TEKNOLOGI PENGOLAHAN
KOMODITAS PERKEBUNAN HILIR KELAPA
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Dr. Nurhayati, STP, M.Si
Pendahuluan
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman multifungsi yang
dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya. Mulai dari batang, daun dan
buahnya. Batang kelapa dapat dijadikan kayu sebagai jembatan, kayu bakar dan
lain-lain. Daun kelapa bisa dimanfaatkan sebagai sapu halaman, pembakar
tungku, kerangka ketupat, lemet, nagasari dan lain-lain.Dan buahnya dapat
diambil manfaatnya mulai dari sanut kelapa, tempurung, daging buah hingga air
kelapa.
Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2%, lemak
0,15%, karbohidrat 7,27%, gula, vitamin, elektrolit, hormon pertumbuhan dan
mengandung mineral seperti kalium dan natrium. Kandungan gula maksimum 3
gram per 100 ml air kelapa. Jenis gula yang terkandung adalah sukrosa, glukosa,
fruktosa dan sorbitol. Gula-gula tersebut yang menyebabkan air kelapa muda
lebih manis dari air kelapa yang lebih tua (Warisno, 2004). Air kelapa tua hanya
mengandung beberapa vitamin dalam jumlah kecil, yaitu kandungan vitamin C
hanya 0,7-3,7 mg/100 g air buah kelapa, asam nikotinat 0,64 mg/100 ml, asam
panthotenat 0,52 mg/100 ml, biotin 0,02 mg/100 ml, riboflavin 0,01 mg/100 ml
dan asam folat hanya 0,003 mg/100 ml (Pambayun, 2002). Karena mengandung
zat gizi dengan jumlah yang cukup besar maka air kelapa akan lebih mudah
mengalami kerusakan, salah satunya disebakan oleh aktivitas mikrobiologi.
Pengawetan air kelapa dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu
dengan diberikan perlakuan suhu rendah, suhu tinggi, pemberian asam,
peningkatan kosentrasi, dan lain-lain. Pasteurisasi merupakan suatu proses
pemanasan yang relatif cukup rendah (umumnya dilakukan pada suhu di bawah
100oC) dengan tujuan untuk mengurangi populasi mikroorganisme pembusuk,
sehingga bahan pangan yang dipasteurisasi tersebut akan mempunyai daya awet
lebih lama (Bejan dan Alan, 2003). Pendinginan merupakan penyimpanan bahan
pangan diatas suhu pembekuan bahan yaitu -2 sampai 10 °C. Pendinginan yang
biasa dilakukan sehari-hari dalam lemari es adalah pada suhu 5-8 °C.
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara
lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis
(Winarno, 1993).
Jeruk nipis (Citrus aurantium) termasuk salah jenis citrus geruk memiliki
diameter buah sekitar 3-6 cm. Daging buah jeruk nipis bersegmen. Segmen
buahnya berdaging hijau kekuning-kuningan dan mengandung banyak sari buah
yang beraroma harum. Sari buahnya banyak mengandung air, berasa sangat asam
sekali, vitamin C, zat besi, kalium, gula dan asam sitrat. Sari buahnya yang sangat
asam berisi asam sitrat berkadar 7-8 % dari berat daging buah. Ekstrak sari
buahnya sekitar 41 % dari bobot buah yang sudah masak dan berbiji banyak .
Asam sitrat selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman ringan, merupakan senyawa bahan pengawet yang baik dan alami,
dengan cara menurunkan derajat pH makanan sehingga konsentrasi menjadi tinggi
dan terjadinya difusi osmosis sehingga mikroba mati (Rukmana, 2003). Oleh
karena itu, praktikum mengkemas air kelapa murni dengan pasteurisasi penting
dilakukan untuk mengetahui perlakuan mana yang paling tepat dalam membentuk
rasa yang paling enak pada air kelapa dengan waktu yang tepat.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui perlakuan yang paling tepat
dalam membentuk rasa yang paling enak pada air kelapa dengan waktu yang
tepat.
Prosedur Kerja
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Kompor
2. Wadah
3. Sendok
4. Gelas
5. Gelas ukur
6. Pisau
7. Saringan
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Kelapa (diambil airnya saja)
2. Jeruk nipis
Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
cuci jeruk nipis1 Kelapa
pada air mengalir
tampung
Air kelapapasteurisasi
tuang air
pendiaman
Airsaring
potong kelapa
air
kelapa
pengamatan matikan
air
kelapa
jeruk pada
dinipis
hingga
atas
perasan
ke
sensoris wadah
kompor
kompor
dingin
dalam
jeruk
menjadi
Air
pada (450
2ke-ml) suhu
dengan
4nipis
kelapagelas
jam Air kelapa
120 ml mediumdan selama
120
berapa ml3 perlakuan
air menit
bagian
diberi dan
(40
kelapa hingga
ml) mendidih
diperas +20 pertama
penyimpanan
100
layak ml
konsumsi 100 ml +20
Simpan suhu Simpan suhu ml air jeruk ml air jeruk
ruang kulkas nipis nipis
(C1D1) (C1D2) Simpan suhu Simpan suhu
kamar kulkas
(C2D1) (C2D2)
120 120
1 1
120 120
1 1
Kesimpulan
Perlakuan yang memiliki masa simpan terlama yaitu perlakuan
penambahan air perasan jeruk nipis dengan penyimpanan suhu kulkas (C2D2).
Waktu terbaik terhadap sensoris tiap perlakuan yaitu sama pada jam ke 0 sampai
jam ke 11 setelah pasteurisasi karena pada waktu ini, produk belum mengalami
kerusakan dan rasa yang dihasilkan masih segar. Di atas jam ke 11 perlahan
prosuk mulai mengalami kerusakan. Kerusakan tercepat yaitu terjadi pada
perlakuan air kelapa tanpa penambahan air perasan jeruk nipis dengan
penyimpanan suhu ruang (C1D1), disusul perlakuan air kelapa tanpa penambahan
air perasan jeruk nipis dengan penyimpanan suhu kulkas (C1D2), kemudian
penambahan air perasan jeruk dengan penyimpanan suhu ruang (C2D1). Dan
yang paling bertahan lama yaitu perlakuan penambahan air perasan jeruk nipis
dengan penyimpanan suhu kulkas (C2D2).
DAFTAR PUSTAKA
Bejan, Adrian and Alan Kraus. 2003. Heat Transfer Handbook. Canada : John
Wiley and Sons, Inc.
Warisno. 2004. Mudah dan Praktis Membuat Nata De Coco. Jakarta: Media
Pustaka.