Anda di halaman 1dari 22

AKHLAK DAN ETIKA

MAKALAH
SENI DAN ESTETIKA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Exbal Rudin 201744500417


2. Ahmad Syatiri 201744500455
3. Maharditya Maulana 201744500546
4. Sjamsul Arifin 201644570009
5. R. Akbar Nasrullah 201744579003

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan

kami nikmat iman dan kesehatan. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

pertama Akhlak dan Etika tentang ”Seni dan Estetika Dalam Perspektif Islam”.

Penulisan makalah ini merupakan bagian dari tugas kami dalam memenuhi

kewajiban pada mata kuliah Akhlak dan Etika.

Kami mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada pihak pihak

yang telah mendukung serta membantu kami mengatasi kesulitan dan hambatan

dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Terlepas dari penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna,

kami mengharapkan kritik dan sarannya sebagai pembelajaran untuk kami agar

lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah “Seni dan Estetika Dalam

Perspektif Islam” kami ini memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

Jakarta, 25 Mei 2020

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Definisi Seni ............................................................................................ 6
B. Islam dan Keindahan ............................................................................... 7
C. Pandangan Islam Terhadap Seni ............................................................. 8
D. Konsep Seni Menurut Perspektif Islam .................................................15
E. Batasan-Batasan Seni dalam Islam ........................................................16

PENUTUP .............................................................................................................19
A. Kesimpulan............................................................................................19
B. Saran ......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era modern sekarang jadwal hidup manusia sehari-hari diintervensi

dan dipadati oleh program-program hiburan yang tidak lain adalah berupa seni

yang merupakan hasil karya kreativitas manusia, seperti musik, drama, tari, dan

lain-lain. Hasil karya ini menjadi dunia industri hiburan lewat berbagai media,

seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah tanpa mengenal batas-batas

negara dan budaya, sedangkan agama merumuskannya dengan istilah halal dan

haram terhadap salah satu industri hiburan. Seperti pada tahun 2006 di

Indonesia, terjadinya aksi-aksi pornografi dan porno aksi yang dipandang

sebuah seni, seperti pornografi yang melukiskan lukisan telanjang aktor

Anjasmara, kemudian aksi Inul Daratisda dan artis-artis dangdut yang

mengandalkan gaya mereka sebagai seni, dimana sebagian seniman

menganggap bahwa itu sebuah hasil karya seni. Di dalam Islam itu adalah hal

yang sangat melanggar agama yang sifatnya haram dengan memperlihatkan

anggota tubuh kepada hal layak.

Islam memandang seni sebagai suatu hal yang bisa diukur halal, haram

ataupun mubah. Bagi mereka yang memandang seni dari sisi ideologis, mereka

akan memandang seni yang dihasilkan dari hasil karya manusia itu adalah

haram untuk dinikmati dan disajikan ke masyarakat, karena menurut mereka

semua itu dianggap mengganggu kekhusu‟an beribadah, dimana secara

psikologis akan menjadikan seseorang cepat frustasi karena dunia sekitarnya

telah didominasi oleh industri hiburan. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara

melekatkan pelanggaran-pelanggaran seketat-ketatnya atau mematikan TV dan


3
tidak memperkenalkan industri hiburan beroperasi pada masyarakat. Contoh

yang pada kita lihat seperti yang terjadi di negara Iran. Dimana mereka

mengambil kebijakan menurunkan parabola dari rumah-rumah penduduk,

mereka hanya diperbolehkan menonton siaran nasional yang tak lain hanya

menyiarkan berita dan kultum-kultum islami. Bagi mereka yang mengatakan

halal adalah tipe pemikiran dan jalan hidup yang bersifat materialistik, dimana

ia bisa dengan mudah terbawa oleh hangar bingar dunia hiburan dan melupakan

apa sesungguhnya esensi dari hiburan dan kesenian itu sendiri. Dan sebagian

mereka mengatakan mubah yaitu mereka yang bersikap hati-hati dengan apa

yang mereka nikmati dari seni tersebut.

Islam melalui Al-Qur‟an sangat menghargai seni. Allah SWT mengajak

umatnya untuk memandang seluruh alam jagad raya ini yang telah diciptakan

dengan serasi dan indah. Seperti dalam Surat Al-Qaf ayat 6yang artinya “Maka

apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana

kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-

retak sedikitpun”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam

jagad raya ini sebagai hiasan yang indah untuk dapat dinikmati oleh umatnya.

Manusia memandangnya untuk dinikmati dan melukiskan keindahannya

sesuai dengan subjektivitas perasaannya masing-masing. Mengabaikan sisi

keindahan natural hasil ciptaan Allah berarti mengabaikan salah satu sisi dari

bukti kebesaran Allah dan bagi mereka yang menikmatinya mereka

mempercayai bukti kebesaran Allah Swt. Salah satu tokoh filsuf barat

Immanuel Kant mengatakan bahwa bukti tentang wujud Tuhan terdapat dalam

rasa manusia bukan pada akalnya, jadi jelas kita lihat bahwa wujud Tuhan itu

dapat kita rasakan dengan kekaguman kita akan wujud Tuhan dari hasil

4
penciptaan-Nya

5
PEMBAHASAN

A. Definisi Seni
Definisi Seni, Seni yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa

manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang

dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau

dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama). Seni merupakan wujud

yang terindra, dimana seni adalah sebuah benda atau artefak yang dapat dirasa,

dilihat dan didengar, seperti seni tari, seni musik dan seni yang lain. Seni yang

didengar adalah bidang seni yang menggunakan suara (vokal maupun

instrumental) sebagai medium pengutaraan, baik dengan alat-alat tunggal (biola,

piano dan lain-lain) maupun dengan alat majemuk seperti orkes simponi, band,

juga lirik puisi berirama atau prosa yang tidak berirama. Seni yang dilihat seperti

seni lukis adalah bidang seni yang yang menggunakan alat seperti kanvas,

beragam warna-warni dan memiliki objek tertentu untuk di lukis.

Dengan ilmu dan teknologi, hidup ini akan menjadi mudah. Dengan agama,

hidup ini akan menjadi terarah. Dengan seni, hidup akan menjadi lebih indah.

Hidup akan lebih bermakna jika dapat menjalankan ketiga unsure tersebut (

pendapat para alim ). Untuk mewujutkan kindahan itu, salah satu cara yang

ditempuh oleh manusia adalah melakukan kegiatan berkesenian. Seni sebagai

sebuah strategi adaptif yang dimiliki dan dipilih manusia. Seni adalah sebuah

symbol ekspresif yang memiliki cita rasa keindahan ( Bahtiar : 1982 ). Dalam

kehidupan antar dan intra masyarakat terlihat bahwa betapa ungkapan keindahan

senantiasa mewujudkan dirinya dalam berbagai bentuk yang khasatau berbeda.

6
Dengan demikian keindahan adalah sesuatu yang tidak berdiri sendiri, tidak

bebas nilai, berada dalam kawasan dan mencerminkan suatu nilai.

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada seluruh

manusia yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah. Islam adalah agama yang

nyata dan sesuai dengan fitrah manusia yang memilki cita rasa, kehendak, hawa

nafsu, sifat, perasaan dan akal pikiran. Dalam jiwa, perasaan, nurani dan

keinginan manusia terbenam rasa suka akan keindahan, yang mana keindahan

tersebut adalah seni. Keindahan disini adalah sesuatu yang dapat menggeraka

jiwa, kemesraan, dapat menimbulkan keharuan, kesenangan bahkan juga bisa

menimbulkan kebencian, dendam dan lain-lain sebagainya.

Di dalam Islam, seni adalah penggerak nalar yang bisa menjangkau lebih

jauh apa yang berada di balik materi.3 Setiap manusia berhak menggeluarkan

kreativitas mereka seperti seni dalam membaca Al-Qur‟an, seni kaligrafi dan

lain-lain. Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi

pandangan Islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantar menuju

pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.

B. Islam dan Keindahan

Islam adalah agama tauhid, yang mengajarkan kepada umat manusia sebuah

prinsip keyakinan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dan dimintai

pertolongan kecuali Allah yang Maha Esa. ( Al – Fatihah ayat ke – 5 ). Dan pada

Qur’an Az – Zariyat ayat ke – 56 dijelaskann bahwa Allah menciptakan jin dan

manusia kecuali untuk beribadah kepadaNya. Menunjukkan adanya tujuan hidup

manusia di dunia fana ini. Konsep beribadah memiliki makna luas,

bersifat ibadah mahdlah (hubungan manusia dengan Allah) dan bersifat ibadah

muamalah (hubungan manusia dengan manusia). Disini jelas islam sangat

7
memperhatikan prinsip keseimbanga (Qur’an Al – Qasas ayat 77). Ke indahan

yang diciptakan oleh Allah, bukan hanya berhenti pada nilai instrinsik atau sifat

keindahan fisiknya saja, melainkan memiiki nilai instrinsik kegunaan di luar sifat

indahnya itu (AN – NAHL ayat : 10 -15). Nabi Muhammad pernah bersabda

“sesungguhnya Allah mahaindah dan Dia menyukai keindahan “ (alam Yakub

1986 : 149). Berdasarkan penjelasann tersebut, tersirat satu pengertian bahwa

islam sangat memperhatikan masalah keindahan. (Al – faruqi 191 : 69 – 90)

keindahan adalah salah satu sifat Allah dan oleh karena itu untuk mencapai

keridhoan Allah, manusia dapat menggunakan pendekatan dalam melakukan

ibadah kepadanya. Dalam islam nilai atau sifat keinahan yang di timbulkan

haruslah mengekspresikan nilai ibadah, yakni mencari ridho Allah dan memiliki

manfaat bagi pembentukan nilai – nilai akhlak atau budi pekerti yang mulia.

Hukum menciptakan keindahan adalah Mubah (boleh), Terlarang (Haram) atau

tercela (makruh), dianjurkan (sunnah), sangat dianjurkan (sunnah muakat).

C. Pandangan Islam Terhadap Seni

Keindahan itu sebahagian dari seni. Ini bermakna Islam tidak menolak

kesenian. Al-Quran sendiri menerima kesenian manusia kepada keindahan dan

kesenian sebagai salah satu fitrah manusia semulajadi anugerah Allah kepada

manusia. Seni membawa makna yang halus, indah dan permai. Dari segi istilah,

seni adalah sesuatu yang halus dan indah dan menyenangkan hati serta perasaan

manusia.

Konsep kesenian mengikut perspektif Islam ialah membimbing manusia ke

arah konsep tauhid dan pengabdian diri kepada Allah. Seni dibentuk untuk

melahirkan manusia yang benar-benar baik dan beradab. Motif seni bertuju

kepada kebaikan dan berakhlak. Selain itu, seni juga seharusnya lahir dari satu

8
proses pendidikan bersifat positif dan tidak lari dari batas-batas syariat. Seni

Islam ialah seni yang bertitik tolak dari akidah Islam dan berpegang kepada

doktrin tauhid yaitu pengesaan Allah dan seterusnya direalisasikan dalam karya-

karya seni. Ia tidak bertolak dari akidah, syarak dan akhlak. Perbedaan di antara

seni Islam dengan seni yang lain ialah niat atau tujuan dan nilai akhlak yang

terkandung di dalam sesuatu hasil seni itu. Ini berbeda dengan keseniaan barat

yang sering mengenepikan persoalan akhlak dan kebenaran. Tujuan seni Islam

ialah untuk Allah karena ia memberi kesejahteraan kepada manusia. Dengan ini,

seni Islam bukanlah seni untuk seni dan bukan seni untuk sesuatu tetapi sekiranya

pembentukan seni itu untuk tujuan kemasyarakatan yang mulia, itu adalah

bersesuaian dengan seni Islam. Kesenian Islam dicetuskan dengan niat untuk

mendapat keredaan Allah sedangkan kesenian yang berbentuk Islam diciptakan

untuk tujuan takbur, riak, menaikkan nafsu syahwat, merusakkan nilai syarak dan

akhlak. Karya seni dikehendaki mengandungi nilai-nilai murni yang

melambangkan akhlak, atau paling tidak bersifat natural yaitu bebas daripada

sifat negatif. Jika sekiranya terdapat nilai-nilai negatif walaupun yang

menciptakannya itu beragama Islam, maka ia terkeluar daripada kategori seni

Islam.

Berbagai gambaran Al-Qur‟an yang menceritakan begitu banyak

keindahan, seperti surga, istana dan bangunan-bangunan keagamaan kuno

lainnya telah memberi inspirasi bagi para kreator untuk mewujudkannya dalam

dunia kekinian saat itu. Istana Nabi Sulaiman as, mengilhami lahirnya berbagai

tempat para khalifah atau pemerintahan muslim membentuk pusat kewibawaan,

istana dengan berbagai “wujud fasilitas ruang” di atas kebiasaan rakyat biasa.

Asmaasma Allah SWT, seperti al-Jamiil secara theologis sangat membenarkan

9
para kreator seni untuk memanifestasikannya dalam banyak hal.

Seni adalah sebahagian daripada kebudayaan. Din al-Islam meliputi agama

kebudayaan, maka dengan sendirinya kesenian merupakan sebahagian din al-

Islam. Ia juga diturunkan untuk menjawab fitrah, naluri atau keperluan asasi

manusia yang mengarah kepada keselamatan dan kesenangan. Firman Allah

yang artinya “ Wahai anak-anak Adam, pakailah perhiasan kamu ketika waktu

sembahyang. Makanlah dan minumlah dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak mengasih orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah

“siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang dikeluarkanNya untuk

hambahambaNya dan rezeki yang baik.” (al-A‟raf, ayat 31-32).

Namun pada sisi yang lain, berbagai larangan Nabi SAW dan para ulama

mereka untuk melukis dan menggambar mahluk hidup yang

bernyawa/bersyahwat dalam mewujudkan corak keindangan ruangan meskipun

hal ini tidak ditemukan teks-nya secara langsung dalam AlQur‟an, kegiatan

mereka dalam mewujudkan gagasan keindahan, tak pernah kehilangan arah.

Kreasi dan potensi seni mereka, kemudian dialihkannya pada berbagai bentuk

kaligrafi Islam, dengan pola dan karaktersitik yang indah dan rumit. Mereka

membentuk corak ragam hias ruangan, benda-benda antik seperti gelas atau guci,

karpet, dan sebagainya dengan berbagai ornamen bunga-bungaan atau

tumbuhtimbuhan yang dianggap bukan sejenis hewan atau manusia.

Allah Swt menciptakan manusia dengan memberikan akal yang dapat

menciptakan sesuatu yang bisa disebut dengan seni atau budaya. Manusia juga

diberikan rasa atau perasaan untuk menghayati dan merasakan sesuatu. Akal

manusia memiliki daya berpikir dan perasaan, dengan akal manusia membentuk

pengetahuan dengan konsep. Manusia juga diciptakan dengan anggota tubuh

10
yang lengkap, dimana akal dan anggota tubuh bisa menghasilkan bentuk-bentuk

yang menyenangkan yang bersifat estetika yaitu seni.

Dalam seni, keindahan merupakan unsur penting, sehingga dalam Islam

nilai keindahan merupakan nilai yang sangat penting yang sejajar dengan nilai

kebenaran dan kebaikan. Alam yang diciptakan Allah adalah suatu keindahan

seperti langit yang dihiasi bintang-bintang adalah suatu penciptaan Tuhan yang

dapat dinikmati oleh manusia sebagai suatu keindahan. Allah Swt meyakinkan

manusia tentang ajarannya dengan menyentuh seluruh totalitas manusia,

termasuk menyentuh hati mereka melalui seni yang ditampilkan di dalam

AlQur‟an yaitu melaui kisah-kisah nyata dan simbolik yang dipadu oleh

imajinasi melalui gambar-gambar konkrit. Di dalam Islam, prinsip dari seni

adalah ketauhidan, kepatuhan dan keindahan.

Syeikh Yusuf Qardhawi telah menjelaskan sikap Islam terhadap seni. Jika

ruh seni adalah perasaan terhadap keindahan maka Al Qur‟an sendiri telah

menyebutkan dalam surat As-Sajadah ayat 7 yang artinya “Yang membuat segala

sesuatu, yang Dia ciptakan sebaikbaiknya dan yang memulai menciptakan

manusia dari tanah”.7 Rasulullah saw. juga telah menjelaskan kepada beberapa

sahabat yang mengira bahwa kecintaan terhadap keindahan bisa menafikan iman,

dan menjadikan pelakunya terperosok dalam kesombongan, sebagiamana

diceritakan sebuah hadist. Rasulullah bersabda,”Tidak akan masuk sorga siapa

yang di hatinya ada rasa sombog, walau sebesar biji sawi.” Maka berkatalah

seorang lelaki, “Sesungguhnya ada seorang lelaki menyukai agar baju dan

sandalnya menjadi bagus.” Maka bersabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya

Allah Maha Indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim). Seni yang sahih

adalah seni yang bisa mempertemukan secara sempurna antara keindahan dan al

11
haq, karena keindahan adalah hakikat dari ciptaan ini, dan al haq adalah puncak

dari segala keindahan ini. Oleh karena itu Islam membolehkan penganutnya

menikmati keindahan, karena hal itu adalah wasilah untuk melunakkan hati dan

perasaan.

