Anda di halaman 1dari 22

Standar Akuntansi dalam ASP / Pemerintah

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Versus Pemyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

DISUSUN OLEH :

Nama : HANIFAH NABILAH GINTING

NIM : 7183220030

Kelas : AKUNTANSI A / 2018

Dosen : Enny Keristiana Sinaga, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kita semua sebagai
umatnya. Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Akuntansi
sektor Publik yang berjudul “Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Versus Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Dalam pemenuhan tugas Mata Kuliah ini.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Enny Keristiana Sinaga, S.Pd., M.Si yang telah memberikan pengarahan tugas
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis susun
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah disepakati
bersama. Harapan yang paling besar dalam penyusunan makalah ini adalah
mudah-mudahan apa yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, pembaca, serta pengarang yang telah penulis gunakan bukunya
dalam pemenuhan tugas ini.

Penulis mengetahui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini,


karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu akhir
kata penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi
tercapainya makalah yang sempurna.

Medan, April 2020

(Hanifah Nabilah Ginting)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1. 1. Latar Belakang..........................................................................................1
1. 2. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................2
2.1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) ...................................................................23
2. 2. Tujuan Kerangka Konseptual....................................................................3
2. 3. Perbedaan PSAP dan PSAK

BAB III PENUTUP ...........................................................................................36


Kesimpulan.........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Standar akuntansi merupakan istilah yang sudah biasa didengar oleh
pihak-pihak yang berada dalam lingkungan akuntansi. Pihak-pihak yang
menyajikan laporan keuangan mengenal dan familiar dengan istilah tersebut.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) muncul karena peran
akuntansi yang menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Materi selanjutnya yang akan dibahas yaitu mengenai PSAP (Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah VS PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).
standar merupakan alat yang penting dalam tatanan ekonomi suatu masyarakat,
dalam sektor publik informasi akuntansi merupakan barang publik, salah satu
kriteria barang publik adalah adanya eksternalitas, yaitu penyedia barang publik
tidak dapat membebankan biayanya kepada pengguna barang publik tersebut.
Dengan memahami kedua materi diatas, mahasiswa diharapkan mampu
memahami bagaimana standar akuntansi dalam akuntansi sektor publik atau
pemerintah, perbandingan standar akuntansi sektor publik atau pemerintah di
Indonesia dengan Amerika, peningkatan standar akuntansi internasional.
Mengetahui perbandingan bagaimana standar akuntansi pemerintahan dan standar
akuntansi keuangan.

1. 2. Tujuan Penulisan
Di dalam Penulisan memiliki maksud dan tujuan, Maka penulisan membuat
makalah ini ialah:

a) Untuk memberi informasi tentang Pengertian dan Manfaat Standar


Akuntansi dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).
b) Untuk memberi informasi tentang Tujuan Kerangka Konseptual.
c) Untuk memberi informasi tentang Perbedaan PSAP dan PSAK.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Standar


Akuntansi Keuangan (SAK).

Standar akuntansi merupakan alat yang penting dalam tatanan ekonomi


suatu masyarakat. Walk dkk. (2009) mengatakan bahwa informasi akuntansi
merupakan barang publik. Salah satu kriteria barang publik adalah adanya
eksternalitas, yaitu penyedia barang publik tidak dapat membebankan biayanya
kepada pengguna barang publik tersebut. Akibatnya penyedia barang publik
cenderung menyediakan lebih sedikit (underproduce) dari yang diharapkan. Oleh
karena itu, perlu regulasi agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik.
Laporan keuangan merupakan barang publik sehingga pemerintah harus
menyusun aturan berupa standar yang berlaku umum dan seragam agar laporan
keuangan pemerintahan dapat dibaca oleh publik (masyarakat).

SAP merupakan sebuah kemajuan dalam sistem akuntansi pemerintahan.


Dengan diterbitkannya SAP, Indonesia memasuki era baru transparansi dan
akuntabilitas di bidang keuangan negara (Bastian, 2006). Manfaat SAP antara lain
adalah meningkatkan keterbandingan (comparability) antar-laporan keuangan
pemerintah. Namun, tidak hanya sampai di situ, SAP berusaha mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara sehingga Indonesia
dapat bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam rangka
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Sebagai sesuatu yang relatif baru dikenal, yaitu masih berjalan lima tahun,
dalam organisasi pemerintahan, tentu SAP masih jauh dari sempurna. SAP sebagai
sesuatu yang baru dan masih banyak memiliki kekurangan. Penerapan SAP
banyak mengalami kesulitan terutama di daerah. Hal ini tampak dari opini audit
oleh BPK terhadap laporan keuangan pemda (pemerintah daerah) yang terdapat
dalam Tabel 17.1. Memburuknya opini atas laporan keuangan pemda-pemda
menurut Ritonga (2010) salah satunya disebabkan oleh SAP itu sendiri.

2
Tabel 17.1. Perbandingan Hasil Audit BPK

Opini Tahun 2004 Tahun 2008


Wajar Tanpa Pengecualian 21 pemda 8 pemda
Wajar dengan Pengecualian 249 pemda 137 pemda
Tidak Memberikan Pendapat 7 pemda 120 pda
Tidak Wajar 10 pemda 59 pemda

Kritik terhadap SAP dan penyusunan SAP telah banyak dilakukan. Forum
Dosen Sektor Publik melakukan telaah kritis terhadap SAP secara menyeluruh
dari kerangka Konseptual paragraf per paragraf SAP maupun independensi
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

Wolk dkk. (2009) menyatakan bahwa penyusunan standar sebagai suatu


proses yang melibatkan teori akuntansi, kondisi ekonomi, dan proses politik.
Mereka mengatakan bahwa standar yang baik adalah standar yang dibuat secara
netral, yaitu hanya berfokus pada peningkatan relevansi dan reliabilitas laporan
keuangan. SAP sebagai sebuah regulasi merupakan hasil dari proses sosial yang
melibatkan pertimbangan pertimbangan politik, ekonomi, juga teori akuntansi
sebagai landasannya. Oleh karena itu, maka kritik atas SAP kurang tepat jika
hanya dipandang dari satu sisi saja, misalnya dari sisi teori akuntansi an sich.

Akuntansi diterapkan mengacu pada prinsip - prinsip yang berlaku umum.


Mahsun (2006) menunjukkan bahwa ada hierarki prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia bagi Pemerintahan yang digambarkan pada Gambar 17.1.

Dari Gambar 17.1, terlihat bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia memiliki dua landasan, yaitu landasan konseptual dan landasan
operasional. Landasan konseptual menjadi landasan operasional. Artinya, bahwa
penyusunan SAP dilandasi oleh kerangka konseptual akuntansi pemerintahan.
PSAP dilengkapi dengan Interpretasi pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(IPSAS) dan Buletin Teknis sebagai pedoman penerapan PSAP. Dapat kita
katakan bahwa hierarki tersebut sudah cukup lengkap sebagai landasan dalam
penyusunan laporan keuangan pemerintahan.

Di luar organisasi pemerintahan, terdapat regulasi yang mengatur

3
akuntansi dan pelaporan keuangan organisasi yaitu Standar Akuntansi Keuangan
(SAK). Pada tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melakukan kodifikasi
prinsip dan standar akuntansi yang dikenal dengan Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI). PAI diadopsi dari Accounting Principles Board (APB) Statement 4 yang
merupakan standar akuntansi di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1984, IAl
melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 dan menghasilkan PAI 1984
yang mengadopsi dari Accounting Researes Studies (ARS) 7 yang juga berasal
dari Amerika Serikat pada tahun 1994 IAI menggeser kiblat penyusunan
standarnya ke International Accounting Standards Committee (IASC) dan
merevisinya serta mengganti PAI 1984 dengan SAK. Sejak saat itu, IAI
memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi
internasional pengembangan standarnya. Dalam perjalanannya, SAK telah direvisi
sebanyak 7 kali dalam rangka penyempurnaan maupun penambahan standar baru.

Sebagai standar akuntansi yang jauh lebih mapan, SAK dapat dijadikan
sebagai acuan bagi SAP dalam rangka penyempurnaan di masa yang akan datang
meskipun organisasi yang diaturnya memiliki karakteristik yang berbeda. SAK
pada umumnya mengatur organisasi bisnis, sedangkan SAP mengatur organisasi
pemerintahan. Penulis menyebut bahwa pada umumnya SAK mengatur organisasi
bisnis karena sesungguhnya di dalam PSAK terdapat PSAK yang mengatur
organisasi nirlaba, yang termasuk di dalamnya adalah organisasi pemerintahan,
yaitu dalam PSAK 45.

Makalah ini bertujuan membandingkan PSAP dengan PSAK dari dua


dimensi yaitu dimensi bentuk dan isi. Dimensi bentuk akan membahas
perbandingan PSAP dengan PSAK secara formal dalam bentuk jenis pernyataan
yang ada dalam PSAP dan PSAK. Sedangkan, dimensi isi adalah perbandingan
atas dasar-dasar yang digunakan oleh PSAP dan PSAK. Karena PSAP dan PSAK
tidak dapat dilepaskan dari kerangka konseptualnya, maka penulis dalam makalah
ini akan menitik beratkan pada perbandingan antara Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.

Secara formal PSAP dinyatakan, disusun, dan dikembangkan mengacu

4
kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Selain itu, PSAP
dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan, IPSAP dan Buletin
Teknis. Tabel 17.2 menjabarkan kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
dan PSAP dengan pembanding Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan dan PSAK.

2.2. Tujuan Kerangka Kopseptual


Tabel 17.2. Persamaan dan Perbedaan Formal Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dengan kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan

Kerangka Konseptual Akuntansi Kerangka Dasar Penyusunan dan


Pemerintahan Penyajian Laporan Keuangan
Pendahuluan: Pendahuluan:
- Tujuan Tujuan dan Peranan
- Ruang Lingkup Ruang Lingkup
Pengguna dan Kebutuhan Informasi
Lingkungan Akuntansi Pemerintahan:
- Bentuk Umum Pemerintahan
- Sistem Pemerintahan Otonomi dan
Transfer Pendapatan Antarpemerintah
- Pengaruh Proses Politik
- Hubungan antara Pembayaran Pajak
dan Pelayanan Pemerintah
Anggaran sebagai Pernyataan
Kebijakan Publik, Target Fiskal, dan
Alat Pengendalian
Investasi dalam Aset yang Tidak
Menghasilkan Pendapatan

5
Kemungkinan Penggunaan Akuntansi
Dana untuk Pengendalian
Penggunaan dan Kebutuhan Informasi
Entitas Pelaporan
Peranan dan Tujuan Pelaporan Tujuan Laporan Keuangan
Keuangan - Posisi Keuangan, Kinerja, dan
Perubahan Posisi Keuangan
Komponen Laporan Keuangan
Dasar Hukum Pelaporan Keuangan
Asumsi Dasar: Asumsi Dasar:
- Kemandirian Entitas - Dasar Akrual
- Kesinambungan Entitas - Kelangsungan Usaha
- Keterukuran dalam Satuan Uang
Karakteristik Kualitatif Laporan Karakteristik Kualitatif Laporan
Keuangan: Keuangan:
Relevan, Andal, Dapat Dibandingkan, Dapat Dipahami, Relevan
dan Dapat Dipahami. (Materialitas), Keandalan (Penyajian
Jujur, Substansi Mengungguli Bentuk,
Netralitas, Pertimbangan Sehat, dan
Kelengkapan), serta Dapat
Dibandingkan.
Prinsip Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan (Nilai Historis, Realisasi,
Substansi Mengungguli Bentuk,
Periodisitas, Konsistensi,
Pengungkapan Lengkap, dan Penyajian
Wajar).
Kendala Informasi yang relevan dan Kendala Informasi yang relevan dan
Andal yaitu ; Materialitas, Andal yaitu; Tepat Waktu,
Pertimbangan Biaya dan Manfaat, dan Keseimbangan antara Biaya dan
Keseimbangan Antar-karakteristik Manfaat, dan Keseimbangan di antara
Kualitatif. karakteristik Kualitatif
Unsur Laporan Keuangan yaitu; Unsur Laporan Keuangan yaitu ; Posisi
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Keuangan (Aset, Kewajiban, dan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Ekuitas), Kinerja (Penghasilan Beban

6
Neraca (Aset, Kewajiban, dan Ekuitas), dan Penyesuaian Pemeliharaan Modal).
Laporan Operasional, Laporan Arus
Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Kemungkinan Besar Manfaat Ekonomi - Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa
Masa Depan Terjadi. depan
- Keandalan Pengukuran - Keandalan Pengukuran
Pengakuan Aset - Pengakuan Aset
Pengakuan kewajiban - Pengakuan kewajiban
- Pengakuan Pendapatan - Pengakuan Penghasilan
- Pengakuan Beban dan Belanja Pengakuan Beban
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
yaitu; Konsep Modal dan Konsep
Pemeliharaan Modal dan Penetapan
Laba.

Kerangka konseptual dalam suatu standar merupakan elemen yang sangat


penting PSAP maupun PSAK menganggap bahwa kerangka konseptual
merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Tujuan kerangka konseptual menurut keduanya juga sama yaitu sebagai
acuan bagi:
1. penyusun standar (standard setters) dalam melaksanakan tugasnya;
2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalam standar;
3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan prinsip atau standar akuntansi yang berlaku;
4. para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai standar.

2.3 Perbedaan PSAP dan PSAK


Berikut ini adalah perbedaan antara PSAP dan PSAK yang dalam
pandangan penulis merupakan perbedaan mendasar keduanya. Perbedaan pertama

7
dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan terdapat pembahasan
mengenai lingkungan akuntansi pemerintahan yang menjelaskan bahwa
lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik
tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Sedangkan, dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dinyatakan bahwa kerangka dasar
berlaku untuk semua jenis perusahaan komersial baik sektor publik maupun sektor
swasta.
Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, disebutkan bahwa
ciri-ciri penting lingkungan akuntansi pemerintahan yang perlu dipertimbangkan
dalam menetapkan tujuan dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut.
1. Ciri utama struktur pemerintahan dalam pelayanan yang diberikan, antara
lain:
a. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
b. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar-
pemerintah;
c. Pengaruh proses politik;
d. Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah.
2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian, antara lain:
a. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan alat
pengendalian;
b. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
c. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian;
dan
d. Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan
dalam kegiatan.
Ciri-ciri tersebut merupakan ciri-ciri organisasi pemerintahan yang
berbeda dengan ciri-ciri organisasi lainnya. Hal inilah yang menurut penulis
merupakan legitimasi akuntansi pemerintahan untuk menyusun standar akuntansi
tersendiri. Penyebutan ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa PSAP
menitikberatkan pada ciri-ciri organisasi pemerintah yang diatur dalam PSAP
yang dianggap perlu untuk dipertimbangkan oleh KSAP dalam menyusun standar
maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan akuntansi dan laporan keuangan

