Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PUBLIC RELATIONS ITV DALAM MEMBANGUN

CITRA SEBAGAI TELEVISI KOMUNITAS DI MALANG

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas

Broadcasting R-TV Management

Oleh :

Maulidya Putri Amelia (518052)

PROGRAM STUDI TEKNIK


INDUSTRI KONSENTRASI MANAJEMEN
KOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNIK
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamuʼalaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“STRATEGI PUBLIC RELATIONS ITV DALAM MEMBANGUN CITRA SEBAGAI TELEVISI
KOMUNITAS DI MALANG ”.

Peneliti menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat


kekurangankekurangan. Sehingga Peneliti berharap kritik dan saran yang membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga dengan penyusunan
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Khususnya ITV Malang , dan terkhusus
bagi Peneliti.

Wassalamuʼalaikum Wr.Wb.

Malang 15 juni 2020

Hormat Saya
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Strategi Public Relation......................................................................................................3

2.2 Sejarah Perusahaan..........................................................................................................4

2.3 Citra Perusahaan...............................................................................................................4

2.4 Televisi Komunitas.............................................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................7

3.2
Saran..................................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Komunikasi juga lekat hubungannya dengan public relations. Public
relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, dimana komunikasi yang
dijalankan adalah komunikasi dua arah, untuk menghasilkan umpan balik. Public
relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang
dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi atau
perusahaan. Public relations juga berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman
melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan
yang berdampak. Keberadaan public relations dalam suatu organisasi atau lembaga
adalah sebuah indikasi bahwa public relations memiliki peran yang penting dalam
perputaran sistem yang ada pada manajemen dan lembaga atau organisasi.
Keberadaanya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan kepentingan
publik, selalu menampilkan sesuatu yang positif dalam wujud citra yang positif demi
kepentingan lembaga, membangun citra yang positif dimasyarakat ditentukan oleh apa
yang diberikan dan ditampilkan perusahaan. Hal ini merupakan indikasi dari proses
terbentuknya citra positif dan negatif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan
yang sudah menggunakan jasa para public relations untuk menghadapi tantangan di
dunia usaha khususnya dunia pertelevisian yang semakin signifikan sehingga fungsi
public relations dapat mempermudah dalam mencapai tujuannya.
Humas atau public relations itu sendiri merupakan alat manajemen modern, maka
secara struktural merupakan bagian internal dari sebuah perusahaan. Fungsi humas
atau pulic relations adalah bersifat melekat pada fungsi manajemen perusahaan yaitu,
dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbale balik antara organisasi atau
lembaga yang diwakili dengan publiknya. Publik sebagai sasaran humas terdiri dari
publik internal (intern public) yakni orang-orang yang berkegiatan dalam (perusahaan,
instasi, lembaga, badan, dsb) secara fungsional merupakan tugas, pekerjaan, serta hak
dan kewajiban tertentu. Public eksternal (ekstern public) adalah orang-orang diluar
organisasi yang ada kaitannya dengan organisasi (Effendy, 2002: 10 dan 107). Menurut
Ruslan (2007^27) peran utama dari public relations yaitu communication, relationship,
back up management dan good image maker. Sedangkan untuk membangun sebuah
strategi memerlukan beberapa proses dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu
tahap analisis lingkungan, tahap menetapkan dan menentukan arah organisasi dan
tahap merancang dan menyeleksi (Zulkiflimansyah, 2007: 15-17) Pada masa kini kita
telah memasuki era globalisasi yang dimana kita sebagai manusia membutuhkan
informasi maupun hiburan dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat ini sudah banyak alat
pemuas kebutuhan tersebut, salah satunya adalah televisi.
Televisi saat ini merupakan media massa yang terpopuler di kalangan masyarakat
dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di negara-negara
berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi,
edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi
kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan
masyarakat tidak terkecuali remaja dan anak-anak. Televisi yang pertama kali didirikan
di Indonesia adalah TVRI pada tahun 1962. Semakin lama semakin bertambah banyak
stasiun televisi yang ada di Indonesia seperti RCTI, SCTV, Indosiar, TPI, ANTV, Global
TV, Trans TV dan lain sebagainya. Tidak hanya stasiun televisi nasional saja yang
bertambah namun semakin banyak pula stasiun televisi lokal seperti dikota Malang,
misalkan Malang TV, Dhamma TV, UBTV, MH TV, Gajayana TV, dan ITV. Berbicara
mengenai stasiun televisi lokal di Malang, pasti adanya masalah segmentasi dari
beberapa stasiun televisi lokal tersebut diantaranya, adalah ITV yang merupakan
singkatan dari Indonesia Televisi merupakan stasiun televisi swasta berskala lokal di
Kota Malang, Jawa Timur.
Selain itu ITV merupakan satu-satunya stasiun televisi lokal yang berstatus
komunitas yakni Perkumpulan Ikatan Relawan Sosial Indonesia Televisi. Oleh karena
itu, melihat perbedaan yang ada pada ITV dan munculnya berbagai opini publik, maka
peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai strategi public relations ITV dalam
membangun citra sebagai televisi komunitas di Malang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana Strategi Public Relation ITV dalam membangun citra
sebagai televisi komunitas di Malang?”

