Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MIRNA AFRIANA SINAGA

NPM : 71190215030

MATA KULIAH : IBADAH AKHLAK

SEMESTER : DUA(2) EKONOMI SYARI’AH

Tugas pertemuan pertama

1.jelaskan sejarah diperintahkannya shalat

Jawab :

Pada suatu malam, Rasulullah saw didatangi malaikat yang berkata: “Antara ini dan
itu,
rusak”. Rasul kemudian bertanya kepada Al-Jarud yang berada di sampingnya: “Apa
maksudnya?”. Al-Jarud menjawab: “Celah di bagian atas dada hingga rambutnya.”
Malaikat bernama Jibril tersebut kemudian mengeluarkan hati Rasulullah saw dan
mencucinya berulang-ulang.
Bersama Malaikat Jibril, Rasulullah saw melesat ke langit dengan berkendara Buraq.
Begitu sampai di ujung langit dunia, Malaikat Jibril minta dibukakan pintu langit dan
ditanya: “Siapa?”, Jibril menjawab: “Saya Jibril”, ditanya lagi: “Siapa yang bersama
kamu?”, Jibril menjawab: “Muhammad”. Ditanya lagi: “Apakah ia diutus?”, Jibril
kembali menjawab: “Iya”. Kemudian kalimat selamat datang pun diucapkan untuk
Rasulullah saw dan pintu langit pun dibukakan.
Saat dibukakan pintu langit, Rasulullah melihat Nabi Adam di sana. Jibril lalu
memperkenalkan: “Ini ayahmu; Adam,” kemudian mengucapkan salam padanya, Rasul
pun ikut mengucapkan salam. Nabi Adam menjawab salam tersebut dan mengucapkan:
“Selamat datang wahai Anak dan Nabi yang Shaleh.”
Perjalanan dilanjutkan ke langit kedua. Sesampainya di sana, Jibril melakukan
percakapan yang sama seperti di langit sebelumnya. Setelah dibukakan pintu langit
kedua, Rasul bertemu dengan Yahya dan Isa, kemudian mengucapkan salam kepada
mereka dan dibalasnya dengan diikuti ucapan: “Selamat datang wahai Saudara dan Nabi
yang Shaleh.” Di langit ketiga, Rasulullah saw bertemu dengan Nabi Yusuf yang
menyambutnya dengan ucapan yang sama seperti nabi di langit sebelumnya: “Selamat
datang wahai Saudara dan Nabi yang Shaleh”.
Lanjut di langit keempat, Rasul bertemu Nabi Idris. Di langit kelima Rasul bertemu Nabi
Harun. Langit keenam ada Nabi Musa yang mengucapkan: “Selamat datang wahai
Saudara dan Nabi yang Shaleh.” Kemudian sesaat sebelum Rasul meninggalkan Musa,
terlihat Nabi Musa menangis. Rasul bertanya: “Apa gerangan yang menyebabkanmu
menangis wahai Nabi Musa?”, Nabi Musa menjawab: “Aku menangis karena umat Nabi
(Muhammad) yang diutus setelahku akan banyak masuk surga daripada umatku.”
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke langit ketujuh. Di sana, Rasul bertemu Nabi Ibrahim,
ayah para nabi. Nabi Ibrahim menyambutnya: “Selamat datang wahai Anakku dan Nabi
yang Shaleh.” Dan langsung naik ke Sidratul Muntaha, kemudian dilanjutkan ke Baitul
Ma’mur.
Baitul Ma’mur adalah tempat yang selalu dimasuki oleh tujuh ribu malaikat setiap
harinya. Di sana, Rasul disuguhi tiga gelas masing-masing berisi khamr, susu dan madu.
Dan Rasul lebih memilih gelas berisi susu yang berwarna putih seperti putih (fitrah)-nya
diri Nabi Muhammad dan umatnya.
Di sana pula Rasulullah untuk pertama kalinya menerima perintah Shalat sebagai ibadah
wajib umat Islam. Saat itu, perintah Shalat wajib dilaksanakan lima puluh kali setiap
harinya. Rasulullah kemudian menghadap ke Nabi Musa dan menceritakan perihal ini,
lalu Nabi Musa menyarankan: “Sesungguhnya umatmu akan merasa berat mengerjakan
Shalat lima puluh waktu setiap hari. Kembalilah kepada Tuhanmu (Allah) dan mintalah
keringanan untuk umatmu.”
Rasul pun kembali untuk meminta keringan, dan didapatlah keringan sehingga perintah
Shalat menjadi sepuluh waktu setiap harinya. Kemudian Rasul menghadap Nabi Musa
dan menceritakan perihal ini, namun Nabi Musa kembali menyarankan seperti saran
sebelumnya: “Sesungguhnya umatmu akan merasa berat mengerjakan Shalat sepuluh
waktu setiap hari. Kembalilah kepada Tuhanmu (Allah) dan mintalah keringanan untuk
umatmu.”
Permintaan keringanan kali ini tidak dikabulkan oleh Allah swt, sehingga perintah Shalat
tetap sama yaitu sepuluh waktu setiap harinya. Rasul pun kembali menghadap Nabi
Musa, namun Nabi Musa tetap menyarankan yang sama.
Setelah tiga kali tidak dikabulkan, Allah kemudian mengiyakan permohonan Rasul
sehingga Shalat menjadi lima waktu setiap harinya. Namun, bagi Nabi Musa lima waktu
setiap hari masih terasa berat bagi umat Muhammad, seperti Nabi Musa sebelumnya.
Maka, Nabi Musa pun menyarankan kepada Nabi Muhammad untuk kembali meminta
keringanan untuk umatnya. Rasulullah berkata: “Aku telah sering meminta keringanan
untuk umatku sampai aku merasa malu sendiri.”

2.Mengapa allah perintahkan shalat bagi manusia,jelaskan.?

jawab :

Allah SWT memerintahkan umatnya untuk menjalankan sholat 5 waktu. Ini perintah


sholat dalam Al-Qur'an yang menghubungkan seseorang dengan Tuhannya.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah [2]: 45:

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah [2]: 45).

Shalat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan
sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-
sendi agama.” Maka tegakkan tiang-tiang agama itu, agar kita tidak termasuk sebagai orang
yang meruntuhkan agama.Di ayat yang lain, Allah berfirman,“Tidaklah Aku ciptakan Jin dan
Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56). Tentu saja shalat,
bukan sekedar menggugurkan kewajiban, tapi memahami esensinya. Sebagaimana firman-
Nya, “Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.” (Al-Ankabut: 45).

ShalatsebagaiTiangAgama
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda: “Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat
bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan
Ramadhan.”.
Tugas pertemuan ke dua

1.Jelaskan tentang tata cara pelaksanaan pardu kipayah..?

Jawab:

1. Memandika jenazah

Berikut tata cara memandikan jenazah:

 Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan

 Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan.

 Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar
auratnya tidak terlihat

 Setelah itu bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya,
celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.

 Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari
belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa
yang ada di dalamnya keluar.

 Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabu

 Kemudian siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin
jenazah.

 Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah


belakang.

 Siram lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.

 Siram dengan air kapur barus.

 Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.

 Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota


tubuhnya.

 Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya,
wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak
perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.

 Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke
belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang.
 Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak
membasahi kain kafannya.

 Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung


alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.

 Mengkapani jenazah

1. Siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Letakkan secara vertikal tepat di


bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.

2. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.

3. Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama.

4. Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.

5. Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.

6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.

7. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.

8. Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.

9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.

10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.

11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.

12. Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan.

Menyolatkan jenazah

1. Berniat (di dalam hati).

2. Berdiri bagi yang mampu.

3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).

4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.

5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma sholli ‘ala
Muhammad).
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.

Menguburkan jenazah

1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak dapat dimakan
oleh burung atau binatang pemakan bangkai.

2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di
atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak condong agar tidak
langsung tertimpa tanah. Namun bisa juga dengan cara lain dengan prinsip yang hampir sama,
misalnya dengan menggali di tengah-tengah dasar lobang kubur, kemudian jenazah ditaruh di
dalam lobang.

Lalu di atasnya ditaruh semacam bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar untuk
penahan tanah timbunan. Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain adalah dengan
menaruh jenazah dalam peti dan menanam peti itu dalam kubur.

3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan memasukkan


kepala jenazah dari arah kaki kubur.

4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan tubuh
sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.

5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah
dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke tanah. Simpul tali yang
mengikat kain kafan supaya dilepas.

6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca doa


seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama
Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).

7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu


dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.

8. Orang yang turun ke lobang kubur jenazah perempuan untuk mengurusnya sebaiknya orang-
orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.

9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya dengan tanah
tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah.

10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah

Tugas pertemuan ke tiga

1.jelaskan cara memandikan jenazah apabila tubuh jenazah tidak utuh atau tidak lengkap.
Apa yang harus dilakukan oleh bilal jelaskan.?

Jawab:
Beberapa pendapat tentang memandikan jenazah yang badannya tidak utuh dan tidak
lengkap,Tubuh mayat yang tidak utuh baik dikarenakan sakit, terbakar, dimakan binatang,
ataupun yang lainnya. Hukum memandikan jenazah tersebut terdapat beberapa pendapat: 

1. Hanafi: Wajib untuk dimandikan ketika sebagian besar anggota badannya atau separuhnya
beserta kepalanya masih ada, sedangkan apabila sebagian besar tubuh mayat hilang, maka
hukumnya tidak wajib untuk dimandikan.

2. Maliki: Wajib dimandikan apabila anggota apabila ditemukan 1/3 dari anggota badannya

3. Hambali & Syafi’i: Wajib dimandikan meskipun hanya sebagian dari anggota badannya
yang ditemukan, artinya apabila ditemukan anggota badan mayit meskipun hanya sebagian
kecil atau sedikit, maka hukum mayit tersebut wajib untuk dimandikan.

4. Imamiyah : Apabila yang ditemukan dari sebagian anggota badan mayat itu adalah
dadanya atau sebagian yang lainnya yang mengandung hati, maka hukumnya sama seperti
hukum yang berlaku pada mayat yang anggota badannya sempurna, yaitu wajib untuk
dimandikan, dikafani, dan dishalatkan. Namun apabila tidak ada sebagian anggota badannya
yang mengandung hati ataupun dada, tetapi tulangnya masih ada, maka ia wajib dimandikan
dan dikafani dengan dengan sehelai kain kemudian dikuburkan. Tapi apabila tidak terdapat
tulang di dalam anggota tubuh yang ditemukan itu, maka ia hanya dikafani dengan sehelai
kain dan dikubur serta tidak perlu untuk dimandikan.

Anda mungkin juga menyukai