Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬

Alhamdulillah, Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT. Yang telah memberikan kesempatan untuk bisa menyelesaikan makalah

ini dengan judul “ Integrasi Ilmu Armahedi Mahzar ”. Sholawat serta salam

semoga tetap tercurahkan kepada sang baginda Nabi Muhammad SAW, yang

selalu membimbing umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan terang

benderang, dari zaman jahiliyah (kebodohan ) menuju zaman intelektual atau

ilmu pengetahuan.

Makalah ini membahas Filsafat Ilmu (Studi Integrasi Islam dan Sains)

yang membahas Integrasi ilmu dengan judul “ Integrasi Ilmu Armahedi

Mahzar” yang disusun sebagai tugas mata kuliah “ Filsafat Ilmu (Studi

Integrasi Islam dan Sains) ”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Dosen pembimbing yang telah membimbinng proses pembelajaran dan Orang

tua yang selalu mendukung kelancaran tugas.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati dan ridha Allah SWT penulis

berharap semoga makalah ini bermanfaat.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu........................................6


a. Pengertian Filsafat Secara Etimologi dan Terminol...........................6
b. Pengertian Ilmu dan Filsafat ilmu.......................................................7
c. Kegunaan pengetahuan Filsafat..........................................................7
2. Integrasi Ilmu, Iman dan Amal.............................................................8
3. Integrasi Ilmu Armahedi Mahzar.........................................................9
a. Sekilas Tentang Armahedi Mahzar....................................................9
b. Karya-Karya Armahedi Mahzar.........................................................9
4. Konsep Integral Perspektif Armahedi Mahzar.................................10
5. Dialog Agama dan Sains Dalam Membangun Peradaban................11
6. Hubungan Sains dan Agama Perspektif Armahedi Mahzar............11
a. Hubungan antara sains dan agama dalam perspektif barat: Persoalan
intigrasi.............................................................................................13
b. Hubungan antara sains dan agama dalam persepektif Islam: Persoalan
Islamisasi..........................................................................................14
7. Sains Islami Masa depan.....................................................................15
a. Sains Modern dalam Krisis dan Kritik: Konteks Lahirnya Sains
Islami................................................................................................15
b. Membandingkan tujuan sains: yang modern dan yang Islami.........16
8. Islam dan Teknologi Informasi...........................................................16
a. Perkembangan Teknologi Informasi................................................16

2
b. Format Pemahaman Islam: Din Sebagai sistem operasi supercerdas
Ilahiyah.............................................................................................16
c. Format Pengamalan Islam: Tazkiyah Sebagai Program Transformasi
peradaban..........................................................................................17

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan....................................................................................................20

Daftar Isi..............................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu dan filsafat di mulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam
kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikianlah juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, Seberapa jauh
sebenarnya kebenaran yang telah kita jangkau. 1
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar
sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti
kita berterus terang kepada diri kita sendiri: Apakah sebenarnya yang saya ketahui
tentang ilmu? Apakah ciri-cirinya yang Hakiki yang membedakan ilmu dari
pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu? Bagaimana saya ketahui
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang kita pakai
dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? Mengapa kita mesti mempelajari
2
ilmu? Apakah kegunaan yang sebenarnya ?. Jadi, dengan mengetahui dan
memahami Filsafat dapat menghantarkan kita untuk memahami hakikat dalam
suatu kehidupan dan mengetahui kehidupan yang sebenarnya.
Kita berada dalam abad ke-21, abad pertama dari milenium ketiga, yang
penuh dengan Gejolak teknologi. Akselerasi eksponensial kapasitas teknologi
komunikasi dan informasi pada ujungnya mungkin akan melahirkan mesin-mesin
supercerdas yang mengabdi pada manusia.Tetapi, kemungkinan lainnya adalah
lahirnya sebuah mega-Cybrog supercerdas, dimana kita (manusia) terintegrasi
bersama dengan mesin-mesin, sebagai komponen-komponennya.3

1
. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT Pancaranintan
Indahgraha Cet-20, 2007) hlm 19.
2
. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, hlm 19.
3
. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet-2 2006) hlm xxxv

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Filsafat Ilmu dan kegunaannya?
2. Siapa sosok Armahedi Mahzar ?
3. Bagaimana konsep Integral persepektif Armahedi Mahzar ?
4. Bagaimana Hubungan Sains dan Agama Persepektif Armahedi Mahzar?
5. Bagaimana Sains Islami Masa depan perspektif Armahedi Mahzar?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu Filsafat Ilmu dan kegunaannya ?
2. Untuk mengetahui sosok armahedi Mahzar ?
3. Untuk mengetahui konsep Integral Persepektif Armahedi Mahzar ?
4. Untuk mengetahui Hubungan Sains dan Agama Persepektif Armahedi Mahzar?
5. Untuk mengetahui Sains Islami Masa depan perspektif Armahedi Mahzar?

