Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAJI DAN UMROH MEMUPUK PERSATUAN UMAT ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi PAI SMP


Dosen pengampu:
Umar Mukhtar, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh:
Lutfi fadillah actaf (1810631110075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji dan
umroh ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan
melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum
pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, wukuf, dan melontar
jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan
syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi
yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan
petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan
sunnah rasul. Haji diwajibkan pada tahun kesembilan Hijriyah yakni setelah
Isalm berkembang dan memperoleh kemajuan di Madinah. Tiap tahun lebih
dari 2,5 tahun juta umat muslim menunaikan ibadah Haji. Haji adalah rukun
Islam kelima, yang wajib untuk setian muslim yang mampu, sekali seumur
hidup. Untuk setiap Negara, pemerintah Arab Saudi menerapkan system
kuota haji sebanyak 1 persen dari jumlah muslim yang bersangkutan. Masjidil
Haram,Luas masjid ini 130ribu m2,dapat menampung sejumlah 500ribu orang.
Menaranya setinggi 90 meter. Ka’bah ,kiblat umat islam dalam shalat
menjadi pusat dalam tawaf 15m. Didalam ka’bah terdabat batu hitam.Ka’bah
dibangun oleh nabi Ibrahim dan Ismail, seluas 99 m 2 , tingg 15m dan tebal
dinding 1m.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini
yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan
perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih
tetap ada, seperti thawaf, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja
pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang
sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah
dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara'
(syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Haji
diwajibkan pada tahun kesembilan Hijriyah yakni setelah Isalm berkembang
dan memperoleh kemajuan di Madinah. Tiap tahun lebih dari 2,5 tahun juta
umat muslim menunaikan ibadah Haji. Haji adalah rukun Islam kelima, yang
wajib untuk setian muslim yang mampu, sekali seumur hidup. Untuk setiap
Negara, pemerintah Arab Saudi menerapkan system kuota haji sebanyak 1
persen dari jumlah muslim yang bersangkutan. Masjidil Haram,Luas masjid
ini 130ribu m2,dapat menampung sejumlah 500ribu orang. Menaranya setinggi
90 meter. Ka’bah ,kiblat umat islam dalam shalat menjadi pusat dalam tawaf
15m. Didalam ka’bah terdabat batu hitam.Ka’bah dibangun oleh nabi Ibrahim
dan Ismail, seluas 99 m2 , tingg 15m dan tebal dinding 1m.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan
makalah ini adalah “Ibadah Haji dan Umrah”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Pengertian Ibadah haji dan Umrah
2. Rukun haji dan Umrah
3. Kegiatan selama Ibadah Haji dan Umrah
4. Tempat yang digunakan untuk Ibadah Haji dan Umrah

C. Tujuan
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ibadah haji dan umrah
2. Untuk mengetahui apa saja yang utama dilakukan selama ibadah haji dan
umrah
3. Untuk mengetahui lokasi utama dalam ibadah haji dan umrah
4. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan ibadah haji dan umrah
BAB II

PEMBAHASAN

A.1. Pengertian Haji

Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan istilah. Dari segi bahasa haji
berarti menyengaja, dari segi syar’i haji berarti menyengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan
ibadah yang meliputi thawaf, sa’i, wuquf dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah
SWT dan mengharap keridlaan-Nya dalam masa yang tertentu.

C.     Keutamaan Haji
      Melaksanakan haji karena Allah,dapat mengampuni seluruh dosa. Seorang mumin pulang dari melaksanakan

haji keadaannya seperti hari dimana ia dilahirkan oleh ibunya ( tanpa dosa sedikitpun ).
Dari Abu Hurairah berkata, Rosulullah bersabda,yang artinya
“Barangsiapa melaksanakan haji di Baitullah ini dan ia tidak melakukan rafats(senggama) serta tidak berbuat
fasiq maka akan kembali seperti hari dimana ia dilahirkan oleh ibunya”. ( HR. Al-Bukhari dalam kitab Al
Hajj).
      Haji
merupakan amal perbuatan yang paling utama setelah iman kepada Allah dan RasulNya serta berjihad
dijalan Allah.
      Bagi
wanita, haji adalah jihad yang paling indah dan utama.
Dari Aisyah, ia bercerita,”Aku pernah berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, tidakkah kami ini(kaum
wanita) berperang dan berjihad bersama kalian(Kaum laki-laki)?”, Beliau menjawab,”Namun jihad yang
paling indah dan bagus adalah haji, yakni haji yang mabrur.” Aisyah kembali berkata,”Oleh kraena itu aku
tidak meninggalkan ibadah haji setelah aku mendengar hal ini dari Rasulullah.(HR. Bukhari,dalam kitab Al
Hajj).

A.2. Hukum Ibadah Haji

Mengenai hukum Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah wajib ‘ain bagi yang mampu. Melaksanakan
haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar
untuk haji, maka wajib melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada kesempatan
selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.

Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu untuk
mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada
tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.

A.3. Dalil / Perintah Tentang Ibadah Haji

1. Al-Qur’an

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an1 Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim[215]; barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam”. (QS. Ali Imran : 97).

Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya

2. Hadits

Nabi bersabda di dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang artinya sebagai berikut :

“Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji, maka
sesungguhnya seseorang tidak tidak akan menyadari, sesuatu halangan yang akan merintanginya”. (H.R.
Ahmad)

Setiap orang hanya diwajibkan mengerjakan ibadah haji satu kali saja dalam seumur hidupnya, tetapi
tidak ada larangan untuk mengerjakan lebih dari satu kali.

A.4. Syarat, Rukun, Wajib dan Sunat Haji

1. Syarat-syarat diwajibkannya Haji

 Islam
 Baligh
 Berakal
 Merdeka
 Kuasa (mampu}

2. Rukun Haji

 Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji


 Wukuf di arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; yaknihadirnya seseorangyang berihram untuk haji,
sesudahtergelincirnya mataahari yaitu pada hari ke-9 Dzulhijjah.
 Thawaf yaitu tawaf untuk haji (tawaf ifadhah)
 Sa’i yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7 (tujuh) kali
 Tahallul; artinya mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3 helai untuk kepentingan
ihram
 Tertib yaitu berurutan

3. Wajib Haji

Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung atasnya, karena boleh diganti
dengan dam (denda) yaitu menyembelih binatang. berikut kewajiban haji yang mesti dikerjakan :

Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai dari tempat-tempat yang sudah
ditentukan, terus menerus sampai selesainya ibadah haji.

Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.

Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).

Melempar jumrah ‘aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan setelah lewat
tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuf.

Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan ‘Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13
Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh kali tiap-tiap jumrah.

Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.

4. Sunat Haji

Ifrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas ‘umrah.

Membaca Talbiyah yaitu :“Labbaika Allahumma Labbaik Laa Syarikalaka Labbaika Innalhamda
Wanni’mata Laka Walmulka Laa Syarika Laka”.

Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika permulaan datang di tanah ihram, dikerjakan
sebelum wukuf di ‘Arafah.

Shalat sunat ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, utamanya dikerjakan dibelakang makam nabi
Ibrahim.

bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah

thawaf wada’, yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk memberi selamat tinggal
bagi mereka yang keluar Mekkah.

berpakaian ihram dan serba putih.

berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.

A.5. Cara Pelaksanaan Haji

1. Di Mekkah (pada tanggal 8 Djulhijjah)

Mandi dan berwudlu

Memakai kain ihram kembali

Shalat sunat ihram dua raka’at

Niyat haji :
“Labbaika Allahumma Bihajjatin”

e. Berangkat menuju ‘Arafah

membaca talbiyah, shalawat dan do’a :

Talbiyah : “Labbaika Allahumma Labbaik Laa Syarikalaka Labbaika Innalhamda Wanni’mata Laka
Walmulka Laa Syarika Laka”.

2. Di Arafah

waktu masuk Arafah hendaklah berdo’a

menunggu waktu wukuf

wukuf (pada tanggal 9 Djulhijjah)

Sebagai pelaksanaan rukun haji seorang jamaah harus berada di Arafah pada tanggal 9 Djulhijjah
meskipun hanya sejenak

waktu wukuf dimulai dari waktu Dzuhur tanggal 9 Djulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Djulhijjah

Doa wukuf

d. Berangkat menuju muzdalifah sehabis Maghrib

Agar tidak terlalu lama menunggu waktu sampai lewat tengah malam (mabit) di Muzdalifah hendaknya
jemaah meninggalkan Arafah sesudah Maghrib (Maghrib-isya di jama takdim)

Waktu berangkat dari Arafah hendaknya berdo’a

3. Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Djulhijjah)

Waktu sampai di Muzdalifah berdo’a

Mabit, yaitu berhenti di Muzdalifah untuk menunggu waktu lewat tengah malam sambil mencari batu
krikil sebanyak 49 atau 70 butir untuk melempar jumrah

Menuju Mina

4. Di Mina

Sampai di Mina hendaklah berdo’a .

Selama di Mina kewajiban jama’ah adalah melontar jumroh dan bermalam (mabit)

Waktu melempar jumroh

melontar jumroh aqobah waktunya setelah tengah malam , pagi dan sore. Tetapi diutamakan sesudah
terbit matahari tanggal 10 Djulhijjah

melontar jumroh ketiga-tiganya pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah waktunya pagi, siang, sore dan malam.
Tetapi diutamakan sesudah tergelincir matahari.

Setiap melontar 1 jumroh 7 kali lontaran masing-masing dengan 1 krikil


Pada tanggal 10 Djulhijjah melontar jumroh Aqobah saja lalu tahallul (awal). Dengan selesainya tahallul
awal ini, maka seluruh larangan ihram telah gugur, kecuali menggauli isteri. setelah tahallul tanggal 10
Djulhijjah kalau ada kesempatan hendaklah pergi ke Mekkah untuk thawaf ifadah dan sa’i tetapi harus
kembali pada hari itu juga dan tiba di mina sebelum matahari terbenam.

Pada tanggal 11, 12 Djulhijjah melontar jumroh Ula, Wustha dan Aqobah secara berurutan, kemudian
kembali ke mekkah. itulah yang dinamakan naffar awal.

Bagi jama’ah haji yang masih berada di Mina pada tanggal 13 Djulhijjah diharuskan melontar ketiga
jumroh itu lagi, lalu kembali ke mekkah. itulah yang dinamakan naffar tsani.

Bagi jama’ah haji yang blm membayar dam hendaklah menunaikannya disini dan bagi yang mampu,
hendaklah memotong hewan kurban.

Beberapa permasalahan di Mina yang perlu diketahui jama’ah adalah sebagai berikut :

Masalah Mabit di Mina

Masalah melontar jumroh

melontar malam hari

melontar dijamakkan

tertunda melontar jumroh Aqobah

mewakili melontar jumroh

5. Kembali ke Mekkah

Thawaf Ifadah

Thawaf Wada

Selesai melakukan thawaf wada bagi jama’ah gelombang pertama, berangkat ke Jeddah untuk
kembali ke tanah air.

A.6. Hikmah Melaksanakan Haji

Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom sebagai
upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya
mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung.

Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh
kekhusyu’an

Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi

Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang mulia.

Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena
mempunyai persamaan atau satu akidah.
Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari
seluruh penjuru dunia dan Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.

Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat
memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan.

Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak meminta pengorbanan
baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.

Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan dan kesatuan umat
Islam sedunia.

B.1. Pengertian Umrah

Umrah, artinya mengunjungi Ka”bah atau meramaikan Masjidil Haram. Karena ibadah itu di lakukannya
hamper bersamaan, maka di sebut juga haji kecil. Seperti haji, umrah hukumnya fardu’ain bagi setiap
muslim, baik laki-laki maupun perempuan apabila telah memenuhi syarat dan rukunya.

