Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG GIZI BURUK PADA KELUARGA TN.S DI DUSUN


TUGU RT 36 RW 13 DESA SUKASENANG KECAMATAN
SINDANGKASIH
KABUPATEN CIAMIS

Disusun oleh :

DENDI AHMAD FAUZI

(P2.06.20.1.17.011)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN TASIKMALAYA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Topik : Gizi Kurang dan Stunting


Hari / Tanggal : Senin, 18 November 2019
Tempat : Rumah keluarga Tn.S
Sasaran : Keluarga Tn.S Dusun Tugu RT 36 RW 13 Desa Sukasenang
Sub Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan tentang Gizi Kurang dan Stunting
 Pengertian Gizi Kurang dan Stunting
 Penyebab Gizi Kurang dan Stunting
 Tanda dan gejala Gizi Kurang dan Stunting
 Pencegahan Gizi Kurang dan Stunting

A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan keluarga Tn.S, keluarga dapat mengetahui
mengenai masalah kesehatan gizi kurang dan stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan penyuluhan,di harapkan :
- Keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang dan stunting dengan
menyebutkan pengertian, penyebab, tanda, pencegahan dan identifikasi
masalah.
- Mengambil keputusan untuk merawat anak dengan gizi kurang dan stunting.
- Menyebutkan cara merawat anak dengan gizi kurang dan stunting.
B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
C. MEDIA/ ALAT
a. Poster
D. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode


Kegiatan Peserta
1 Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam Ceramah dan
2. Memperkenalkan diri  Mendengarkan Tanya jawab
3. Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
kegiatan yang akan
dilakukan
2 Kegiatan 45 1. Menjelaskan tentang  Mendengarkan Ceramah dan
menit gizi kurang dan  Memperhatikan Tanya jawab
stunting : pengertian,  Menyimak
penyebab, tanda-tanda,  Brain storming
pencegahan, akibat, mengenai Gizi
serta cara merawat Kurang dan
anak dengan gizi Stunting
kurang dan stunting.
2. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan.
3. Memberikn
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya.
4. Memberikan
reinforcement positif
atas usaha yang telah
dilakukan oleh
keluarga.
3 Terminasi 10 1. Menanyakan perasaan  Mendengarkan. Ceramah dan
menit keluarga setelah  Memperhatikan. Tanya jawab
diberikan penjelasan
mengenai gizi kurang  Menjawab salam
dan stunting.
2. Memotivasi keluarga
untuk mempraktekkan
hasil dari diskusi
mengenai gizi buruk
dan stunting kepada
anaknya.
3. Membuat kontrak
untuk pertemuan
berikutnya
4. Mengucapkan salam

E. MATERI : Terlampir

F. MEDIA : Poster

G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah keluarga Tn. S
2. Evaluasi proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan masalah kurang gizi dan stunting dengan menyebutkan
penegetian, penyebab, tanda, pencegahan dan identifikasi masalah.
b. Mengambil keputusan untuk merawat anak dengan gizi kurang dan
stunting.
c. Menyebutkan cara merawat anak dengan gizi kurang dan stunting.

LAMPIRAN MATERI
GIZI KURANG
1. Definisi.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi


secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transfortasi, penyimpanan
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energi.

Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat,


lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

2. Penyebab Gizi Kurang

Gizi kurang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

a) Faktor diet / makanan

Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein dapat


menyebabkan akan menderita Kwashiorkor sedangkan anak yang kurang
energi walaupun zat-zat gizi essensialnya seimbang akan menyebabkan anak
menderita marasmus.

b) Faktor sosial

Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya salah bila


dilihat dari segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan bahan makanan
tertentu banyak sekali di temukan, dapat mempengaruhi status gizi terutama
anak-anak, faktor sosial yang lain diantaranya keluarga yang mempunyai
banyak anak dan berpenghasilan rendah.

c) Faktor infeksi/ penyakit

Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena di


sebabkan karena penurunan daya tubuh terutama pada anak karena asupan
yang kurang akibat anak tidak nafsu makan.

d) Faktor kemiskinan.

Kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, serta penghasilan masyarakat


negara yang rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat
memenuhi bahan makanan sendiri di tambah dengan banyak timbulnya
penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor, maka timbul gejala KEP lebih
cepat.

3. Manifestasi Klinis Gizi Kurang

Anak dengan gizi kurang memiliki gejala klinis yang terbagi menjadi 3 tahap
antara lain :
 Kurang energi protein ringan :

Kurang energi ( malas ), Kenaikan berat badan berkurang atau berhenti dan
ada kalanya berat badan menurun, ukuran lingkar lengan atas menurun,
maturasi tulang terhambat, rasio berat terhadap tinggi normal menurun,
lipatan kulit normal kurang, aktivitas dan perhatian anak berkurang
dibandingkan anak yang sehat, kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan.

