Dosen Pengampu :
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga
kami kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengajaran Remedial materi
tentang Lingkungan Belajar Efektif. Dalam makalah ini, kelompok membahas materi-materi
tentang, apa itu lingkungan belajar efektif, cara menciptakan lingkungan belajar efektif, factor-
faktor, pengaruh waktu terhadap Pembelajaran serta strategi untuk mengelola perilaku buruk
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca serta menambah
wawasan pengetahuan kita. Kritik dan saran terhadap penyempurnaan makalah ini sangat kami
Kelompok 10
DAFTAS ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..................................................................................................................................Latar
Belakang..................................................................................................................1
1.2..................................................................................................................................Rumusa
n Masalah.................................................................................................................2
1.3..................................................................................................................................Tujuan
.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1..................................................................................................................................Kesimp
ulan..........................................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Lingkungan Belajar Efektif
2. Agar mengetahui cara Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Efektif
3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor dalam Mewujudkan Lingkungan Belajar Efektif
4. Untuk mengetahui Pengaruh Waktu Terhadap Pembelajaran
5. Untuk mengetahui Strategi untuk Mengelola Perilaku Buruk yang Sering Dilakukan
Siswa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Lingkungan Belajar Efektif
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis,
termasuk di dalamnya adalah belajar. Menurut Hamalik (2008: 195) lingkungan adalah sesuatu
yang ada di alam sekitar yang memiliki dan atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan
pendidikan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap praktek pendidikan dan juga
tempat berlangsungnya proses pendidikan.
Lingkungan belajar efektif menitik beratkan pada lingkungan tempat belajar mengajar
berlangsung yang mendukung proses pembelajaran secara efektif dan mendukung perkembangan
belajar siswa. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif sering dipandang sebagai cara
dalam mengatasi perilaku buruk siswa. Namun, kini penciptaan lingkungan pembelajaran yang
efektif diartikan sebagai menejemen pembelajaran, yaitu keseluruhan cara yang membuat siswa
yang berperilaku buruk menurun/berkurang jumlahnya.
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan
pendidikan. Lingkungan pendidikan menurut Rahardja dan La Sulo (1994:168) adalah latar
tempat berlangsungnya pendidikan. Menurut Saroni (2011:110), lingkungan belajar adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Slameto
(2003: 60) mengemukakan bahwa lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap belajar
siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Berdasarkan pengertian dari definisidefinisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh
dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif,
dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu siswa
meningkatkan produktivitas belajar, sehingga proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang
diharapkan. Lingkungan belajar harus menarik dan mampu membangkitkan gairah belajar serta
menghadirkan suasana yang nyaman untuk belajar. Kelas belajar harus bersih, tempat duduk
ditata sedemikian rupa agar anak bisa melakukan aktivitas belajar dengan bebas. Menurut
Mitsuki dan Lai (dalam Ramadhan et al, 2019) kerusakan lingkungan menghasil krisis ekologis
yang akan menyebabkan serangkaian masalah dengan alam sumber daya, iklim populasi,
makanan dan ekonomi, ini karena lingkungan menentukan dinamika kehidupan, kesehatan
masyarakat, perkembangan perkembangan spiritual dan moral. Manusia yang hidup saat ini
dihadapkan dengan masalah lingkungan, umat manusia dikenal bahwa keberadaanya tergantung
pada status lingkunganya.
Suatu lingkungan pendidikan pasti mempunyai fungsi. Adapun fungsi dari lingkungan
pendidikan menurut Hamalik (2003) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi psikologis Stimulus bersumber atau berasal dari lingkungan yang merupakan
rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respon yang menunjukkan tingkah laku
tertentu.
Ketiga fungsi diatas menunjukkan bahwa secara psikologis lingkungan belajar yang
efektif secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkah laku belajar ataupun tingkah laku
secara keseluruhan seorang siswa. Siswa akan menikmati dan termotivasi belajar lebih baik
dalam suasana kelas yang efektif. Oleh karena itu, pentingnya manajemen ruang kelas atau
lingkungan belajar yang efektif ini sangat berpengaruh bagi pola pembelajaran ataupun strategi
yang diciptakan oleh guru dan pada pola belajar siswa.
Lingkungan belajar yang efektif sering disebut dengan manajemen ruang kelas
(classroom management). Manajemen kelas sebagai teknik yang digunakan untuk memelihara
lingkungan yang positif dan produktif, terbebas dari berbagai masalah perilaku. Tetapi bukan
berarti, membuat siswa patuh dan diam. Ada tiga alasan mengapa kita perlu mengelola kelas,
sebagai berikut:
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
suasana kelas bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar
yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa.
Secara etimologi, pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai upaya merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengontrol kelompok belajar yang
dilakukan oleh pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas
berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan
pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu
pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
(pembinaan rapport , penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat
waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), di dalamnya mencakup pengaturan
orang (peserta didik) dan fasilitas.
Maka pengelolaan kelas merupakan usaha sadar atau keterampilan seorang guru
untuk menciptakan, mengatur, dan memelihara kegiatan proses belajar mengajar secara
sistematis dan kondusif yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai Pendapat beberapa ahli tentang
pengelolaan kelas dapat dilihat sebagai berikut Menurut Lois V, Johnson dan Mary A.
Bani (Classroom Management), yang diikhtisarkan oleh Dr. Made Pidarta, 1970.
Pengelolaan kelas ditinjau dari konsep lama adalah mempertahankan ketertiban kelas.
Pengelolaan kelas ditinjau dari konsep modern adalah proses seleksi dan penggunaan
alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.
Guru harus mampu mengelola kelasnya dengan baik sehingga siswa merasa
betah, nyaman, dan termotivasi. Menurut USAID (2013), pengelolaan kelas yang efektif
paling tidak memenuhi hal-hal yaitu sebagai berikut.
1. Mobilitas: peserta didik mudah bergerak ke bagian lain dalam kelas.
2. Aksebilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia.
3. Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi secara intensif kepada seluruh teman
di kelas.
4. Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta
didik. Interaksi yang tercipta berupa interaksi multi-arah.
5. Dinamika : kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika kelompok, dinamika individu,
dan dinamika pembelajaran.
6. Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta didik bekerja secara perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Misalnya dalam berdiskusi, melakukan percobaan, dan
presentasi.
Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa
sehingga sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misalnya penempatan
alat bantu belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang
relatif sama dalam mengaksesnya daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok
ruangan. Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika
(keindahan) juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan
pandang/sentuh siswa agar mereka benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan
hasil karya tersebut, seperti termotivasinya siswa untuk menghasilkan karya yang lebih
bagus dan tumbuhnya kompetisi positif antar siswa untuk menciptakan hasil/karya yang
lebih baik. Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan belajar aktif. Tidak
ada satu bentuk ruang yang kelas yang mutlak ideal, namun ada beberapa pilihan yang
dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior kelas juga perlu dirancang sehingga
peserta didik menjadi betah. Ada setidaknya 10 (sepuluh) macam formasi kelas dalam
kerangka mendukung penerapan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif (Melvin L.
Silberman, 1996 dalam USAID, 2013).
Setting atau formasi kelas tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang
permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas.
1. Formasi Huruf U
2. Formasi Corak Tim
3. Meja Konferensi
4. Formasi Lingkaran
5. Kelompok untuk Kelompok
6. Tempat Kerja (Workstation)
7. Pengelompokan Terpisah (Breakout groupings)
8. Kelas Tradisional.
2.5. Strategi untuk Mengelola Perilaku Buruk yang Sering Dilakukan Siswa
Pelajaran yang efektif dan penggunaan waktu kelas yang baik bukanlah satusatunya
sarana untuk mencegah atau mengatasi perilaku yang tidak baik. Guru pun harus mempunyai
strategi untuk mengatasi masalah perilaku siswa. Sebagian besar masalah perilaku yang harus
diatasi guru adalah gangguan yang relatif kecil, seperti berbicara saat tidak mendapat gilirannya,
bangkit dari tempat duduk tanpa permisi, tidak menaati peraturan kelas, dan tidak
memperhatikan penjelasan guru di depan kelas. Siswa seharusnya menyadari bahwa mereka
adalah siswa yang berkompeten dan pembelajaran yang mereka lalui itu menyenangkan dan
memuaskan.
Lingkungan ruang kelas yang hangat, penuh motivasi, dan perhatian akan menumbuhkan
sifat siswa yang diinginkan tersebut. Lingkungan ruang kelas yang sehat tidak dapat tercipta, jika
siswa tidak menghormati guru atau guru tidak menghormati siswa. Dalam mewujudkan hal
tersebut, guru layaknya menjadi seorang pemimpin di kelas yang berwenang dalam mengatur
dan menegakkan peraturan di kelas. Guru yang belum menanamkan wewenangnya di kelas,
kemungkinan akan menghabiskan waktu yang banyak untuk mengatasi masalah atau berteriak
pada siswa dalam pembelajaran. Namun, apabila struktur dan prosedur rutin di kelas sudah jelas,
maka makin banyak kebebasan yang dapat diberikan guru kepada siswanya.
Beberapa strategi guru untuk mengatasi masalah perilaku siswa adalah, sebagai berikut.
Guru seharusnya memperbaiki perilaku buruk siswa dengan memberikan intervensi yang paling
sederhana serta benar-benar bermanfaat. Apabila benar-benar memungkinkan, guru mengajar di
kelas sambil terus mengatasi masalah perilaku buruk siswanya. Beberapa contoh intervensi yang
diberikan adalah sebagai berikut.
a. Pencegahan
Guru dapat mencegah masalah perilaku dengan menyajikan materi pelajaran yang
menarik dan hidup, menjelaskan peraturan dan prosedur kelas, mengupayakan siswa tetap
sibuk dalam tugas-tugasnya yang bermakna, dan menggunakan keterampilan dasar dalam
mengajar yang efektif lainnya. Guru dapat melaksanakan berbagai hal dalam
pembelajaran, seperti mengubah isi pelajaran, menggunakan berbagai jenis humor,
menggunakan pembelajaran kooperatif atau berbasis proyek dan semua hal yang dapat
menimbulkan kebosanan. Kelelahan dapat dikurangi dengan istirahat, memvariasikan
kegiatan, dan merancang jadwal pembelajaran di pagi hari agar lebih segar.
b. Isyarat nonverbal
Guru dapat menghilangkan perilaku buruk di ruang kelas dengan memberikan
isyarat nonverbal. Contoh pemberian isyarat nonverbal oleh guru yaitu; menatap siswa
saat ada siswa yang bercakap-cakap dan mendekati siswa yang berperilaku buruk saat
pelajaran sedang berlangsung. Kelebihan pemberian isyarat nonverbal yaitu pembelajaran
tidak terganggu. Sedangkan, penggunaan isyarat verbal memiliki efek yang luas,
misalnya; banyak siswa berhenti bekerja ketika seseorang sedang diperingatkan oleh
guru.
c. Memuji perilaku yang bertentangan dengan perilaku buruk
Pujian adalah salah satu strategi yang ampuh untuk mengurangi perilaku buruk
siswa. Misalnya, pujilah siswa yang melakukan perilaku yang baik, hal ini dapat
mengurangi kecenderungan siswa berperilaku buruk.
d. Memuji siswa lainnya
Sering terjadi di kelas, guru mengupayakan siswa berperilaku baik dengan
memuji siswa lain yang berperilaku baik. Misalnya, guru memuji siswa yang telah
mengumpulkan tugas tepat waktu, maka siswa yang belum mengumpulkan tugasnya akan
berupaya segera mengumpulkan tugas agar memperoleh pujian juga.
e. Peringatan lisan
Jika isyarat nonverbal dirasakan mustahil atau tidak efisien, peringatan lisan
sederhana dapat membantu untuk mendisiplinkan seorang siswa. Peringatan tersebut
seharusnya diberikan langsung setelah siswa berperilaku buruk. Peringatan yang tertunda
biasanya tidak efektif. Peringatan seharusnya bersifat positif dan terfokus pada perilaku,
bukan pada siswanya. Walaupun perilaku siswa tertentu mungkin tidak dapat dibiarkan,
namun siswa itu sendiri selalu diterima dan disambut di ruang kelas tersebut.
f. Peringatan berulang
Ketika siswa menolak untuk menaati peringatan sederhana, salah satu strategi
untuk dicoba pertama-tama ialah mengulangi peringatan tersebut. Guru seharusnya
memutuskan apa yang mereka inginkan untuk dilakukan oleh siswa, mengungkapkan hal
ini dengan jelas kepada siswa tersebut, dan kemudian mengulanginya hingga siswa
tersebut taat.
g. Menerapkan konsekuensi
Jika semua langkah sebelumnya tidak efektif memaksa siswa menaati
permaintaan yang diungkapkan dengan jelas dan masuk akal, langkah terakhir adalah
yaitu menerapkan konsekuensi kepada siswa. Contoh penerapan konsekuensi adalah;
meminta siswa keluar dari kelas, membuat siswa kehilangan waktu istirahat, memanggil
orang tua siswa untuk menghadap kepala sekolah, memanggil siswa untuk menghadap
wali kelas atau kepala sekolah, dan sebagainya. Setelah siswa memperoleh konsekuensi
tersebut, maka seharusnya guru menerima kembali siswa tanpa menyindir atau
menuduhnya kembali. Siswa tersebut berhak memulai sesuatu yang baru.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh melalui pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya
adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan belajar efektif menitik beratkan pada lingkungan tempat belajar mengajar
berlangsung yang mendukung proses pembelajaran secara efektif dan mendukung perkembangan
belajar siswa.
2. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan strategi yang digunakan guru
untuk mempertahankan perilaku yang pantas dan menanggapi perilaku buruk di kelas berupa
pengelolaan kelas, penataan sumber dan alat bantu belajar, serta penataan hasil karya siswa.
3. Peranan waktu dalam pembelajaran siswa amat penting, yaitu menentukan guru mengajar,
siswa membuat tugas, mencegah gangguan dalam pembelajaran, dan lain sebagainya.
4. Faktor yang berperan mewujudkan pembelajaran yang efektif adalah rancangan tahun ajaran
yang tepat, penataan ruang kelas yang efektif, penetapan prosedur kelas, penjelasan harapan guru
terhadap siswa.
5. Strategi mengelolaan perilaku buruk, yaitu memberikan intervensi terkecil, yang terdiri dari;
pencegahan, isyarat nonverbal, memuji perilaku yang baik, memuji siswa lainnya, peringatan
lisan, peringatatan berulang, dan menerapkan konsekuensi. Penyebab perilaku buruk tetap
dipertahankan karena kurangnya Perhatian Guru, Perhatian Teman Sebaya dan Pembebasan dari
keadaan atau kegiatan yang tidak menyenangkan.
3.2. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan yaitu dalam menciptakan lingkungan
belajar efektif bagi siswa untuk mendukung proses pembelajaran harus memperhatikan berbagai
faktor dan didukung oleh keluarga, guru, sekolah, masyarakat, dan siswa itu sendiri. Lingkungan
pembelajaran yang efektif diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajar.
Daftar Pustaka
Putriana, Nita. 2015. “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas
Http://www.academia.edu/11908157/Lingkungan_Belajar_Yang_Efektif
Ramadhan, S,. Sukma, E., & Indriyani, V. 2019. Enviromental education and disaster mitigation
through language learning. IOP Converens Series: Earth and Enviromental Science,
314.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
USAID, 2013. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran: Bahan Rujukan bagi LPTK.