Disusun oleh:
Nama : Feby Friska Silaen
NPM : E1D015068
Prodi : Agribisnis
Tanggal praktikum : Senin, 5 Maret 2018
Kelompok/Shift : 4/ Senin jam 14.00-15.40 WIB
Dosen : Ir. Bonodikun, M.Sc
Ir. Wuri Marsigit, M.AppSc
Dr.Ir. Kurnia Herlina Dewi,MP
Zulman Efendi, STP,M.Sc
Ko-Ass : Elfredi Syahputra
Objek Praktikum : Nanas
1.2 Tujuan
Mengetahui cara-cara pengolahan nanas menjadi sirup nanas, dan mempelajari kualitas
keberhasilannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nanas adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis, yaitu Brazil, Argentina dan
Peru. tanaman tersebut telah tersebar luas ke seluruh dunia, terutama di daerah sekitar
khatulistiwa antara 30o LU dan 30o LS. Indonesia sebagai pusat penghasil nanas yang cukup
potensial adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Riau. Tanaman
nanas dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Satu pohon nanas menghasilkan
satu buah nanas. Buah nanas tidak hanya dimakan sebagai buah segar tetapi juga diperlukan
sebagai bahan baku industri makanan seperti jelly, selai dan sirup (Samadi B, 2014).
Nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini
digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga
yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping yang
berkembang menjadi cabang-cabang vegetafif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah
(Dalimarta, S, 2000).
Tanaman nanas yang berusia satu sampai dua tahun, tingginya 50- 150 cm, mempunyai
tunas yang merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar, dimana bagian
pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan liat, dengan
panjang 80-120 cm dan lebar 2-6 cm, ujungnya lancip menyerupai duri, berwarna hijau atau
hijau kemerahan. Buahnya berbentuk bulat panjang, berdaging, dan berwarna hijau, jika masak
warnanya menjadi kuning, rasanya asam sampai manis. (Dalimartha, S, 2000)
Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayyene dan Queen.
Golongan Spanish dikembangkan di Kepulauan India Barat, Puerto Riko, Meksiko dan
Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. (Santoso, H. B, 2010)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi
(sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup
adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
Sirup adalah sejenis minuman berupa larutan yang kental dengan citarasa yang beraneka
ragam. Berbeda dengan sari buah penggunaan sirup tidak langsung diminum tapi harus
diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kadar gula dalam sirup yang terlalu
tinggi yaitu 55%-65%. Pembuatan sirup dapat ditambah pewarna dan asam sitrat untuk
menambah warna dan citarasa. (Satuhu dan Sunarmani, 2004)
Proses pembuatan sirup dapat dilakukan dengan 2 cara, pembuatan sirup secara umum
yaitu buah yang matang optimal disortasi, kemudian buah dicuci dan dikupas. Pada saat
pengupasan buah hanya diambil daging buahnya saja. Daging buah kemudian dihancurkan.
Seteah menjadi bubur, buah kemudian disaring dengan dilakukan pengepresan. Ekstrak buah
kemudian ditambahkan gula detelah itu dipanaskan hingga mengental. Setelah itu produk sirup
dimasukkan dalam botol yang telah disterilkan. (Satuhu dan Sanurmani, 2004)
BAB III
METODOLOGI
4.2 Pembahasan
Pada data pengamatan pengolahan sirup nanas yang telah dilakukan dengan
memfokuskan kualitas sirup nanas yang meliputi warna, aroma, rasa, tingkat kekentalan dan
penilaian keseluruhan dari sirup nanas dengan 3 tipe perbandingan guna untuk mengetahui
kualitas keberhasilannya. 3 tipe perbandingan dalam pengolahan sirup nanas, yaitu: 1) PSN
tipe (a) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1); 2) PSN tipe (b)
filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:1:1); 3) PSN tipe (c) filtrate
buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1).
PSN tipe (a) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1) warna sirup berkriteria
berhasil dapat dilihat dari warnanya kuning cerah. Aromanya berkriteria sangat berhasil
karena hasil dari sirup nanas mengeluarkan aroma yang harum dan nikmat. Rasa sirup nanas
dengan perbandingan ini berhasil dilihat dari rasa manis dan kesegaran buah nanas yang
masih terasa setelah diolah. Tingkat kekentalan sirup nanas sangat berhasil dilihat dari sari
buah nanas yang kuat.
PSN tipe (b) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:1:1) warna sirup berkriteria
berhasil dilihat dari warnanya kuning cerah. Aroma sirup nanas dengan perbandingan ini
berkriteria berhasil dapat dilihat dari bau nanas segar dan kuat. Rasa sirup nanas berkriteria
sangat berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas cukup
berhasil dilihat dari sari buah nanas yang kuat.
PSN tipe (c) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1) warna sirup nanas
berkriteria sangat gagal karena warna sirup kuning pucat cenderung kecoklatan yang sudah
tidak sesuai standar sirup nanas pada umumnya. Aroma sirup nanas berkriteria sangat berhasil
karena wangi yang dihasilkan sirup sangat kuat dengan aroma nanas. Rasa sirup nanas
berkriteria berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas
berkriteria sangat berhasil dilihat dari hasil sari buah nanas sudah sesuai dengan standar
kekentalan sirup.
Hasil penilaian keseluruhan sirup nanas ini dikatakan berhasil, karena perbandingan
ketidakberhasilan dengan berhasil lebih banyak yang berhasil, sehingga penilaian keseluruhan
warna, aroma, rasa, dan tingkat kekentalan berkriteria berhasil.
Sirup nanas yang sudah diolah memiliki kriteria yang berbeda-beda pada tiap tipenya.
Poin yang paling terlihat perbedaannya adalah warna, dan tingkat kekentalan. Warna yang
paling tidak menarik dan tidak sesuai standar sirup, kuning cerah, adalah sirup tipe c, hal ini
dikarenakan filtrate nanas terlalu lama dipanaskan/dimasak sehingga menyebabkan warna dari
sirup nanas menjadi kecoklatan. Pada tingkat kekentalan yang kurang berhasil adalah tipe (b).
terjadinya hal ini disebabkan karena waktu pemanasan/pemasakan sirup terlalu singkat
sehingga kandungan air dalam sirup masih banyak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan sirup nanas dengan 3(tiga) perbandingan yaitu; (1:2:1), (1:1:1), dan
(1:0,5:1) dengan menilai hasil keseluruhannya, yaitu warna, aroma, rasa, dan tingkat
kekentalan sirup nanas berkriteria berhasil. Kriteria keberhasilan tersebut dilihat dari skor
yang masing-masing diperoleh oleh analisa data kualitas sirup nanas.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu, sebaiknya sebelum melakukan pengolahan bahan
harus disediakan terlebih dahulu bahan dan peralatan dengan lengkap. Peralatan dan tempat
praktikum sebaiknya lebih bersih dan steril, sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha,S,2000. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan: Pangan Dan Gizi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Santoso, H. B, 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alfabeta CV.
Satuhu, S., dan Sunarmani. 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta EGC : Jakarta.
Samadi, Budi. 2014. Panen Untung Dari Budi Daya Nanas Sistem Organik. Andri Publisher:
Jakarta.
JAWABAN PERTANYAAN
Disusun oleh:
Nama : Feby Friska Silaen
NPM : E1D015068
Prodi : Agribisnis
Tanggal praktikum : Senin, 5 Maret 2018
Kelompok/Shift : 4/ Senin jam 14.00-15.40 WIB
Dosen : Ir. Bonodikun, M.Sc
Ir. Wuri Marsigit, M.AppSc
Dr.Ir. Kurnia Herlina Dewi,MP
Zulman Efendi, STP,M.Sc
Ko-Ass : Elfredi Syahputra
Objek Praktikum : Nanas
1.4 Tujuan
Mengetahui cara-cara pengolahan nanas menjadi sirup nanas, dan mempelajari kualitas
keberhasilannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nanas adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis, yaitu Brazil, Argentina dan
Peru. tanaman tersebut telah tersebar luas ke seluruh dunia, terutama di daerah sekitar
khatulistiwa antara 30o LU dan 30o LS. Indonesia sebagai pusat penghasil nanas yang cukup
potensial adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Riau. Tanaman
nanas dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Satu pohon nanas menghasilkan
satu buah nanas. Buah nanas tidak hanya dimakan sebagai buah segar tetapi juga diperlukan
sebagai bahan baku industri makanan seperti jelly, selai dan sirup (Samadi B, 2014).
Nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini
digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga
yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping yang
berkembang menjadi cabang-cabang vegetafif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah
(Dalimarta, S, 2000).
Tanaman nanas yang berusia satu sampai dua tahun, tingginya 50- 150 cm, mempunyai
tunas yang merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar, dimana bagian
pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan liat, dengan
panjang 80-120 cm dan lebar 2-6 cm, ujungnya lancip menyerupai duri, berwarna hijau atau
hijau kemerahan. Buahnya berbentuk bulat panjang, berdaging, dan berwarna hijau, jika masak
warnanya menjadi kuning, rasanya asam sampai manis. (Dalimartha, S, 2000)
Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayyene dan Queen.
Golongan Spanish dikembangkan di Kepulauan India Barat, Puerto Riko, Meksiko dan
Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. (Santoso, H. B, 2010)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi
(sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup
adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
Sirup adalah sejenis minuman berupa larutan yang kental dengan citarasa yang beraneka
ragam. Berbeda dengan sari buah penggunaan sirup tidak langsung diminum tapi harus
diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kadar gula dalam sirup yang terlalu
tinggi yaitu 55%-65%. Pembuatan sirup dapat ditambah pewarna dan asam sitrat untuk
menambah warna dan citarasa. (Satuhu dan Sunarmani, 2004)
Proses pembuatan sirup dapat dilakukan dengan 2 cara, pembuatan sirup secara umum
yaitu buah yang matang optimal disortasi, kemudian buah dicuci dan dikupas. Pada saat
pengupasan buah hanya diambil daging buahnya saja. Daging buah kemudian dihancurkan.
Seteah menjadi bubur, buah kemudian disaring dengan dilakukan pengepresan. Ekstrak buah
kemudian ditambahkan gula detelah itu dipanaskan hingga mengental. Setelah itu produk sirup
dimasukkan dalam botol yang telah disterilkan. (Satuhu dan Sanurmani, 2004)
BAB III
METODOLOGI
4.4 Pembahasan
Pada data pengamatan pengolahan sirup nanas yang telah dilakukan dengan
memfokuskan kualitas sirup nanas yang meliputi warna, aroma, rasa, tingkat kekentalan dan
penilaian keseluruhan dari sirup nanas dengan 3 tipe perbandingan guna untuk mengetahui
kualitas keberhasilannya. 3 tipe perbandingan dalam pengolahan sirup nanas, yaitu: 1) PSN
tipe (a) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1); 2) PSN tipe (b)
filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:1:1); 3) PSN tipe (c) filtrate
buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1).
PSN tipe (a) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1) warna sirup berkriteria
berhasil dapat dilihat dari warnanya kuning cerah. Aromanya berkriteria sangat berhasil
karena hasil dari sirup nanas mengeluarkan aroma yang harum dan nikmat. Rasa sirup nanas
dengan perbandingan ini berhasil dilihat dari rasa manis dan kesegaran buah nanas yang
masih terasa setelah diolah. Tingkat kekentalan sirup nanas sangat berhasil dilihat dari sari
buah nanas yang kuat.
PSN tipe (b) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:1:1) warna sirup berkriteria
berhasil dilihat dari warnanya kuning cerah. Aroma sirup nanas dengan perbandingan ini
berkriteria berhasil dapat dilihat dari bau nanas segar dan kuat. Rasa sirup nanas berkriteria
sangat berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas cukup
berhasil dilihat dari sari buah nanas yang kuat.
PSN tipe (c) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1) warna sirup nanas
berkriteria sangat gagal karena warna sirup kuning pucat cenderung kecoklatan yang sudah
tidak sesuai standar sirup nanas pada umumnya. Aroma sirup nanas berkriteria sangat berhasil
karena wangi yang dihasilkan sirup sangat kuat dengan aroma nanas. Rasa sirup nanas
berkriteria berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas
berkriteria sangat berhasil dilihat dari hasil sari buah nanas sudah sesuai dengan standar
kekentalan sirup.
Hasil penilaian keseluruhan sirup nanas ini dikatakan berhasil, karena perbandingan
ketidakberhasilan dengan berhasil lebih banyak yang berhasil, sehingga penilaian keseluruhan
warna, aroma, rasa, dan tingkat kekentalan berkriteria berhasil.
Sirup nanas yang sudah diolah memiliki kriteria yang berbeda-beda pada tiap tipenya.
Poin yang paling terlihat perbedaannya adalah warna, dan tingkat kekentalan. Warna yang
paling tidak menarik dan tidak sesuai standar sirup, kuning cerah, adalah sirup tipe c, hal ini
dikarenakan filtrate nanas terlalu lama dipanaskan/dimasak sehingga menyebabkan warna dari
sirup nanas menjadi kecoklatan. Pada tingkat kekentalan yang kurang berhasil adalah tipe (b).
terjadinya hal ini disebabkan karena waktu pemanasan/pemasakan sirup terlalu singkat
sehingga kandungan air dalam sirup masih banyak.
BAB V
PENUTUP
10.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan sirup nanas dengan 3(tiga) perbandingan yaitu; (1:2:1), (1:1:1), dan
(1:0,5:1) dengan menilai hasil keseluruhannya, yaitu warna, aroma, rasa, dan tingkat
kekentalan sirup nanas berkriteria berhasil. Kriteria keberhasilan tersebut dilihat dari skor
yang masing-masing diperoleh oleh analisa data kualitas sirup nanas.
10.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu, sebaiknya sebelum melakukan pengolahan bahan
harus disediakan terlebih dahulu bahan dan peralatan dengan lengkap. Peralatan dan tempat
praktikum sebaiknya lebih bersih dan steril, sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha,S,2000. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan: Pangan Dan Gizi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Santoso, H. B, 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alfabeta CV.
Satuhu, S., dan Sunarmani. 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta EGC : Jakarta.
Samadi, Budi. 2014. Panen Untung Dari Budi Daya Nanas Sistem Organik. Andri Publisher:
Jakarta.
JAWABAN PERTANYAAN