 Kurang enargi protein sedang :

Pucat karna anemia, mata tampak besar dan dalam, ubun-ubun besar dan
cekung, terjadi atropi otot, perut membucit dan cekung, rambut tipis, kulit
kusam, kering dan bersisik.

 Kurang energi protein berat.

Dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu :

1) Kwashiorkor, gejala yang ditemukan :

Pertumbuhan anak terganggu, gangguan perkembangan mental, banyak


menangi, edema, penderita tampak lemah, tidak nafsu makan, rambut
tipis dan mudah di cabut, kulit kering, disertai penyakit infeksi, anemia
dan terjadi diare.

2) Marasmus gejalanya yang ditemukan :

Anak tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel,
kesadaran menurun, kulit biasanya kering, dingin dan mengendur, terjadi
atropi otot, anak sering diare, perut cekung.

3) Marasmus dan kwashioorkor, gejala yang ditemukan:

Gambaran klinis memperlihatkan gejala campuran antara penyakit


marasmus dan kwshioorkor. Dengan penurunan berat badan dibawah
60% dari berat badan normal serta memperlihatkan tanda-tanda
kwashiorkor seperti, oedem, serta adanya kelainan perrtumbuhan rambut
dan jaringan kulit.

4. Penatalaksanaan Gizi Kurang

Adapun cara mengatasi gizi kurang adalah:


 Pemberian makanan TKTP dengan ukuran yang telah dianjurkan dan
diberikan secara bertahap.
 Tetap memberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus-menerus bagi anak
dibawah usia 2 tahun.
 Pemberian makanan tambahan.
 Pemberian terapi cairan dan elektrolit bila perlu.
 Kontrol berat badan secara rutin.
 Berikan obat/ vitamin sesuai dengan anjuran pengobatan.
 Penyuluhan tentang gizi seimbang terutama bagi orang tua yang memiliki
anak balita.

STUNTING
A. Pengertian
Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan
nutrisi dalam waktu lama. Anak stunting umumnya bertubuh lebih pendek
dibanding anak seusianya. Seorang anak yang bertahan dengan kondisi ini,
cenderung memiliki kemampuan belajar yang rendah dan lebih rentan terhadap
penyakit.

B. Penyebab
Memahami penyebab stunting adalah hal yang dapat dilakukan sejak janin di
dalam kandungan. Berikut adalah penyebab stunting yang harus Anda tahu, di
antaranya:
1. Asupan Nutrisi Ibu
2. Kurangnya Asupan Makanan Sehat dan Bergizi sebagai Makanan
Pendamping ASI
3. Kebersihan Lingkungan

C. Dampak Stunting pada Anak


Umumnya stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita,
khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat mengenal
apakah anak mengalami stunting atau tidak. Dampak stunting yang bisa terlihat
antara lain:

1. Mengganggu Pertumbuhan Tinggi dan Berat anak

2. Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal


3. Memengaruhi Kecerdasan dan Kemampuan Belajar Anak

4. Mudah Terserang Penyakit

D. Pencegahan Stunting pada Anak

Guna mencegah anak stunting, ibu bisa mencegahnya sejak masa kehamilan.

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting adalah:

1. Memperbaiki pola makan dan mencukupi kebutuhan gizi selama kehamilan.

2. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam


folat untuk mencegah cacat tabung saraf.

3. Memastikan anak mendapat asupan gizi yang baik khususnya pada masa
kehamilan hingga usia 1000 hari anak.

4. Selain itu stunting adalah gangguan yang juga dapat dicegah dengan


meningkatkan kebersihan lingkungan dan meningkatkan akses air bersih di
lingkungan rumah.

 
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Siti Uswatun. (2009). Peningkatan prevalensi gizi kurang pada balita
setelah pemberian bantuan langsung tunai. http://eprints.undip.ac.id/

News medical. (2015). Penyebab Gizi Kurang. http://www.news-


medical.net/health/Causes-of-malnutrition-(Indonesian).aspx

Stunting in a nutshell.
https://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/. (Diakses
pada 17 November 2019).

STUNTING: WHAT IT IS AND WHAT IT MEANS.


https://www.concernusa.org/story/what-is-stunting/. (Diakses pada 17
November 2019).

What is stunting? And why should we know about it.


https://www.concern.org.uk/news/what-stunting-and-why-should-we-know-
about-it. (Diakses pada 17 November 2019).

Wasting and stunting–similarities and differences: policy and programmatic


implications. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25902610. (Diakses pada
17 November 2019).

Anda mungkin juga menyukai