Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. C.

T PADA
Ny. P.S 26 TAHUN G1P0A0 UK 20 MINGGU DENGAN ANEMIA
RINGAN DI DESA MAEN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR
KABUPATEN MINAHASA UTARA

Disusun Oleh :

Putri Utami .H. Abdul

1702086

Kepada
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang

merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan pada

masyarakat terutama pada ibu hamil. Defisiensi zat besi dapat

menimbulkan gangguan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun

sel otak. Anemia gizi besi mengakibatkan kematian janin di dalam

kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang

dilahirkan dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian

perinatal secara bermakna lebih tinggi (Mokodompit, dkk, 2014).

Ibu hamil dengan anemia dapat meningkatkan frekuensi

perdarahan antepartum dan postpartum karena tidak mampu mentolerir

kehilangan darah. Kenaikan volume darah selama kehamilan

meningkatkan Fe atau Zat besi, jumlah Fe yang diperlukan ibu untuk

mencegah anemia sebesar 500 mg. selama kehamilan ibu hamil

menyimpan zat besi kurang lebih 1000 mg termasuk untuk keperluan

janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Defisiensi besi terjadi dalam

tiga tahap. Tahap pertama terjadi bila simpanan besi berkurang dan terlihat

dari penurunan ferritin dalam plasma hingga 12 ug/L. tahap kedua terlihat

dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferrin hingga

kurang dari 16% pada orang dewasa sehingga mengganggu metabolism

energy dan menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja. Tetapi pada

tahap kedua hemoglobin di dalam darah masih berada pada 95% nilai
normal. Pada tahap ketiga terjadi anemia gizi besi, dimana kadar

hemoglobin total turun di bawah nilai normal (Kembaren,2012).

Kasus anemia perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari

individu yang bersangkutan, keluarga, masyarakat, tenaga kesehatan

bahkan pemerintah. Karena anemia penyebab tingginya kasus kematian

pada ibu hamil. Upaya dilakukan melalui pemberian tablet Fe sehari sekali

(60mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut minimal 90

hari selama kehamilan. Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu

juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena dapat

mempengaruhi efktifitas penyerapan zat besi. Vitamin C dan protein

hewani merupakan elemen yang dapat membantu penyerapan zat besi

(Sulistyawati, 2009).

Dari Hasil survey di Desa Maen Kecamatan Likupang Timur Kabupaten

Minahasa Utara, saya menemukan masalah pada ibu hamil yang mengalami

Kehamilan dengan Anemia, Maka dari itu merupakan bentuk pembelajaran

klinik dengan menerapkan materi yang telah didapat dibangku kuliah

terutama mata kuliah kebidanan komunitas pada keluarga, dimana

mahasiswi mendapatkan pengalaman nyata tentang peran dan fungsi bidan

di masyarakat dan memberikan kesempatan kepada mahasiswi untuk

bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan

kebidanan serta dapat mengembangkan Asuhan Kebidanan Komunitas pada

keluarga dengan menggunakan manajemen kebidanan dan

pengorganisasisan masyarakat.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah diuraikan,

maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu bagaimanakah Manajemen

Asuhan Kebidanan pada Tn. C.T 28 Tahun dengan Ny. P.S 26 Tahun

hamil 20 minggu dengan Anemia di Desa Maen Kecamatan Likupang

Timur Kabupaten Minahasa Utara?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan manajemen asuhan kebidanan pada Tn. C.T 28

Tahun dengan Ny. P.S 26 Tahun hamil 20 minggu dengan Anemia di

Desa Maen Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara

2. Tujuan Khusus

a. Mengumpulkan data dasar pada Tn. C.T dengan Ny. P.S 26 tahun

hamil 20 minggu dengan Anemia di Desa Maen Kecamatan

Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.

b. Menganalisa data pada kasus keluargaTn. C.T dengan Ny. P.S 26

tahun hamil 20 minggu dengan Anemia di Desa Maen Kecamatan

Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.

c. Merumuskan permasalahan pada kasus keluargaTn. C.T dengan

Ny. P.S 26 tahun hamil 20 minggu dengan Anemia di Desa Maen

Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.


d. Menentukan prioritas masalah pada kasus keluargaTn. C.T dengan

Ny. P.S 26 tahun hamil 20 minggu dengan Anemia di Desa Maen

Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.

e. Menyusun rencana asuhan pada kasus keluargaTn. C.T dengan Ny.

P.S 26 tahun hamil 20 minggu dengan Anemia di Desa Maen

Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan komunitas di dalam praktek kerja lapangan yang

telah di dapat diperkuliahkan.

2. Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan

dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.

3. Bagi klien

Menambah pengetahuan tentang manajemen asuhan kebidanan pada

keluarga Tn. C.T pada Ny. P.S Kehamilan dengan Anemia.

4. Bagi lahan praktek/masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah

kesehatan yang ada pada masyarakat.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Menurut Helena Varney (2007), Manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang di gunakan sebagaai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis

untk pengambilan suatu keputusan berfokus padaa klien.

2. Langkah-langkah Manajemen Asuhan kebidanan

a. Langkah 1 : Tahap pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama di kumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk memperoleh data di lakukan dengan cara sebgai berikut :

1) Anamnesis. Di lakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan

nifas, bio-pisko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.

2) Pemeriksaan Fisik Sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital, meliputi :

- Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan

perkusi).

- Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, atau USG,

dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya).

b. Langkah 2 Interpretasi Data dasar


Pada langkah ini, di lakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi atas data data yang telah di

kumpulkan.Data dasar yang telah di kumpulkan di interpretasikan

sehingga dapat di rumuskan diagnosis dan maslah yang

spesifik.Rumusan diagnosis dan maslah keduanya di gunakan, karena

masalah tidak dapat di definisikan seperti diagnosis tetapi tetap

membutuhkan penanganan.Masalah sering berkaitan dengan haala-hal

yang sedang di alami wanita yang di identifikasi oleh bidan sesuai

dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.

Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang di tegakkan bidan

dalam lingkup pratek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnose kebidanan.

Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :

1) Di akui dan telah di sahkan oleh profesi.

2) Berhubungan langsung dengan prktik kebidanan.

3) Memiliki ciri khas kebidanan.

4) Di dukun oleh clinical jidgement dalam praktik kebidanan

5) Dapat di selesaikan dengan pendekatan kebidanan.

c. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan

Mengantisipasi Penanganannya

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi maslah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau maslah yang sudah di

identifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan


di lakukan pencegahan.Bidan di harapkan dapat waspada dan bersiap-

siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-

benar terjadi.Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan

yang aman.

Pada langkah ketiga ini, bidan di tuntut untuk mampuh mengantisipasi

maslah potensial, tidak hanya merumuskan tindakan antisipasi agar

masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi.Sehingga langkah ini

benar merupkan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau

logis.

d. Langkah 4 : Menetapkan kebutuhan Terhadap Tindakan Segerah

untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan

lain Berdasarkan Kondisi Klien.

Mengidentifikasi perlunya tidakan segera oleh bidan atau dokter

atau tenaga konsultasikan atau di tangani bersama dngaan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

menajemen kebidanan. Jadi, menajemen bukan hanya selama asuhan

primer periodic atau kujungan prenatal saja tetapi juga selama wanita

tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wania

tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja di kumpulkan dan dievaluasi.Beberapa data

mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat di mana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.


Data yang baru sja dikumpulkan mungkindapat menunjukkan satu

situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus

menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi lainnya tidak

merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi

dengan dokter.

Demikian juga bila di temukan tanda-tanda awal dari preeklamsia,

kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau maslah

medes yang serius, bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi

dengan dokter.

e. Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Pada Langkah ini, direncanakan asuhan menyeluruh yang di tentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

menajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi

atau di antisipasi. Pada langkah ini, informasi data yang tidak lengkap

dapat di lengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah terindentifikasi dari kondisii klien atau dar etiap asalah yang

berrkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap

wanita tersebut, sepeti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,

apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perrlu merujuk

klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social

ekonomi-kultural atau masalah psikologis. dengan kata lain, asuhan

terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan


dengan setiap aspek asuhan kesehatan. setiap rencana asuhan haruslah

disetujuan oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan kien agar dapat

dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan

rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan

bersama sebelum melaksanakannya.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh

ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan

teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang

akan dilakukan klien.

f. Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efesien dan

Aman.

Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilasanakan secara efisien dan

aman.perencanaan ini bisa dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. walau bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggug jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah

tersebut benar-benar terlaksana.

Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan

dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh

tersebut.manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya


serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. kaji ulang “apakah semua

rencana asuhan telah dilaksanakan?”

g. Langkah 7 : Mengevaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilaksanakan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan

sebagian belum efektif.mengingat bahwa proses manajemen asuhan

ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian terhadap

rencana asuhan tersebut.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses

manajemen tersebut berlangsung dalam situasi klinis dan dua langkah

terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin

proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

B. Konsep Kebidanan Komunitas

1. Pengertian
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian

tertentu.Kebidanan berasal dari kata “Bidan”.Kebidanan (Midwifery)

adalah mencakup pengetahuan yang di miliki dan kegiatan pelayanan

untuk menyelamatkan ibu dan bayi.Kebidanan merupakan profesi tertentu

di dunia sejak adanya peradaban umaat manusia.

Bidan di Indonesia (IBI) adalah seorang wanita tyang mendapat

pendidikan kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi

pemerintah dan mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan

praktek mandiri. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam

mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diemban

sangat mulia dan juga selalu setia menda,pingi dan menolong ibu dalam

melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan di

akui sebagai professional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai

mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang di perlukan, asuhan

dan nasehat selama kehamilan, periode persalinan dan postpartum,

melakukan pertolongan persalinan di bawah tanggung jawabnya sediri

dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau

daerah atau area tertentu.Bidan komunitas (community midwifery) adalah

bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah

tertentu.Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani

keluarga dan masyarakat.Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya


yang di lakukan bidan ntuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu

dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.

2. Unsur-unsur Kebidanan Komunitas

Sekarang belum ada pendidikan khusus untuk menghasilakan tenaga

bidan yang bekerja di komunitas, yang ada hanya untuk menghasilkan

bidan yang mampuh bekerja di desa.Pendidikan tersebut adalah

pendidikan bidan A, B, C. Sebagai tenaga kesehatan bidan membantu

keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi kesehatan yang

optimal. Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas meliputi :

a. Bimbingan terhadap kelompok remaja, masa perkawinan.

1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, nifas, interval (antara dua

persalinan) dalam keluarga.

2) pertolongan persalinan di rumah.

3) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidan dengan

resiko tinggi di

keluarga.

4) Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan.

5) pemeliharaan kesehatan kelompok wanita mengan bantuan

reproduksi.

6) Pemeliharan kesehatan anak balita.

b. Pelayanan kebidanan

Kegiatan pelayanan komunitas meliputi :

1) Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan.


2) Pemulihan kesehatan ibu dan balita.

3) pengobatan sederhana bagi ibu dan balita.

4) Perbaikan gizi keluarga

5) imunisasi ibu dan anak

6) Pertolongan persalinan di rumah

7) Pelayanan KB

c. Sasaran Pelayan Kebidana Komunitas

Dalam komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk

keluarga atau kelompok masyarakat.Sasaran utama adalah ibu dan

anak dalam keluarga. Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992

tentang kesehatan, yang di maksud dengan keluarga adalah suami,

istri, anak dan anggota keluaraga lainnya. Pelayanan ini di serahkan

untuk mewujdkan keluargaa yang sehat dan sejahtera.Peningkatan

keluarga mewujudkan lingkngan keluarga yang sehat dan dapat

meningkatkan sumber daya manusia.

d. Lingkungan

Lingkungan mencakup lingkungan fisik, social, flora dan

fauna.lingkungan fisik yang kurang sehat menimbulakan penyakit

pada masyarakat. Lingkungan social berkaitan dengan adat atau

budaya dalam memberikan pelayanan di upayakan tidak bertentangan

dengan kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan dan agama di

masyarakat.Flora dan fauna berhubngan dengan penghijauan,

pemanfaaaatan pekarangan dengan tanaman yang bergizi.


e. Ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK)

Pelayanan kebidanan komunitas menggunakan ilmu dan teknologi

yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.Bidan di tuntut unuk selalu

mengembangkan kemampuannya agar tidak ketinggalan terhadap

kemajuan ilmu dan teknologi di bidan kesehatan.

3. Peran Bidan Dalam Pelayanan Kesehatan di Masyarakat

Peran adalah tingka laku yang di harapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Ada pun

peran bidan dalam pelayanan kesehatan di masyarakat meliputi :

a. Pemberian Asuhan Langsung

Asuhan langsung di berikan kepada individu, keluarga, kelompok

maupun masyarakat, meliputi pengkajian kesehatan, merencanakan,

melaksananakan dan

menilai hasil kegiatan dalam rangka pemenuhan kesehatan.

b. Penyuluhan Kesehatan

Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.oleh karena itu bidan harus

mampuh memberikan penyuluhan pada waktu kunjungan ante natal

trimester pertama, ke dua, ke tiga.

c. Penemu Kasus

Deteksi dini yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu hamil,

bersalin, bersalin, nifas, bayi dan anak balita.

d. Pelaksanaan rujukan
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) yang tidak dapat di atasi

oleh bida karena keterbatasan kewenangan, perlu di rujuk. Bidan di

masyarakat pertanggung jawab untuk mengetahui hasil dari setiap

kasus yang di rujuk dan melaksanakan tindak lanjut di rumah.

e. Penghubung (Komunikator)

Bidan merupakan mata rantai antara sasaran keluarga, kelompok

dan masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang di perlukan,

mengalang komunikasi untuk memperoleh informasi yang akuarat.

f. Konselor

Konseling dalam memecahkan masalah atau kesehatan keluarga

yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA). Kegiatan

konseling harus membawah kepada proses pemecahan massalah

kesehatan klien secara mandiri.

g. Anggota Tim

Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) di masyarakat memerlukan

pemecahan masalah baik secara lintas program maupu lintas sector.

Bidan sebagai anggota tim perlu mengkordinasikan kegiantannya

kepada anggota tim yang lain sehingga dapat di capai keterpaduan

program.

h. Supervisi (Pembimbing)

Bimbingan kepada dukung bayi, kader yang terlibat dalam

pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) berubah mengenal tanda

bahaya para kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukan.


i. Panutan (Rol Model)

Pembaharuan dalam merubah tingka laku masyarakat dalam

perilaku hidup sehat sehingga mampuh mandiri dalam menjaga dan

meningkatakan kesehatannya.

C.Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian

Adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai suatu

kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan sebagainay. Tetapi tidak

selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan dan ikatan – ikatan lain.

Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya di

bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk.

(Dep. Kes. RI. 1993)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinetraksi satu sama lain di

dalam peranannya masing – masing dalam keadaan saling ketergantungan.

(Dep. Kes. RI. 1998)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup di dalam peranannya masing – masing danmenciptakan serta

merpertahankan seuatu kebudayaan (Salvicion G. Balion dan Maklaya

1989)
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu

adalah :

a.   Unit terkecil masyarakat

b.  Terdiri dari dua orang atau lebih

c.   Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

d.  Hidup dalam satu rumah tangga

e.   Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga

f.   Berinteraksi satu sama lain

g.  Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing – masing

h.  Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan

2. Struktur keluarga

Struktur keluarga dan bermacam – macam diantaranya adalah :

a.   Patrilineal                : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ayah

b.  Matrilineal               : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ibu.

c.   Matrilokal                : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri


d.  Patrilokal                 : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

sedarah ayah

e.   Keluarga kawasan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa anak

saudara yang menjadi bagian keluarga adanya

hubungan dengan suatu atau istri.

Ciri – ciri struktur keluarga – Anderson Carter

a.   Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga

b.  Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka

juga mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan fungsi dan tugasnya

masing – masing

c.   Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing – masing

3. Tipe/bentuk keluarga

               a.      Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,

dan anak – anak

             b.      Keluarga Besar (Extended Family) : keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,

paman, bibi dan sebagainya.

               c.      Keluarga Berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah labih dari satu kali dan merupakan satu

kaluarga inti
               d.      Keluarga Duda/Janda (Single Family) : keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian

f. Keluarga berkomposisi (Composite) : keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama

g. Keluarga Kabitas (Kahabitation) : dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

4. Peranan keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi 1 situasi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

a.       Peranan Ayah

Sebagai suami, ayah, pencari kerja, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya

b.      Peranan ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, mengurus rumah tangga,

sebagai pengasuh pendidik anak – anaknya, pelindung serta

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya

c.       Peranan anak


Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarganya

a. Fungsi biologis

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memelihara dan memebsarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosial

1) Membina sosialisasi pada anak

2) Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan keluarga

perkembangan anak

3) Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga

4) Menruskan nilai – nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi

1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

3)  Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga

dimana yang akan datang misalnya pendidikan angka – angka,

jaminan hari tua dan sebaginya.

e. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan

dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya.

D. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel

telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan

sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertambah

(BKKBN, 2012).

2. Klasifikasi kehamilan

Menurut Mochtar (2012), Klasifikasi kehamilan dibagi menjadi

triwulan yaitu:

a. Kehamilan triwulan pertama : 0-12 minggu

b. Kehamilan triwulan kedua : 12-28 minggu


c. Kehamilan triwulan ketiga : 28-40 minggu

3. Diagnostik kehamilan

Menurut Sutanto (2017), diagnostik kehamilan terdiri dari 2

pemeriksaan yaitu :

a. Pemeriksaan tes kehamilan

1) Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi tes urin dan tes darah. Kedua

tes ini untuk mencari adanya HCG di dalam sampel yang diambil.

Perbedaannya tes darah dilakukan dirumah sakit sedangkan tes urin

bisa dilakukan dirumah sendiri.

a) Tes darah

Tes darah dinilai lebih sensitif tapi harganya lebih mahal dan

tidak mudah dilakukan. Dokter menggunakan dua jenis tes darah

untuk memeriksa kehamilan yakni kualitatif dan kuantitatif. Tes

darah dapat mendeteksi HCG lebih awal daripada tes urin. Tes

darah juga dapat mengetahui beberapa hal berikut :

(1) Kada zat besi dalam darah

(2) Golongan darah

(3) Pemeriksaan TORCH

(4) Pemeriksaan penyakit lainnya.

b) Tes urin

Tes urin biasanya lebih akurat bila dilakukan sekitar 14 hari

setelah ovulasi, atau sekitar saat calon ibu tidak mendapatkan


haid. Tes urin dapat dilakukan pada pagi hari saat pertama kali

bangun tidur. Tes urin dapat dilakukan dengan menggunakan alat

strip test.

a. Pemeriksaan USG

Keuntungan USG yaitu non invasif, aman, praktis, dan hasil cukup

akurat. Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang memberikan hasil

gambar 2 dimensi tentang janin atau embrio yang sedang berkembang

didalam perut ibu hamil. Pemeriksaan itu mencakup penggunaan

gelombang suara yang berfrekuensi tinggi yang dibuat dengan

memasang pengubah arus pada suatu alat yang disebut dengan

transduser.

Yang dapat diperiksa dengan USG antara lain:

1) Konfirmasi kehamilan

2) Mengetahui usia kehamilan

3) Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan

4) Ancaman keguguran

5) Masalah dengan plasenta

6) Kehamilan ganda atau kembar

7) Mengukur cairan ketuban

8) Kelainan letak janin

9) Kelainan pada organ lain

10) Kegagalan pertumbuhan janin

E. Konsep Dasar Anemia


1. Pengertian

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah normal. Pada

penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah

(Hemoglobin/Hb) dibawah normal.

Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb

normal adalah 12-16 % dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah

normal 5 juta/mm3. Pada penderita anemia, kadar Hb kurang dari normal.

2. Etiologi

a. Asupan besi yang berkurang pada jenis makanan yang

mengandung pemberian Fe, muntah berulang pada bayi dan

pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna.

b. Kehilangan/pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan

saluran cerna kronis.

c. Kebutuhan energi dan zat besi yang meningkat oleh karena

pertumbuhan pada bayi, anak , remaja, dan ibu hamil.

3. Tanda-tanda klinis

a. Letih, mengantuk, malaise

b. Limbung, lemah

c. Sakit kepala

d. Lidah licin

e. Kulit pucat, bantalan kuku jari pucat

f. Membran mukosa pucat, misalnya konjungtiva


g. Kehilangan nafsu makan, mual, muntah

4. Batasan Anemia

a. Anemia ringan Hb 9-10 gr%

b. Anemia Sedang Hb 7-8 gr%

c. Anemia Berat Hb <7 gr%

F. Konsep Dasar Kehamilan dengan Anemia

1. Pengertian

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada

trimester II. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan keperluan akan

zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan

sumsum tulang. Sebagian besar anemia dalam kehamilan disebabkan oleh

defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling

berinteraksi.

2. Gejala

Gejala anemia pada ibu hamil diantaranya adalah cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun

(anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah), dan

keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

3. Komplikasi Kehamilan dengan Anemia

1) Abortus

2) Partus prematurus

3) Atonia uteri
4) Partus lama

5) Infeksi

6) Perdarahan antepartum

4. Penanganan Kehamilan dengan Anemia

Pemberian tambahan zat besi, sebagian besar tablet zat besi mengandung

ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet zat besi akan

diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya

cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet.


BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 01-03-2020

Jam : 15.30 WITA

Tempat : Desa Maen

A. PENGUMPULAN DATA

1. Biodata

Nama KK : Tn. C.T

Umur : 28 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Nelayan

Suku/Bangsa : Minut/Indonesia

Alamat : Desa Maen Dusun II

2. Susunan Keluarga

Nama JK/Umur Hub. Dlm


No Keadaan
Anggota Anggota Pendidikan Pekerjaan
. L P Fisik
Keluarga Keluarga
1. Tn. C.T 28 Suami SMA Nelayan Sehat
2. Ny. P.S 26 Istri SMA IRT Sehat

3. Genogram

Contoh:
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
------ = Keluarga yang diasuh

4. Kegiatan Sehari-hari Keluarga

Nama Kegiatan

No. Anggota
Istirahat Nutrisi Eliminasi Aktifitas PH
Keluarga
1. Tn. C.T BAB dan
7-8 Makanan Bekerja 9-
BAK
jam/hari Keluarga 10 jam/hari
Normal
2. Ny. P.S 7-8 Makanan BAB dan Melakukan

jam/hari keluarga BAK pekerjaan

Normal rumah

sehari-hari

5. Situasi Psiko, Sosial dan Budaya

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik

No Kegiatan Iya Tidak Keterangan

.
1 Pijat √

2 Selamatan/Syukuran √ Keluarga

3 Merokok √ Suami

4 Alkohol √

5 Spiritual Agama √

6 Lainnya, …………

7 Lainnya, …………

6. Situasi Ekonomi

Penghasilan : Tidak Menetap

Jumlah : Rp500.000-1.000.000

Keadaan Ekonomi : Menengah ke bawah

7. Situasi Lingkungan

a) Perumahan

Luas tanah : 10 x15 m2

Status : milik sendiri

Pekarangan : ada / kotor

b) Sumber Air Minum

Sumber Air : Mata air

Keadaan Air : Jernih-bening

c) Tempat Pembuangan Tinja

WC : Ada

Jenis WC : septi tank


Status : milik sendiri

d) Tempat Pembuangan Air Limbah

Jenis : Serapan selokan

Perairan : Menggenang / Mengalir

e) Jarak Antara Jamban dengan Sumber Air Minum

Jarak : 10 meter

f) Tempat Pembuangan Sampah

Jenis : Bak sampah

g) Keadaan Kandang Ternak

Jenis Hewan Ternak : tidak ada

Keadaan Kandang :-

Jarak dengan rumah : …………. M

h) Denah Rumah

Ket : kamar

dapur

wc

8. Keadaan Kesehatan Keluarga

a) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

Puskesmas : Iya

BPS : Iya

Mantri/Perawat : Iya
Posyandu : Iya

b) Penggunaan Tenaga Kesehatan

Dokter : Iya

Bidan : Iya

Perawat : Iya

c) Imunisasi Dasar Lengkap

Anak Ke Imunisasi Kelngkapan


No
… BCG HB Polio Campak DPT Iya Tidak

d) Keluarga Berencana

Penggunaan KB : Tidak

No. Jenis Kontrasepsi Lama Keluhan

e) Riwayat Kehamilan Sekarang

Bila ada keluarga yang hamil maka :

HPHT : 10-10-2019

HPL : 17-07-2020

ANC Trimester I Trimester II Trimester


III
Berat 48 kg 55 kg

badan
Berapa 1x 1x

kali
Dimana PKM PKM

Periksa
Keluhan Pusing

Pesan Makan

Nakes makanan

bergizi dan rajin

kontrol
Imunisasi TT1

TT
30 Tab (1x1)
Tablet Fe
Kenaikan

BB
Gerakan (+)

janin

f) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Tgl/Bl Temp Penol Penyu Anak Us


Usia Jenis
N n/Th at ong lit ia Nif
Keha persal
o. persali persal persal keham J B P an as
milan inan K B B
nan inan inan ilan ak
g) Keadaan Gizi Keluarga

No Uraian Iya Tidak Keterangan


Pemberian ASI
1
Eksklusif
Penggunaan Garam
2 √
Beryodium
Pantangan Makanan
3
pada Ibu Nifas
Keadaan Pemenuhan
4
Makanan
h) Penyakit yang sering di derita oleh Keluarga

No. JENIS Keterangan

PENYAKIT
1 ISPA

2 Asam Urat

3 Diare

4 Hipertensi/Stroke

5 Diabetes mellitus

6 Demam

7 Asma

8 Flu

9 Mag Istri

10 DBD
11 Typhus

Abdominalis
12 Gondok

13 Gangguan mental

14 Radang

15 Jantung

16 Herpes

17 Bronkhitis

18 Hernia

B. ANALISA DATA

No
Data Masalah Kesehatan
.
DS: ibu mengatakan bahwa suaminya
1
perokok Merokok

DO: Terlihat suaminya sedang merokok


DS: ibu mengatakan sedang hamil anak

pertama,dan sering merasa pusing

DO : TD: 100/60 mmHg


2 Ibu hamil dengan
R: 20x/mnt
Anemia
N: 60x/mnt

SB: 36,8 C

Hb : 10 gr/dl

C. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah

- masalah kesehatan komunitas.Setiap Masalah dibuat perhitungan Skornya

berdasarkan :

MASALAH 1 : SUAMI PEROKOK


NO KRITERIA SKOR BOBOT HASIL PEMBENARAN
Karena
didalam
keluarga istri
Sifat Masalah 2/3 X 1 = sedang
1 2 1 mengandung
 Ancaman Kesehatan 0,6 maka akan
mengganggu
kesehatan ibu
janin.
Karena sudah
menjadi gaya
hidup
Kemungkinan Masalah
mendarah
2 Dapat Diubah 1 2 1/2 X 2 = 1 daging, sudah
pernah
 Hanya sebagian
diusahakan
namun tidak
berhasil
Karena pola
pikir setiap
orang berbeda-
beda, ada yang
sanggup untuk
Potensial Masalah Dapat tidak merokok
2/3 X 1 = dan ada yang
3 Dicegah 2 1
0,6 tidak sanggup
 Cukup untuk tidak
merokok
walaupun
sudah tahu
bahaya
merokok itu
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 X 1 = 1 Karena ibu
hamil dapat
 Masalah berat harus
menghirup
asap rokok dari
suaminya
segera ditangani sehingga
kandungannya
terancam
TOTAL 0,6 + 1 + 0,6 + 1 = 3,2
MASALAH 2 : IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN

NO KRITERIA SKOR BOBOT HASIL PEMBENARAN


Karena dapat
menyebabkan
terganggunya
proses
pertumbuhan
Sifat Masalah
2/3 X 1 = bayi dan
1  Ancaman 2 1 mengakibatkan
0,6 perdarahan,
Kesehatan
masalah saat
persalinan, dan
berat badan
lahir rendah
(BBLR)
Dengan
dilakukan
Pemantauan
kehamilan
Kemungkinan Masalah
yang rutin,
2 Dapat Diubah 2 2 2/2 X 2 = 2 dapat
mengurangi
 Dengan Mudah
resiko
terjadinya
Anemia pada
ibu hamil
Dengan rutin
mengkonsumsi
tablet FE, dan
rajin
mengkonsumsi
Potensial Masalah Dapat
sayur-sayuran
3 Dicegah 3 1 3/3 X 1 = 1 yang
berwarnah
 Tinggi
hijau, atau
mkanan yang
bergizi
lainnya, serta
bnyak istirht
TD ibu kurang
dari normal,
HB kurag dari
Menonjolnya Masalah normal, ibu
merasa pusing,
 Masalah berat jika tidak
4. 2 1 2/2 X 1 = 1
harus segera segera
ditangani
ditangani Anemia dapat
terjdi di tingkat
sedang bahkan
berat
TOTAL 0,6 + 2 + 1 + 1 = 4,6

D. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan pada Skor yang paling Tinggi dari

Semua masalah yang muncul dalam Komunitas.

No Prioritas Masalah Skor


1 Ibu hamil dengan Anemia 4,6
2 Suami perokok 3,2

E. RENCANA ASUHAN

Masalah
No Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Komunitas
1. Ibu hamil Agar -observasi -mengobservasi -ibu bersedia

dengan anemia TTV TTV untuk di ukur

-anjurkan ibu -menganjurkan ibu tekanan darah


anemia dapat
untuk untuk mengnsumsi -ibu bersedia
tertangani
mengonsums sayuran hijau melakukan apa

i sayuran seperti bayam yang di anjurkan

hijau -menganjurkan ibu oleh bidan.


-anjurkan ibu untuk istirahat yang

untuk cukup , yaitu siang

istirahat yang 2 jam , dan malam

cukup 8 jam .

-anjurkan ibu -menganjurkan ibu

untuk untuk

mengonsums mengonsumsi tablet

i tablet penambah darah

penambah yaitu tablet Fe

darah dengan dosis 1x1

2. Suami Agar Beri Memberikan bapak

perokok suami informasi informasi mengatakan

dapat kesehatan kesehatan pada bahwa tidak

berhenti kepada suami bahwa asap akan merokok

merokok suami rokok tidak baik di depan

bahwa asap bagi ibu hamil. istrinya.

rokok tidak

baik bagi

ibu hamil
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga Tn. C.T pada Ny. P.S

kehamilan dengan Anemia di Desa Maen Kecamatan Likupang Timur Kabupaten

Minahasa Utara, sesuai 7 langkah varney manajemen asuhan kebidanan, penulis

menemukan tidak ada kesenjangan antara praktek kerja dengan teori mengenai ibu

hamil dengan anemia. Pada hasil pengkajian pada Ny. P.S G1P0A0 usia

kehamilan 20 minggu dengan anemia didapatkan ibu merasa pusing dan mudah

lelah. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan muka pucat, konjungtiva anemis.

Asuhan yang dilakukan yaitu menganjurkan mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat besi , menganjurkan mengonsumsi tablet Fe 1x1 , pemantauan

tanda-tanda vital pada ibu hamil.

Survey dilakukan pada hari sabtu tanggal 01 maret 2020 di Desa Maen

Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara dan saya ambil sebagai

keluarga binaan adalah keluarga Tn. C.T

A. Pengkajian
Pada tanggal 01-03-2020 dilakukan pengumpulan data dasar baik

subyektif yang didapat dari semua pertanyaan yang diajukan kepada

keluarga, mau pun data obyektif yang didapat dari hasil observasi secara

langsung dan saya tidak menemukan hambatan karena keluarga dapat

berkomunikasi dengan baik. Setelah saya melakukan pengumpulan data

maka masalah yang saya ambil yaitu ibu hamil dengan anemia.

B. Interpretasi Data

Dari data yang saya peroleh saat melakukan kunjungan rumah dengan

hasil dari pengumpulan data secara subyektif dan obyektif saya

menentukan prioritas masalah saya yaitu ibu hamil dengan aneemia.

C. Identifikasi diagnosa potensial

Pada tahap ini berdasarkan diagnosa atau prioritas masalah yang didapat,

maka saya langsung memberikan sosialisasi atau penyuluhan langsung

pada keluarga tentang ibu hamil dengan anemia.

D. Identifikasi kebutuhan segera

Pada tahap identifikasi kebutuhan segera telah dilakukan sebagaimana

prioritas masalah yang didapat, yaitu langsung memberikan penyuluhan

pada keluarga tentang ibu hamil dengan anemia.

E. Tindakan perencanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan

secara tindakan yang akan dilaksanakan pada keluarga Tn.C.T dengan

intervensi dari masalah yang kita temukan dan lebih menekankan pada

upaya promotif dan preventif dengan cara memberikan penyuluhan

kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan


F. Implementasi

Seluruh perencanaan telah dilaksanakan dan penyuluhan yang

disampaikan menggunakan ceramah, Tanya jawab serta diskusi antara

keluarga dengan tenaga kesehatan mengenai anemia.

G. Evaluasi

Dari intervensi dan implementasi yang dilakukan, ibu bersedia untuk

memakan sayuran hijau yang mengandung zat besi, istirahat yang cukup,

dan mengkonsumsi tablet penambah darah.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pendataan ,akhirnya berhasil mendapatkan data keluarga dan

data kesehatan dari Desa Maen Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa

Utara, namun belum menggambarkan semuanya. Berdasarkan tabulasi data yang

dilakukan setelah pendataan maka ditemukan masalah Sedikit ibu yang

mengalami anemia Dalam menjalankan Kunjungan rumah yang telah

direncanakan dapat terlaksana dengan sepenuhnya, ini dilihat dari kemampuan

mahasiswa dan faktor pendukung pelaksanaan, walaupun demikian dapat penulis

katakan kunjungan rumah yang telah direncanakna berhasil dilaksanakan.

B. Saran

1. Masyarakat

Pemerintah Desa Ikut memantau perkembangan masalah dan membuat

program jangka panjang untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak

semakin bertambah luas sehingga masyarakat Desa pun harus ikut didalam

proses pemecahan masalahnya.


2. Bagi Peserta

Menambah Pengetahuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan

dan penerapan teori penelitian sekaligus sebagai acuan dasar penelitian

selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwaty, Rismintari Sriati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunita. Yogyakarta :


Nuha Medika
Pujiastuti, Ratna. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha
Medika
Sutanto, Yuni Fitriana. 2017. Buku Asuhan Pada Kehamilan. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press
Varney, Hellen. 2007. Varney’s Midwifery Third Edition. New York : Jones
and Bartlett Publisghers
Yulifah, Yuswanto Tri Johan. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai