyi di balik besarnya badan Bimo yang


kebetulan sedang duduk santai di pohon yang tumbang itu. Bimo adalah
anak gajah yang baik hati.Brian pun urung memangsa Chiko.Merekapun
berkenalan Bimo sangat iba melihat chiko yang selau jadi mangsa empuk
para predator.Dan merekapun berteman.

Kemudian chiko di perkenalkan pada orang tua Bimo,semenjak itu Chiko


selalu mengikuti kemana Bimo pergi dan mereka pun hidup bahagia.

Cerita fiksi merupakan cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau


imajinasi dari pengarangnya. Untuk mengetahui contoh-contoh cerita
fiksi dan nonfiksi, Anda perlu mengetahui jenis-jenisnya terlebih dahulu.
Banyak yang mengira bahwa cerita fiksi ini hanya berupa novel dan
cerpen saja.

Cerita Non Fiksi Berjudul Penjaga Gunung Kelud yang Setia


   
        Langit yang biru, matahari terbit di sebelah timur, burung-burung
berkicau. Jutaan butiran-butiran embun di atas daun pisang terlihat
menyegarkan. Membasahi daun-daunan di alam. Rerumputan menari
bersama selir angin yang sejuk. Para belalang melompat-lompat di atas
rumput yang asri. Kupu-kupu dan capung berterbangan di udara dengan
indahnya, ragam warna di sana. Bunga-bunga semua 

bermekaran terlihat cantik dan menawan. Tinggal di desa sungguh


mempesona, sejuk, alami, menyegarkan dan menyehatkan. Alangkah
indahnya jika negeri ini tetap menjaga alam untuk masa depan.

Di ujung pagar bambu yang tinggi seekor ayam jago mengeluarkan


suaranya yang sangat kencang “Kuukuuruyuuukkk……!!??!?!!!!”, ayam
yang gagah dan pemberani itu tinggal di sebuah kandang milik Pak
Pardi. Pak Pardi adalah seorang tani tinggal di sebuah gubuk yang telah
lapuk. Dengan adanya tempat tinggal pak Pardi merasa sangat
bersyukur, pak Pardi hidup sebatang kara akan tetapi memiliki usaha
yang sangat banyak. Layaknya pengusaha, tetapi beliau bukan
pengusaha hanya seorang tani dan memiliki peternakan ayam untuk
kebutuhannya sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai