Naskah Role Play Jantung Koroner
Naskah Role Play Jantung Koroner
OLEH:
KELOMPOK 1
KEPERAWATAN B
NURFADILAH MUKARRAMAH
IKRIMAH SYAM
WA ODE YULIANTI TOGALA
NURFADILAH
HIKMAWATI
SYAHRA RAHMADHANI
NUR ANNISA BERLIN
Wanita lanjut usia ini bernama Ibu Aisyah, dia merupakan ibu rumah
tangga sedangkan suaminya dulu adalah seorang PNS guru. Saat ini Ibu Aisyah
tinggal dirumah anak bungsunya.
Role Play :
Perawat A : “Eh, tadi saya lewat depan rumah yang ada pohon mangganya itu,
rumahnya cukup besar, halamannya cukup luas, keadaannya juga
bersih, tapi kenapa terlihat sepi sekali ya? Siapa yang tinggal
disana?”
Perawat B : “Saya kurang tau juga sih, soalnya saya juga baru beberapa hari
kerja disini, tapi yang saya dengar, ada sepasang suami istri yang
tinggal disana, dan yang saya dengar juga, mereka jarang dirumah
karena keduanya bekerja, tapi kalau tidak salah ibu dari istri yang
punya rumah juga tinggal disana.
Perawat A : “Informasi apalagi yang kira-kira kamu tau tentang keluarga itu?”
Perawat B : “Dari infomarsi perawat lain yang sudah bekerja disini, keluarga
itu memang cukup tertutup, jadi banyak perawat yang masih susah
mencari informasi dari mereka”
Perawat A : “Bagaimana kalau kita coba berkunjung kesana nanti sore? Kita
juga harus melakukan survey kesehatan terhadap lansia kan?”
Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah, Perawat A mengulangi salam
Tetapi tetap tidak ada jawaban, Dia kemudian memutuskan untuk kembali
lagi besok.
Perawat A : “Kayaknya gak ada orang, apa mungkin lagi pergi ya? Ya
sudahlah besok saja saya kesini lagi”
Perawat A : “Assalamualaikum”
Okta : “Iya ada apa? Seingat saya, saya tidak pernah memanggil perawat
untuk kesini sus”
Perawat A : “Maaf sebelumnya mbak, saya kesini berniat untuk berkunjung,
karena kami dari Puskesmas “Pelita” sedang melakukan survey
kesehatan di lingkungan sekitar puskesmas”
Okta : “Tapi disini tidak ada yang sakit mbak, maaf ya. Saya juga mau
berangkat jemput anak saya les”
Perawat A : “Baiklah mbak kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih
mbak, maaf sebelumnya jika saya mengganggu”
Okta : “Tolong......Tolong”
Perawat A : “Ibu, sekarang coba ikuti saya, tarik napas dalam, hembuskan,
tarik lagi, hembuskan pelan-pelan, tarik lagi, hembuskan lagi
pelan-pelan”
Wanita itu mengikuti instruksi dari Perawat A, setelah itu wajah wanita itu
mulai terlihat tenang.
Perawat A : “Selain sesak dan nyeri, apalagi yang sering ibu rasakan?”
Ibu Aisyah : “Kalau misalnya saya jalan yang cukup jauh, biasanya saya
langsung lemes, jadi kalau mau keluar rumah, belum sampai pintu
saya duduk dulu, setelah itu baru jalan lagi keluar”
Ibu Aisyah : “Setahun yang lalu, setelah suami saya meninggal saya sempat
pingsan dan langsung di bawa ke rumah sakit, tapi anak saya
bilang saya hanya syok saja”
Perawat A : “Baiklah bu kalau begitu, sebaiknya ibu istirahat saja, nanti kalau
diperbolehkan, saya mau berkunjung lagi kesini melihat kondisi
ibu, bagaimana bu?”
Kemudian Perawat A keluar dari kamar Ibu Aisyah, diikuti oleh anaknya
Okta. Setelah itu Perawat A melakukan sedikit percakapan dengan Okta.
Perawat A : “Gak kok mbak, saya ingin melakukan pengkajian dan intervensi
terhadap Ibu Aisyah, semoga nanti kedepannya kita bisa sama-
sama meminimalisir keluhan-keluhan yang di rasakan oleh Ibu
Aisyah. Bagaimana mbak?”
Okta : “Kalau memang mbak niatnya mau bantu Ibu saya, ya gak apa-
apa sih”
Perawat A : “Syukurlah kalau begitu. Tadi saya dengar ibu pernah dibawah ke
rumah sakit setahun yang lalu”
Okta : “Iya sus, setelah ayah saya meninggal, ibu saya langsung shock,
jadi kami bawa ke rumah sakit dan langsung di periksa”
Perawat A : “Maaf mbak, saya mau bertanya apa sebelumnya ibu ada riwayat
merokok?”
Okta : “Ibu saya tidak merokok, tapi ayah saya dulu perokok. Tunggu
sebentar ya sus”
Okta masuk ke dalam dan kembali ke luar dengan membawa map besar
berwarna coklat
Okta : “Saya belum berani kasih tau sus, karena saya takut dia jadi
stress. Tolong dirahasiakan saja ya sus”
Okta : “Saya tinggal bersama suami saya dan satu orang anak saya”
Okta : “Kakak saya yang pertama tinggal dan kerja di Jawa, dan mbak
saya yang kedua tinggal bersama suaminya di Kalimantan”
Perawat A : “Maaf sebelumnya mbak, saya ingin menanyakan hal yang cukup
sensitif”
Okta : “Bukan jarang berinteraksi sus, saya dan suami bekerja, libur
hanya hari sabtu dan minggu, itupun anak saya selalu mengajak
rekreasi kalau hari sabtu dan minggu, jadi saya jarang bertemu
tetangga lain.”
Perawat A : “Oh iya sudah bu, kalau begitu saya permisi pulang. Kalau besok
saya kesini lagi bagaimana mbak?”
Perawat A : “Alhamdulillah kalau begitu, besok sekitar jam 3 saya kesini lagi.
Terima kasih mbak, assalamualaikum”
Perawat A : “Assalamualaikum”
Okta : “Assalamualaikum”
Okta : “Jadi kira-kira saya dan ibu saya harus bagaimana sus?”
Okta : “Oh iya sus, nanti saya akan mengontrol kondisi ibu saya”
Perawat A : “Nah kalau misalnya ibu masih suka ngeluh sesak napas,
disandarin ke kursi aja mbak, atau kalau di kamar bantalnya di
tinggikan sampai ibu ngerasa nyaman. Nanti saya juga akan
mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pernapasan dalam, jadi kalau
misalnya merasa dadanya sesak, bisa langsung di gunakan, paling
tidak bisa mengurangi sesak yang ibu rasakan.
Perawat A : “Nah, ini saya juga sudah siapkan daftar menu makanan harian
untuk ibu, disini juga ada kebutuhan kalori tiap harinya, terus ada
juga resep-resep masakannya kalau ibu mau coba masak sendiri.”
Perawat A : “Kalau mau jalan-jalan atau rekreasi, mbak juga bisa ajak ibunya,
karena dengan begitu ibu bisa menyegarkan pikirannya. Dan
bermain dengan cucu juga bisa menjadi obat yang cukup baik
untuk mengurangi stress ibu
Okta : “Jadi kalau ibu saya mau di ajak jalan-jalan bisa ya sus?”
Perawat A : “Insya allah bisa mbak, asal kondisinya terus diperhatikan, nanti
saya akan coba juga ajarkan senam jantung untuk ibu, agar bisa
mengurangi rasa keluhan-keluhan yang sering ibu rasakan”
Perawat A : “Kalau boleh, besok saya akan kesini lagi untuk mengajarkan
teknik napas dalam yang sudah saya katakan tadi”
Ibu Aisyah : “Oh boleh-boleh nak, saya boleh masuk ke kamar, soalnya mau
istirahat dulu”
Perawat A : “Maaf sebelumnya, saudara mbak yang lain tau kondisi kesehatan
Ibu mbak?”
Okta : “Mereka tau sus, mereka juga sering menelpon saya dan juga Ibu
untuk mengetahui perkembangan kesehatan Ibu”
Perawat A : “Syukurlah kalau saudara mbak tau. Ya saya sarankan, kalau bisa
kedua saudara mbak tetep menjaga komunikasi dengan ibu, kalau
bisa si di jenguk. Ibu sudah kehilangan suaminya, jadi dia sangat
membutuhkan perhatian dari anak-anaknya”
Okta : “Mereka tiap lebaran pasti pulang kok sus, jadi alhamdulillah
setahun sekali kita pasti kumpul.”
Okta : “Terima kasih ya sus, saya baru tau kalau ada perawat keluarga
seperti ini. Kalau tau, dari dulu saya bisa gunain perawat keluarga,
paling tidak bisa memonitor ibu”
Perawat A : “Insya allah, saya berusaha semampu saya ya mbak. Kalau begitu
saya permisi ya mbak, masih ada yang harus dikerjakan”
Okta : “Waalaikumsalam”
Keesokan harinya.....
Perawat A : “Seperti yang saya janjikan kemarin saya mau mengajarkan ibu
tentang napas dalam, nah media yang kita pakai adalah balon.”
Okta : “Assalamualaikum”
Semua : “Waalaikumsalam”
Okta : “Syukurlah kalau saya tepat waktu, ini kenapa ada balon-balon?”
Perawat A : “Ini media yang saya gunakan untuk mengajarkan napas dalam
mbak, tapi sebelumnya kita cek kondisi ibu dulu ya”
Setelah selesai.....
Perawat A : “Nah, ibu dan mbak Okta, kalau misalnya sewaktu-waktu dada
ibu sesak atau nyeri, metode yang saya ajarkan tadi bisa saya pake,
mbak Okta juga bisa membantu memotivasi dan mengajarkan
kembali kepada ibu
Ibu Aisyah : “Iya nak, saya sudah paham caranya, terima kasih ya”
Perawat A : “Saya permisi dulu ya mbak, ibu, insya allah besok saya akan
kesini lagi, untuk mengajarkan senam yang sehat untuk jantung
ibu”
Semua : “Waalaikumsalam”
Perawat A : “Assalamualaikum...”
Ibu : “Waalaikumsalam”
Ibu : “Siap!!!”
Perawat A : “Seperti biasa, kita cek dulu ya kondisi kesehatan ibu” (sambil
mengeluarkan alat-alat untuk mengecek kesehatan)
Setelah itu, Perawat A menjelaskan fungsi dari senam jantung ini, dan
kemudian memutar musik di handphonenya dan mulai mengajarkan senam
jantung kepada Ibu Aisyah
Perawat A : “Syukurlah kalau begitu bu, kalau ibu mau olahraga bisa pakai
senam yang saya ajarkan tadi, jadi tidak perlu melakukan hal yang
berat-berat lagi”
Ibu Aisyah : “Terima kasih banyak ya nak, sudah banyak membantu ibu.”