Anda di halaman 1dari 6

1.

RINGKASAN BUKU QPE (Quality Physical Education)

Nama : Gylbert GrenWino Sitompul

NIM :8196117001

Kelas : POR A 2019

An overarching inclusive strategy for education is required to combat all forms

of disadvantage and discrimination, including socio-economic status, gender,

geography, ethnicity, sexual identity and special needs. Ensuring adequate resources

for achieving these ‘quality with equity’ objectives will require international

collaboration to mobilise resources for low-income countries and disadvantaged

communities within countries. Artinya : (Strategi inklusif menyeluruh untuk

pendidikan diperlukan untuk memerangi semua bentuk ketidakberuntungan dan

diskriminasi, termasuk status sosial ekonomi, gender, geografi, etnis, identitas

seksual, dan kebutuhan khusus. Memastikan sumber daya yang memadai untuk

mencapai tujuan 'berkualitas dengan keadilan' ini akan membutuhkan kolaborasi

internasional untuk memobilisasi sumber daya untuk negara-negara berpenghasilan

rendah dan masyarakat yang kurang beruntung di dalam negara-negara).

Improved performance and measurable outcomes depend on a careful balance

between three policy instruments that influence the behavior of local actors: (1)

greater autonomy at the local level; (2) enforcing relationships of accountability; and

(3) effective assessment systems. Increased autonomy at the local level empowers
stakeholders through greater decision-making authority and more flexible financing.

In turn, teachers and school administrators get involved as partners in efforts to

improve the quality and relevance of local education. Artinya : (Peningkatan kinerja

dan hasil yang terukur tergantung pada keseimbangan yang hati-hati antara tiga

instrumen kebijakan yang mempengaruhi perilaku aktor lokal: (1) otonomi yang

lebih besar di tingkat lokal; (2) menegakkan hubungan akuntabilitas; dan (3) sistem

penilaian yang efektif. Peningkatan otonomi di tingkat lokal memberdayakan

pemangku kepentingan melalui otoritas pengambilan keputusan yang lebih besar dan

pembiayaan yang lebih fleksibel. Pada gilirannya, guru dan administrator sekolah

terlibat sebagai mitra dalam upaya meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan

lokal.)

Impact-oriented physical education and sport policy must be developed by all

concerned stakeholders, including national administrations for sport, education,

youth, and health; inter-governmental and non-governmental organizations; sport

federations and athletes; as well as the private sector and the media. Artinya :

(Kebijakan pendidikan jasmani dan olahraga yang berorientasi pada dampak harus

dikembangkan oleh semua pemangku kepentingan terkait, termasuk administrasi

nasional untuk olahraga, pendidikan, pemuda, dan kesehatan; organisasi antar-

pemerintah dan non-pemerintah; federasi olahraga dan atlet; serta sektor swasta

dan media).
The following section presents the key concerns to be addressed in order to

appropriately position QPE within the overall policy cycle. The suggested actions are

many, and, as such, it will not be possible to focus on all of them at once. Instead, it is

recommended that, based on a national needs analysis, core priorities are identified

and the corresponding actions are undertaken. Selection should be based on the actual

needs of the country, its infrastructure, and what is estimated as the most strategic

activity within the closest period of planning. Artinya : (Bagian berikut ini

menyajikan masalah utama yang harus diatasi untuk menempatkan QPE dengan

tepat dalam siklus kebijakan secara keseluruhan. Tindakan yang disarankan banyak,

dan, dengan demikian, tidak mungkin untuk fokus pada semuanya sekaligus. Sebagai

gantinya, direkomendasikan bahwa, berdasarkan analisis kebutuhan nasional,

prioritas inti diidentifikasi dan tindakan yang sesuai dilakukan. Seleksi harus

didasarkan pada kebutuhan aktual negara, infrastrukturnya, dan apa yang

diperkirakan sebagai aktivitas paling strategis dalam periode perencanaan terdekat.)

QPE has become a widely used term but its nature and scope has been defined

in very few countries. Conceptually, it needs to be viewed in the context of inter-

related strategies to embrace the formulation and development of inclusive and

equitable curricula, which provide personally meaningful and socially and culturally

relevant experiences and which attract young people to the joy and pleasure of

physical activity so as to foster an active healthy lifestyle over the full life-span. QPE

curricula need to be based on the vision that the knowledge, skills and understanding
acquired facilitate attainment of physical literacy and be part of a well-structured

QPE programme spanning from early childhood education to the upper secondary

level. Artinya : (QPE telah menjadi istilah yang banyak digunakan tetapi sifat dan

cakupannya telah didefinisikan di sangat sedikit negara. Secara konseptual, perlu

dilihat dalam konteks strategi yang saling terkait untuk merangkul perumusan dan

pengembangan kurikulum yang inklusif dan adil, yang memberikan pengalaman

yang bermakna secara sosial dan relevan secara budaya dan budaya dan yang

menarik kaum muda pada kegembiraan dan kesenangan aktivitas fisik sehingga

dapat menumbuhkan gaya hidup sehat aktif selama masa hidup penuh. Kurikulum

QPE perlu didasarkan pada visi bahwa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman

yang diperoleh memfasilitasi pencapaian literasi fisik dan menjadi bagian dari

program QPE yang terstruktur dengan baik mulai dari pendidikan anak usia dini

hingga tingkat menengah atas.)

The rationale of a QPETE programme has at its core a model of the teacher

who understands that pupils have a vast range of individual needs and abilities, and

can respond to them, who is competent in curriculum areas and classroom practice

and who, as an effective practitioner, is analytical, critically reflective and

professional as well as one who demonstrates a continuing openness to new ideas.

The ability to respond to, and manage change, is a central requisite. Teachers need

also to be learners, and to be able to handle issues in an informed way so as to

develop their practice in a changing world. In order to plan, deliver and evaluate the
curriculum effectively, the teacher needs professional skills. Programmes of Study

should be driven by clear conceptions and shared sets of institutional provider beliefs

about what is valued in, and expected of, a teacher. The principles advocated have

global applicability. Artinya : (Dasar pemikiran program QPETE pada intinya

adalah model guru yang memahami bahwa siswa memiliki beragam kebutuhan dan

kemampuan individu, dan dapat menanggapi mereka, yang kompeten dalam bidang

kurikulum dan praktik ruang kelas dan yang sebagai praktisi yang efektif , adalah

analitis, kritis reflektif dan profesional serta orang yang menunjukkan keterbukaan

yang berkelanjutan terhadap ide-ide baru. Kemampuan untuk merespons, dan

mengelola perubahan, adalah syarat utama. Guru juga harus menjadi pembelajar,

dan mampu menangani masalah dengan cara yang informatif untuk mengembangkan

praktik mereka di dunia yang berubah. Untuk merencanakan, menyampaikan dan

mengevaluasi kurikulum secara efektif, guru membutuhkan keterampilan profesional.

Program Studi harus didorong oleh konsepsi yang jelas dan seperangkat keyakinan

penyedia institusional tentang apa yang dihargai, dan diharapkan dari, seorang

guru. Prinsip-prinsip yang dianjurkan memiliki penerapan global.


2. Mengapa belum bisa terlaksana di indonesia

Karena di Indonesia masih kurang SDM Guru yang mampu memahami bahwa

siswa memiliki beragam kebutuhan dan kemampuan individu, dan dapat menanggapi

mereka, yang kompeten dalam bidang kurikulum dan praktik ruang kelas dan yang

sebagai praktisi yang efektif. Dan syarat utamanya adalah guru tersebut adalah

mampu untuk merespons, dan mengelola perubahan.

Anda mungkin juga menyukai