Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL


TERHADAP KINERJA AUDITOR

1. Partisipasi Bapak/Ibu untuk menjawab setiap kuesioner secara objektif dalam


pengisian kuesioner ini sangat kami hargai.

2. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak berkaitan dengan penilaian diri Bapak/Ibu,
karena kuesioner ini digunakan semata-mata untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan.

3. Kami mohon bantuan Bapak/Ibu agar dapat mengisi kuesioner ini dalam jangka
waktu 1 minggu sejak kuesioner diterima. Untuk informasi lebih lanjut, Bapak/Ibu
dapat menghubungi kami di nomor Telp. 02191347207, atau via e-mail di
dhani.pradipta@ui.ac.id.

4. Atas partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

DHANI PRADIPTA PARAMITA


NPM: 0706306586
LATAR BELAKANG PENELITIAN

Sangat penting bagi seorang auditor untuk memiliki kecerdasan intelektual, karena
kecerdasan intelektual ini dianggap merupakan kecerdasan utama yang harus dimiliki
oleh setiap manusia. Namun, pekerjaan auditor tidak hanya memerlukan kecerdasan
intelektual saja, tetapi juga kecerdasan emosional dan kecerdasan spirirual. Apabila
seorang auditor hanya memiliki kecerdasan intelektual tanpa adanya kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual, dalam melaksanaankan pekerjaan atau bahkan di
dalam kehidupan sehari-hari, seorang auditor akan selalu terbebani dengan pekerjaan
yang semakin berat, masalah-masalah yang semakin banyak, dan tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor itu. Oleh karena itu, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
diperlukan agar dalam melaksanakan pekerjaan, seorang auditor dapat mengatasi beban
pekerjaan yang semakin berat.

Walaupun, ada beberapa penelitian di dalam bidang akuntansi yang membahasa


mengenai kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, namun, yang menguji
mengenai pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
auditor, sejauh pemgetahuan penulis hanya ditemukan satu peneliti, yaitu Sufnawam
(2006). Keterbatasan penelitian Sufnawan (2006) adalah dalam instrumen pemgukuran
yang digunakan, sehingga harus diciptakan suatu instrumen lain untuk mengukur
ketiga variabel tersebut agar lebih komperehensif dan utuh dalam mengungkapkan atau
menjelaskan definisi kecerdasan emosional, spiritual dan kinerja auditor. Penelitian ini
dilakukan untuk menyempurnakan instrumen kuesioner yang digunakan oleh penelitian
terdahulu.

Kuesioner ini diterjemahkan langsung dari berbagai sumber tanpa ada modifikasi, yaitu
1. Kuesioner kecerdasan emosional:
(i) untuk indikator kesadaran diri diterjemahkan langsung dari buku berjudul
Executive Emotional Intelligence in Leadership and Organizations yang
dikarang oleh Cooper dan Sawaf (1997) dengan pengurangan dari 11
(sebelas) kuesioner menjadi 3 (tiga) kuesioner.
(ii) untuk indikator pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan
sosial menggunakan kuesioner yang digunakan oleh Marita et al. (2008)
dalam penelitian yang berjudul Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar Dan
Kecerdasan Emosional Dalam Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa
Akuntansi dengan pengurangan dengan pengurangan dari 40 (empat puluh)
kuesioner menjadi 12 (dua belas) kuesioner.
2. Kuesioner kecerdasan spiritual diterjemahkan langsung dari tesis King (2008)
yang berjudul Rethinking Claims of Spiritual Intelligence: A Definition, Model,
and Measure. Kuesioner untuk pengukuran kecerdasan spiritual di dalam tesis
King (2008) disebut dengan The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory-24
(SISRI-24), dengan pengurangan dari 24 kuesioner menjadi 12 (dua belas)
kuesioner.
3. Kuesioner kinerja auditor berasal dari berbagai sumber kuesioner, yaitu:
(i) Kuesioner komitmen organisasi diterjemahkan langsung dari buku yang
berjudul Commitment In The Workpalce: Theory, Reserach, and Application
karangan Meyer dan Allen (1997) dengan pengurangan dari 23 kuesioner
menjadi 9 (sembilan) kuesioner.
(ii) Kuesioner komitmen profesional diterjemahkan langsung dari jurnal
berjudul Ethical Development, Professional Commitment and Rule
Observance Attitudes: A Study of Auditors in Taiwan karangan Jeffrey et al.
(1996) dengan pengurangan dari 14 kuesioner menjadi 3 (tiga) kuesioner.
(iii)Kuesioner motivasi diterjemahkan langsung dari jurnal berjudul An
expectancy theory model for hotel employee motivation karangan Chiang dan
Jang (2008) dengan pengurangan dari 4 (empat) kueisoner menjadi 3 (tiga)
kuesioner.
(iv) Kuesioner kesempatan karir diterjemahkan langsung dari jurnal
Confirmatory Factor Analysis of IS Employee Motivation and Retention
karangan Mak dan Sockel (2001) dengan pengurangan dari 4 (empat)
kuesioner menjadi 3 (tiga) kuesioner.
(v) Kuesioner kepuasan kerja diadopsi dari Job Satisfication Survey (2004)
dengan pengurangan dari 30 (tiga puluh) kuesioner menjadi 3 (tiga)
kuesioner.
Pengurangan terhadap kuesioner dilakukan agar responden tidak merasa jenuh ketika
mengisi kuesioner. Pemilihan kuesioner ini dilakukan dengan cara, antara lain: (i)
kuesioner dengan makna yang sama dibuang; (ii) kuesioner yang bernilai positif saja
yang digunakan; dan (iii) hanya memilih 3 (tiga) kuesioner dari setiap indikator yang
dianggap dapat mewakili untuk mengukur indikator tersebut.

