Armahedi Mahzar Integrasi Ilmu PDF
Armahedi Mahzar Integrasi Ilmu PDF
ini dengan judul “ Integrasi Ilmu Armahedi Mahzar ”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada sang baginda Nabi Muhammad SAW, yang
ilmu pengetahuan.
Makalah ini membahas Filsafat Ilmu (Studi Integrasi Islam dan Sains)
Mahzar” yang disusun sebagai tugas mata kuliah “ Filsafat Ilmu (Studi
Integrasi Islam dan Sains) ”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati dan ridha Allah SWT penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Format Pemahaman Islam: Din Sebagai sistem operasi supercerdas
Ilahiyah.............................................................................................16
c. Format Pengamalan Islam: Tazkiyah Sebagai Program Transformasi
peradaban..........................................................................................17
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan....................................................................................................20
Daftar Isi..............................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu dan filsafat di mulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam
kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikianlah juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, Seberapa jauh
sebenarnya kebenaran yang telah kita jangkau. 1
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar
sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti
kita berterus terang kepada diri kita sendiri: Apakah sebenarnya yang saya ketahui
tentang ilmu? Apakah ciri-cirinya yang Hakiki yang membedakan ilmu dari
pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu? Bagaimana saya ketahui
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang kita pakai
dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? Mengapa kita mesti mempelajari
2
ilmu? Apakah kegunaan yang sebenarnya ?. Jadi, dengan mengetahui dan
memahami Filsafat dapat menghantarkan kita untuk memahami hakikat dalam
suatu kehidupan dan mengetahui kehidupan yang sebenarnya.
Kita berada dalam abad ke-21, abad pertama dari milenium ketiga, yang
penuh dengan Gejolak teknologi. Akselerasi eksponensial kapasitas teknologi
komunikasi dan informasi pada ujungnya mungkin akan melahirkan mesin-mesin
supercerdas yang mengabdi pada manusia.Tetapi, kemungkinan lainnya adalah
lahirnya sebuah mega-Cybrog supercerdas, dimana kita (manusia) terintegrasi
bersama dengan mesin-mesin, sebagai komponen-komponennya.3
1
. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT Pancaranintan
Indahgraha Cet-20, 2007) hlm 19.
2
. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, hlm 19.
3
. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet-2 2006) hlm xxxv
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Filsafat Ilmu dan kegunaannya?
2. Siapa sosok Armahedi Mahzar ?
3. Bagaimana konsep Integral persepektif Armahedi Mahzar ?
4. Bagaimana Hubungan Sains dan Agama Persepektif Armahedi Mahzar?
5. Bagaimana Sains Islami Masa depan perspektif Armahedi Mahzar?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu Filsafat Ilmu dan kegunaannya ?
2. Untuk mengetahui sosok armahedi Mahzar ?
3. Untuk mengetahui konsep Integral Persepektif Armahedi Mahzar ?
4. Untuk mengetahui Hubungan Sains dan Agama Persepektif Armahedi Mahzar?
5. Untuk mengetahui Sains Islami Masa depan perspektif Armahedi Mahzar?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosopy adalah berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti Cinta
(Love) dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian
etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom dalam
arti yang sedalam-dalamnya. Adapun pengertian Filsafat secara terminologi ada
beberapa definisi, diantaranya ialah:
6
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika ( filsafat
keindahan). 4
Istilah ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan dengan
berbagai makna, atau mengandung lebih dari satu arti. science dalam arti sebagai
natural science, biasanya dimaksud dengan ungkapan "sains dan teknologi ". Dalam
kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian science and technology sebagai “ the
study of the natural science and the application of the knowledge for partical
purpose”,yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari
pengetahuan ini untuk maksud praktis. Jadi, ilmu adalah kumpulan pengetahuan
yang disusun secara sistematis, konsisten dan kebenarannya telah teruji secara
empiris. 5
Fisafat dan ilmu yang dikenal di dunia barat berasal dari zaman Yunani
kuno. Pada zaman itu keduanya termasuk dalam pengertian epistemologi. Kata
philosophia merupakan suatu kata padanan dari episteme. Istilah lain dari filsafat
ilmu adalah theori of science (teori ilmu), meta science (adi-ilmu), scince of science
(ilmu tentang ilmu). Jadi Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.6
4
. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan,
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar 2010) hlm 36 - 37
5
. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan,
hlm 49-50
6
. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan,
hlm 54-55
7
dunia besar maupun dunia kecil (diri sendiri). Maka anda tidak dapat mengelak dari
penggunaan teori filsafat. Jadi,mengetahui teori-teori filsafat amatlah perlu. Filsafat
sebagai teori filsafat juga perlu dipelajari oleh orang yang akan menjadi pengajar
dalam bidang filsafat.
Ilmu, iman dan amal dalam pandangan islam, saling berhubungan satu
dengan yang lainnya sehingga pemisahannya tidak dapat dibenarkan. Ibnu Hazm
menyatakan bahwa ilmu dan iman berasal dari sumber yang sama dan keduanya
merupakan pemberian dari Tuhan untuk tujuan yang sama, yaitu menerima secara
totalitas kebijakan sebagaimana ditentukan tuhan dalam Al Qur’an dan Hadits yang
shahih. Menurut sayyid Qutb, Ilmu merupakan kesatuan pemikiran dan tindakan.
Menurutnya, tindakan tidak berada diluar bidang ilmu, namun merupakan unsur
Ilmu yang esensial. Oleh karenanya, terdapat kesatuan antara Ilmu, Iman, dan
amal. Singkatnya, terdapat kesatuan antara Ilmu, Iman, dan amal dalam Islam.
Sebaliknya konsep ilmu barat sekuler meniadakan dan memisahkan iman dan Ilmu,
sehingga ilmu disana melahirkan saintis tanpa iman. Ilmu pengetahuan tanpa
keyakinan terhadap ke-Esa-an Tuhan, akan menyesatkan dan bahkan anti terhadap
7
. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet-2 2006) hlm 89-90
8
agama. Ilmu tanpa hidayah dan hikmah membuat para ilmuwan kian jauh dari
keimanan.8
Hingga kini dia masih mengajar mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam
dan pernah menjadi Koordinator Kuliah Pengenalan Sains dan Matematika
untuk Mahasiswa TPB Seni Rupa ITB. Dia juga pernah mengajar mata kuliah
Seminar Studi Futuristik di Departemen Planologi ITB pada 1995-2002 dan
memberi mata kuliah pilihan Filsafat Ilmu di Biro Mata Kuliah Dasar Umum-
kini Departemen Sosioteknologi ITB-pada 1993-2003.9
8
. M.Hadi Masruri, Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Al-Qur’an: Melacak kerangka Dasar
Ilmu dan Agama, (Malang: UIN-Malang Press 2007) hlm 78
9
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, (Bandung: Mizan, 2004) hal xi
9
menulis pengantar untuk buku-buku yang diterbitan di Indonesia, baik karya
asli maupun terjemahan.10
10
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xi-xii
11
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xxxvii
12
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xxxvii
13
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xxxvii
10
5. Dialog Agama dan Sains Dalam Membangun Peradaban
Dalam Islam, agama dan ilmu tidak bisa saling dipisahkan karena keduanya
saling terkait. Tradisi keilmuan Islam berkembang dalam tradisi semaraknya
agama dan penyebaran luas ke seluruh Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara
sampai ke Andalusia. Sehingga untuk mendukung pengembangan agama
diperlukan ilmu untuk penataan pemerintah, politik, ekonomi, sosial dan juga
14
kesehatan. Konsep integral inilah yang menjadikan jayanya umat Islam pada
kurun abad 5-13 M. Namun seiring dengan berjalannya waktu kejayaan umat Islam
yang pernah dicapai itu pupus, dan kalah dibanding Eropa. Hal ini mulai dari
pertengahan abad 12 M dimana Eropa mulai bangkit. Tercatat dalam sejarah bahwa
saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah perang salib. Ketika Islam
mengalami kejayaan di Spanyol banyak orang Eropa belajar ke sana,
menerjemahkan karya-karya umat Islam. Kegiatan ini mulai dari abad 12 M.
Setelah mereka pulang ke negeri masing masing, mereka mendirikan uiversitas-
universitas dengan meniru pola Islam. Inilah start kemunduran Islam.15
Telah kita ketahui bersama bahwa didalam Islam hubungan antara Agama
dan sains tidaklah menjadi persoalan, karena sains adalah bagian dari ilmu.
Disamping itu dalam konsep Islam tidak ada perbedaan antara agama dan ilmu,
keduanya saling terkait, sehingga muncul sebuah ungkapan dari Albeirt Einsten
bahwa “ Religion without science is blind; science without Religion is lame ”
Agama tanpa ilmu lumpuh sedangkan Ilmu tanpa agama buta. 16 Rasulullah sendiri
dalam sabdanya menganjurkan pencarian ilmu. 17 Bahkan Allah SWT dalam surat
Al Mujadalah ayat 11 berfirman :
14
. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu Kualitatif & Kuantitatif untuk pengembangan penelitian,
Edisi Revisi. (Yogyakarta: Rake Sarasin 2006), hal 192.
15
. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 2004), hal 169.
16
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal 213
17
. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abdul Bar ( )طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمةyang
artinya “ Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
11
١١ :ﭽ ﰈ ﰉ ﰊ ﰋ ﰌ ﰍ ﰎ ﰏ ﰐ ﭼ المجادلة
Dalam ayat ini disebutkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat
orang-orang yang berilmu. Demikianlah begitu sinerginya antara agama dan
ilmu dalam Islam. Itulah sebabnya, generasi-generasi ulama yang pertama rajin
menerjemahkan tulisan-tulisan ilmiah dari berbagai bahasa untuk kemudian
disesuaikan dengan ajaran Islam dan dikembangkan lebih lanjut.
Jadi, secara intrinsik Tidak ada pertentangan antara sains dan Islam.
Sains dalam pengertiannya yang modern adalah pengembangan dari filsafat
alam yang merupakan bagian dari filsafat yang menyeluruh dalam Khazanah
keilmuan Yunani. Namun, Filsafat Yunani terlalu deduktif, yang lebih
berdasarkan pada pemikiran spekulatif (teori). Karena itu, perlu dilengkapi oleh
pengamatan empiris sebagaimana yang diperintahkan dalam Al Quran. Itulah
sebabnya, di tangan ilmuwan muslim, sains berkembang dengan pesat.
Pengujian experimental menyebabkan sains jadi kukuh. Dengan demikian, di
tangan ilmuwan muslim, sains memperoleh karakternya yang rasional objektif
selama gelombang pertama peradaban Islam. Namun, rasionalitas sains tak bisa
dilepaskan dari rasionalitas religius karena teologi, filsafat, dan sains
merupakan kesatuan integral.18
18
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 210
12
peradaban Islam bangkit kembali dalam gelombang kedua, karakternya berubah
dari ilmiah religius menjadi mistis religius..19
19
.Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 211.
20
. Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama, Terj. ER. Muhammad,
(Bandung: Mizan 2002) hlm 54-70
21
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 212
13
keyakinan umat beragama dengan Memberi bukti ilmiah atas Wahyu atau
pengalaman mistis.22
Dikalangan gerakan Islam modern, sains dan Islam tidak ada masalah.
Soalnya, rata-rata mereka meyakini bahwa Islam sebagai agama Universal
adalah penyempurna bagi sains modern barat yang dianggap universal. Namun
di barat sendiri konsep universalisme sains menjadi persoalan.
22
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 213
23
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 215
24
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 216 - 217
14
7. Sains Islami Masa depan
a) Sains Modern dalam Krisis dan Kritik: Konteks Lahirnya Sains Islami
25
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 221-222
15
b) Membandingkan Tujuan Sains: Yang modern dan yang Islami
Dalam paradigma sains islami, sains itu merupakan bagian dari kegiatan
transformatif manusia terhadap lingkungannya dalam rangka mensyukuri
nikmat karunia Allah. Oleh karena itu, ilmu mengenai benda-benda yang
disebut sebagai sains tak dapat dipisahkan dari ilmu mengenai cara yang disebut
sebagai teknologi. Teknologi merupakan bentuk penerapan Ilmu sehingga dapat
dikatakan sebagai Ilmu amaliah di satu pihak atau sebagai amal amaliah di lain
pihak. Oleh karena itu , teknologi dan sains Islami tak dapat dipisahkan dari
nilai-nilai etika yang berdasarkan nilai-nilai sosial kemanusiaan. Iapun tak bisa
dipisahkan dari kultur kemasyarakatan, nilai-nilai universal kealaman, dan nilai
transendental keagamaan disamping nilai-nilai instrumental keteknikan. 27
26
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 223
27
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 225
16
lain oleh jaringan telekomunikasi satelit global yang kini kita kenal sebagai
internet. 28
28
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 236
29
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 239-241
17
dengan melaksankan Arkanul Islam. Rukun Islam yang lima itu tidak hanya
mempunyai dimensi vertikal sebagai kegiatan ibadah dalam rangka membina
pribadi muslim yang Kaffah. Tetapi juga horizontal sebagai kerangka dasar bagi
kegiatan Mu’amalah membangun peradaban Islam.30
1. Tasyahud, yaitu rukun pertama, tak lain dari komitmen individu untuk
mengabdi pada Allah Yang Maha Esa, yaitu tauhid dan komitmen individu
untuk melaksanakan Din Al-Islam yang disampaikan oleh Rosulullah Saw
dengan cara meneladaninya sehingga dapat melakukan transformasi religio-
kultural lingkungannya sebagai rohmatan lil ‘alamin.
Sebagai penebar rahmat bagi seluruh bangsa, pribadi muslim
menyampaikan pesan salam (kedamaian) melalui aslama (penyerahan diri
secara total) pada Allah yang Maha pengasih dan maha penyayang. Esensi
tasyahud ini adalah tazkiyah al-nafs, penyucian diri adalah pasrah pada
kasih sayang ilahi yang menyalurkan kasih sayang-Nya pada segala ciptaan-
Nya.
2. Shalat lima waktu, sebagai rukun kedua, tak lain dari komitmen individu
untuk melaksanakan pengabdian secara berkelompok. Pembentukan
jama’ah shalat di dalam keluarga dan masjid secara tertib waktu adalah
sarana dari pembentukan molekul-moloekul peradaban jika kita
menggunakan metafor ilmu kimia.
3. Shaum, sebagai rukun islam yang ketiga, tak lain dari pembentukan
solidaritas sosial berbagai kelompok itu sehingga muncul kerja sama tolong-
menolong antara kelompok yang lebih mampu dengan yang kurang mampu.
Dalam metafor kimia, ini berarti memanfaatkan kelebihan dan kekurangan
30
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 242
18
masing-masing molekul untuk membentuk reaksi kimia kompleks jalin-
menjalin yang menata diri menjadi sel-sel beokimia.
Dalam metafor komputer, modul-modul multiprosesor itu bekerja sama
dengan memanfaatkan memori kosong modul multiprosesor lain
membentuk suatu subsistem yang dalam hal peradaban berupa berbagai
masyarakat atau institusi sosial dengan fungsi berbeda-beda.Jadi, Shaum
pada dasarnya adalah Tazkiyah ijtima’ atau penyucian masyarakat.
4. Zakat,sebagai rukun islam keempat, tak lain dari pembersihan harta
seseorang muslim dari apa yang bukan haknya. Untuk pelaksanakan zakat
ini diperlukan lembaga sentral yang bisa menangani ketidakseimbangan
pendapatan dan berbagai masyarakat dan kelembagaannya sehingga terjadi
keseimbangan.
Dalam metakomputer peradaban ini, berarati diperlukan satu subsistem
yang memonitor dan mengoptimalkan kinerja subsistem-subsistem
lainnya.Sistem operasi suatu komputer adalah peranti-lunak yang
mengajukan fungsi ini.
Dalam hal peradaban Islam, pemerintah merupakan subsistem yang
diperlukan untuk itu. Penggabungan berbagai subsistem sosial dalam suatu
sistem negara merupakan proses Tazkiyah al-ummah.
5. Hajj adalah rukun kelima, tak lain dari pelepasan kotak-kotak kenegaraan,
kebangsaan dan stratafikasi sosial melebur dalam suatu upacara suci
mengelilingi Ka’bah dan sebagainya bersatu dengan jama’ah dari berbagai
negara dan bangsa.
Dalam metafor komputer, ini setara dengan peleburan satu sistem
dengan sistem-sitem lainnya dalam suatu metasistem jaringan komputer.
Metasistem jaringan ini tidak bergantung pada sistem operasi masing-
masing komputer melalui satu protokol komunikasi antarsistem yang sama.
Peleburan komputer-komputer dalam satu metakomputer bernama internet
adalah analog bagi peleburan negara-negara melalui warganya dalam suatu
peradaban global. Jika demikian, hajj adalah puncak ibadah individual yang
melambangkan pembangkitan peradaban islam atau Tazkiyah Al-
madaniyah.31
31
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 242-244
19
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi kehidupan manusia. Kegunaan Filsafat:1) Filsafat sebagai
kumpulan teori filsafat. 2)Filsafat sebagai metode pemecahan masalah. 3)
Filsafat sebagai pandangan hidup.
2. Armahedi Mahzar dilahirkan di Genteng, Jawa Timur,pada 1943. Dia lulus dari
jurusan Fisika ITB pada 1972.Pernah belajar Geofisika di University of
Arizona, Amerika Serikat, pada 1974-1975. (Lihat selengkapnya hal 7).
3. Menurut Aramhedi konsep integralisme adalah sintesis Filsafat barat modern
yang mengingkari transendensi dan filsafat Timur tradisional yang mendalami
imanensi dalam suatu kesatuan logis, bukan sebuah sinkretisme asosiatif, yang
mengembalikan transendentalisme teologis ke dalam filsafat barat modern.
4. Dalam Islam hubungan antara Agama dan sains tidaklah menjadi persoalan,
karena sains adalah bagian dari ilmu. Disamping itu dalam konsep Islam tidak
ada perbedaan antara agama dan ilmu, keduanya saling terkait.
5. Armahedi Mahzar menjelaskan bahwa dalam peradaban Islam, ilmu-ilmu
kealaman tidak dipisahkan dengan ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu
keagamaan. Dalam terminologi modern, ketiga jenis ilmu itu disebut sains,
filsafat, dan teologi. Paradigma holistik mengintegrasikan sains yang rasional
empiris dan filsafat yang logis institutif dalam suatu kesatuan ilmu yang
empiris, rasional, dan intuitif.
20
DAFTAR PUSTAKA
Book
1. Al Qur’an Al Karim.
2. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi
Integralisme Islam, (Bandung: Mizan, 2004)
3. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu
Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2010).
4. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet-2 2006)
5. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT
Pancaranintan Indahgraha Cet-20, 2007)
6. Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama, Terj. ER.
Muhammad, (Bandung: Mizan 2002)
7. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu Kualitatif & Kuantitatif untuk pengembangan
penelitian, Edisi Revisi. (Yogyakarta: Rake Sarasin 2006).
8. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada 2004)
9. M.Hadi Masruri, Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Al-Qur’an: Melacak
kerangka Dasar Ilmu dan Agama, (Malang: UIN-Malang Press 2007)
21