(MAKALAH)
Diaujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Microteaching yang diampu oleh
Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.
Oleh:
2017E
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
A. TAHAP-TAHAP BERIWAUSAHA..................................................................................4
B. TANTANGAN DAN KESEMPATAN DALAM BERWIRAUSAHA.............................5
C. STRATEGI DAN PELUANG DALAM MEMBUKA WIRAUSAHA.............................8
D. STRATEGI MEMILIH JENIS USAHA............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................1
1
A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar diperlukan guru dalam proses pembelajaran, hal ini
karena keterampilan dasar mengajar merupakan syarat mutlak agar guru bisa menjalani
proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran merupakan suatu proses
kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai
keterampilan. Di antaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan
mengajar.
Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan di sekolah adalah pendidik
yang dalam pendidikan di sekolah di sebut dengan guru. Guru memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sebagai guru yang
baik perlu menyadari bahwa setiap siswa memiliki potensi masing-masing yang sesuai
dengan minat, bakat, serta kemampuan yang dimiliki. Potensi tersebut tidak semuanya
dapat langsung terlihat, akan tetapi perlu digali dan disadarkan terlebih dahulu.
Pengembangan potensi yang dimiliki siswa dilakukan agar siswa dapat menjadi manusia
yang berprestasi serta mampu bersaing dengan dunia luar. Pengembangan potensi siswa
diwujudkan dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh keterampilan dasar
mengajar yang dimiliki oleh guru. Keterampilan dasar merupakan keterampilan yang
mendasar, umum dan komplek yang harus dimiliki oleh setiap guru, terlepas dari tingkat,
kelas, serta bidang studi yang diajarkannya.
I. Keterampilan Bertanya
II. Keterampilan Memberi Penguatan
III.Keterampilan Mengadakan Variasi
IV. Keterampilan Menjelaskan
V. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
VI. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
2
didik. Problematik yang dihadapi peserta didik di sekolah cukup kompleks dan
problematik itu erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal peserta didik. Di
kelas, guru secara langsung bertatap muka dengan peserta didik, maka problematik
peserta didik yang sedang dan akan dihadapi tidak bisa dibiarkan bertumpuk sehingga
mengakibatkan dan menimbulkan rasa bosan dan penyesalan peserta didik atas
kegiatan pembelajaran yang sedang dihadapi. Kegiatan pembelajaran umumnya
terjadi di kelas. Karenanya dibutuhkan keterampilan guru mengelola kelas.
Menurut bahasa ”keterampilan” artinya kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Sedangkan menurut istilah ”keterampilan” adalah sekumpulan pengetahuan dan
kemampuan yang harus dikuasai. Kemudian ”mengelola” menurut bahasa artinya
mengendalikan, menyelenggara, mengurus, menjalankan. Menurut istilah
”mengelola” adalah penciptaan suatu kondisi yang memungkinkan belajar siswa
menjadi optimal. Kelas artinya ruang belajar.
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal serta guru mampu mengembalikannya bila
terjadi masalah dan gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam artian, kegiatan-
kegiatan untuk memelihara kondisi belajar yang optimal dan mempertahankan kondisi
belajar apabila terjadi suatu gangguan dan masalah ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Adapun yang termasuk ke dalam hal ini, seperti halnya penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi
siswa yang tidak menepati waktu yang telah disepakati ( Asmadawati, 2014)
Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:173).
Keterampilan yang dimaksud adalah kegiatan kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi belajar mengajar yang optimal misalnya, menghentikan
perilaku siswa yang menyimpang, pemberian hadiah bagi siswa yang menyelesaikan
tugas dengan baik, atau penetapan aturan di kelas dengan kesepakatan bersama.
(Lestari, 2016)
Kelas berkonotasi sebuah ruang fisik yang biasanya digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar. Walaupun kata “kelas” tidak selalu dipakai untuk tempat
pembelajaran. Di sekolah terdapat kelas-kelas dalam ukuran tertentu yang dipakai
untuk kegiatan belajar mengajar. Besar kecilnya kelas akan fungsional bila dikelola
dengan optimal. Dari aspek ini, para pakar pendidikan menilai pengelolaan kelas
untuk kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan.
Suharsimi Arikunto mengartikan: Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan. Penanggung jawab kegiatan belajar mengajar adalah
guru. Dengan demikian yang memiliki kewenangan untuk mengelola kelas adalah
guru. Pengelolaan kelas dibutuhkan keterampilan khusus, oleh karena di dalam kelas
itu terdapat unsur material yaitu benda-benda seperti ruangan, perabot, alat pelajaran
dan manusia (siswa) sebagai obyek sekaligus subyek pendidikan.
3
Ahmad Rohani mengatakan: Pengelolaan kelas adalah menunjuk kepada
kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan raport, penghentian tingkah laku peserta didik
yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu,
penyelesaikan tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif dan sebagainya).
Pengelolaan kelas terdapat dua masalah yakni masalah individual dan masalah
kelompok. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila guru dapat
mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi. Adapun
masalah-masalah pengelolaan kelas akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut:
4
1) Masalah Individu
Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan yang ingin
diterima oleh kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan individu
tidak dapat dipenuhi melalui cara yang baik, maka individu yang bersangkutan
akan mencari cara lain untuk mencapai kebutuhannya dengan berbuat tidak baik.
Perbuatan yang tidak baik itu menurut Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel
digolongkan ke dalam empat point, yakni:
2) Masalah Kelompok
Adapun masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Johnson dan
Bany,11 yakni:
a) Kurangnya kesatuan, ditandai dengan konflik-konflik antara individu
dengansub kelompok. Misalnya konflik antara jenis kelamin.
b) Ketidak taatan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja, misalnya
keributan, kegaduhan, berbicara keras, bertingkah laku yang mengganggu saat
mereka diharapkan bekerja dalam suasana tenang di tempat duduk masing-
masing.
5
c) Reaksi negatif terhadap pribadi anggota kelas ditandai dengan kesan
bermusuhan terhadap anak-anak yang tidak diterima oleh kelompok,
menghalagi usaha kelompok.
d) Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru.
e) Kecendrungan adanya gangguan, kemacetan pekerjaan dan kelakuan yang
dibuat-buat.
f) Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan,
seperti memberi reaksi buruk pada saat ada peraturan baru, situasi darurat,
perubahan anggota kelompok, perubahan jadwal, dan pergantian guru.
g) Semangat juang yang rendah dan adanya sikap permusuhan.
6
Pendekatan ini bertolak dari psikologi sosial dan dinamika kelompok dengan
asumsi bahwa kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien berlangsung
dalam konteks kelompok, yaitu kelompok kelas. Jadi peran guru dalam rangka
mengelola adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan kuat
serta dapat bekerja secara efektif dan efesien. Ada beberapa unsur yang
diperlukan guna mengiakt kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang
mempunyai ikatan yang kuat, yakni tujuan kelompok (guru mengarahkan siswa
pada tujuan kelas yaitu tujuan pengajaran), aturan (membuat aturan bersama
antara guru dengan siswa), pemimpin (guru dengan sendirinya menjadi pemimpin
siswa juga bisa menjadi pemimpin yang mengarahkan kelompok pada tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan).
b) Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menentang akan
meningkatnya gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku menyimpang.
c) Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar mengajar yang
bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif yang
menghindari kejenuhan.
d) Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dan dapat
mencegahkemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim
belajar mengajar yang efektif.
7
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa prinsip-prinsip pengelolaan kelas yakni
kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-
hal positif, penenanam disiplin diri.
i. Sikap Tanggap
Komponen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa guru hadir
bersama siswa. Guru tahu kegiatan siswa, apakah memperhatikan atau tidak,
tahu apa yang siswa kerjakan. Seakan mata guru ada di belakang kepala,
sehingga guru bisa menegurnya walaupun sedang menulis di depan kelas.
Sikap tanggap ini bisa dilakukan dengan cara:
1) Memandang secara seksama
Memandang secara seksama dapat melibatkan dan mengundang siswa
dalam kontak pandang serta hubungan antar pribadi. Hal ini terlihat dari
adanya pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerjasama, dan
menunjukkan rasa persahabatan.
2) Gerak mendekati
8
1) Visual
Guru mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada giatan yang
lain denagan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang
siswa.
2) Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan lain-lain
terhadap aktivitas seorang siswa sementara guru meminpin kegiatan
siswa yang lain.
2) Pertanggungjawaban
Guru meminta pertanggung jawaban siswa atas kegiatan dan keterlibatan
siswa dalam suatu kegiatan, baik kegiatan sendiri maupun kegiatan
kelompok. misalnya dengan meminta kepada siswa memperagakan,
melaporkan hasil dan memberi tanggapan.
4) Penghentian
Salah satu cara untuk menghentikan gangguan siswa adalah beruapa
teguran yang dilakukan oleh guru, teguran ini berupa teguran verbal
yang di benarkan dalam pendidikan.teguran verbal yang efektif adalah
yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tegas dan jelas tertuju pada siswa yang mengganggu anggota kelas
serta yang bertingkah laku menyimpang.
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang
mengandung penghinaan.
c. Menghindari ocehan dan ejekan.
5) Penguatan
Memberi penguatan bisa dilakukan untuk menanggulangi siswa yang
mengganggu atau yang tidak melakukan tugas dengan masalahnya.
Pemberian penguatan yang sederhana adalah:
a. Dengan menggunakan penguatan positif bila siswa telah
menghentikan tingkah laku dan kembali kepada tugas yang diminta.
9
b. Dengan menggunakan penguatan positif kepada siswa yang tidak
menmggunakan anggota kelas dan bisa dijadikan sebagai model
tingkah laku yang baik kepada siswa yang suka mengganggu.
c. Penyimpangan (Digression)
Ini terjadi saat guru terlalu asyik menyampaikan pelajaran
sehingga penjelasannya menyimpang dari pokok pelajaran.
e. Kecepatan (pacing)
10
VIII. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Aktivitas mengajar kelompok kecil dan perorangan umumnya terjadi jika guru
melaksanakan pembelajaran secara kelasikal. Keterampilan mengajar kelompok kecil
adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar berkelompok
dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 - 5 orang setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual
adalah kemampuan guru dalam pembelajaran dengan memperhatikan tuntutan-
tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
Terkait dengan hal tersebut Putu Sutrisna (2011) memberikan menyebutkan
gunakan pendekatan perorangan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani & Abu Ahmadi. Pedoman Penyelenggara Administrasi Pendidikan Sekolah,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 143.
Asmadawati. 2014. Keterampilan Mengelola Kelas. Logaritma Vol. II, No.02. (Online)
http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/131/1/1.%20Asmadawati%20sdh-min.pdf
diakses pada 07 Februari 2020 pukul 19.02 WIB.
Bahri Dzamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
PendekatanTeoritis Psikologis, Jakarata: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Jaya, Hasma Nur. 2017. Keterampilan Dasar Guru Untuk Menciptakan Suasana Belajar Yang
Menyenangkan. Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol.17 No.1.
Universitas Muhammadiyah Kendari . (Online).
http://103.114.35.30/index.php/didaktis/article/view/1555. diakses pada 08 Februari
2020 pukul 9.03 WIB.
Kadir, Fatimah. 2014. Keterampilan Mengelola Kelas Dan Implementasinya Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Al-Ta’dib Vol. 7 No. 2. Jurusan Tarbiyah STAIN Sultan
Qaimuddin Kendari. http://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-
tadib/article/view/315/305 diakses pada 07 Februari 2020 pukul 8.50 WIB
Lestari, Indri. 2016. Hubungan Keterampilan Mengelola Kelas Dan Mengadakan Variasi
Dengan Minat Belajar Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi
2 Tahun ke-5. Hal. 112. (Online)
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/412
Mukaffa, Zumrotul dan Eni Purwati. 2010. Micro Teaching (Praktek Pengalaman Lapangan
I). Surabaya: Kopertais IV Press.
Rohmayanti , Ferny, Didi Yulistio, dan Padi Utomo. 2019. Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok Kecil Dan Perorangan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X
Di Sma Negeri 8 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Korpus, Volume III, Nomor I. Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP
Universitas Bengkulu. (Online).
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/7343. diakses pada 09 Februari
2020 pukul 20.46 WIB.
Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Remaja Rosda Karya. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
13