Anda di halaman 1dari 18

Rekayasa Ide

STRATEGI MENGEMBANGKAN USAHA INDUSTRI NUGGET TAHU


Geografi Industri

Dosen Pengampu :

Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si

Disusun oleh :

HERI AGUSTINO SIMANJUNTAK

NIM : 3171131007

Kelas : C - 2017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Pertama, puji syukur kita panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan anugrah penyertaannya sehingga tugas Rekayasa Ide ini selesai sebagaimana
mestinya. Penulisan ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Geografi
Industri. Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis
dalam menyusun tugas ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Geografi Industri yaitu Bapak
Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian
dalam penyusunan ini.

Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai


kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan ini baik dalam isi yang terlampir maupun
dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca sangat dibutuhkan
dalam memperbaiki tugas ini. Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.

Medan, 08 Mei 2020

Penyusun.

Heri agustino Simanjuntak

Nim.3171131007

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. RUMUSAN MASALAHAN
Untuk memajukan perusahaanya seorang wirausaha harus memiliki sikap,
karakteristik kewirausahaan yang baik dalam menjalankan suatu usahanya untuk dapat
mengembangkan usahanya menjadi lebih maju dengan adanya inovasi-inovasi dari wirausaha
itu sendiri untuk mengembangkan produknya agar lebih menarik untuk di minati oleh
masyarakat dan berkembang menjadi usaha yang lebih sukses dan banyak dikenal dikalangan
masyarakat luas dan industri pemasaran, oleh sebab itu dibutuhkan strategi dalam
mengembangkan usaha nangget tahu menjadi lebih baik.

B. TUJUAN
Bagaimana cara seorang wirausaha dapat memiliki cara untuk mengembangkan
Industri dan usahanya menjadi lebih baik dengan cara membentuk startegi mengembangkan
usaha menjadi lebih maju dan sukses.

C. CARA PENELITIAN

1. Metode Pengumpulan Data


a. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan dokumen-
dokumen perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.

b. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)


Yaitu bentuk pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literaturliteratur,
karya-karya ilmiah serta bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan penulisan.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

Pada buku The five Arrows of Entrepreneurship Joewono (2011), meredefinisi


kewirausahaan atau entrepreneurship sebagai “gairah untuk mengembangkan bisnis baru”.
Bisnis yang dikembangkan bisa berupa bisnis independen baru yang dimiliki oleh satu atau
lebih wirausaha, tetapi bisa juga bisnis baru yang dikembangkan dalam perusahaan
tempatnya bekerja. Gairah mengembangkan bisnis baru di perusahaan yang sudah ada disebut
corporate entrepreneurship, disingkat corpreneurship. Kalau gairah pengembangan bisnis
baru tersebut diterapkan untuk kegiatan kemasyarakatan, disebut social entrepreneurship.
Bila gairah pengembangan bisnis baru tersebut dipahami dan dilaksanakan oleh aparatur
pemerintah, disebut sebagai government entrepreneurship (Joewono, 2011).

Yang bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang akan digunakan dalam
menjalankan suatu bisnis seorang wirausaha harus memiliki pemikiran untuk
mengembangkan usahanya dengan pengembangan strategi usaha dengan baik dan
menggunakan strategi yang akan menguntungkan suatu usaha tersebut menjadi usaha yang
sukses.

Untuk bisa menjadi pebisnis yang berhasil, seorang wirausaha perlu mempunyai
modal dasar seperti kemauan kerja keras, semangat juang tinggi, kecerdasan, kesabaran,
wawasan bisnis yang luas, ketajaman melihat peluang dan tahan banting dalam menghadapi
situasi yang sulit. Wirausaha berhasil masa kini adalah wirausaha yang tidak terlalu sering
meminta perlindungan pemerintah. Wirausaha haruslah pebisnis yang punya kemauan dan
kemampuan untuk bersaing di pasar global. Oleh karenanya Tim Koordinasi Nasional
Pengembangan Wirausaha Kreatif merumuskan bahwa wirausaha baru yang hendak
ditumbuhkembangkan adalah “Wirausaha yang kreatif, inovatif dan berdaya saing global”.

Globalisasi dan liberalisasi merupakan sebuah kenyataan. Wirausaha masa kini tidak
bisa lagi menghindar dari situasi dan kondisi perdagangan bebas dunia, apalagi kalau ingin
berperan lebih besar di perekonomian dunia. Kita perlu akses pasar sebesar-besarnya ke pasar
dunia, dan sebaliknya kita juga dituntut oleh pelaku usaha global untuk membuka pasar

4
domestik. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan keberadaan wirausaha-
wirausaha baru yang tahan banting, punya daya saing global dan memegang nilai-nilai luhur
dan cinta pada negerinya.

Metode-metode sebagai Solusi

Masalah yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil dan menengah adalah masalah klasik,
tetapi kita perlu mencari metode untuk memecah permasalahan tersebut. Ada beberapa
metode yang perlu diterapkan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk dapat
meningkatkan daya saingnya.

Metode yang perlu dilaksanakan oleh wirausaha

Berorientasi pada Kewirausahaan , Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh


seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber
daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil
keuntungan dalam rangka meraih sukses. Untuk mencapai kesuksesan, UMKM harus
menerapkan program kewirauasahaan secara optimal yang antara lain:

1. Kreatif dan Inovatif


2. Smart
3. Pekerja Keras
4. Bertanggungjawab

Berorientasi pada Strategi Pemasaran, Pemasaran merupakan unjung tombak bagi


suatu bisnis sehingga apabila strategi pemasaran tumpul akan mengakibatkan proses kegiatan
bisnis akan mengalami ketumpulan juga. Konsep dasar pemasaran adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskannya. Untuk memuaskan
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, UMKM harus menerapkan program
pemasaran secara optimal yang antara lain:

1. Marketing Mix
2. Market Orientation
3. Internal Marketing
4. Relationship Marketing

5
Sistem Keuangan yang berorientasi pada Akuntansi, Keuangan merupakan sumber
kehidupan bagi proses kegiatan suatu bisnis, keuangan diibaratkan darah pada tubuh manusia.
Ketidak seimbangan keuangan pada setiap bagian maupun keseluruhan proses kegiatan bisnis
akan mengganggu aktivitas bisnis. Untuk itu perlu dilakukan sistem pengaturan keuangan
yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang antara lain:

1. Sistem pembukuan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi


2. Sumber dan penggunaan dana
3. Ratio keuangan
4. Biaya modal.

Sistem produksi yang efektif dan efesien, Proses produksi merupakan motor dalam
menghasilkan produk (barang dan jasa) yang merupakan output perusahaan yang berarti
penghasilan perusahaan. Proses produksi yang diharapkan perusahaan adalah proses produksi
yang mempunyai tingkat kemampuan produktivitas yang tinggi serta efektif dan efesien
dengan output yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan metode proses
produksi yang baik dengan melakukan antara lain:

1. Penggunaan sarana dan prasarana yang lebih baik


2. Transformasi metode/teknologi
3. Strategi adopsi
4. Peningkatan dan pengembangan kemampuan keterampilan SDM

Ketersediaan bahan baku yang berkualitas.Marketin

6
BAB III

IDE YANG DITUANGKAN

Untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha jasa boga ini banyak langkah
atau metode yang perlu dilakukan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai tujuan
organisasi ini. Adapun langkah yang dapat ditempuh oleh Usaha Nagget Tahu adalah sebagai
berikut:

Berorientasi pada kewirausahaan

Seorang wirausaha yang berorientasi kewirausahaan, artinya wirausaha tersebut memiliki


kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil
keputusan dalam rangka meraih sukses. Untuk mencapai kesuksesan tentunya Usaha Nagget
Tahu harus menerapkan program kewirausahaan secara optimal, antara lain:

 Kreatif dan inovatif, Sikap kreatif dan inovatif dapat diperlihatkan melalui banyak ide
atau gagasan yang diciptakan baik ide untuk mengembangkan produk, manajemen
organiisasi dan aktivitas lain untuk mendukung pengembangan usaha. Seperti
diketahui usaha jasa boga (catering) benar-benar butuh kreativitas dalam menyajikan
berbagai menu yang ditawarkan ke konsumen dan perlu sentuhan inovasi tertentu
untuk dapat menarik minat dalam mencicipi hidangan yang disajikan, karena bisnis
catering ini berawal dari lidah dan baru jatuh hati untuk memesan kembali.
 Harus Smart, Untuk dapat mengembangkan usaha ini secara optimal tentu saja perlu
smart dalam mengelola jasa boga ini dengan terobosan- terobosan baru baik
merencanakan berbagai menu hidangan maupun berbagai strategi pemasaran yang
harus dilaksanakan.
 Pekerja Keras, Wirausaha catering ini haruslah seorang yang sungguh-sungguh dalam
menjalankan usaha tanpa pamrih apapun untuk berusaha mengembangkan usaha ini

7
dengan berbagai langkah jitu secara terus menerus baik dari sudut produksi,
pemasaran, maupun manajemen organisasi.
 Bertanggung jawab, Dalam menjalankan usaha jasa boga ini tentu segala sesuatunya
tentang pengelolaan usaha ini harus penuh tanggung jawab dengan segala resikonya
yang berarti baik kepada tenaga kerja membayar sesuai dengan kebijakan pengupahan
yang layak sesuai dengan peraturan pemerintah, harus membayar pajak kepada
pemerintah atau negara, peduli kepada lingkungan sekitar.

Berorientasi kepada strategi pemasaran

Wirausaha Nagget Tahu harus selalu berorientasi kepada strategi pemasaran, sebab
pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu bisnis. Konsep dasar pemasaran adalah
bagaimana memenuhi dan keinginan konsumen dan memuaskannya. Untuk memuaskan
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, wirausaha ini harus menerapkan
program pemasaran secara optimal antara lain: Penerapan marketing mix (bauran pemasaran)
dengan “7 P” (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, and Physical Evidence).

 Product: Secara terus menerus usaha ini harus mampu melakukan pengembangan
produk, sehingga usaha makanan ini secara kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan berbagai menu sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan bila
mengkonsumsi Nagget tahu ini dan tentunya dan secara tidak langsung tentunya si
konsumen akan menginformasikannya kepada orang lain bahwa menu dan layanan
yang diberikan relatif memuaskan.
 Price: Untuk penentuan harga yang ditetapkan juga relatif terjangkau sesuai dengan
selera dan kantong si konsumen, karena ada berbagai tawaran paket harga dari
berbagai macam menu dari menu I sampai menu III yang akan dipilih oleh konsumen.
 Place: Strategi penempatan memberi penekanan kepada aspek saluran pengedaran
produkyang berfungsi menyampaikan produk kepada pengguna sasaran. Hal ini
melibatkan aktivitas yang serius, seperti transaksi, inventori, logistic, dan
kelengkapan fasilitas. Usaha makanan ini dapat menawarkan produk yang betul (bila
ada acara resepsi, seminar, lokakarya, hajatan), di lokasi yang betul (instansi
pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, perbankan, event organizer, acara keluarga),
dan pada masa atau waktu yang tepat (peresmian organisasi, ulang tahun organisasi,
event tertentu) yang kesemuanya ini adalah tujuan dari strategi ini. Semua ini sangat
bergantung kepada bagaimana kesan atau image saluran-saluran pengedaran yang

8
ditetapkan oleh usaha Nagget Tahu. Bagaimana produk di tempatkan di kalangan
pelanggan, begitu jugalah penerimaan mereka.
 Promotion: Guna lebih memperkenalkan usaha makanan ini tentunya wirausaha harus
mampu memilih mana jenis promosi yang harus dilakukan sehingga konsumen
mengetahui bagaimana tentang keberadaan usaha catering ini. Dan memang promosi
adalah salah satu alat untuk menyampaikan informasi yang dilakukan penjual dan
ditujukan kepada pembeli dengan cara mempengaruhi sikap dan tingkah laku calon
pembeli sehingga tertarik membeli produk atau jasa yang ditawarkan penjual.
Berdasarkan data yang diperoleh.

Sistem Keuangan yang berorientasi Akuntansi

Keuangan merupakan sumber kehidupan bagi proses kegiatan suatu bisnis tidak
terkecuali usaha jasa boga ini, keuangan diibaratkan darah pada tubuh manusia.
Ketidakseimbangan keuangan pada setiap bagian maupun keseluruhan proses kegiatan bisnis
akan mengganggu aktivitas bisnis. Untuk itu perlu dilakukan sistem pengaturan keuangan
yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang antara lain Sistem pembukuan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi, Dalam menjalankan usaha jasa boga ini belum membuat
laporan keuangan sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan), karena laporan
keuangan menurut wirausaha tidak terlalu penting, sebab orang yang berperan di bagian
keuangan adalah orang kepercayaan pimpinan, sehingga tidak mungkin melakukan hal-hal
yang tidak diinginkan atau menyimpang.

Tidak setiap wirausaha dalam menjalankan bisnis mampu membuat laporan keuangan
yang baik dan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang ada. Hal ini disebabkan
wirausaha tidak mengetahui bagaimana cara membuat laporan keuangan sesuai dengan teori-
teori tersebut atau bahkan wirausaha menganggap bahwa laporan keuangan bukanlah suatu
hal yang penting. Padahal dengan membuat laporan keuangan yang baik dan benar, maka
kegiatan usaha yang dijalankan akan dapat teratur dan terkontrol. Selain itu pula laporan
keuangan yang baik dan benar akan sangat berguna untuk melakukan pembayaran pajak
penghasilan bagi wirausaha setiap tahunnya. Berikut ini penulis akan menyajikan bentuk
laporan keuangan yang sesuai dengan Warren (2006:301) yang sesuai dengan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan), yang seharusnya dibuat oleh Usaha Nagget Tahu.

9
Analisis Biaya Volume dan Laba

1. Biaya yang dikeluarkan


Asumsi-asumsi :
1. Kantor Pemasaran dilakukan di rumah, umur ekonomis gedung 10 tahun
dengan harga gedung yang dipakai untuk produksi seharga Rp 72.000.000
2. Penyusutan peralatan menggunakan metode garis lurus, masa manfaat 5 tahun
3. Produk yang dihasilkan dalam sebulan 1000 buah per bungkus

1. Biaya Variabel (Bahan Baku Langsung) – per produksi

No Keterangan Jumlah Harga


.
1 Tahu 500 gr Rp 10.000
2 Susu cair 2 sdm Rp 1.000
3 Telur ayam 3 butir Rp 4.500
4 Tepung sagu 50 gr Rp 3.000
5 Tepung maizena 50 gr Rp 3.000
6 Bawang merah (halus) 10 siung Rp 3.000
7 Garam 1 sdm Rp 500
8 Merica bubuk 1 sdt Rp 500
9 Gula pasir 1 sdt Rp 2.500
10 Kaldu bubuk rasa ayam 1 bks Rp 500
11 Margarine 2 sdm Rp 1.500
12 Bawang putih (halus) 5 siung Rp 1.000
13 Panir
14 Telur 5 butir Rp 7.500

10
15 Tepung roti 200 gr Rp 5.000
16 Minyak goreng ½ ltr Rp 3.000
17 Saus tomat 1 bks Rp 4.000
Jumlah harga Rp 50.500

Total Biaya Variabel untuk satu bulan produksi (dalam 1 hari satu kali produksi)

= Rp 50.500 x 26 hari = Rp 1.313.000

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

No. Keterangan Jumlah Biaya per unit Total biaya


1 Tenaga Kerja Langsung 3 Rp 750.000 Rp 2.250.000
Total Rp 2.250.000

3. Biaya Overhead Pabrik Variabel

No Keterangan Jumlah Biaya per unit Total biaya


.
1 Listrik - - Rp 500.000
2 Air - - Rp 300.000
Total Rp 800.000
biaya overhead variabel per unit : Rp 800.000 : 1000 = Rp 800 buah per bungkus

4. Biaya Overhead Pabrik Tetap – per bulan

No Keterangan Biaya per unit Umur Total biaya - per


. ekonomis bulan
1 Biaya penyusutan Gedung Rp 72.000.000 10 tahun Rp 600.000
2 Biaya penyusutan Mesin Rp 12.000.000 5 tahun Rp 200.000
giling
3 Penyusutan Peralatan Rp 3.900.000 5 tahun Rp 65.000
Lain
Total Rp 865.000
biaya overhead pabrik tetap per unit :

Rp 865.000 : 1000 = Rp 865 buah per bungkus

11
5. Biaya Periodik

1. Biaya tetap lainnya : Rp 1.500.000


2. Biaya Pemasaran : Rp 100.000
3. Biaya Administrasi : Rp 50.000

2. Penentuan HPP- per Unit


Metode Variable Costing :
− Bahan Baku Langsung Rp 1.313.000
− Tenaga Kerja Langsung Rp 2.250.000
− Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 800.000
Total HPP Rp 4.363.000
Dalam sebulan, produk yang dihasilkan adalah sebanyak 1000 buah per bungkus, maka HPP
per unit adalah sebesar Rp 4.363.000 : 1000 = Rp 4.363

Metode Full Costing :


− Bahan Baku Langsung Rp 1.313.000
− Tenaga Kerja Langsung Rp 2.250.000
− Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 800.000
− Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 865.000
Total HPP Rp 5.228.000
Dalam sebulan, produk yang dihasilkan adalah sebanyak 1000 buah, maka HPP per unit
adalah sebesar Rp 5.228.000 : 1000 = Rp5.228

3. Harga jual

Keterangan Harga jual per Jumlah Total penjualan


bungkus
Nugget tahu Rp 10.000 1000 buah per Rp 10.000.000
bungkus

4. Analisis Laba Perusahaan

Nugget Tahu Kania

12
Laporan Laba/Rugi
Metode Full Costing
Unit terjual (U)
Penjualan Rp 10.000.000
Harga Pokok Penjualan :
Pers.Awal Produk Jadi Rp 0
Harga Pokok Produksi :
Bahan Baku Langsung Rp 1.313.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 2.250.000
Biaya Overhead pabrikVariabel Rp 800.000
Biaya Overhead pabrik Tetap Rp 865.000
Barang siap dijual Rp 5.228.000
Harga Pokok Penjualan (Rp 5.228.000)
Laba Kotor Rp 4.772.000
Biaya Operasi/periodik
Biaya Tetap Rp 1.500.000
Biaya Pemasaran Rp 100.000
Biaya Administrasi Rp 50.000
Total Biaya Operasi/periodik (Rp 1.650.000)
Laba bersih sebelum pajak Rp 3.122.000
Pajak (10% x Rp 3.122.000) (Rp 312.200)
Laba bersih setelah pajak Rp 2.810.000

5. Analisis BEP

Per bungkus Dalam %

Harga Jual ............................................................. Rp 10.000 100%

Biaya per unit produk/VC ..................................... Rp 4.363 73%

Margin .................................................................. Rp 5.637 27%

Biaya Tetap :

1. Biaya penyusutan Gedung Rp 600.000

13
2. Biaya penyusutan Mesin Giling Rp 200.000
3. Penyusutan Peralatan Lain Rp 65.000
4. Biaya tetap lainnya Rp 1.500.000
5. Biaya Pemasaran Rp 100.000
6. Biaya Administrasi Rp 50.000
Rp 2.515.000

Biaya tetap per unit (Rp 2.515.000 : 1000) Rp 2.515

6. Menentukan BEP

Penjualan BEP = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba


Rp 10.000 X = Rp 4.363 X + Rp 2.515.000 + 0
Rp 10.000 X – Rp 4.363 X = Rp 2.515.000
Rp 5.637 X = Rp 2.515.000 : Rp 5.637
X = 469 bungkus

Pembuktian :
Penjualan BEP = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
Rp 10.000 x 469 = Rp 4.363 (469) + Rp 2.515.000 + 0
Rp 4.690.000 = Rp2.046.247 + Rp 2.515.000
Rp 4.690.000 = Rp 4.561.247
Rp 4.690.000 = Rp 4.690.000

Jadi, untuk mencapai titik impas maka dalam 1 kali produksi yang harus terjual adalah
sebanyak 468 bungkus dengan harga jual Rp 10.000 per bungkus

7. Analisis keuntungan untuk mencapai target laba sebesar Rp 5.000.000

14
Harga jual Rp 10.000
Biaya per unit Rp 4.363
Margin kontribusi Rp 5.637

Target laba yang diharapkan Rp 10.000.000

Penjualan laba = biaya tetap + laba


Harga jual – biaya variabel/unit
= Rp 2.515.000 + Rp5.000.000
Rp 10.000 – 4.363
= Rp 7.515.000
4.363
= 1.022
Maka, untuk mendapatkan laba ssebesar Rp 5.000.000 / bulan perusahaan harus
memproduksi sebanyak 1.022 bungkus dalam sebulan.

Hal ini sesuai dengan kegunaan laporan keuangan yang dikemukakan Longenecker,
Moore and Petty (2001):
a. Penerimaan penjualan dari penjualan barang atau jasa organisasi, Perusahaan dapat
melihat penerimaan dari volume penjualan yang dihasilkan oleh Usaha Nagget Tahu
secara akurat. Hal ini dapat dilihat pada laporan rugi/laba, yaitu usaha jasa boga ini dapat
memperoleh penjualan dan laba kotor sesuai dengan laporan rugi/laba yang telah dibuat.
b. Biaya produksi atau biaya perolehan produk atau jasa yang dijual, Biaya produksi atau
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi serta biaya perolehan atau
keuntungan dapat dilihat secara terperinci dan lengkap didalam laporan keuangan,
dimana biaya-biaya yang dikeluarkan sesuai dengan daftar rugi/laba yang telah dibuat.

Sistem produksi yang efektif dan efesien


Proses produksi merupakan motor dalam menghasilkan produk (barang dan jasa) yang
merupakan output organisasi yang berarti penghasilan organisasi. Proses produksi yang
diharapkan organisasi adalah proses produksi yang mempunyai tingkat kemampuan
produktivitas yang tinggi serta efektif dan efesien dengan output yang berkualitas. Untuk
mencapai hal tersebut perlu dilakukan metode proses produksi yang baik dengan melakukan
antara lain:

15
o Penggunaan sarana dan prasarana yang lebih baik, Untuk mendapatkan hasil optimal
dalam berproduksi tentu saja Nagget Tahu ini harus dapat menggunakan sarana dan
prasarana yang dimiliki sebaik mungkin, sehingga semua peralatan yang digunakan
dapat bettahan relatif lama, apalagi sebagian besar asset yang dimiliki adalah barang
pecah belah yang harus dipelihara sebaik mungkin.
o Transformasi teknologi, Usaha Nagget Tahu dapat memanfaatkan media teknologi
informasi yang ada dengan cara memasukkan usaha ini ke website, sehingga dapat
dikenal luas oleh masyarakat .
o Peningkatan dan pengembangan kemampuan keterampilan SDM, Usaha ini perlu
melakukan pengembangan secara terus menerus terhadap karyawannya, karena seperti
diketahui adanya perbedaan gaji yang mencolok antara karyawan senior dan karyawan
yunior, sehingga ini akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam pelaksanaan tugasnya.
Juga perlu dikembangkan dengan cara diberikan pelatihan untuk mengikuti
perkembangan usaha makanan tersebut.
o Ketersediaan bahan baku yang berkualitas, Usaha Nagget Tahu tentunya harus mampu
mempertahankan dan menjaga kualitas bahan baku, seperti diketahui usaha Makanan ini
sangat sensitif sebab menyangkut selera atau rasa dari menu yang dihidangkan ke
pelanggan.

16
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Wirausaha atau wirausahawan/wati adalah orang yang melakoni Industri. Pada


banyak literatur, kata “wirausaha” digunakan untuk menyebut seseorang yang berniat
meluncurkan usaha baru dan bersedia bertanggung jawab penuh atas hasil yang akan
dicapainya. Jean Batiste Say, seorang ekonom French menggunakan istilah entrepreneur pada
abad ke-19 untuk mendefinisikan seseorang yang membuat usaha baru, khususnya
kontraktor, yang bertindak menjembatani modal dana dan tenaga kerja.

Tujuan untuk mengembangkan usaha wirausaha harus memberikan kebebsan dan


dorongan kepada wirausaha, agar mereka mengembangkan ide-idenya. Untuk
mengembangkan ide taua peluasan usaha pada produk atau jasa untuk memperkecil resiko
,yaitu:

17
1. Pembuatan produk atau jasa yang di minati konsumen
2. Pembuatan produk atau jasa yang dapat memenangkan persaingan
3. Pembuatan dan mendayagunakan sumber-sumber produksi
4. Mencegah konsumen dari kebosanan
5. Pembuatan desain, model, corak warna produk yang disennagi oleh konsumen

Untuk mengembangkan usaha dalam membuat usaha tersebut untuk berjalan lancar
dan bertahan lama dalam menjalankannya untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan
usahanya melalui langkah-langkah yang berorientasi pada kewirausahaan, berorientasi pada
strategi pemasaran, sistem keuangan yang berorientasi akuntansi, dan yang terakhir sistem
produksi yang efektif dan efisien. Kemudian usaha tersebut memiliki

Daftar Pustaka
journals.ums.ac.id/index.php/benefit/article/viewFile/1385/939
http://www.liquidity.stiead.ac.id/
http://download.portalgaruda.org/
https://www.academia.edu/

18

Anda mungkin juga menyukai