Anda di halaman 1dari 16

Strategi Pembelajaran

Peserta Didik Tunarungu


Pada Masa New Normal

DR.BR. BAMBANG NUGROHO


WEBINAR POKJA KESHARLINDUNG
D I R E K TO R AT GT K D I K M E N & D I K S U S
J A K A R TA , 6 J U L I 2 0 2 0
PENGANTAR
▪Guru profesional salah satu cirinya mampu mengelola
strategi pembelajaran dengan baik.
▪Hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan
oleh interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik.
▪Strategi pembelajaran diperlukan karena situasi kondisi &
lingkungan peserta didik itu dinamis

2
Konteks Perubahan : NEW NORMAL

▪Tantangan global : berlangsungnya revolusi digital


(Disruption Teknologi)
▪ Perubahan peradaban masyarakat
▪Semakin tegasnya fenomena abad kreatif
KURIKULUM / PENDEKATAN / STRATEGI PEMBELAJARAN
▪Pandemi Covid-19 DIDESIGN/DIMODIFIKASI DISESUAIKAN DENGAN SARANA
YANG DIGUNAKAN DI SAAT PANDEMI
THE AGE OF DISRUPTION
KONTEKS PENDIDIKAN
SECARA GLOBAL • Terjadinya inovasi yang akan
menggantikan sistem lama
dengan cara-cara baru.

• Terjadinya pergantian teknologi


lama yang serba fisik menjadi
teknologi digital yang lebih
efektif dan efisien.

• Berpotensi menggantikan
pemain lama dengan pemain
baru
SIAPA PESERTA DIDIK Tunarungu ?

Peserta didik yang mengalami kehilangan kemampuan


dengar, meliputi seluruh gradasi baik ringan, sedang,
berat, dan sangat berat, dan walaupun telah diberikan
alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
Ketunarunguan digolongkan ke dalam kurang dengar dan
tuli.
BR.DR. BAMBANG NUGROHO- PANGUDI LUHUR
DAMPAK PRIMER

VISUALIS
Tidak mengenal lambang bahasa & AURAL
PESERTA DIDIK
Tunarungu Tidak mengenal aturan bahasa

Tidak mampu berkomunikasi

BR.DR. BAMBANG NUGROHO- PANGUDI LUHUR


Bagaimana mengatasi dampak
ketunarunguan ?

Ketrampilan BERkomunikasi

Kemampuan berbahasa

BR.DR. BAMBANG NUGROHO- PANGUDI LUHUR


Kondisi Peserta Didik Tunarungu Sangat
Bervariasi Strategi Pembelajaran Disesuaikan

▪Pesdik hambatan pendengaran/tunarungu usia dini/balita (belum


berbahasa)
▪Pesdik hambatan pendengaran/tunarungu usia SD yang belum berbahasa
VS sudah berbahasa
▪Pesdik hambatan pendengaran/tunarungu usia SMP/SMA LB yang belum
berbahasa VS sudah berbahasa
▪Pesdik hambatan pendengaran/tunarungu dengan hambatan lain (misalnya
hambatan intelektual, autism,….)
Language across
the curricullum

9
STRATEGI PEMBELAJARAN/PEMEROLEHAN
“BAHASA”

Metode Maternal Reflektif


metode pengajaran bahasa bagi anak tunarungu yang diangkat dari
fenomena pemerolehan bahasa anak dengar, yaitu perilaku ibu yang secara
alami mengajarkan bahasa kepada anaknya yang belum berbahasa

Pendekatan Maternal Reflektif, didalamnya terkandung berbagai metode,


yang terbukti sangat efektif untuk “menggantikan” masa pemerolehan
bahasa anak tunarungu yang tidak alami

10
KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN TUNARUNGU

ORIENTASI >> Membangun kesan terhadap topik/fase motivasi.


ESILITASI >> Siswa mengemukakan ide tentang topik yang dipercakapkan
PERCAKAPAN
TANTANGAN > Membandingkan/menyanggah pendapat, dll

IDEOVISUAL > Memvisualkan percakapan dalam bentuk tulisan dengan kalimat


langsung BACAAN IDEOVISUAL

FASE REVIEW /REFLEKTIF >> Menanyakan/memantulakan kembali pendapatnya


MODEL PEMBELAJARAN PESDIK
TUNARUNGU/HAMBATAN PENDENGARAN PRABAHASA

DLL
KURIKULUM LINTAS BAHASA
IPS

IPA

BAHASA PERCAKAPAN
Bagaimana teknisnya ?
1. Luring asinkronus : peserta didik tunarungu secara mandiri belajar dan
mengerjakan tugas di rumah didampingi orangtua, dengan berbekal
catatan/modul/materi/rambu-rambu yang dibuat oleh guru.
2. Daring sinkronus : pendidik dan peserta didik bertemu pada waktu yang sama,
via teknologi karena masing-masing berada di tempat yang berbeda.
3. Daring asinkronus : peserta didik tunarungu secara mandiri berselancar di
internet, untuk belajar secara independent dan mencari informasi – informasi
untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan pendampingan orangtua.
Pembelajaran Online harus
memperhatikan

❑Hasil belajar yang diinginkan (Learning Outcome)


❑Interactions & interactifity
❑Lingkungan Online sebagai komunitas belajar
Tantangan belajar dari rumah :
New Normal
•Belum bisa / terbiasa belajar daring dan belajar mandiri.
•Kendala akses internet dan listrik
•Jaringan internet / kuota terbatas
•Fasilitas minim (gadget, laptop, ….)
•Lingkungan belajar kurang kondosif
•Peserta didik tidak semangat (memiliki energi/semangat ketika bersama teman-
temannya)
•Kemampuan / komitmen orangtua dalam mendampingi pembelajaran berbda-beda.
TERIMA KASIH

DR.BR.BAMBANG : O85890812048

Anda mungkin juga menyukai