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu

Sebelum membahas Integrasi Ilmu Armahedi Mahzar, Alangkah baiknya


kita mengetahui definisi Filsafat, ilmu, dan Filsafat ilmu. Adapun pengertian
Filsafat, ilmu dan Filsafat ilmu adalah sebagai berikut :

a) Pengertian Filsafat Secara Etimologi dan Terminologi

Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosopy adalah berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti Cinta
(Love) dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian
etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom dalam
arti yang sedalam-dalamnya. Adapun pengertian Filsafat secara terminologi ada
beberapa definisi, diantaranya ialah:

a. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan


lengkap tentang seluruh realitas.
b. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara
nyata.
c. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan
pengetahuannya: sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan
nilainya.
d. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-
pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan
e. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang
kita katakan dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.

Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk


mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, Filsafat
adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung

6
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika ( filsafat
keindahan). 4

b) Pengertian Ilmu dan Filsafat ilmu

Istilah ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan dengan
berbagai makna, atau mengandung lebih dari satu arti. science dalam arti sebagai
natural science, biasanya dimaksud dengan ungkapan "sains dan teknologi ". Dalam
kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian science and technology sebagai “ the
study of the natural science and the application of the knowledge for partical
purpose”,yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari
pengetahuan ini untuk maksud praktis. Jadi, ilmu adalah kumpulan pengetahuan
yang disusun secara sistematis, konsisten dan kebenarannya telah teruji secara
empiris. 5

Fisafat dan ilmu yang dikenal di dunia barat berasal dari zaman Yunani
kuno. Pada zaman itu keduanya termasuk dalam pengertian epistemologi. Kata
philosophia merupakan suatu kata padanan dari episteme. Istilah lain dari filsafat
ilmu adalah theori of science (teori ilmu), meta science (adi-ilmu), scince of science
(ilmu tentang ilmu). Jadi Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.6

c) Kegunaan pengetahuan Filsafat

Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat


filsafat sebagai tiga hal:

Pertama: Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat. Mengetahui teori-teori


filsafat amat perlu karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Jika anda tidak senang
pada komunisme maka anda harus mengetahui marxisme, karena teori filsafat untuk
komunisme itu ada dalam marxisme. Dan jika anda hendak membentuk dunia, baik

4
. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan,
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar 2010) hlm 36 - 37
5
. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan,
hlm 49-50
6
. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan,
hlm 54-55

7
dunia besar maupun dunia kecil (diri sendiri). Maka anda tidak dapat mengelak dari
penggunaan teori filsafat. Jadi,mengetahui teori-teori filsafat amatlah perlu. Filsafat
sebagai teori filsafat juga perlu dipelajari oleh orang yang akan menjadi pengajar
dalam bidang filsafat.

Kedua, Filsafat sebagai metode pemecahan masalah, yaitu cara


memecahkan masalah yang dihadapi. Di sini filsafat digunakan sebagai suatu cara
atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat selalu
mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya.

Ketiga, Filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of Life), filsafat


sebagai pandangan hidup tentu perlu juga diketahui. Mengapa -misalnya- salah
seorang presiden Amerika (Bill Clinton 1998), telah mengaku berzina, dan
masyarakatnya tetap banyak yang memberikan dukungan ? Mungkinkah harus
seperti itu untuk Indonesia ? Presiden Indonesia yang mengaku berzina pasti akan
dicopot oleh masyarakat Indonesia. Mengapa berbeda ? Karena masyarakat
Indonesia berbeda pandangan hidupnya dengan masyarakat Amerika. 7

2. Integrasi Ilmu, Iman dan Amal

Ilmu, iman dan amal dalam pandangan islam, saling berhubungan satu
dengan yang lainnya sehingga pemisahannya tidak dapat dibenarkan. Ibnu Hazm
menyatakan bahwa ilmu dan iman berasal dari sumber yang sama dan keduanya
merupakan pemberian dari Tuhan untuk tujuan yang sama, yaitu menerima secara
totalitas kebijakan sebagaimana ditentukan tuhan dalam Al Qur’an dan Hadits yang
shahih. Menurut sayyid Qutb, Ilmu merupakan kesatuan pemikiran dan tindakan.
Menurutnya, tindakan tidak berada diluar bidang ilmu, namun merupakan unsur
Ilmu yang esensial. Oleh karenanya, terdapat kesatuan antara Ilmu, Iman, dan
amal. Singkatnya, terdapat kesatuan antara Ilmu, Iman, dan amal dalam Islam.
Sebaliknya konsep ilmu barat sekuler meniadakan dan memisahkan iman dan Ilmu,
sehingga ilmu disana melahirkan saintis tanpa iman. Ilmu pengetahuan tanpa
keyakinan terhadap ke-Esa-an Tuhan, akan menyesatkan dan bahkan anti terhadap

7
. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet-2 2006) hlm 89-90

8
agama. Ilmu tanpa hidayah dan hikmah membuat para ilmuwan kian jauh dari
keimanan.8

3. Integrasi Ilmu Armahedi Mahzar


a) Sekilas Tentang Armahedi Mahzar

Armahedi Mahzar dilahirkan di Genteng, Jawa Timur, pada 1943. Dia


lulus dari jurusan Fisika ITB pada 1972.Pernah belajar Geofisika di University
of Arizona, Tucson, Amerika Serikat, pada 1974-1975, dan tamat program S2
Fisika sekolah Pascasarjana ITB pada 1984. Menjadi staf Dosen ITB jurusan
Fisika 1972-1999. Kini, dia mengajar mata kuliah Philosophy of Science di
Islamic College for Advanced Studies, Jakarta. Beliau juga pernah belajar
geofisika di University of Arizona, Toscon, USA. Kini beliau mengajar mata
kuliah Philosophy of Scienci di Islamic College for Advanced Studies, Jakarta.

Hingga kini dia masih mengajar mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam
dan pernah menjadi Koordinator Kuliah Pengenalan Sains dan Matematika
untuk Mahasiswa TPB Seni Rupa ITB. Dia juga pernah mengajar mata kuliah
Seminar Studi Futuristik di Departemen Planologi ITB pada 1995-2002 dan
memberi mata kuliah pilihan Filsafat Ilmu di Biro Mata Kuliah Dasar Umum-
kini Departemen Sosioteknologi ITB-pada 1993-2003.9

b) Karya-Karya Armahedi Mahzar


Armahedi Mahzar pernah menjadi editor konsultan Majalah Pustaka
1974-1978 dan editor konsultan Penerbit Pustaka Salman ITB sejak 1980. Dia
adalah salah seorang anggota staf Lembaga Pengkajian Islam Masjid Salman
ITB sejak 1991.
Armahedi Mahzar juga pernah menerjemahkan buku Islam Militan
(Pustaka Salman, 1980). Dia juga pernah menulis dua buah buku: Integralisme
sebuah Rekonstruksi Filsafat Islam (Pustaka Salman, 1983) dan Islam Masa
Depan (Pustaka salman, Bandung 1993). Di samping itu, dia juga banyak

8
. M.Hadi Masruri, Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Al-Qur’an: Melacak kerangka Dasar
Ilmu dan Agama, (Malang: UIN-Malang Press 2007) hlm 78
9
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, (Bandung: Mizan, 2004) hal xi

9
menulis pengantar untuk buku-buku yang diterbitan di Indonesia, baik karya
asli maupun terjemahan.10

4. Konsep Integral Perspektif Armahedi Mahzar

Integralisme bisa dipandang sebagai sebuah postrukturalisme Timur.


Berbeda dengan poststrukturalisme barat yang berhenti dengan dekontruksi
totalnya, filsafat integralisme melakukan rekonstruksi bertahap di mana filsafat
barat adalah salah satu bagiannya. Integralisme melihat segala sesuatu dari partikel
fundamental (mendasr) hingga alam semesta membentuk sebuah hierarki seperti
halnya pandangan sains modern. Akan tetapi, integralisme juga meletakkan
hierarki ini dalam suatu hierarki yang lebih besar dengan memasukkan alam akhirat
dan ciptaan tuhan itu sendiri sebagai Penghujung jenjang material. Integralisme
juga melihat bahwa skema hierarkis yang horizontal tersebut tidak cukup untuk
mendeskripsikan seluruh realitas, juga perlu skema hierarkis vertikal yang
tercermin dengan jelas pada jenjang kesadaran manusiayang arahnya tegak lurus
terhadap hierarki material yang horizontal. 11