TUJUAN KUESIONER

Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data primer dari pengaruh kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja auditor di berbagai Kantor Akuntan
Publik. Secara umum, penelitian ini mengajukan hipotesa bahwa kecerdasan emosional
dan kecerdasan spirirual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Data primer yang
diperoleh dari hasil kuesioner ini akan digunakan untuk penyusunan karya ilmiah
berupa tesis sebagai suatu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Akuntansi
pada Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi – Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner ini terdiri dari 4 (empat) kelompok kuesioner dengan tujuan yang berbeda,
yaitu untuk memperoleh informasi tentang:

I. Identitas responden, yang berisi informasi mengenai jenis kelamin, usia,


pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan posisi pekerjaan dalam kantor
akuntan publik.

II. Kecerdasan emosional, yang terdiri dari lima (5) dasar kemampuan
kecerdasan emosional menurut Goleman (1995), yaitu (i) kesadaran diri, (ii)
pengendalian diri, (iii) motivasi diri, empati, dan (iv) kemampuan sosial.
III. Kecerdasan spiritual, yang terdiri dari empat (4) komponen kecerdasan
spiritual menurut King (2008), yaitu (i) critical existential thinking, (ii)
personal meaning production, (iii) transcendental awareness, dan (iv)
conscious state expansion.

IV. Kinerja auditor yang pengukurannya berdasarkan pengukuran kinerja auditor


pada penelitian Trisnaningsih (2004), yaitu: (i) komitmen organisasional, (ii)
komitmen profesional, (iii) motivasi, (iv) kesempatan kerja, dan (v) kepuasan
kerja.

Responden diminta menjawab kuesioner dalam masing-masing kelompok kuesioner


dengan cara mengisi titik-titik kosong dalam baris/kolom atau dengan memberi tanda
silang (X) pada tempat yang disediakan. Keterangan pengisian kuesioner:

STS : Sangat Tidak setuju


TS : Tidak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
AS : Agak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
I. Data Responden

1. Jenis Kelamin:
Pria

Wanita

2. Usia:
< 30 tahun

31 – 40 tahun

< 41 tahun

3. Pendidikan Terakhir:
D3

S1

S2

S3

4. Pengalaman Kerja:
< 5 tahun

6 – 10 tahun

> 11 tahun

5. Posisi Pekerjaan dalam Kantor Akuntan Publik:


Magang

Auditor junior

Auditor senior

Supervisor

Manajer

Partner
Managing partner

Lainnya

7. E-mail:

II. KECERDASAN EMOSIONAL

No KUESIONER STS TS ATS AS S SS


1. Saya bisa merasakan perasaan saya sendiri.
2. Saya mengetahui kemampuan saya.
3. Saya mengetahui alasan mengapa saya
bersedih
4. Saya memikirkan apa yang saya inginkan
sebelum bertindak.
5. Saya tetap tenang, bahkan dalam situasi
yang tidak menyenangkan atau memancing
emosi.
6. Saya lebih cepat tenang dari orang lain
7. Saya suka mencoba hal-hal baru.
8. Saya senang menghadapi tantangan untuk
memecahkan masalah.
9. Saya tertarik pada pekerjaan yang menuntut
saya memberikan gagasan baru.
10. Saya biasanya dapat mengetahui bagaimana
perasaan orang lain terhadap saya.
11. Saya bisa menempatkan diri pada posisi
orang lain.
12. Saya dapat mengetahui seseorang sedang
mengalami masalah, meskipun mereka
menutupinya.
13. Saya dapat menerima kritik dengan pikiran
terbuka dan menerimanya bila hal itu dapat
dibenarkan
14. Saya mampu mengorganisasi kelompok dan
memotivasi kelompok
15. Saya mempunyai cara agar ide-ide saya
dapat diterima orang lain.
III. KECERDASAN SPIRITUAL

No KUESIONER STS TS ATS AS S SS


16. Saya sering merenungkan apa yang akan
terjadi setelah kematian.
17. Saya telah mengembangkan teori sendiri
tentang hal-hal seperti kehidupan, kematian,
kenyataan, dan keberadaan.
18. Saya sering merenungkan makna dari
peristiwa-persitiwa yang terjadi di dalam
hidup saya.
19. Saya mampu untuk menemukan makna dan
tujuan dalam hidup, sehingga dapat
membantu saya beradaptasi dengan situasi
tertekan.
20. Saya bisa membuat keputusan sesuai dengan
tujuan hidup saya.
21. Saya bisa menemukan makna yang
terkandung di dalam pengalaman sehari-hari.
22. Saya lebih mengenali aspek nonmaterial atau
rohani yang ada di dalam diri saya
dibandingkan fisik saya.
23. Saya sangat menyadari aspek kehidupan
nonmateri atau rohani yang ada di dalam
diri.
24. Dengan menyadari aspek nonmaterial atau
kerohanian, dapat membantu saya lebih
merasakan terpusat.
25. Saya mampu menyelami kesadaran spiritual
saya sendiri.
26. Saya dapat mengontrol kesadaran spiritual
saya.
27. Saya sering menemukan masalah dan
mencoba untuk memilih jalan keluar dari
masalah tersebut dengan kesadaran spiritual
yang saya miliki.
IV. KINERJA AUDITOR

No KUESIONER STS TS ATS AS S SS


28. Saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karir saya di perusahaan
ini.
29. Saya benar-benar merasa seolah-olah
masalah yang terjadi di dalam perusahaan,
juga merupakan masalah saya.
30. Bagi saya, perusahaan ini sangat berarti.
31. Saya merasa sulit untuk meninggalkan
perusahaan ini bahkan apabila saya
mengingingkan.
32. Saya akan mengeluarkan biaya yang besar,
jika saya meninggalkan perusahaan ini.
33. Bekerja pada perusahaan ini merupakan
suatu kebutuhan dan keinginan saya.
34. Saya akan sanga merasa bersalah jika saya
meninggalkan perusahaan ini.
35. Saya memberikan semua kesetiaan saya
kepada perusahaan ini.
36. Saya tidak akan meninggalkan perusahaan
ini karena saya merasa memiliki kewajiban
dengan orang-orang yang ada di perusahaan
ini.
37. Saya merasa sangat setia dengan profesi saya
saat ini.
38. Saya merasa senang dengan pilihan profesi
saya.
39. Saya bersedia memberikan semua tenaga
saya agar profesi saya dihormati.
40. Ketika saya termotivasi, saya akan
mengeluarkan semua usaha pada pekerjaan
yang saya lakukan.
41. Ketika saya termotivasi, saya akan
meningkatkan kualitas kinerja.
42. Ketika saya termotivasi, saya akan
meningkatkan produktivitas pekerjaan
43. Perusahaan saya memberikan kesempatan
kepada karyawannya untuk mengembangkan
karir.
44. Perusahaan saya memiliki program yang
dapat menarik orang-orang yang memenuhi
persyaratan untuk bekerja di dalam
perusahaan ini.
45. Saya merasa bahwa perusahaan ini dapat
membimbing saya untuk mengembangkan
karir saya.
46. Saya merasa puas dengan pekerjaan saya

47. Saya merasa ada seseorang di tempat saya


bekerja yang dapat mengembangkan
kemampuan saya.
48. Saya merasa cukup dalam mendapatkan
kompensasi.

= = = = = = TERIMA KASIH = = = = = =

Anda mungkin juga menyukai