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui strategi yang dilakukan oleh public relations ITV dalam membangun citra
sebagai televisi komunitas di Malang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Startegi Publik Relation


Berbagai macam aktivitas manusia pasti mempraktekkan Public Relations seperti
manusia yang bergabung dalam suatu organisasi, menghadiri undangan dan lain yang
merupakan kegiatan Public Relations yaitu mempengaruhi orang yang mempunyai
berbagai kepentingan dari orang lain. Public Relations dapat mengidentifikasi
permasalahan yang timbul dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan
dengan menitik beratkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen,
sikap dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang ditawarkan
perusahaan. Hasil identifikasi kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan untuk menerapkan strategi yang sesuai.
Tugas yang diembankan pada Public Relations dibutuhkan kreativitas yang tinggi
sehingga seorang Public Relations dapat membuat strategi dalam penjualan jasa/produk
terhadap konsumen (eksternal) serta terus melakukan inovasi guna mempertahankan
citra yang baik terhadap lembaga atau organisasi ditengah-tengah masyarakat. pada era
globalisasi saat sekarang. Selanjutnya, Ahmad S. Adnan Putra, pakar humas naskah
workshop yang berjudul, “Public Relations Strategi” (Rosady 1999 : 123) mengatakan
bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), rencana merupakan
produk dari suatu perencanaan (planing) yang pada akhirnya perencanaan adalah salah
satu fungsi dasar dari manajemen. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Public
Relations bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang
menguntungkan (favourable image) bagi organisasi, perusahaan atau produk dan jasa
terhadap pihak yang berkepentingan (Stokholder) sebagai sasaran yang terkait yaitu
public internal dan eksternal.
Untuk memperoleh kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari
masyarakat maka Public Relations dapat menerapkan strategi yang telah ditentukan
oleh manajemen perusahaan. Hal ini berpijak pada teori Kasali dalam Soemirat dan
Elvinardo (2004 ; 92) menyatakan bahwa : “Pertama, Public Relations dapat
memberikan kontribusinya dalam strategic management melalui dua cara yaitu
melakukan tugas sebagai bagian dari strategic management keseluruhan organisasi.
Keterlibatan PR dalam proses menyeluruh ini akan memberi manfaat besar bagi
organisasi dan PR itu sendiri. Kedua, Publik Relations dapat berperan dalam strategic
management dalam mengelola kegiatannya secara strategis”.
Untuk mencapai tujuan tersebut strategi kegiatan Public Relations semestinya
diarahkan pada persepsi para stockholder agar sikap dan tindakan mereka sesuai
dengan yang diinginkan. Bila strategi ini berhasil maka akan diperoleh sikap dan
tindakan yang menguntungkan dari stockholder yang akhirnya akan tercipta suatu opini
dan citra yang baik. Dari itu, Public Relations harus memiliki pola pikir dan strategic yang
banyak membutuhkan masukan-masukan dan memiliki tingkat ketergantungan yang
tinggi antara satu dengan yang lainya sehingga dapat menerapkan,
mengimplementasikan dan mengontrol strategi yang paling handal. Public Relations
dituntut untuk berfikir strategic pada tingkat yang tinggi serta kompleks serta akan
memunculkan suatu kebutuhan model yang lebih terstruktur dan sistematis akan
membantu membuat kepuasan untuk lebih sederhana dalam menganalisa
permasalahan serta merumuskan sesuatu strategi yang baik juga mampu memberikan
hasil yang memuaskan.
Adapun tahap-tahap dalam kegiatan strategi public relations :
1. Komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholder dan publik yang
mempunyai kepentingan bersama. Sasaran umum tersebut secara structural dan
formal yang dipersempit melalui menyandang opini bersama (common opinion),
potensi polemic, dan pengaruhnya bagi masa depan organisas, lembaga, nama
perusahaan dan prodik atau jasa yang menjadi perhatian sasaran khusus (target
public ).
2. Komponen sasaran yang pada strategi public relations berfungsi untuk ketiga
kemungkinan tersebut kearah posisi atau dimensi yang menguntungkan. Dalam
proses penyusunan strategi public relations, menurut Ahmad S. Adnansaputra
dalam makalah “PR strategy (1990 )yang berkaitan dengan fungsi-fungsi public
relations secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan atau
organisasi sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
b. Identifikasi unit-unit sasarannya
c. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya
d. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran
e. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations.
f. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijakan atau peraturan
pemerintah
g. Menjabarkan strategi public relations dan taktik atau cara menerapkan langkah-
langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan
dan mengevaluasi hasil kerja. ( Rosady Ruslan, 1998: 134).

2.2 Sejarah Perusahaan


Teknologi informasi dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Di era globalisasi ini
peran teknologi dan informasi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital.
Dengan menguasai teknologi dan informasi maka sebuah SMK mempunyai modal yang
sangat cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Oleh karena itu
diperlukan lulusan SMK yang profesional untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan. Berdasarkan hal tersebut maka pada tahun
2014 atas ide dua orang sahabat yang juga praktisi pendidikan senior yaitu Dr. Anas
Firman Adi dan Dr. Wincoko  berdirilah SMK National Media Center (NMC). Dr. Anas
Firman Adi adalah Chief Executif Officer (CEO) NMC Group dan Dr. Wincoko adalah
pakar pendidikan senior dibidang telematika.
Pada tanggal 20 Agustus 2016 Grand Launching SMK NMC diresmikan oleh Kepala
Dinas Pendidiikan Kota Malang Ibu Dra. Zubaidah, MM. SMK NMC sebagai salah satu
fungsi Pusat Pendidikan Pelatihan Kejuruan Terpadu di bawah naungan NMC Group ikut
serta menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui programprogram
Pendidikan dan Latihan dengan pendekatan Multi Entry – Multi Exit  yang berorientasi
pada Competency Based Training (CBT). Pada tahun pelajaran pertama, penerimaan
taruna SMK NMC  diprioritaskan bagi siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi.
Sebagai SMK yang berbasis teknologi informasi, SMK NMC semakin menunjukan
prestasinya dan dipercaya masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi
yang diperoleh diajang kompetisi regional dan nasional. Para taruna yang mempunya
jiwa mandiri dan berdisiplin tinggi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi 
menunjukkan kualitas SMK NMC sudah dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas dan
mengatakan bahwa “SMK NMC Beda Dengan Sekolah Unggulan Lain”. Prestasi demi
prestasi yang ditorehkan seluruh civitas akademika SMK NMC membuat semakin SMK
NMC semakin diperhitungkan di dunia pendidikan, hal ini semakin didukung oleh NMC
Group dengan mendirikan Indonesia Televisi sebagai  wadah praktikum nyata untuk
taruna. Indonesia Televisi (ITV) dapat dinikmati masyarakat di channel 51 UHF.
Pendirian ITV 51 UHF semakin diakui dengan diperolehnya Ijin Prinsip Penyiaran dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

2.3 Citra Perusahaan


Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi
secara keseluruhan, jadi bukan hanya sekedar citra atas produk dan pelayannya. Citra
perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan
yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk,
keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan
kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.
Citra perusahaan merupakan salah satu bagian terpenting yang dimiliki oleh suatu
perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil .Citra perusahaan
merupakan hasil dari kumpulan proses dimana konsumen membandingkan berbagai
atribut yang dimiliki oleh perusahaan. Atribut yang dimaksud misalnya produk, harga,
kualitas produk dan kualitas layanan. Konsumen akan membuat persepsi yang subyektif
mengenai perusahaan dan segala aktivitasnya, persepsi tersebut akan berbeda-beda
bagi setiap orang walaupun dihadapkan pada objek yang sama.
Citra perusahaan yaitu kesan secara umum yang tertinggal di benak konsumen
sebagai hasil dari kumpulan perasaan, ide, sikap dan pengalaman dengan perusahaan
yang disimpan dalam ingatan. Kesan tersebut kemudian diubah bentuknya menjadi citra
positif atau negatif sesuai dengan perasaan dan pengalaman konsumen pada
perusahaan. Baik citra positif maupun negatif kemudian akan teringat kembali ketika
nama perusahaan tersebut terdengar atau terbawa ke dalam ingatan konsumen.
Dalam penerapannya ITV Malang menggunakan media SMK NMC dan juga STT
Malang untuk mempromosikan dirinya, ITV malang juga sering menampilkan acara-
acara hollywood yang banyak digemari oleh sebagian pemirsa televisi yang berimbas
rating tayangan tinggi. Selain itu banyak kegiatan-kegiatan di Malang raya yang juga
disponsori oleh ITV malang sebagai ajang untuk promosi.
2.4 Televisi Komunitas
Menurut Ed Hollander menegaskan bahwa community communication, individu tidak
dilihat sebagai elemen dari mass audience, tapi dilihat sebagai anggota dari komunitas
yang spesifik. Komunitas yang dimaksud bisa berupa geographical community,
community of interest atau keduanya. Dalam kasus geographical community , individu
dianggap sebagai anggota komunitas dalam kapasitasnya sebagai warga (citizen)
wilayah tertentu.40 Sedangkan untuk community network, Jankowski mendefinisikannya
sebagai “locally-based, locally-driven communication and information system design to
enhance community and enrich lives”, yakni sistem informasi dan komunikasi yang
berorientasi pada nilai-nilai kelokalan dengan tujuan untuk memperkaya dan
meningkatkan kehidupan lokal.41.
Televisi komunitas hadir sebagai wadah penyaluran aspirasi komunitas dimana
televisi tersebut hadir dalam batasan geografis. Pentingnya televisi komunitas menguat
bersamaan dengan merebaknya siaran televisi swasta, yang siarannya dinilai
mendesakkan sejumlah isu penting, mulai dari karakter siaran yang dituduh berbau
kekerasan, seks, dan tuduhan merosotnya moralitas masyarakat yang ditimbulkan oleh
aneka tayangan yang tidak mendidik. Belum lagi orientasi media yang makin dikuasai
oleh pemodal kuat telah menjadikan televisi swasta menjadi lahan kepentingan ekonomi
politik kelompok tertentu.
Media penyiaran komunitas relatif beroperasi dalam wilayah yang lebih kecil. Dalam
media penyiaran komunitas baik pengirim (sender) maupun penerima (receiver) memiliki
kesamaan kepentingan (common interest), karena keduanya merupakan anggota yang
sama dari suatu komunitas yang juga memiliki kesamaan latar belakang . disamping itu
pula, image media massa sebagai pilar demokrasi menjadi semakin dipertanyakan. Hal
tersebut disebabkan bahwa dalam demokrasi terkandung juga prinsip participatory
democracy, sesuatu yang sulit ditemukan dalam media massa dewasa ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses perencanaan kegiatan Public Relations dilakukan melalui tahapan yang
meliputi, tahap penemuan data, perencanaan, tindakan dan komunikasi, serta evaluasi.
Sedangkan proses perencanaan kegiatan Public Relations di ITV meliputi tahapan
penemuan data. Dimana ITV melakukan survei opini publik melalui internet atau media
sosial, untuk mengetahui opini masyarakat tentang ITV, baik mengenai program atau
ITV itu sendiri. Opini masyarakat tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan sehingga ITV
bisa menemukan suatu pokok permasalahan atau juga suatu masukan untuk proses
perencanaan strategi selanjutnya. Untuk tahap perencanaan, diserahkan pada
keputusan jajaran direksi. Setelah strategi terbentuk, selanjutnya public relations ITV
menuju pada tahap tindakan dan komunikasi, dimana pada tahap ini public relations ITV
melaksanakan strategi baik secara internal maupun eksternal. Tahap terakhir adalah
evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan para anggota
komunitas mengenai ITV (internal) dan seberapa besar audiens yang menyaksikan
program ITV (eksternal).

3.2 Saran
1. ITV perlu meningkatkan hal-hal yang berkaitan dengan brand activation, hal ini
diwujudkan dengan strategi Public Relations yang kuat, yang unik dan memiliki
kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakan ITV dengan tv lokal yang lainnya
sehingga terbentuk image yang positif.
2. Membuka jaringan media yang lebih luas, bekerjasama dengan berbagai media
terutama media yang bersifat lokal, baik cetak maupun elektronik.
3. Perlu adanya proses evaluasi yang dilakukan secara terus menerus oleh ITV untuk
membangun citranya sebagai stasiun tv komunitas.

Anda mungkin juga menyukai