8
pemerintahan.
Dalam organisasi pemerintahan terdapat entitas-entitas yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya pemerintah pusat memiliki
karakteristik yang berbeda dengan pemerintah daerah, Dinas Pendidikan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah, dan sebagainya. Mardiasmo (2009) mengatakan bahwa salah satu
perbedaan utama laporan keuangan lembaga pemerintah dengan sektor swasta
adalah bahwa laporan keuangan lembaga pemerintah tidak berfokus pada
organisasi secara keseluruhan, akan tetapi berfokus pada unit kerja pemerintah
sebagai suatu bagian organisasi. Dalam sektor swasta laporan keuangan lebih
berfokus pada organisasi secara keseluruhan.
Perbedaan antara pusat pertanggungjawaban satu dengan lainnya tidak
dipertimbangkan dalam laporan keuangan perusahaan selama ia merupakan suatu
entitas yang sama.
Perbedaan karakteristik entitas jika kita analogikan ke dalam sektor swasta
adalah perbedaan yang ada pada jenis-jenis perusahaan sehingga SAK melakukan
pengaturan khusus. Kita akan mendapati adanya PSAK yang khusus mengatur
akuntansi pelaporan perbankan, akuntansi minyak dan gas bumi, akuntansi
asuransi jiwa, dan sebagainya. Pembedaan aturan akuntansi pada berbagai jenis
perusahaan ini lebih didasarkan pada perbedaan jenis transaksi khusus dalam
suatu entitas yang tidak dimiliki oleh entitas lainnya. Dalam pandangan penulis,
sebaiknya PSAP ke depan dapat mengikuti apa yang telah dilakukan oleh PSAK.
Jika memang ada entitas pelaporan yang memiliki jenis transaksi khusus yang
berbeda dengan entitas lainnya yang membutuhkan pengaturan khusus, atau
transaksi khusus yang dimiliki oleh beberapa entitas yang berbeda. Dengan
demikian, kesan fleksibilitas dalam kerangka konseptual dapat direduksi.
Perbedaan kedua, adalah tentang tujuan laporan keuangan. Pada
pernyataan peran dan tujuan laporan keuangan. Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan menyatakan berikut ini.
"Laporan keuangan disusun untuk menyediakan mformasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan. Laponan keuangan terutama digunakan untuk

9
mengetahui nilai sumber dan ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan
kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan."

Selain itu, Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan juga


menyatakan bahwa laporan keuangan dilakukan untuk kepentingan akuntabilitas,
manajemen, transparansi keseimbangan antargenerasi dan evaluasi kinerja. Tujuan
pelaporan keuangan dalam kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah
untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan pembuatan keputusan dari keputusan ekonomi, sosial, maupun
politik.
Sedangkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah:
"...menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi."
Dari penjabaran di atas tampak bahwa Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan lebih menekankan pada akuntabilitas, transparansi dan evaluasi
kinerja, sedangkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
lebih menekankan pada pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dapat dipahami
karena lembaga pemerintahan menghadapi tuntutan besar untuk menegakkan
good governance. Prinsip utama yang mendasari penerapan good governance
yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas (Mahsun, 2006).
Untuk kebutuhan akuntabilitas, para pengguna laporan keuangan
mengandalkan keterbandingan aspek-aspek khusus pemerintahan daripada
sekadar mengevaluasinya secara menyeluruh. Prosedur dan praktik yang beragam
akan menimbulkan kesulitan bagi pengguna dalam melakukan pembandingan
(Mahsun, 2006). Hal ini terkait dengan pembahasan lingkungan akuntansi
pemerintahan yang terkesan memberikan fleksibilitas yang tinggi.

10
Selain itu terdapat juga perbedaan mendasar bahwa laporan keuangan
pemerintah juga digunakan sebagai alat evaluasi kepatuhan entitas terhadap aturan
perundang-undangan. Dalam lembaga pemerintahan, aktivitas ekonomi
pemerintah misalnya terkait belanja dan pendapatan harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan sehingga aktivitas ekonomi yang dilakukan lebih
menekankan pada ketaatan terhadap peraturan daripada peraihan kinerja keuangan
yang baik. Pendapatan dan belanja pemerintah harus disesuaikan dengan anggaran
yang disepakati dengan lembaga legislatif. Namun, dengan PP Nomor 71 Tahun
2010, penyajian pelaporan keuangan juga ditujukan untuk kepentingan evaluasi
kinerja, dan hal inilah yang menjadi pembeda dengan Kerangka Konseptual
menurut PP Nomor 24 Tahun 2005. Evaluasi kinerja dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya
ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
Pengertian tersebut tetap lebih menekankan aspek akuntabilitas. Hal ini sangat
berbeda dengan sektor swasta yang memiliki teksibilitas tinggi dalam
menjalankan aktivitas ekonominya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
pemilik perusahaan.
Perbedaan ketiga adalah terkait komponen laporan keuangan. Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa komponen laporan
keuangan terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai komponen
laporan keuangan pokok serta laporan lain dan/atau elemen Informasi akuntansi
yang diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan (statutory reports). Laporan
Operasional merupakan Laporan Kinerja Keuangan dan bersifat opsional
sebagaimana yang disebut di dalam PP Nomor 24 Tahun 2005.