Lingkungan Islam yang lebih terbuka terhadap seni ini adalah para sufi dan

filosof. Banyak para filosof Islam yang benar-benar menguasai musik dan

teorinya, beberapa diantaranya seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina, dimana mereka

ahli-ahli teori musik terkemuka. Beberapa tabib muslim menggunakan musik

sebagai sarana penyembuhan penyakit baik jasmani maupun rohani. Bagi para

sufi, seni adalah jalan untuk dapat menangkap dimensi interior Islam, dimana

seni terkait langsung dengan spriritual. Al-Ghazali sebagai tokoh sufi

mengatakan bahwa mendengar nada-nada vokal dan instrumen yang indah dapat

membangkitkan hal-hal dalm kalbu yang disebut Al-Wujud atau kegembiraan

hati.

Prinsip-prinsip seni di dalam Islam adalah sebagai berkut :

1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai

kemanusiaan dan nilai-nilai persekitaran dan sejagat. Alam sekitar

galerinya, manakala manusia menjadi seniman yang menggarap segala

unsur kesenian untuk tunduk serta patuh kepada keredhaan Allah swt.

2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-

aspek estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.

3. Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung

kepada keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. Menurut Islam, kesenian

yang mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan,

kema'rufan, kesahihan dan budi yang mantap.

12
4. Kesenian Islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-

undang Allah dan SyariatNya. Maknanya ia harus berada di bawah

lingkungan dan peraturan wahyu. Ini yang membezakan kesenian Islam

dengan kesenian bukan Islam.

5. Kesenian Islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan

sesama manusia dan juga makhluk.

Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama sejalan dengan

pandangan Islam menyangkut wujud alam raya ini. Namun demikian wajar

dipertanyakan bagaimana sikap satu masyarakat dengan kreasi seninya yang

tidak sejalan dengsan budaya masyarakatnya. Dalam konteks ini, perlu

digarisbawahi bahwa Al-Quran memerintahkan kaum Muslim untuk

menegakkan kebajikan,memerintahkan perbuatan makruf dan mencegah

perbuatan munkar. Makruf merupakan budaya masyarakat sejalan dengan nilai-

nilai agama, sedangkan munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan

budaya masyarakat. Dari sini, setiap Muslim hendaknya memelihara nilai-

nilaibudaya yang makruf dan sejalan dengan ajaran agama, dan iniakan

mengantarkan mereka untuk memelihara hasil seni budayasetiap masyarakat.

Seandainya pengaruh apalagi yang negatif dapat merusak adat-istiadat serta

kreasi seni dari satu masyarakat, maka kaum Muslim di daerah itu harus tampil

mempertahankan makruf yang diakui oleh masyarakatnya, serta membendung

setiap usaha dari mana pun datangnya yang dapat merongrong makruf tersebut.

Bukankah Al-Quran memerintahkan untuk menegakkan makruf.

Islam tidak pernah menolak kesenian selagi dan selama mana kesenian itu

bersifat seni untuk masyarakat dan bukannya seni untuk seni. Terdapat lima

hukum dalam seni jika diperincikan. Antaranya:

13
a. Wajib : Jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana tanpanya

individu tersebut boleh jatuh mudarat seperti keperluan manusia untuk

membina dan mencantikkan reka bentuk binaan masjid serta seni taman

(landskap) bagi maksud menarik orang ramai untuk mengunjungi rumah

Allah swt tersebut.

b. Sunat : Jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan

semangat penyatuan umat Islam seperti dalam nasyid, qasidah dan selawat

kepada Rasulullah saw yang diucapkan beramai-ramai dalam sambutan

Maulidur Rasul atau seni lagu (tarannum) al-Quran.

c. Makruh : Jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia (lagha) seperti

karya seni yang tidak diperlukan oleh manusia.

d. Haram : Jika kesenian itu berbentuk hiburan yang :

1) Melalaikan manusia sehingga mengabaikan kewajiban-kewajiban yang

berupa tanggungjawab asas terhadap Allah swt khasnya seperti ibadah

dalam fardhu ain dan kifayah.

2) Memberi khayalan kepada manusia sehingga tidak dapat membezakan

antara yang hak (betul) dan yang batil (salah).

3) Dicampuri dengan benda-benda haram seperti arak, judi, dadah dan

pelbagai kemaksiatan yang lain.

4) Ada percampuran antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram

seperti pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk bersuka-suka yang

melampau.

5) Objek atau arca dalam bentuk ukiran yang menyerupai patung sama ada

dibuat daripada kayu, batu dan lain-lain.

6) Disertai dengan peralatan muzik yang diharamkan oleh Islam seperti

14
alat-alat tiupan, bertali, tabuhan yang bertutup di bahagian atas dan

bawah serta alat-alat muzik dari tekanan jari. Sesetengah ulama

mengatakan harus hukumnya jika digunakan untuk pendidikan dan

tidak menarik kepada konsep al-Malahi (hiburan yang keterlaluan) juga

alat-alat muzik di atas boleh digunakan untuk tujuan dakwah

Islamiyyah, seperti yang pernah dibuat oleh Rabiatul Adawiyyah.

7) Seni yang merusakkan akhlak dan memudaratkan individu atau yang

berbentuk tidak bermoral seperti tarian terkini (kontemporari).

8) Jenis-jenis seni yang dipertontonkan bagi maksud atau niat yang

menunjuk-nunjuk dan kesombongan.

D. Konsep Seni Menurut Perspektif Islam

Seni Islam merupakan sebahagian daripada kebudayaan Islam dan

perbezaan antara seni Islam dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan

dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni Islam. Pencapaian yang dibuat

oleh seni Islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana

tujuan seni Islam ini adalah kerana Allah swt. Walaupun seni merupakan salah

satu unsur yang disumbangkan tetapi Allah melarang penciptaan seni yang

melampaui batas. Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah

tidak suka kepada orang yang melampaui batas." Keindahan merupakan salah

satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt lantas segala yang

diciptakanNya juga merupakan pancaran keindahanNya. Manusia dijadikan

sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna. Bumi yang merupakan

tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala keindahan. Allah swt

bukan sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang terindah tetapi juga

mempunyai naluri yang cintakan keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan

15
manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain sama ada malaikat, jin dan

haiwan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam berbeza dengan

peradaban Islam yang lain. Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya

mestilah menyeluruh dan meliputi aspek-aspek akhlak, iman, matlamat

keagamaan dan falsafah kehidupan manusia. Seni mestilah merupakan satu

proses pendidikan yang bersifat positif mengikut kaca mata Islam,

menggerakkan semangat, memimpin batin dan membangunkan akhlak. Ertinya

seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf dan An-Nahy 'an

Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran) serta

membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan juga

bukan sebagai perosak akhlak ummah. Semua aktiviti kesenian manusia mesti

ditundukkan kepada tujuan terakhir (keredhaan Allah dan ketaqwaan). Semua

nilai mestilah ditundukkan dalam hubunganNya serta kesanggupan berserah diri.

Seni juga seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan.

E. Batasan-Batasan Seni Dalam Islam

Ada beberapa batasan-batasan dalam Islam atau larangan dalam Islam

terhadap berbagai seni, seperti seni patung, dimana ada beberapa alasan yang

melarang terhadap seni ini, yaitu : Dalam surat Al-Anbiya ayat 21 dimana

diuraikan tentang patung-patung yang disembah oleh ayah Nabi Ibrahim dan

kaumnya. Sikap Al-Qur‟an terhadap patung-patung itu bukan sekedar

menolaknya, tapi juga menghendaki penghancuran terhadap patung-patung

tersebut. Di sini Allah menginginkan bahwa patung-patung pahatan hasil

manusia tidak dijadikan sebagai suatu sembahan atau suatu yang

menggambarkan kepada suatu Maha Pencipta yaitu Tuhan untuk disembah atau

16
berhala.

Selain itu juga ada batasan dalam seni musik, dimana sering kali orang lebih

menyenangi jenis-jenis musik yang terkadang bisa membuat kita lalai dan jauh

dari agama, seperti musik-musik Rock, yang bernuansa keras, bukan musik-

musik yang Islami. Kemudian juga seni bernyanyi, seperti kasus Inul Daratisda

dimana seni yang ditampilkan bukanlah seni bernyanyi melainkan gerakan-

gerakan yang fulgar yang bisa menggarah kepada hal-hal yang tidak baik untuk

dipertontonkan. Tidak seperti syair-syair Islam yang bisa memberi semangat

spiritual kepada yang mendengarkannya. Ada beberapa dalil yang mengatakan

bahwa nyanyi itu diharamkan :

1. Berdasarkan Firman-Firman Allah yang terdapat dalam beberapa surat di

dalam Al-Qur‟an diantaranya surat Luqman ayat 6, AnNajm ayat 59-61, Al-

Isra‟ ayat 64.

2. Berdasarkan Hadist-hadist14 diantarannya : Hadits Abu Malik Al-Asy‟ari ra

bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya akan ada di kalangan

umatku golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik

“al-ma’azif” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari)

Hadits Aisyah ra Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah

mengharamkan nyanyian-nyanyian (qoynah) dan menjualbelikannya,

mempelajarinya atau mendengar-kannya.” Kemudian beliau membacakan ayat

di atas (HR. Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Mardawaih)

Selain itu aksi pornografi dan porno aksi adalah batasan yang sangat

melanggar agama. Disatu sisi orang memandang itu adalah suatu bentuk seni,

tetapi di dalam Islam itu justru menggarah kepada hal-hal yang tidak baik, haram

untuk di kembangkan. Pengaruh dunia barat dalam Islam terhadap seni seperti

17
kasus kartun yang melecehkan Rasulullah saw, Satanic Verses Salman Rusdi,

film Buruan Cium Gue, rencana majalah Playboy versi Indonesia, kasus

Anjasmara „telanjang‟, penolakan terhadap RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi

yang dilakukan LSM-LSM feminis dan mereka yang mengatakan diri sebagai

pekerja seni, serta puluhan kasus serupa yang telah menimbulkan keresahan

masyarakat-hingga menyebabkan terjadinya demonstrasi dalam skala

internasional, terjadi bisa dikarenakan akibat dari merebaknya ideologi

kebebasan berekspresi, yakni paham liberal. Paham ini, adalah sebuah ideologi

“mentah” yang dipaksakan oleh negara-negara besar terhadap dunia ketiga.

Iideologi produk Barat berbeda dengan Islam. Islam adalah agama “realita”,

Islam bukanlah agama yang menyuruh umatnya untuk tinggal di kuil-kuil dan

terus-menerus melakukan ritual meninggalkan kehidupan dunia, juga bukan

ideologi yang mencampakkan penganutnya ke dalam lautan syahwat yang tidak

bertepi, yang tidak mengenal halal-haram, tidak mengenal akhlak, serta

menyebarkan kerusakan di mana-mana dengan dalih seni.

18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam melalui sumbernya utama Al-Qur‟an sangat menghargai seni. Al-

Qur‟an menuntun manusia mengenal Allah mengajak untuk memandang

keseluruhan jagad raya yang diciptakan-Nya dengan serasi dan indah.

Menikmati keindahan jagad raya ini, kita bisa membuktikan bahwa Allah sangat

mencintai keindahan, menciptakan alam raya ini dengan indah tanpa kurang

apapun. Ini lah bukti kebesaran Allah yang patut kita rasakan dan kita nikmati.

Seni yang Islami adalah seni yang menggambarkan wujud dengan bahasa yang

indah serta sesuai dengan fitrah. Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan

wujud dari sisi pandangan Islam tentang alam, hidup dan manusia yang

mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.

Keindahan adalah salah satu sebab tumbuh dan kokohnya keimanan, sehingga

keindahan itu menjadi sarana mencapai kebahagiaan dalam kehidupan. Sumber-

sumber seni dalam Islam meliputi Al-Qur‟an dan Hadits. Dan yang menajdi

prinsip-prinsip dalam seni adalah ketauhidan, kepatuhan dan keindahan.

B. Saran

Dalam kaidah fiqh disebutkan “al adatu muhakkamatun” artinya bahwa

adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari

budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang

perlu dicatat, budaya tersebut tidak bertentangan dengan Islam. Ketika terdapat

kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, maka kebudayaan itu harus

dihindari.

Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya

19
agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni

yang bisa mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti

menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, Jakarta, Gema

Insani, 1991

Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, Jakarta : Gema

Insani Press

Widan Raina, Seni Dalam Perspektif Islam, Islam Futura, Vol. VI No. 2 Tahun

2007

http://biodata-diannew.blogspot.com/2012/01/seni-dan-estetika-islam.html

https://ahmadsamantho.wordpress.com/2010/06/30/islam-estetika-dan-seni/

Anda mungkin juga menyukai