Tentang
Fenomena-Fenomena Alam
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
.
.
. 16
B. Saran
...
.. 16
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak pernah bisa lepas dari alam, dari alam juga kebutuhan
manusia terpenuhi. Akan tetapi karena alam juga manusia disadarkan bahwa
bencana akan terjadi kapan saja. Manusia sering dijumpai oleh segala fenomena
alam yang terjadi. Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan
yang dapat diamati dan dinilai lewat kacamata ilmiah atau disiplin ilmu tertentu.
Fenomena juga bisa disebut hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan
dapat terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan
manusia, suatu peristiwa yang tidak biasa tapi sering terjadi pada alam atau
makhluk. Fenomena yang biasa diketahui yaitu fenomena alam dan fenomena
sosial. Fenomena alam adalah peristiwa non-artifasial (kejadian alami) dalam
pandangan fisika dan kemudian tidak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Fenomena alam merupakan suatu kejadian
yanng benar-benar bukti kekuasaan sang pencipta, yaitu Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
2. Menyebutkan macam-macam fenomena alam yang terjadi di Bumi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Fenomena Alam
Fenomena alam menurut bahasa terdiri dari 2 kata, yakni fenomena dan
alam. Kata fenomena menurut bahasa berarti memperlihatkan atau menampakkan.
Sedangkan Kant mengatakan bahwa fenomena ialah suatu realitas pada kesadaran
kita. Dan alam menurut Aristoteles yakni suatu tempat kekal bagi roh manusia
yang meninggl dunia. Definisi lain menjelaskan bahwa alam ialah segala sesuatu
yang diciptakan Tuhan yang tidak dibuat oleh manusia.
Fenomena alam kerap terjadi di dunia ini karena beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Berbeda fenomena alam yang terjadi, berbeda juga faktor
yang mempengaruhinya. Fenomena alam yag kerap terjadi kebanyakan diluar
nalar manusia, dan hal tersebut sebagai ciptahan Tuhan Yang Maha Esa. Ada
fenomena alam yang tak berbahaya bagi manusia, ada pula yang berbahaya.
Fenomena alam yang banyak terjadi saat ini membuat manusia semakin
percaya bahwa kiamat sudah dekat. Tetapi dibalik itu sebenarnya ada penjelasan-
4
penjelasan yang bisa menjelaskan secara ilmiah terhadap fenomena-fenomena
yang terjadi. Karena semua yang fenomena yang terjadi pasti ada sebab dan
akibatnya.
Fenomena alam petir abadi ini memang sangat menyeramkan dan semua
kejadian ini memang benar adanya, dinamakan petir abadi karena suara gemuruh
dan petir yang menggelegar hampir setiap hari. Setelah dilakukan perhitungan dan
pengujian akan fenomena ala mini, petir ini terus terjadi lebih dari 160 hari di
setiap tahunnya, sebanyak 10 jam setiap harinya dan sebanyak 280 kali setiap jam
nya. Fenomena ini akan semakin jelas terlihat di malam hari, walaupun cuaca
terang dan tidak akan datang hujan, petir ini tetap terus keluar dengan suara-suara
yang cukup keras. Tetapi bagi warga venejuela, fenomena ini sudah biasa dan
bukan hal yang menakutkan lagi.
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim
hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya
disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar
sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya
5
perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Salah satu nya Petir
Abadi di Venezuela.
Petir Catatumbo yang misterius adalah sebuah fenomena alam yang unik
di dunia. Terletak di muara sungai Catatumbo di Danau Maracaibo. Fenomena ini
berupa awan petir yang membentuk sebuah garis kilat sepanjang 5 kilometer,
setiap 140 160 malam dalam setahun, selama 10 jam tiap malam, dan lebih dari
280 kali dalam 1 jam itu. Ini hampir bisa disebut badai permanen. Petir ini
mempunyai intensitas 400.000 ampere dan terlihat hingga 400 km jauhnya.
Menurut penelitian, petir ini terjadi karena tumbukan angin yang berasal
dari Pegunungan Andes. Petir ini juga di jadikan sebagai navigasi oleh para
pelaut. Petir pada alam merupakan peristiwa alami locatnya muatan muatan listrik
diantara awan ke awan atau awan ke permukaan bumi. Persyaratan utama
terjadinya locatan muatan elektron di awan dimulai dari pergerakan angin ke atas
didalam awan Cumulus yang kuat. Dilaporkan kecepatan yang dapat dicapai
mencapai 150 km/jam. Di dalam awan, uap uap air berkondensasi menjadi
partikel air yang lebih kecil lagi namum partikelnya lebih stabil. Bila ketinggian
awan Cumulus tersebut cukup tinggi, maka pergerakan angin didalam awan
tersebut dapat mempunyai suhu dibawah 0 derajat celcius. Hal ini menyebabkan
partikel air didalam awan membeku, membentuk partikel es. air berkondensasi
menjadi partikel air yang lebih kecil lagi namum partikelnya lebih stabil. Bila
ketinggian awan Cumulus tersebut cukup tinggi, maka pergerakan angin didalam
awan tersebut dapat mempunyai suhu dibawah 0 derajat celcius. Hal ini
menyebabkan partikel air didalam awan membeku, membentuk partikel es.
6
mengakibatkan kumpulan es yang lebih berat akan jatuh ke lapisan awan
dibawahnya dan kumpulan ini mempunyai muatan negative. Sedangkan partikel
es yang terpisah dari kumpulan es berat, akan tertiup angin didalam awan ke arah
lapisan atas awan. Hal ini menjadikan lapisan awan dibagian atas mempunyai
muatan postive. Peristiwa ini mengakibatkan terkutubnya listrik di awan atas 2
kutub berbeda (positve dibagian atas dan negative dibagian bawah awan).
Dengan kekuatan arus ini, mengalir elektron dari awan menuju permukaan
tanah. Hal ini disebut juga, petir negative. Pada kasus yang jarang, kadang
dijumpai locatan listrik pendek dari permukaan tanah (ujung pohon, ujung menara
dsb). Ini disebut petir positive. Petir positive diketahui hanya mempunyai satu
jalur utama terjadinya loncatan.
7
Fenomena alam ini terjadi di Negara Turkmenistan. Kejadian dijelaskan
secara ilmiah yaitu karena tempat ini merupakan dimana gas bumi keluar dari
celah-celah bebatuan yang ada dikawasan ini, sehingga jika ada pemicu seperti
petir atau hal yang lain dapat menyebabkan kawasan ini terbakar dan
mengobarkan api yang sangat besar dan lama. Perlu anda ketahui, jika hal serupa
juga terjadi di kawasan Gunung Yanar Dag yang terletak di Azerbaijan.
Ini adalah kawah yang dibuat oleh ahli geologi Uni Soviet lebih dari 40
tahun yang lalu. Mereka melakukan pengeboran lokasi pada tahun 1971 hingga
dan menemukan sebuah gua penuh dengan gas alam. Tapi tanah di bawah kilang
pengeboran runtuh, meninggalkan lubang dengan diameter 70 meter.
8
Potensi Lubang Berapi
Meskipun Lubang Berapi ini telah dijuluki "The Door to Hell", namun
memiliki potensi sebagai tempat wisata. Presiden Turkmenistan Kurbanguly
Berdymukhamedov mengeluarkan perintah bagi para pejabat lokal untuk
menemukan cara untuk memadamkan api, setelah kunjungannya ke kawah pada
tahun 2010. Presiden menyatakan kekhawatiran bahwa api akan mengalirkan gas
dari situs lain pengeboran di dekatnya, merusak ekspor energy penting
Turkmenistan.
Negara ini mengekspor gas alam ke Eropa, Rusia, Cina, India, dan
Pakistan. Turkmenistan memproduksi mencapai 1,6 triliun kaki kubik gas alam
pada tahun 2010. Kementerian Minyak, Gas, dan Sumber Daya Mineral
menargetkan tujuan mencapai 8,1 triliun kaki kubik pada tahun 2030.
3. Penitentes
9
Gumpalan es ini biasanya terputus dari gletser antara 1,5 meter sampai 3
meter dengan tebal 5 hingga 10 kaki. Lebih dari 4000 meter dibawah titik beku,
pada siang hari suhu matahari mulai menghaluskan es (tapi tidak meleleh).
4. Aurora
10
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya
interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).
Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret
dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora
Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul
di puncak gunung di iklim tropis.
Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer
yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval
di kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah
diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001
melalui pengamatan satelit NASA.
Terdapat dua gas utama yang ada di atmosfer yang paling berpengaruh pada
pembentukan cahaya aurora:
Oksigen, dapat menghasilkan dua warna utama aurora, yaitu hijau-kuning yang
memiliki panjang gelombang 557,7 nm, warna ini paling sering terlihat,dan
merah yang memiliki panjang gelombang 630 nm, namun warna ini jarang
terlihat.
Nitrogen, yang pada keadaan terionisasi akan menghasilkan warna biru muda.
Pada keadaan netral, molekul nitrogen menghasilkan warna merah keunguan.
13
5. Hujan Es
Hujan es merupakan salah satu bentuk dari presipitasi yang berupa bola-
bola, potongan, maupun serpihanserpihan es dan memiliki diameter antara 5-50
mm. Namun dalam pertumbuhan ekstrem, diameter hail bisa lebih besar lagi. Hail
dapat jatuh secara tepisah atau terkumpul menjadi gumpalan-gumpalan yang tidak
memiliki bentuk yang teratur.
Awal terjadinya hujan es (hail) karena tumbuhnya jenis awan bersel
tunggal berlapis-lapis (Cumulonimbus) yang dekat dengan permukaan tanah atau
dapat juga berasal dari multi sel awan dengan luasan area horizontal sekitar 3-5
km yang tumbuh vertikal ke atas dengan ketinggian mencapai 30.000 feet atau
lebih. Kejadian hail sangat singkat, yaitu kurang dari satu Jam.
Batuan es yang jatuh pada saat hujan es disebut hailstone. Jika dalam awan
Cumulonimbus terdapat kristalkristal es dan butiran air super jenuh (super cold
water) secara bersamaan, maka butiran air super jenuh cenderung menguap dan
langsung mengendap pada kristal-kristal es. Hal ini berkaitan dengan proses
Bergeron-Findeisen yang terjadi dalam awan Cumulonimbus. Akibatnya
pertumbuhan Kristal es jauh lebih cepat daripada pertumbuhan tetes air.
Pertumbuhan partikel es juga dapat terjadi melalui proses pembekuan tetes. Dalam
proses ini terdapat pertambahan massa es yang disebabkan oleh proses tumbukan
dengan tetes kelewat dingin yang kemudian membeku dengan partikel es sehingga
mempercepat proses pertambahan massa partikel es tersebut.
Selain itu, proses pertumbuhan partikel es dalam awan Cumulonimbus
masih dapat terjadi dengan cara tumbukan dan penggabungan antara satu partikel
es dengan partikel es lainnya. Proses ini dapat terjadi jika terdapat perbedaan
kecepatan jatuh partikelpartikel es.
Namun dalam proses ini, kemungkinan pelekatan (adhesion) antar partikel
es ditentukan oleh jenis dan besarnya suhu partikel es tersebut. Biasanya
pelekatan permukaan es akan sangat kuat jika terjadi pada suhu kurang dari −5°C.
Kejadian hujan es yang disertai dengan jatuhnya kristal es relatif lebih
sering terjadi di wilayah ekstra-tropis karena memiliki lapisan beku (freezing
14
level) yang relatif lebih rendah dibandingkan wilayah tropis. Pada umumnya
ukuran hydrometeor yang jatuh meninggalkan freezing level memiliki ukuran
yang hampi sama baik di wilayah tropis maupun ekstratropis. Dengan demikian
wilayah Indonesia yang memiliki freezing level yang relatif lebih tinggi jarang
terjadi hujan es. Untuk freezing level yang cukup tinggi, maka selama perjalanan
jatuhnya, partikel es meleleh sedikit demi sedikit karena mengalami gesekan
udara sehingga saat mencapai permukaan bumi, batuan es tersebut telah mencair
menjadi air hujan.
15
1. Dalam ilmu fisika, satu kilatan petir adalah cahaya terang yang terbentuk
selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai. Petir dapat terjadi ketika
tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer.
2. Salju terbentuk seperti proses terbentuknya hujan, namun saat partikel-partikel
air murni bersentuhan dengan udara maka air tersebut dikotori oleh partikel-
partikel lain yang mempercepat fase pembekuan sehingga terbentuklah salju.
Konsep fisika yang ada salah satunya adalah tentang suhu.
3. Aurora terjadi di daerah kutub, misalnya Norwegia atau Kanada, yaitu langit
yang menunjukkan tirai warna-warni. Fenomena alam ini terbentuk karena
partikel bermuatan listrik dari angin matahari bergesekan dengan medan magnetik
di atmosfer bagian atas. Konsep fisika dalam contoh ini adalah listrik dan magnet,
serta cahaya.
4. Proses terbentuknya hujan berawal dari penguapan air atau evaporasi yang
terjadi di bumi akibat panas matahari. Adanya perpindahan fluida karena
penguapan merupakan pengaruh peristiwa Konveksi yaitu pemindahan panas oleh
gerak massa suatu fluida dari suatu daerah ke daerah lainnya. Kemudian, uap air
mengumpul diudara membentuk awan (kondensasi).
Hasil kondensasi ini yang di sebut awan, dan awan ini bergerak akibat
hembusan angin dan membuat awan saling bertindih (membesar saat bertemu),
kemudian terus keatas hingga mencapai atmosfir yang suhunya lebih rendah atau
dingin, sehingga membentuk butiran-butiran air atau es yang semakin berat dan
pada akhirnya air jatuh ke bumi dan terjadi hujan karena semakin rendah (jatuh ke
bumi), mengakibatkan suhu semakin naik maka es/salju akan mencair dan berupa
hujan air.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fenomena alam adalah peristiwa non-artifasial (kejadian alami) dalam pandangan
fisika dan kemudian tidak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Kebenaran fenomena alam dapat dijelaskan
proses terjadinya secara ilmiah. Macam-macam fenomena alam sangat banyak,
seperti petir abadi di Venezuela, Lubang berapi di Tukmenistan, Hujan Es,
Pentitentes, dan Aurora. Dari peristiwa Fenomena alam, ternyata ada manfaatnya
bagi manusia yaitu Manusia jadi lebih memahami bahwa segala sesuatu yang
terjadi di muka bui ini adalah kemahakuasaaan Allah swt, Manusia dapat
memperbaiki diri karena peristiwa tersebut salah satu cobaan dari Allah, dan
Manusia dapat mengambil pelajaran dari fenomena yang terjadi.
B. Saran
Sebagai makhluk yang berakal, sudah sepantasnya dan sudah di
perintahkan oleh yang maha kuasa bahwa kita harus menjaga semua ciptaan-Nya
termasuk lingkungan. Lalu sebagai manusia, kita harus mengambil sikap positif
dari fenomena yang terjadi, jangan menyimpulkan suatu fenomena tanpa tahu
kebenarannya. Semoga kita semua menjadi manusia yang lebih baik lagi ke
depannya. Aamiin.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ulfah, Mariyah. 2010. Memahami Kehendak Allah Melalui Fenomena Alam.
Jakarta: Grasindo
18