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan


menyebutkan bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
(misalnya Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain

11
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Realisasi
Anggaran merupakan komponen laporan keuangan yang menjadi ciri khas dalam
akuntansi pemerintahan. Hal ini disebabkan anggaran merupakan pernyataan
kebijakan publik, target fiskal, dan alat pengendalian pemerintah. Dalam sektor
swasta anggaran merupakan informasi internal sehingga tidak dilaporkan kepada
pihak eksternal.
Dalam lembaga pemerintah, anggaran merupakan dokumen hasil
kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk
memenuhi keperluan belanja tersebut, atau pembiayaan yang diperlukan jika
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dalam sektor nonpemerintahan,
anggaran disusun sendiri oleh manajemen sebagai alat pengendalian dan evaluasi.
Perbedaan keempat, SAP membagi entitas menjadi dua yaitu entitas
pelaporan dan entitas akuntansi. SAK tidak mengenal pembedaan tersebut. Entitas
pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas akuntansi menurut
PP Nomor 71 Tahun 2010 adalah unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan.

Pemisahan antara entitas pelaporan dan entitas akuntansi mengesankan


bahwa SAP turut mencampuri urusan internal lembaga pemerintahan. Penulis
beranggapan bahwa hal ini terkait dengan Laporan Realisasi Anggaran. Entitas
akuntansi sebagai pengguna anggaran harus membuat laporan atas realisasi
anggarannya. Hal ini disebabkan oleh posisi anggaran sebagai kesepakatan
dengan masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan.
Perbedaan kelima adalah pada asumsi dasar. Asumsi dasar yang digunakan
dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah kemandirian entitas,
kesinambungan entitas dan keterukuran dalam satuan uang. Sedangkan asumsi

12
dasar dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
menggunakan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha.
Penulis berpendapat bahwa asumsi dasar keterukuran dalam satuan uang
yang digunakan dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan kurang
tepat. Hal ini karena asumsi merupakan sebuah kondisi yang dianggap terjadi agar
suatu hukum dapat diterapkan. Keterukuran dalam satuan uang adalah asumsi
akuntansi, bukan lagi merupakan asumsi sebuah standar akuntansi. Dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dinyatakan bahwa
standar tersebut hanya dapat digunakan jika asumsi tersebut terpenuhi. Artinya
bahwa SAK hanya bisa diterapkan untuk entitas yang menggunakan basis akrual
dan akan melangsungkan usahanya tanpa waktu yang ditentukan sehingga untuk
entitas yang menggunakan dasar kas atau entitas yang tidak akan meneruskan
usahanya sampai batas waktu yang sudah ditentukan tidak dapat menggunakan
SAK.
Begitu juga dengan asumsi kemandirian entitas. Penulis berpendapat
bahwa ini merupakan asumsi akuntansi, yaitu laporan keuangan dibuat terpisah
dari pemiliknya sehingga ada batasan yang jelas antara entitas dengan pemiliknya.
Tanpa kemandirian entitas, akuntansi tidak dapat dilaksanakan.
Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dijelaskan bahwa
asumsi kemandirian entitas baik entitas pelaporan maupun entitas akuntansi
dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar-unit instansi pemerintah
dalam pelaporan keuangan.
Perbedaan keenam adalah pada prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan.
Hal ini mengesankan bahwa Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
tampaknya mengambil hierarki prinsip sebagai acuan dalam pengembangan
standarnya. Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dijelaskan
bahwa prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan adalah ketentuan yang dipahami
dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya,
serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang
disajikan (Dalam Suwardjono, 2008). Istilah "prinsip akuntansi" memiliki

13
pengertian segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur,
metode, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoretis maupun praktis
yang berfungsi sebagai pengetahuan. Standar akuntansi memiliki pengertian yang
berbeda dengan prinsip akuntansi. Suwardjono (2008) mendefinisikan standar
akuntansi sebagai konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar kerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang
berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara dan
dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan
keuangan negara tersebut.
Wolk dkk. (2009) memaparkan bahwa pada awalnya Amerika Serikat
menggunakan pendekatan prinsip-postulat. Namun, pendekatan ini akhirnya
digantikan ketika FASB lahir menjadi penyusun standar. Pendekatan yang
dilakukan FASB adalah pendekatan tujuan, artinya standar akuntansi
dikembangkan berdasarkan tujuan pelaporan keuangan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang mengacu kepada IASC


menggunakan pendekatan tujuan sehingga dalam kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan tidak terdapat pembahasan tentang prinsip. Prinsip
yang digunakan dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan terdiri atas
basis akuntansi, prinsip nilai historis, realisasi, substansi mengungguli bentuk,
periodisitas, konsistensi, pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar. Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan memasukkan beberapa
prinsip tersebut sebagai bagian dari karakteristik kualitatif laporan keuangan. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 17.2.
Perbedaan ketujuh adalah pada basis akuntansi. Pada paragraf 42
dikatakan bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas. Namun, dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasarkan basis kas, maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun
berdasarkan basis kas. Meskipun dikatakan pula jika anggaran disusun dan
dilaksanakan dalam basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.
Namun, PSAP hanya mengatur LRA Berbasis Kas saja, LRA berbasis akrual tidak

14
diatur. Hal ini berarti basis akuntansi yang dianut oleh PP No. 71 Tahun 2010
tidak berbasis akrual penuh melainkan akrual modifikasian. Hal ini menunjukkan
bahwa SAP baru sebatas accrual accounting, belum sepenuhnya accrual budgeting
(Mahmudi, 2006). Berbeda halnya dengan SAK yang jelas menggunakan asumsi
dasar akrual. Sehingga SAK tidak mengatur laporan keuangan yang berbasis kas.
Hal inilah yang menurut penulis kebutuhan akuntansi pemerintahan yang tidak
diakomodasi oleh SAK.
Perbedaan kedelapan adalah adanya konsep modal dan pemeliharaan
modal dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Konsep modal ada dua, yaitu konsep modal keuangan dan modal fisik. Dalam
konsep modal keuangan, modal adalah sama dengan aset neto atau ekuitas
perusahaan.
Sedangkan dalam konsep modal fisik, modal dipandang sebagai kapasitas
produktif perusahaan. Hal ini tidak terdapat dalam SAP karena tidak ada konsep
modal akan berkaitan dengan konsep laba. Dalam akuntansi pemerintahan tidak
dikenal konsep laba.
Perbedaan kesembilan berkaitan dengan jumlah PSAP yang ada dalam
SAP dibandingkan dengan PSAK dalam SAK. SAK yang sudah jauh lebih matang
dari SAP serta kompleksitas jenis perusahaan yang diatur telah mengalami revisi,
penggantian ataupun perubahan PSAK. Terakhir, terdapat 67 PSAK yang 8 di
antaranya adalah PSAK Syariah. Untuk, PSAK Syariah, dibuat kerangka
konseptual tersendiri. Di sisi lain, SAP memiliki 12 PSAP. Penulis mencoba
mengikhtisarkan beberapa PSAK yang memiliki pembahasan yang sama atau
mirip dengan PSAP dalam Tabel 17.3.
Tabel 17.3. Perbandingan PSAP dengan PSAK

PSAP PSAK
PSAP No.1 PSAK No.1
Penyajian Laporan Keuangan. Penyajian Laporan Keuangan.
PSAP No. 2 (Laporan Realisasi
Anggaran Berbasis Kas). -
PSAP No. 3 PSAK No. 2
Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas.
PSAP No. 4 PSAK No. 1

15
Catatan atas Laporan Keuangan. Penyajian Laporan Keuangan.
PSAP No. 5 PSAK No. 14
Akuntansi Persediaan. Persediaan.
PSAP No. 6 PSAK No. 13 tentang Properti Investasi dan
Akuntansi Investasi. PSAK No.15 tentang Akuntansi untuk
Investasi dalam Perusahaan Asosiasi.
PSAP No. 7 PSAK No. 16 tentang Aset Tetap, PSAK No.
Akuntansi Aset Tetap. 47 tentang Akuntansi Tanah, dan PSAK No.
48 tentang Penurunan Nilai Aset.
PSAP No. 8 (Akuntansi Konstruksi PSAK No. 34 tentang Akuntansi Kontrak
dalam Pengerjaan). Konstruksi.
PSAP no. 9 PSAK No. 9 tentang Penyajian Aset Lancar
Akuntansi Kewajiban. dan kewajiban Jangka Pendek, PSAK No. 26
tentang Biaya Pinjaman, PSAK No. 54
tentang Restrukturisasi Utang-Piutang
Bermasalah, PSAK No. 57 tentang
Kewajiban Diestimasi, Kewajiban
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.
PSAP No. 10 PSAK No. 25 tentang Laba atau Rugi Bersih
Koreksi Kesalahan, Perubahan untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar,
Kebijakan Akuntansi dan Peristiwa dan Perubahan Kebijakan Akuntansi.
Luar Biasa.
PSAP No. 11 PSAK No. 4
Laporan Keuangan Konsolidasian. Laporan Keuangan Konsolidasi.
PSAP No. 12
Laporan Operasional -

Dari perbandingan antara PSAP dengan PSAK, penulis berkesimpulan


bahwa memang terdapat keunikan tersendiri yang dimiliki oleh organisasi
pemerintah yang tidak dapat dinaungi dalam PSAK. Namun demikian bukan
berarti tidak ada persamaan di antara keduanya. Sebagai standar akuntansi yang
lebih dulu ada dan perkembangan organisasi bisnis yang lebih cepat, maka PSAK
dapat dijadikan pembanding bagi KSAP dalam menyusun atau merevisi PSAP di
masa yang akan datang. Pemerintah sebagai pengatur kehidupan masyarakat
termasuk masyarakat bisnis seharusnya lebih baik daripada yang diaturnya.

16
Sehingga pemerintah dapat melaksanakan tugasnya dengan berwibawa serta
efektif.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah
terdiri dari dua ilmu yang berbeda yaitu manajemen dan perpajakan. Manajemen
sendiri berarti suatu proses pengelolaan, pengaturan dan pemberdaya gunaan.
Manajemen perpajakan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir
pengeluaran suatu bisnis / perusahaan dalam hal pembayaran pajak.Umumnya
perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayas ausaha dan
transaksi Wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal
tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Kemudian, dalam kelebihan dan
kelemahan dapat diketahui bahwa buku utam lebih baik disbanding kan buku
utam. Karena materi yang di sampaikan lebih jelas dan padat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Rostian, Indra. 2006. "Standar Akuntansi Pemerintahan: Kebutuhan atau Tuntutan


Politis." Standar Akuntansi Pemerintahan, Telasah Kritis PP Nomor 24 Tahun
2005. Yogyakarta: ВРFЕ.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat.

Mahmudi. 2006. "Reformasi Keuangan Negara dan Daerah di Era Otonomi".


Standar Akuntansi pemerintahan, Telaah Kritis PP Nomor 24 Tahun 2005.
Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo, Mohamad. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun


2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Ritonga. Irwan T. 2010. "Salah Kaprah dalam Penyusunan Laporan Keuangan


Daerah". Seminar. Yogyakarta.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.


Yogyakarta: BPFE.

Wolk, Harry L., Dodd, James L. dan John J. Rozycki. 2008. Accounting Theory:
Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. Los Angeles: SAGE
Publication.

Halim, Abdul. 2019. Teori, Konsep, dan Aplikasi: Akuntansi Sektor Publik.
Jakarta: Salemba Empat.

19

Anda mungkin juga menyukai