Akhirnya secara ontologis, integralisme adalah sintesis Filsafat barat


modern yang mengingkari transendensi dan filsafat Timur tradisional yang
mendalami imanensi dalam suatu kesatuan logis, bukan sebuah sinkretisme
asosiatif, yang mengembalikan transendentalisme teologis ke dalam filsafat barat
modern.12

Akan tetapi, integralisme menyatukan semua yang piskologis, sosiologis,


biologis, dan ontologis itu dengan cara membentuk sebuah kesatuan dengan dua
perjenjangan atau hierarki, yang dapat disebut sebagai realitas integral. Sehingga
Dalam integralisme versi Islam, kita mengenal adanya dua jenjang kesepaduan,
yaitu jenjang vertikal dan jenjang horizontal. 13

10
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xi-xii
11
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xxxvii
12
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xxxvii
13
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal xxxvii

10
5. Dialog Agama dan Sains Dalam Membangun Peradaban

Dalam Islam, agama dan ilmu tidak bisa saling dipisahkan karena keduanya
saling terkait. Tradisi keilmuan Islam berkembang dalam tradisi semaraknya
agama dan penyebaran luas ke seluruh Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara
sampai ke Andalusia. Sehingga untuk mendukung pengembangan agama
diperlukan ilmu untuk penataan pemerintah, politik, ekonomi, sosial dan juga
14
kesehatan. Konsep integral inilah yang menjadikan jayanya umat Islam pada
kurun abad 5-13 M. Namun seiring dengan berjalannya waktu kejayaan umat Islam
yang pernah dicapai itu pupus, dan kalah dibanding Eropa. Hal ini mulai dari
pertengahan abad 12 M dimana Eropa mulai bangkit. Tercatat dalam sejarah bahwa
saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah perang salib. Ketika Islam
mengalami kejayaan di Spanyol banyak orang Eropa belajar ke sana,
menerjemahkan karya-karya umat Islam. Kegiatan ini mulai dari abad 12 M.
Setelah mereka pulang ke negeri masing masing, mereka mendirikan uiversitas-
universitas dengan meniru pola Islam. Inilah start kemunduran Islam.15

6. Hubungan Sains dan Agama Perspektif Armahedi Mahzar

Telah kita ketahui bersama bahwa didalam Islam hubungan antara Agama
dan sains tidaklah menjadi persoalan, karena sains adalah bagian dari ilmu.
Disamping itu dalam konsep Islam tidak ada perbedaan antara agama dan ilmu,
keduanya saling terkait, sehingga muncul sebuah ungkapan dari Albeirt Einsten
bahwa “ Religion without science is blind; science without Religion is lame ”
Agama tanpa ilmu lumpuh sedangkan Ilmu tanpa agama buta. 16 Rasulullah sendiri
dalam sabdanya menganjurkan pencarian ilmu. 17 Bahkan Allah SWT dalam surat
Al Mujadalah ayat 11 berfirman :

14
. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu Kualitatif & Kuantitatif untuk pengembangan penelitian,
Edisi Revisi. (Yogyakarta: Rake Sarasin 2006), hal 192.
15
. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 2004), hal 169.
16
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi:Revolusi Integralisme
Islam, hal 213
17
. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abdul Bar (‫ )طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة‬yang
artinya “ Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.

11
١١ :‫ﭽ ﰈ ﰉ ﰊ ﰋ ﰌ ﰍ ﰎ ﰏ ﰐ ﭼ المجادلة‬

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara


kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-
Mujadalah: 11)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat
orang-orang yang berilmu. Demikianlah begitu sinerginya antara agama dan
ilmu dalam Islam. Itulah sebabnya, generasi-generasi ulama yang pertama rajin
menerjemahkan tulisan-tulisan ilmiah dari berbagai bahasa untuk kemudian
disesuaikan dengan ajaran Islam dan dikembangkan lebih lanjut.

Jadi, secara intrinsik Tidak ada pertentangan antara sains dan Islam.
Sains dalam pengertiannya yang modern adalah pengembangan dari filsafat
alam yang merupakan bagian dari filsafat yang menyeluruh dalam Khazanah
keilmuan Yunani. Namun, Filsafat Yunani terlalu deduktif, yang lebih
berdasarkan pada pemikiran spekulatif (teori). Karena itu, perlu dilengkapi oleh
pengamatan empiris sebagaimana yang diperintahkan dalam Al Quran. Itulah
sebabnya, di tangan ilmuwan muslim, sains berkembang dengan pesat.
Pengujian experimental menyebabkan sains jadi kukuh. Dengan demikian, di
tangan ilmuwan muslim, sains memperoleh karakternya yang rasional objektif
selama gelombang pertama peradaban Islam. Namun, rasionalitas sains tak bisa
dilepaskan dari rasionalitas religius karena teologi, filsafat, dan sains
merupakan kesatuan integral.18

Sayangnya, peradaban Islam gelombang pertama hancur dengan


penyerbuan tentara Mongol dari timur dan tentara Salib dari Utara. Tentara
Mongol yang menjadi pemenang di timur lebih menghargai seni ketimbang
sains. Itulah sebabnya, ajaran tasawuf dan organisasi tarekatlah yang berhasil
mengislamkan penguasa-penguasa baru tersebut. Sebagai akibatnya, ketika

18
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 210

12
peradaban Islam bangkit kembali dalam gelombang kedua, karakternya berubah
dari ilmiah religius menjadi mistis religius..19

a) Hubungan Antara Sains dan Agama dalam perspektif barat : Persoalan


Integrasi

Ian G. Barbour Berbicara tentang adanya spektrum empat hubungan yang


mungkin antara sains dan agama yaitu konflik, independensi, dialog, dan
integrasi.20 Sepektrum relasi sains dan Agama versi barbour ini tampaknya juga
mencerminkan perkembangannya secara kronologis begitu warisan sains dan
peradaban Islam mengalami skularisasi.

Dalam hubungan konflik, agama dan sains saling menegaskan kebenaran


yang lain alias kontradiktif. Hal ini dapat dicontohkan dengan hukuman Galileo
Galilei yang diberikan oleh Gereja Katolik pada abad ke-17. Juga penolakan
Gereja Katolik pada abad ke-19 terhadap teori evolusi Darwin merupakan
contoh lainnya. Contoh terbaru adalah gerakan kreasionisme para intelektual
Kristen pada abad ke-20.21

Namun, tidak semua ilmuwan berpandangan dengan sikap bermusuhan


seperti itu. Sebagian besar justru mengarah pandangan independency di mana
agama dan sains dianggap mempunyai kebenarannya sendiri-sendiri yang
terpisah satu sama lain, sehingga bisa hidup berdampingan secara damai.

Selanjutnya, dalam hubungan dialogis, agama dan sains mempunyai


persinggungan yang bisa didialogkan satu sama lainnya. Belakangan,
pendekatan dialog ini telah melahirkan pendekatan yang lebih bersahabat, yaitu
pendekatan integratif. Dalam hubungan integratif, baik sains dan agama
menyadari akan adanya suatu wawasan yang lebih besar mencakup keduanya
sehingga bisa bekerja sama secara aktif. Bahkan, sains bisa meningkatkan

19
.Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 211.
20
. Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama, Terj. ER. Muhammad,
(Bandung: Mizan 2002) hlm 54-70
21
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 212

13
keyakinan umat beragama dengan Memberi bukti ilmiah atas Wahyu atau
pengalaman mistis.22

b) Hubungan Antara Sains dan Agama dalam perspektif Islam: Persoalan


Islamisasi

Dikalangan gerakan Islam modern, sains dan Islam tidak ada masalah.
Soalnya, rata-rata mereka meyakini bahwa Islam sebagai agama Universal
adalah penyempurna bagi sains modern barat yang dianggap universal. Namun
di barat sendiri konsep universalisme sains menjadi persoalan.

Sementara itu, terdapat pandangan bahwa sains sekarang telah Islami


karena banyak penemuan baru sains yang bersesuaian dengan konsep-konsep
Alquran tentang alam. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan bukanlah
Islamisasi sains, melainkan modernisasi ilmu ilmu kalam, fiqih, dan tasawuf.
Kemunduran peradaban Islam, menurut penganut pandangan ini, bersumber
pada ketidakmampuan umat Islam menggali Al Quran secara ilmiah di satu
pihak dan kegagalan mengakomodasi tuntutan-tuntutan zaman sesuai dengan
kemajuan sains dan teknologi.23

Dengan demikian, pendapat sebuah spektrum pandangan mengenai


hubungan sains modern dan Islam. Dari sains itu sendiri tak Islami, sains Itu
netral, hingga sains itu sudah Islami. Tampaknya, semua pandangan itu
mempunyai argumen-argumen yang sama kuatnya. Namun, sains itu bukan
hanya sekumpulan pengetahuan, melainkan juga meliputi proses yang
menghasilkannya, sebagai proses, sains tak dapat dilepaskan dari konteks sosial
dan kultural yang selalu berkembang sesuai dengan kemajuan sains sebagai
produk dan teknologi sebagai aplikasi sains.24

22
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 213
23
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 215
24
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi Integralisme
Islam, hal 216 - 217

14
7. Sains Islami Masa depan
a) Sains Modern dalam Krisis dan Kritik: Konteks Lahirnya Sains Islami

Belakangan ini, banyak kritik terhadap sains modern dari berbagai


kalangan. Soalnya, teknologi sebagai penerapan sains untuk kepentingan
manusia punya dampak yang cukup menakutkan. Dampak itu adalah dampak
militer, dampak ekologis, dampak sosiologis, dan dampak psikologis.

Dampak pertama adalah potensi destruktif yang ditemukan sains


ternyata serta-merta dimanfaatkan langsung sebagai senjata pemusnah massal
oleh kekuatan kekuatan militer dunia. Sejarah tak dapat memungkiri bahwa
ilmuwan berperan cukup besar dalam pengembangan senjata-senjata pemusnah
massal tersebut.

Dampak kedua adalah dampak tak langsung berupa pencemaran dan


perusakan lingkungan hidup manusia oleh industri sebagai penerapan teknologi
untuk kepentingan ekonomi. Dampak kedua ini disebut tak langsung karena
industrialisasi adalah positif, sedangkan krisis lingkungan yang ditimbulkannya
bersifat negatif.

Dampak ketiga adalah keretakan sosial, keterbelakang personal, dan


keterasingan mental yang dibawa oleh pola hidup Urban yang mengikuti
industrialisasi ekonomi. Dampak ketiga ini adalah dampak tak langsung kedua
sains dan teknologi, karena urbanisasi adalah dampak tak langsung dari
industrialisasi.

Dampak keempat, yang paling parah, adalah penyalahgunaan obat-


obatan hasil industri kimia untuk menanggulangi dampak negatif dari
urbanisasi. Keempat dampak negatif penerapan sains dan teknologi itu tidaklah
merisaukan kebanyakan ilmuwan karena mereka menganggap hal itu bukanlah
usaha mereka. Soalnya dalam pandangan mereka, tugas mereka hanyalah
mencari kebenaran ilmiah tentang alam.25

25
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 221-222

15
b) Membandingkan Tujuan Sains: Yang modern dan yang Islami

Tujuan sains modern adalah memanfaatkan alam bagi peningkatan


kesejahteraan manusia. Namun, dalam paradigma yang materialists,
pemanfaatan ini sering ditafsirkan sebagai penaklukan alam sebagai lawan yang
harus dikalahkan sesuai dengan konsep strunggle for existance dalam biologi
mekanistik Darwinisme. Tidak mengherankan, jika orang indiana Amerika
mengatakan orang putih menghadapi krisis karena telah memerkosa alam yang
sebenarnya adalah “ibu”-nya. Oleh karena itu, kita memerlukan paradigma yang
lebih holistik atau integratif. 26

Dalam paradigma sains islami, sains itu merupakan bagian dari kegiatan
transformatif manusia terhadap lingkungannya dalam rangka mensyukuri
nikmat karunia Allah. Oleh karena itu, ilmu mengenai benda-benda yang
disebut sebagai sains tak dapat dipisahkan dari ilmu mengenai cara yang disebut
sebagai teknologi. Teknologi merupakan bentuk penerapan Ilmu sehingga dapat
dikatakan sebagai Ilmu amaliah di satu pihak atau sebagai amal amaliah di lain
pihak. Oleh karena itu , teknologi dan sains Islami tak dapat dipisahkan dari
nilai-nilai etika yang berdasarkan nilai-nilai sosial kemanusiaan. Iapun tak bisa
dipisahkan dari kultur kemasyarakatan, nilai-nilai universal kealaman, dan nilai
transendental keagamaan disamping nilai-nilai instrumental keteknikan. 27

8. Islam dan Teknologi Informasi


a. Perkembangan Teknologi Informasi

Pada mulanya, teknologi informasi merupakan perpanjangan memori


manusia berupa catatan-catatan pada lempung dan dinding gua yang tersebar
dan lepas satu sama lain. Kemudian, informasi lepas-lepas itu disatukan dalam
bentuk kitab yang terkumpul pada kuil-kuil para pendeta raja masyarakat
peradaban kuno. Kini, kita berada pada abad baru dimana informasi tersebar di
komputer-komputer yang terpencar di seluruh dunia tetapi terjalin satu sama

26
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 223
27
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 225

16
lain oleh jaringan telekomunikasi satelit global yang kini kita kenal sebagai
internet. 28

b. Format Pemahaman Islam: Din Sebagai sistem operasi supercerdas


Ilahiyah

Salah satu dampak perkembangan teknologi informasi adalah


pergeseran paradigma sains dari padangan materealistik menuju pandangan
yang lebih holistik atau menyeluruh. Kesejajaran struktural antara komputer dan
sistem biologi merupakan bagian yang mengubah pandangan manusia tentang
alam semesta. Din Al Islam adalah Super Inteligent Operating System karena
dia adala kesatuan integral ‘Aqidah-Syari’ah-Thariqah, dimana Thariqah
adalah sistem nilai individual yang harus ditumbuhkan oleh seorang muslim
yang kaffah.

Seorang pribadi muslim melengkapi tubuhnya sebagai makroprosesor


bagi metakomputer peradaban manusia, dengan Din Al Islam. Qolbu adalah
komponen berkaitan dengan Thoriqoh yang menangkap “kecerdasan langit”
sedangkan ‘aql-Nafs manusia adalah komponen objek “kecerdasan bumi” yang
tumbuh secara evolusioner melalui evolusi kecerdasan biologis (nafs) dan
evolusi kecerdasan teknologis (‘aql). Tri-komponen qalb-‘aql-nafs itu adalah
jembatan antara “ruh” individual yang ditiupkan Allah SWT sebagai pencipta
dan pemrogram dengan makroprosesor jism atau tubuh manusia dengan segala
siistem saraf pusatnya. Jadi, seorang muslim yang integral terdiri dari kesatuan
ruh-qalb-‘aql-nafs-jism yang tersusun secara hierarkis terpadu yang
didalamnya ruh merupakan pemprogram, qalb sebagai metaprogram, ‘aql
sebagai program, nafs sebagai proses implementasi program, dan jism sebagai
prosesor.29

c. Format Pengamalan Islam: Tazkiyah Sebagai Program Transformasi


peradaban

Din Al-Islam sebagai metaprogram harus diimplementasikan dalam


sebuah proses pengamalan islam. Dalam tataran individu, hal itu dilakukan

28
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 236
29
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 239-241

17
dengan melaksankan Arkanul Islam. Rukun Islam yang lima itu tidak hanya
mempunyai dimensi vertikal sebagai kegiatan ibadah dalam rangka membina
pribadi muslim yang Kaffah. Tetapi juga horizontal sebagai kerangka dasar bagi
kegiatan Mu’amalah membangun peradaban Islam.30

1. Tasyahud, yaitu rukun pertama, tak lain dari komitmen individu untuk
mengabdi pada Allah Yang Maha Esa, yaitu tauhid dan komitmen individu
untuk melaksanakan Din Al-Islam yang disampaikan oleh Rosulullah Saw
dengan cara meneladaninya sehingga dapat melakukan transformasi religio-
kultural lingkungannya sebagai rohmatan lil ‘alamin.
Sebagai penebar rahmat bagi seluruh bangsa, pribadi muslim
menyampaikan pesan salam (kedamaian) melalui aslama (penyerahan diri
secara total) pada Allah yang Maha pengasih dan maha penyayang. Esensi
tasyahud ini adalah tazkiyah al-nafs, penyucian diri adalah pasrah pada
kasih sayang ilahi yang menyalurkan kasih sayang-Nya pada segala ciptaan-
Nya.
2. Shalat lima waktu, sebagai rukun kedua, tak lain dari komitmen individu
untuk melaksanakan pengabdian secara berkelompok. Pembentukan
jama’ah shalat di dalam keluarga dan masjid secara tertib waktu adalah
sarana dari pembentukan molekul-moloekul peradaban jika kita
menggunakan metafor ilmu kimia.

Jika kita menggunakan metafor komputer, pembentukan jama’ah yang


harmonis adalah sinkronisasi banyak prosesor sehingga dapat berfungsi
secara kooperatif dalam bentuk modul-modul multiprosesor metakomputer
peradaban. Jadi, esesnsi shalat secara Mu’amalah adalah Tazkiyah
Jama’ah.

3. Shaum, sebagai rukun islam yang ketiga, tak lain dari pembentukan
solidaritas sosial berbagai kelompok itu sehingga muncul kerja sama tolong-
menolong antara kelompok yang lebih mampu dengan yang kurang mampu.
Dalam metafor kimia, ini berarti memanfaatkan kelebihan dan kekurangan

30
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 242

18
masing-masing molekul untuk membentuk reaksi kimia kompleks jalin-
menjalin yang menata diri menjadi sel-sel beokimia.
Dalam metafor komputer, modul-modul multiprosesor itu bekerja sama
dengan memanfaatkan memori kosong modul multiprosesor lain
membentuk suatu subsistem yang dalam hal peradaban berupa berbagai
masyarakat atau institusi sosial dengan fungsi berbeda-beda.Jadi, Shaum
pada dasarnya adalah Tazkiyah ijtima’ atau penyucian masyarakat.
4. Zakat,sebagai rukun islam keempat, tak lain dari pembersihan harta
seseorang muslim dari apa yang bukan haknya. Untuk pelaksanakan zakat
ini diperlukan lembaga sentral yang bisa menangani ketidakseimbangan
pendapatan dan berbagai masyarakat dan kelembagaannya sehingga terjadi
keseimbangan.
Dalam metakomputer peradaban ini, berarati diperlukan satu subsistem
yang memonitor dan mengoptimalkan kinerja subsistem-subsistem
lainnya.Sistem operasi suatu komputer adalah peranti-lunak yang
mengajukan fungsi ini.
Dalam hal peradaban Islam, pemerintah merupakan subsistem yang
diperlukan untuk itu. Penggabungan berbagai subsistem sosial dalam suatu
sistem negara merupakan proses Tazkiyah al-ummah.
5. Hajj adalah rukun kelima, tak lain dari pelepasan kotak-kotak kenegaraan,
kebangsaan dan stratafikasi sosial melebur dalam suatu upacara suci
mengelilingi Ka’bah dan sebagainya bersatu dengan jama’ah dari berbagai
negara dan bangsa.
Dalam metafor komputer, ini setara dengan peleburan satu sistem
dengan sistem-sitem lainnya dalam suatu metasistem jaringan komputer.
Metasistem jaringan ini tidak bergantung pada sistem operasi masing-
masing komputer melalui satu protokol komunikasi antarsistem yang sama.
Peleburan komputer-komputer dalam satu metakomputer bernama internet
adalah analog bagi peleburan negara-negara melalui warganya dalam suatu
peradaban global. Jika demikian, hajj adalah puncak ibadah individual yang
melambangkan pembangkitan peradaban islam atau Tazkiyah Al-
madaniyah.31

31
. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: hal 242-244

19
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi kehidupan manusia. Kegunaan Filsafat:1) Filsafat sebagai
kumpulan teori filsafat. 2)Filsafat sebagai metode pemecahan masalah. 3)
Filsafat sebagai pandangan hidup.
2. Armahedi Mahzar dilahirkan di Genteng, Jawa Timur,pada 1943. Dia lulus dari
jurusan Fisika ITB pada 1972.Pernah belajar Geofisika di University of
Arizona, Amerika Serikat, pada 1974-1975. (Lihat selengkapnya hal 7).
3. Menurut Aramhedi konsep integralisme adalah sintesis Filsafat barat modern
yang mengingkari transendensi dan filsafat Timur tradisional yang mendalami
imanensi dalam suatu kesatuan logis, bukan sebuah sinkretisme asosiatif, yang
mengembalikan transendentalisme teologis ke dalam filsafat barat modern.
4. Dalam Islam hubungan antara Agama dan sains tidaklah menjadi persoalan,
karena sains adalah bagian dari ilmu. Disamping itu dalam konsep Islam tidak
ada perbedaan antara agama dan ilmu, keduanya saling terkait.
5. Armahedi Mahzar menjelaskan bahwa dalam peradaban Islam, ilmu-ilmu
kealaman tidak dipisahkan dengan ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu
keagamaan. Dalam terminologi modern, ketiga jenis ilmu itu disebut sains,
filsafat, dan teologi. Paradigma holistik mengintegrasikan sains yang rasional
empiris dan filsafat yang logis institutif dalam suatu kesatuan ilmu yang
empiris, rasional, dan intuitif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Book

1. Al Qur’an Al Karim.
2. Armahedi Mahzar, Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi: Revolusi
Integralisme Islam, (Bandung: Mizan, 2004)
3. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Ilmu
Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2010).
4. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet-2 2006)
5. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT
Pancaranintan Indahgraha Cet-20, 2007)
6. Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama, Terj. ER.
Muhammad, (Bandung: Mizan 2002)
7. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu Kualitatif & Kuantitatif untuk pengembangan
penelitian, Edisi Revisi. (Yogyakarta: Rake Sarasin 2006).
8. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada 2004)
9. M.Hadi Masruri, Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Al-Qur’an: Melacak
kerangka Dasar Ilmu dan Agama, (Malang: UIN-Malang Press 2007)

21

Anda mungkin juga menyukai