1. Rukun Umrah

a. ihram d. Tahallul

b. Tawaf e. Tertib

c. Sa’i

2. Syarat wajib umrah

a. Ihram dari miqat ( ketentuan tempat dan waktu )

b. Meninggalkan larangan- larangan

perbedaan antara haji dan umrah adalah jika umrah dapat di kerjakan sepanjang tahun, sedangkan
ibadah haji hanya boleh dilakukan dalam waktu yang telah di tentukan, yaitu mulai tanggal 08 sampai 13
Dzulhjjah.

Jika di perhatikan keterangan di atas, maka ihram ada 2 macam, yaitu ihram untuk umrah dan haji.
Ihram untuk umrah di mulai miqat kemudian di teruskan dengan tawaf, sa’i, dan tahallul. Sedang ihram
untuk haji dikerjakan ketika berangkat ke padang arafah pada tanggal 8 Djulhijjah.

B.2. Perjalanan haji dan umrah di Indonesia

Umat islam adalah bagian terbesar bangsa Indonesia. Setiap tahun ratusan ribu orang melaksanakan
ibadah haji ke tanah suci. Penyelenggaraan dan pengaturan ibadah haji umat islam Indonesia
merupakan tugas pemerintah yang pada dasarnya bertujuan supaya berjalan lancer, tertib, aman dan
sempurna dan ibadahnya.

Keterlibatan pemerintah dalam pemberangkatan perjalanan ibadah hajiumat islam Indonesia cukup
besar, karena urusan haji merupakan amanat rakyat yang bertuang dalam GHBN yang pada dasrnya
berisi kehendak nasional dalam melanjutkan usaha-usaha peningkatan pelayanan sesuai dengan
kemampuan masyarakat atas dasar itu pemerintah mengatur mulai dari proses pemberangkatan,
dalam perjalanan selama menunaikan ibadah haji sampai kembali ke tanah air.

B.3. Cara Mendaftarkan Haji dan Umrah

Pendaftaran haji dan umrah di laksanakan di kantorkoordinator urusan haji pada tingkat kabupaten atau
kota madya di seluruh Indonesia.

BAB III

KESIMPULAN

Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan syari’at yang
di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, beribadah banyak macamnya. Adapun yang menjadi tolak ukur
seorang hamba di dalam ibadahnya yaitu dengan melaksanakan shalat, dan sebagai penyempurna rukun
Islam kita yaitu ibadah haji. Ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari pembahasan
ini, yakni :

Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang wajib kita laksanakan apabila kita
mampu “Ibadah Haji”.

Apabila kita mati shalat merupakan hisaban pertama yang dilakukan dan sebagai tolak ukur ibadah-
ibadah yang lainnya.

Orang yang suka melaksanakan shalat berarti dia menegakan agama, dan orang yang tidak suka
melaksanakan shalat berarti dia menghancurkan agama.

Untuk menambah pahala ibadah shalat, kita mesti melaksanakan shalat nawafil yakni shalat sunat, baik
rawatib atau mutlak atau shalat sunat lainnya, seperti dluha, tahajud, hajat dan lain sebagainya.

Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam yang lain dari seluruh dunia.

Dengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan surga firdaus dan itu untuk haji yang
mabrul
DAFTAR PUSTAKA

Jabir Al-Jaza’iri, Abu Bakar.Minhajul Muslim.Surakarta:Penerit Insan Kamil,2009.


Jad, Ahmad. Fiqih Sunnah Wanita. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2008

Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya, Gema Risalah Pers, Bandung.

Maulana Ilyas, Sunnah-Sunnah Rasul 24 jam, Pustaka Antafani, Bandung.

Moh. Rifa’i, 1996, 300 Hadits Bekal Dakwah, Wicaksana, Semarang.

Rs. Abd. Aziz, 1991, Fiqih, Wicaksana, Semarang.Salim bin Samir, Kapal Penyelamat, PT Hasanah, Jakarta
Syekh Aby Syuja’i, 1967, Fathurqarib, Thaha Putra, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai