Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA BENCANA ALAM

Tentang

Fenomena-Fenomena Alam

Disusun Oleh :

Leni Yanti Waruwu (17110009)

Dosen Pembimbing :

Megasyani Anaperta, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………….……………………...…………. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………….…………...…… 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………..……………...…. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Fenomena Alam …………………………..………………… 3


B. Macam-macam Fenomena Alam Yang Terjadi ………...……………. 4
C. Manfaat Fenomena Alam Bagi Manusia ………………...……........... 15
D. Kaitan dengan Materi Fisika …………………………..………………… 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………….….…………. 16
B. Saran ……………………………………………………...………….. 16

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak pernah bisa lepas dari alam, dari alam juga kebutuhan
manusia terpenuhi. Akan tetapi karena alam juga manusia disadarkan bahwa
bencana akan terjadi kapan saja. Manusia sering dijumpai oleh segala fenomena
alam yang terjadi. Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan
yang dapat diamati dan dinilai lewat kacamata ilmiah atau disiplin ilmu tertentu.
Fenomena juga bisa disebut hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan
dapat terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan
manusia, suatu peristiwa yang tidak biasa tapi sering terjadi pada alam atau
makhluk. Fenomena yang biasa diketahui yaitu fenomena alam dan fenomena
sosial. Fenomena alam adalah peristiwa non-artifasial (kejadian alami) dalam
pandangan fisika dan kemudian tidak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Fenomena alam merupakan suatu kejadian
yanng benar-benar bukti kekuasaan sang pencipta, yaitu Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu fenomena alam?

2. Apa saja fenomena-fenomena alam yang terjadi di Bumi?

3. Bagaimana terjadinya fenomena alam yang ada di Bumi?

4. Apa saja manfaat fenomena alam bagi manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan Pengertian fenomena alam

2
2. Menyebutkan macam-macam fenomena alam yang terjadi di Bumi

3. Menjelaskan proses terjadinya fenomena yang terjadi di Bumi

4. Menjelaskan manfaat fenomena alam bagi manusia

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Fenomena Alam

Fenomena alam menurut bahasa terdiri dari 2 kata, yakni fenomena dan
alam. Kata fenomena menurut bahasa berarti memperlihatkan atau menampakkan.
Sedangkan Kant mengatakan bahwa fenomena ialah suatu realitas pada kesadaran
kita. Dan alam menurut Aristoteles yakni suatu tempat kekal bagi roh manusia
yang meninggl dunia. Definisi lain menjelaskan bahwa alam ialah segala sesuatu
yang diciptakan Tuhan yang tidak dibuat oleh manusia.

Banyak yang mengartikan fenomena alam secara istilah. Ada yang


mengartikan bahwa fenomena alam adalah objek presepsi, apa yang diamati, apa
yang tampak pada kesadaran kita, atau pengalaman indrawi yang tampak pada
panca indera kita atau peristiwa yang dapat diamati yang segala sesuatunya itu
diciptakan oleh Tuhan bukan oleh manusia. Ada pula yang mengartikan lain
bahwa Fenomena alam adalah peristiwa non-artifasial (kejadian alami) dalam
pandangan fisika dan kemudian tidak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Dan ada yang menyebutkan bahwa fenomena
alam adalah suatu substansi hidup yang terjadi di alam yang secara empirik benar
adanya dan bisa dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.

Fenomena alam kerap terjadi di dunia ini karena beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Berbeda fenomena alam yang terjadi, berbeda juga faktor
yang mempengaruhinya. Fenomena alam yag kerap terjadi kebanyakan diluar
nalar manusia, dan hal tersebut sebagai ciptahan Tuhan Yang Maha Esa. Ada
fenomena alam yang tak berbahaya bagi manusia, ada pula yang berbahaya.

Fenomena alam yang banyak terjadi saat ini membuat manusia semakin
percaya bahwa kiamat sudah dekat. Tetapi dibalik itu sebenarnya ada penjelasan-

4
penjelasan yang bisa menjelaskan secara ilmiah terhadap fenomena-fenomena
yang terjadi. Karena semua yang fenomena yang terjadi pasti ada sebab dan
akibatnya.

