Di Susun Oleh :
Penulis
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Zat Gizi Mikro dan Makro....................................................................2
B. Defenisi Defisiensi Zat Gisi...............................................................................
C.Masalah Gizi di Indonesia................................................................................2
a. Kurang Kalori Protein..........................................................................2
b. GAKI....................................................................................................4
c. Anemia Gizi Besi..................................................................................5
d. KVA.....................................................................................................6
e. Obesitas.................................................................................................7
3. Cara Mengatasi Masalah Gizi Pada Masyarakat..............................................8
b. Lakukan Pengobatan............................................................................9
c. Minimalisir kebiasaan buruk................................................................9
d. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi................................................9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi zat gizi adalah zat kimia yang dapat digunakan oleh organisme untuk
mempertahankan kegiatan metabolisme tubuhnya. Kegiatan metabolisme pada
manusia dan hewan lainnya termasuk penyediaan energi, pertumbuhan,
pembaruan jaringan, dan reproduksi. Beberapa bahan kimia yang berperan
sebagai zat gizi adalah karbohidrat, protein, asam lemak, vitamin dan mineral.
Bahan kimia seperti serat makanan dan metabolit sekunder tanaman
merupakan bagian dari makanan tetapi tidak diklasifikasikan sebagai zat
gizi.Zat gizi adalah senyawa dari makanan yang digunakan tubuh untuk
fungsi fisiologis normal. Definisi yang luas ini mencakup senyawa yang
digunakan langsung untuk produksi energi yang membantu dalam
metabolisme (koenzim), untuk membangun struktur tubuh atau untuk
membantu dalam sel tertentu. Suatu zat gizi sangat penting untuk organisme
dalam kelangsungan siklus hidup dan terlibat dalam fungsi organisme.
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi ke dalam
dua golongan, yaitu sebagai berikut:
1)Zat Gizi Makro adalah makanan utama yang membina tubuh dan memberi
energi. Zat gizi makro dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram
(g). Zat gizi makro terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein.
2)Zat Gizi Mikro adalah komponen yang diperlukan agar zat gizi makro dapat
berfungsi dengan baik. Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil atau
sedikit, tetapi ada di dalam makanan. Zat gizi mikro terdiri atas mineral dan
vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan miligram (mg) untuk sebagian
besar mineral dan vitamin. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi diatas
dapat menyebabkan defisiensi nutrisi. Defisiensi nutrisi atau malnutisi adalah
kondisi ketika manusia tidak mendaatkan unsur pembangun tubuh yang
dibutuhkan dalam kadar ideal agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. hal ini
membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit. Indonesia dan dunia masi
hadapai masalah gizi.
Berbagai kasus defisiensi zat gisi ditemukan diberbagai negara, terkhususnya
negara berkembang mulai dari usia bayi hingga lansia. Dalam makalah ini
akan menguraikan zat gizi makro dan zat gizi mikro serta masalah defisiensi
gizi.Tingginya angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak Balita di
Indonesia sangat berkaitan dengan buruknya status gizi. Ironisnya, dibeberapa
daerah lain atau pada sekelompok masyarakat Indonesia terutama di kota-
kota besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya
kelebihan gizi; meledaknya kejadian obesitas di beberapa daerah di Indonesia
akan mendatangkan masalah baru yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi
serius bagi pembangunan bangsa Indonesia khususnya di bidang kesehatan.
Berbagai masalah kesehatan akibat defesiensi gizi sangat memepengaruhi
pembangunan bangsa Indonesia, untuk itu sangat penting mengerti pentingnya
gizi bagi kelangsungan hidup setiap orang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah ;
PEMBAHASAN
BBLR
BALITA KEP
REMAJA &
USIA SEKOLAH
2. KKP Berat
Kwashiokor
Edema yang jika ditekan melekuk, tidak sakit, dan lunak, biasanya
terjadi dikaki, merupakan gambaran utama kwashiorkor.
Diagnosis banding harus dibuat untuk menyingkirkan kondisi lain yang
dapat menimbulkan edema dan hipoproteinemia, serta KKP sekunder
yang disebabkan oleh gangguan penyerapan protein dan metabolisme.
Penyulit yang biasanya terjadi sama dengan marasmus, kecuali diare,
infeksi saluran nafas dan kulit yang berlangsung lebih.
Marasmus
Gambaran penderita marasmus dapat terwakili dalam istilah “tulang
terbalut kulit”: jaringan lemak bawah kulit (nyaris) lenyap, otot
mengecil. Diare menahun dan kelemahan yang menyeluruh sering
mendampingi KKP sehingga anak tidak dapat berdiri sendiri tanpa
dibantu. Namun demikian, diagnosis banding harus ditegakkan untuk
membedakan KKP yang parah dengan KKP sekunder yang diakibatkan
oleh pnyakit, misalnya, AIDS atau penyakit berat lainnya.
Gizi Buruk : Marasmus
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi
badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-
score) dengan menggunakan baku antropometri WHO 2005.
Selanjutnya berdasarkan nilai Z-score masing-masing indikator tersebut
ditentukan status gizi balita.
Host
Host adalah manusia yang kemungkinan terpapar atau beresiko
terhadap suatu penyakit. Dalam gizi buruk manusia berperan sebagai
host atau pejamu. Dalam hal ini yang rentan terkena penyakit gizi
buruk adalah balita. Karena balita daya tahan tubuhnya masih rentan.
Pencegahan
1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6
bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan
sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu
disapih setelah berumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara
kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan
komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang
dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti
program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan
standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa
ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus
diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera
berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula.
Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber
kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak.
Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya.
Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi
yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi
kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa
gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah
intelegensia di kemudian hari.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
osbesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% Perhatian tidak hanya ditujukan kepada
jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang
diperlukan oleh tubuh. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit
menahun seperti Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa),tekanan darah
tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung (infark miokardium), gagal jantung,
kanker kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar),batu
kandung empedu dan batu kandung kemih, Gout dan artritis gout,
serta osteoartritis.lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal
dianggap mengalami obesitas.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi merupakan hal
yang penting bagi setiap orang. Sampai saat ini ada lima masalah gizi utama di
Indonesia, yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang
Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dan Obesitas.
Energi dan protein merupakan zat gizi makro, sedangkan zat besi, vitamin A dan
Iodium merupakan zat gizi mikro. Banyak faktor yang mempengaruhi asupan gizi
masyarakat tersebut. Dari hari ke hari angka dari masalah-masalah di atas terus
meningkat, yang secara otomatis juga meningkatkan angka kematian penduduk.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kekurangan pangan, penyakit
infeksi seperti cacingan, lingkungan yang kurang bersih serta penyebab tidak
langsung lainnya seperti pola asuh orang tua. Kesadaran dari setiap orang sangat
diharapkan untuk membantu memperbaiki masalah kesehatan yang ada.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah dan semua lembaga kesehatan lebih mengoptimalkan lagi
program kerja berkaitan dengan peningkatan status dan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Dan untuk tenaga kesehatan masyarakat agar lebih
meningkatkan performa kerja, untuk mendukung program kerja yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.alodokter,com
https://hellosehat.com
https://www.academia.edu