B. Macam-macam fenomena alam yang terjadi

1. Petir Abadi, Venezuela

Fenomena alam petir abadi ini memang sangat menyeramkan dan semua
kejadian ini memang benar adanya, dinamakan petir abadi karena suara gemuruh
dan petir yang menggelegar hampir setiap hari. Setelah dilakukan perhitungan dan
pengujian akan fenomena ala mini, petir ini terus terjadi lebih dari 160 hari di
setiap tahunnya, sebanyak 10 jam setiap harinya dan sebanyak 280 kali setiap jam
nya. Fenomena ini akan semakin jelas terlihat di malam hari, walaupun cuaca
terang dan tidak akan datang hujan, petir ini tetap terus keluar dengan suara-suara
yang cukup keras. Tetapi bagi warga venejuela, fenomena ini sudah biasa dan
bukan hal yang menakutkan lagi.

Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim
hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya
disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar
sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya

5
perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Salah satu nya Petir
Abadi di Venezuela.

Petir Catatumbo yang misterius adalah sebuah fenomena alam yang unik
di dunia. Terletak di muara sungai Catatumbo di Danau Maracaibo. Fenomena ini
berupa awan petir yang membentuk sebuah “garis” kilat sepanjang 5 kilometer,
setiap 140 – 160 malam dalam setahun, selama 10 jam tiap malam, dan lebih dari
280 kali dalam 1 jam itu. Ini hampir bisa disebut ‘badai permanen’. Petir ini
mempunyai intensitas 400.000 ampere dan terlihat hingga 400 km jauhnya.

Menurut penelitian, petir ini terjadi karena tumbukan angin yang berasal
dari Pegunungan Andes. Petir ini juga di jadikan sebagai navigasi oleh para
pelaut. Petir pada alam merupakan peristiwa alami locatnya muatan muatan listrik
diantara awan ke awan atau awan ke permukaan bumi. Persyaratan utama
terjadinya locatan muatan elektron di awan dimulai dari pergerakan angin ke atas
didalam awan Cumulus yang kuat. Dilaporkan kecepatan yang dapat dicapai
mencapai 150 km/jam. Di dalam awan, uap uap air berkondensasi menjadi
partikel air yang lebih kecil lagi namum partikelnya lebih stabil. Bila ketinggian
awan Cumulus tersebut cukup tinggi, maka pergerakan angin didalam awan
tersebut dapat mempunyai suhu dibawah 0 derajat celcius. Hal ini menyebabkan
partikel air didalam awan membeku, membentuk partikel es. air berkondensasi
menjadi partikel air yang lebih kecil lagi namum partikelnya lebih stabil. Bila
ketinggian awan Cumulus tersebut cukup tinggi, maka pergerakan angin didalam
awan tersebut dapat mempunyai suhu dibawah 0 derajat celcius. Hal ini
menyebabkan partikel air didalam awan membeku, membentuk partikel es.

Melalui proses resublimasi, berubahlah fisik partikel air ini. Sejalan


dengan waktu, bergabunglah beberapa partikel es menjadi partikel kumpulan es
yang besar dan berat. Partikel salju ini akan jatuh karena daya gravitasi atas
beratnya sendiri ke permukaan bumi. Pada stadium ini, terpecah beberapa kristal
es yang lebih kecil dan ringan dari kumpulan kumpulan es yang lebih berat.
Perpecahan ini memecah juga struktur elektron didalamnya. Hal ini

6
mengakibatkan kumpulan es yang lebih berat akan jatuh ke lapisan awan
dibawahnya dan kumpulan ini mempunyai muatan negative. Sedangkan partikel
es yang terpisah dari kumpulan es berat, akan tertiup angin didalam awan ke arah
lapisan atas awan. Hal ini menjadikan lapisan awan dibagian atas mempunyai
muatan postive. Peristiwa ini mengakibatkan terkutubnya listrik di awan atas 2
kutub berbeda (positve dibagian atas dan negative dibagian bawah awan).

Besarnya muatan atas terkutubnya listrik di awan bergantung dari volume


dari awan tersebut. Rata rata setiap petir mempunyai 4 hingga 5 jalur utama akibat
ionisasi. Persiapan pelepasan elektron melalui jalur ini membutuhkan waktu
sekitar 0,01 detik, setelah itu terjadi petir dengan waktu trasfer sekitar 0,0004
detik. Setelah terjadinya petir, membutuhkan waktu istirahat (0,03 – 0,05 detik )
untuk mempersiapkan kembali petir berikutnya. Diketahui pernah terjadi hingga
42 petir terus menerus tanpa henti. Rata rata kuat arus dalam petir sebesar 20.000
ampere.

Dengan kekuatan arus ini, mengalir elektron dari awan menuju permukaan
tanah. Hal ini disebut juga, petir negative. Pada kasus yang jarang, kadang
dijumpai locatan listrik pendek dari permukaan tanah (ujung pohon, ujung menara
dsb). Ini disebut petir positive. Petir positive diketahui hanya mempunyai satu
jalur utama terjadinya loncatan.

2. Lubang Berapi, Tukmenistan

7
Fenomena alam ini terjadi di Negara Turkmenistan. Kejadian dijelaskan
secara ilmiah yaitu karena tempat ini merupakan dimana gas bumi keluar dari
celah-celah bebatuan yang ada dikawasan ini, sehingga jika ada pemicu seperti
petir atau hal yang lain dapat menyebabkan kawasan ini terbakar dan
mengobarkan api yang sangat besar dan lama. Perlu anda ketahui, jika hal serupa
juga terjadi di kawasan Gunung Yanar Dag yang terletak di Azerbaijan.

Fenomena alam Lubang berapi ini berbentuk lubang raksasa di Gurun


Karakum, Darweze, Turkmenistan dan merupakan keajaiban alam yang terlihat
dramatis. Lubang raksasa di tengah gurun ini telah terbakar selama lebih dari 40
tahun.

Ini adalah kawah yang dibuat oleh ahli geologi Uni Soviet lebih dari 40
tahun yang lalu. Mereka melakukan pengeboran lokasi pada tahun 1971 hingga
dan menemukan sebuah gua penuh dengan gas alam. Tapi tanah di bawah kilang
pengeboran runtuh, meninggalkan lubang dengan diameter 70 meter.

Untuk menghindari gas beracun, diputuskan solusi terbaik adalah


membakarnya. Mereka berharap api akan menghabiskan semua bahan bakar
dalam hitungan hari, tapi gas masih saja terbakar hingga hari ini. Penduduk
setempat menjuluki gua ini "The Door to Hell". Saat ini tampat tersebut menjadi
objek wisata yang menarik bagi banyak turis.

Api menghasilkan cahaya keemasan yang dapat traveler lihat dari


kejauhan di sekitar Derweze, sebuah desa dengan populasi sekitar 350 penduduk.
Cahaya api ini justru menjadi ciri khas selamat datang daerah Turkmenistan. Situs
Door Hell berada sekitar 260 km sebelah utara dari Ashgabat, ibukota
Turkmenistan. Pada bulan April 2010 Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow,
mengunjungi situs 'pintu neraka' tersebut dan memerintahkan agar lubang harus
ditutup tapi ini belum dilaksanakan hingga saat ini.

Gurun Karakum, mencakup sebagian besar Turkmenistan dan terletak di


sebelah timur Laut Kaspia. Daerah wisata ini juga memang memiliki sumber daya
alam minyak yang signifikan dan gas alam.

8
Potensi Lubang Berapi

Meskipun Lubang Berapi ini telah dijuluki "The Door to Hell", namun
memiliki potensi sebagai tempat wisata. Presiden Turkmenistan Kurbanguly
Berdymukhamedov mengeluarkan perintah bagi para pejabat lokal untuk
menemukan cara untuk memadamkan api, setelah  kunjungannya ke kawah pada
tahun 2010. Presiden menyatakan kekhawatiran bahwa api akan mengalirkan gas
dari situs lain pengeboran di dekatnya, merusak ekspor energy penting
Turkmenistan.

Negara ini mengekspor gas alam ke Eropa, Rusia, Cina, India, dan
Pakistan. Turkmenistan memproduksi mencapai  1,6 triliun kaki kubik gas alam
pada tahun 2010. Kementerian Minyak, Gas, dan Sumber Daya Mineral
menargetkan tujuan mencapai 8,1 triliun kaki kubik pada tahun 2030.

3. Penitentes

Fenomena alam ini adalah pembentukan salju yang ditemukan pada


ketinggian tinggi. Fenomena alam yang hanya terjadi di tempat antara Chili dan
Argentina, yaitu salju di permukaan yang tinggi dan runcing karena tiupan angin
yang kuat di pegunungan andes.

9
Gumpalan es ini biasanya terputus dari gletser antara 1,5 meter sampai 3
meter dengan tebal 5 hingga 10 kaki. Lebih dari 4000 meter dibawah titik beku,
pada siang hari suhu matahari mulai menghaluskan es (tapi tidak meleleh).

Louis Libourty adalah seorang glaciologist Perancis-Chili, ahli geografi


dan pendaki gunung Andes. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah
perjanjian luas Nieves y Glaciares de Chile: Fundamentos de Glaciologia
diterbitkan pada tahun 1956. Karya Libourty terkonsentrasi ke glasiologi dari
Andes kering dan basah. Khususnya di sekitar Santiago. Salah satu kontribusinya
paling menonjol adalah tentang pembentuka penitentes. Libourty mencatat bahwa
kondisi iklim kunci untuk ablasi diferensial yang mengarah pada pembentukan
penitentes adalah titik embun yang selalu dibawah titik beku. Dengan DEMikian,
salju akan menghaluskan, karena proses sublimasi memerlukan energi yang lebih
tinggi daripada proses mencair.

Setelah proses ablasi diferensial dimulai, permukaan geometri penitentes


berkembang menghasilkan mekanisme umpan balik yang positif, dan radiasi yang
terperangkap oleh beberapa refleksi antara dinding. Cekungan menjadi satu
dengan radiasi benda hitam, sementara angin mengakibatkan penurunan saturasi
udara, peningkatan suhu titik embun awal pencairan. Dengan cara ini, dimana
massa yang hilang hanya karena sublimasi, akan tetap, serta dinding yang curam,
yang mencegah panas matahari yang minim.

4. Aurora

10
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya
interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).

Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub


Selatanmagnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan
nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi
Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena
di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah
Matahari akan terbit dari arah tersebut.

Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret
dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora
Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul
di puncak gunung di iklim tropis.

Beberapa hal penting yang berkaitan dengan terbentuknya aurora yaitu :

a. Medan magnetik suatu planet, (dalam hal ini bumi)

b. Angin Matahari, adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma),yang


menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari (korona), tersusun dari
elektron berenergi tinggi dan proton, yang mampu melepaskan diri dari
gravitasi sebuah bintang, karena energi panasnya yang sangat tinggi. Plasma
adalah partikel sejenis gas yang telah terionisasi. Pada umumnya gas tidak
bermuatan, tetapi karena suhu yang sangat panas di matahari menyebabkan
partikel gas terionisasi maka terbentuklah  plasma, biasanya pada saat terjadi
aktivitas matahari pancaran plasma bertambah.

c. Interaksi partikel-partikel atmosfer bumi dengan partikel bermuatan dari


matahari (plasma), kemudian saat mendekati medan magnet bumi (yang
terpusat di kutub utara dan selatan) maka plasma akan tertarik ke kutub-kutub
bumi, saat bertemu dengan partikel atmosfer bumi terjadi eksitasi-relaksasi
11
elektron sehingga memendarkan warna yang indah. Dengan kata lain, Angin
matahari yang membawa pancaran plasma mendekati bumi, lalu  plasma ini
tertarik atau dibelokan ke pusat magnet bumi (kutub utara dan selatan), saat
plasma ini  bertemu partikel atmosfer bumi terjadilah interaksi di antara
keduanya sehingga memendarkan warna yang indah, itulah Aurora.

Fenomena aurora ini terkait dengan selubung medan magnet atau


magnetosfer Bumi dan aktifitas kemunculan bahaya dari Matahari. Semakin kuat
dan lama cahaya aurora, dapat diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari
yang dikenal sebagai badai matahari ( solar storm). Badai Matahari adalah siklus
kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari ( sunspot ),
biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari.
Sedangkan gangguannya yang terjadi pada medan magnet Bumi, dinamakan badai
magnet (magnetic storm). Perubahan medan magnet yang mendadak tersebut
menyebabkan partikel bermuatan yang ada di atmosfer meningkat atau berubah
arah (misalnya di lapisan ionosfer).

Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer
yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval
di kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah
diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001
melalui pengamatan satelit NASA.

Lokasi dan Waktu terjadinya Aurora

Peranan medan magnet yang besar pada terjadinya aurora menyebabkan


aurora paling sering terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan
magnetiknya, dan sangat jarang terjadi di daerah katulistiwa. Aurora yang terkenal
adalah Aurora Borealis(di kutub utara) dan Aurora Australis (di kutub selatan)

Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan


beberapalokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Aurora australis
paling jarang terlihat karena aurora ini  biasanya justru terlihat terang di daerah
yang jarang penduduknya. Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia
12
pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum
berlangsung pada tahun 2000.Aurora Australis pernah terlihat di Tasmania.

Selain lokasi, cuaca dan polusi, cahaya juga mempengaruhi kualitas


aurora. Di Alaska, waktu terbaik untuk melihat aurora adalah pada bulan-bulan
Maret dan September hingga Oktober akhir. Saat itu langit dalam keadaan gelap
dan cuacanya sangat cerah. Saat musim panas, langit malam tidak terlalu gelap.

Sebaliknya pada musim dingin, udara menjadi terlalu dingin sehingga


mengganggu kenyamanan orang-orang yang ingin mengamatinya.Aurora muncul
dalam berbagai bentuk yang  berbeda. Penampakannya berubah-ubah, Tahap
paling indah adalah pada tengah malam. Aurora juga membentuk pita-pita cahaya
dengan berbagai warna, biasanya berwarna hijau, kuning, biru atau merah
tua.Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau
atom yang berbeda.Warna yang terlihat bergantung pada ketinggian dan jenis
molekul yang ada di atmosfer. Elektron berenergi tinggi dan proton bergerak ke
bawah menuju medan magnet bumi dan bertumbukan di atmosfer yang
kebanyakan mengandung atom-atom oksigen dan nitrogen. Hasil dari tumbukan
tersebut adalah atom-atom dan molekul-molekul yang ada di atmosfer tereksitasi
ke tingkatan energi yang lebih tinggi. Warna-warna yang kita lihat pada aurora
bergantung pada gas di atmosfer yang bertumbukan dengan partikel bermuatan
yang dibawa oleh angin matahari.

Terdapat dua gas utama yang ada di atmosfer yang paling berpengaruh pada
pembentukan cahaya aurora:

 Oksigen, dapat menghasilkan dua warna utama aurora, yaitu hijau-kuning yang
memiliki panjang gelombang 557,7 nm, warna ini paling sering terlihat,dan
merah yang memiliki panjang gelombang 630 nm, namun warna ini jarang
terlihat.  

 Nitrogen, yang pada keadaan terionisasi akan menghasilkan warna biru muda.
Pada keadaan netral, molekul nitrogen menghasilkan warna merah keunguan.

13
5. Hujan Es

Hujan es merupakan salah satu bentuk dari presipitasi yang berupa bola-
bola, potongan, maupun serpihanserpihan es dan memiliki diameter antara 5-50
mm. Namun dalam pertumbuhan ekstrem, diameter hail bisa lebih besar lagi. Hail
dapat jatuh secara tepisah atau terkumpul menjadi gumpalan-gumpalan yang tidak
memiliki bentuk yang teratur.
Awal terjadinya hujan es (hail) karena tumbuhnya jenis awan bersel
tunggal berlapis-lapis (Cumulonimbus) yang dekat dengan permukaan tanah atau
dapat juga berasal dari multi sel awan dengan luasan area horizontal sekitar 3-5
km yang tumbuh vertikal ke atas dengan ketinggian mencapai 30.000 feet atau
lebih. Kejadian hail sangat singkat, yaitu kurang dari satu Jam.
Batuan es yang jatuh pada saat hujan es disebut hailstone. Jika dalam awan
Cumulonimbus terdapat kristalkristal es dan butiran air super jenuh (super cold
water) secara bersamaan, maka butiran air super jenuh cenderung menguap dan
langsung mengendap pada kristal-kristal es. Hal ini berkaitan dengan proses
Bergeron-Findeisen yang terjadi dalam awan Cumulonimbus. Akibatnya
pertumbuhan Kristal es jauh lebih cepat daripada pertumbuhan tetes air.
Pertumbuhan partikel es juga dapat terjadi melalui proses pembekuan tetes. Dalam
proses ini terdapat pertambahan massa es yang disebabkan oleh proses tumbukan
dengan tetes kelewat dingin yang kemudian membeku dengan partikel es sehingga
mempercepat proses pertambahan massa partikel es tersebut.
Selain itu, proses pertumbuhan partikel es dalam awan Cumulonimbus
masih dapat terjadi dengan cara tumbukan dan penggabungan antara satu partikel
es dengan partikel es lainnya. Proses ini dapat terjadi jika terdapat perbedaan
kecepatan jatuh partikelpartikel es.
Namun dalam proses ini, kemungkinan pelekatan (adhesion) antar partikel
es ditentukan oleh jenis dan besarnya suhu partikel es tersebut. Biasanya
pelekatan permukaan es akan sangat kuat jika terjadi pada suhu kurang dari −5°C.
Kejadian hujan es yang disertai dengan jatuhnya kristal es relatif lebih
sering terjadi di wilayah ekstra-tropis karena memiliki lapisan beku (freezing

14
level) yang relatif lebih rendah dibandingkan wilayah tropis. Pada umumnya
ukuran hydrometeor yang jatuh meninggalkan freezing level memiliki ukuran
yang hampi sama baik di wilayah tropis maupun ekstratropis. Dengan demikian
wilayah Indonesia yang memiliki freezing level yang relatif lebih tinggi jarang
terjadi hujan es. Untuk freezing level yang cukup tinggi, maka selama perjalanan
jatuhnya, partikel es meleleh sedikit demi sedikit karena mengalami gesekan
udara sehingga saat mencapai permukaan bumi, batuan es tersebut telah mencair
menjadi air hujan.

C. Manfaat Fenomena Alam bagi manusia


1. Fenomena Alam sebagai bukti kemahakuasaan Allah SWT
Segala sesuatu yang terjadi di muka Bumi adalah wujud kemahakuasaan
Allah SWT. Allah menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.
Allah memiliki kuasa untuk menciptakan. Karena itu, semua ciptaan bergantung
kepada-Nya. Selain menciptakan segala sesuatu, Tuhan juga berkuasa Hanya
dengan kata “Jadilah” semua yang Allah kehendaki, pasti akan terjadi.
2. Fenomena Alam sebagai peringatan atau cobaan
Segala sesuatu bencana atau musibah yang menimpa kepada manusia
maka sifatnya adalah ujian atau cobaan, dapat disebut juga sebagai peringatan dari
Allah. Allah ingin melihat bukti keimanan dan kesabaran makhluk-Nya. Karena
musibah tersebut terjadi karena manusiatidak menjaga dan memelihara ciptaan
Allah, termasuk lingkungan. Semua tergantung bagaimana manusia untuk
menyikapi segala fenomena atau musibah yang menimpanya.
3. Fenomena Alam sebagai Pembelajaran
Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini merupakan suatu pelajaran
bagi setiap orang. Termasuk juga bencana atau fenomena alam. Mulai dari
pembelajaran untuk nmemperbaiki diri sendiri, ataupun pembelajaran untuk
menyikapi, mencegah, dan menanggulangi setiap peristiwa yang terjadi.
D. Kaitan dengan Materi Fisika

15
1. Dalam ilmu fisika, satu kilatan petir adalah cahaya terang yang terbentuk
selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai. Petir dapat terjadi ketika
tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer.
2. Salju terbentuk seperti proses terbentuknya hujan, namun saat partikel-partikel
air murni bersentuhan dengan udara maka air tersebut dikotori oleh partikel-
partikel lain yang mempercepat fase pembekuan sehingga terbentuklah salju.
Konsep fisika yang ada salah satunya adalah tentang suhu.
3. Aurora terjadi di daerah kutub, misalnya Norwegia atau Kanada, yaitu langit
yang menunjukkan tirai warna-warni. Fenomena alam ini terbentuk karena
partikel bermuatan listrik dari angin matahari bergesekan dengan medan magnetik
di atmosfer bagian atas. Konsep fisika dalam contoh ini adalah listrik dan magnet,
serta cahaya.
4. Proses terbentuknya hujan berawal dari penguapan air atau evaporasi yang
terjadi di bumi akibat panas matahari. Adanya perpindahan fluida karena
penguapan merupakan pengaruh peristiwa Konveksi yaitu pemindahan panas oleh
gerak massa suatu fluida dari suatu daerah ke daerah lainnya. Kemudian, uap air
mengumpul diudara membentuk awan (kondensasi).
Hasil kondensasi ini yang di sebut awan, dan awan ini bergerak akibat
hembusan angin dan membuat awan saling bertindih (membesar saat bertemu),
kemudian terus keatas hingga mencapai atmosfir yang suhunya lebih rendah atau
dingin, sehingga membentuk butiran-butiran air atau es yang semakin berat dan
pada akhirnya air jatuh ke bumi dan terjadi hujan karena semakin rendah (jatuh ke
bumi), mengakibatkan suhu semakin naik maka es/salju akan mencair dan berupa
hujan air.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fenomena alam adalah peristiwa non-artifasial (kejadian alami) dalam pandangan
fisika dan kemudian tidak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Kebenaran fenomena alam dapat dijelaskan
proses terjadinya secara ilmiah. Macam-macam fenomena alam sangat banyak,
seperti petir abadi di Venezuela, Lubang berapi di Tukmenistan, Hujan Es,
Pentitentes, dan Aurora. Dari peristiwa Fenomena alam, ternyata ada manfaatnya
bagi manusia yaitu Manusia jadi lebih memahami bahwa segala sesuatu yang
terjadi di muka bui ini adalah kemahakuasaaan Allah swt, Manusia dapat
memperbaiki diri karena peristiwa tersebut salah satu cobaan dari Allah, dan
Manusia dapat mengambil pelajaran dari fenomena yang terjadi.

B. Saran
Sebagai makhluk yang berakal, sudah sepantasnya dan sudah di
perintahkan oleh yang maha kuasa bahwa kita harus menjaga semua ciptaan-Nya
termasuk lingkungan. Lalu sebagai manusia, kita harus mengambil sikap positif
dari fenomena yang terjadi, jangan menyimpulkan suatu fenomena tanpa tahu
kebenarannya. Semoga kita semua menjadi manusia yang lebih baik lagi ke
depannya. Aamiin.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ulfah, Mariyah. 2010. Memahami Kehendak Allah Melalui Fenomena Alam.
Jakarta: Grasindo

18

Anda mungkin juga menyukai