Anda di halaman 1dari 2

FUTURE HOSPITAL: HOSPITAL WITHOUT WALL

TIMOTHY M. POLUAN/ 18014010180/ Masa KKM IKKOM : 27 April – 17 Mei 2020

HOSPITAL WITHOUT WALL DI BAGIAN PEDIATRI

Kebutuhan konsep “Hospital Without Wall” di bagian Pediatri/Anak ini sangatlah


penting dikarenakan anak-anak rentan akan terkena penyakit yang ada di Rumah Sakit atau biasa
di sebut dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang terjadi di
lingkungan rumah sakit, Seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya
didapat ketika berada atau menjalani perawatan di rumah sakit. Infeksi Nosokomial
memperpanjang perawatan di rumah sakit dan menimbulkan tambahan biaya untuk uji
diagnostik, biaya perawatan dan pengobatan.

Hospital Without Wall memungkinkan kita untuk mendapatkan kebutuhan medis yang
diperlukan tanpa pergi ke Rumah Sakit dan memperkecil resiko terinfeksi anak-anak yang
dibawa berobat di Rumah Sakit. Infeksi Nosokomial paling tinggi terjadi di bangsal anak pada
umur dibawah 1 tahun, oleh karena itu untuk Kontrol Tumbuh Kembang sang anak lebih baik
digunakan konsep Hospital Without Wall.

Konsep yang disarankan adalah melalui media sebuah aplikasi yang bisa
memperhubungkan pasien dengan seorang dokter spesialis anak. Aplikasi tersebut
memungkinkan orang tua bisa mengisi Kuesioner-kuesioner Tumbuh Kembang, Jadwal
Imunisasi yang ada, Berat Badan dan Tinggi Badan sang anak agar Dokter spesialis Anak bisa
mengontrol/mengawasi pertumbuhan dan perkembangan sang anak.

Konsep tersebut dapat terjadi jika memilki:

1. Alur pendaftaran yang jelas


Pendaftaran atau Register yakni Orang Tua dapat mendaftarkan anaknya dimulai dari
Nama, Umur, Tempat Tinggal dan juga Orang Tua bisa memilih dokter spesialis anak
yang tersedia di dalam aplikasi tersebut.
2. Dokter spesialis Anak
Dokter Spesialis Anak disini memiliki layout aplikasi yang berbeda dengan aplikasi yang
dimiliki oleh Orang Tua. Dokter spesialis tersebut dapat mengirimkan kebutuhan apa saja
yang akan mau dinilai dari seorang anak seperti identitas yang lebih lengkap, kuesioner
tumbuh kembang, imunisasi yang sudah/belum diberikan, dan sebagainya.

Konsep ini memungkinkan interaksi tidak langsung dari Orang Tua dan Dokter Anak.
Orang Tua akan mengisi kuesioner-kuesioner tersebut yang nantinya akan ada timbal balik dari
Dokter Anak mengenai Status Tumbuh Kembang sang anak, Status Gizi sang anak dan
sebagainya. Dokter tersebut bisa memberikan masukan agar Status Kesehatan anak tersebut bisa
terkontrol di batasan normal.

Konsep ini memiliki keuntungan bagi Orang Tua dan Dokter Anak karena untuk Status
Tumbuh Kembang ataupun Status Gizi. Seperti contoh Status g bisa dinilai jarak jauh dengan
angka-angka (TB/BB anak dsb) yang diberikan oleh Orang Tua dimana angka-angka tersebut
diinterpretasikan oleh Dokter di dalam kurva-kurva status gizi. Contoh lain yakni Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP) bisa dinilai oleh soerang dokter dengan adanya hasil yang
diberikan Orang Tua.

Tata Cara yang tepat dan benar mengenai angka-angka yang valid yang diberikan orang
tua harus dimiliki oleh aplikasi tersebut seperti cara contoh pengukuran Berat Badan/Tinggi
Badan yang baik dan benar. Tata Cara atau Tutorial tersebut harus ada untuk meminimalisir
interpretasi status kesehatan yang kurang tepat. Selain hanya sebuah angka yang dikirim orang
tua bisa mengirimkan foto/video yang diperlukan untuk memenuhi penilaian lebih baik Aplikasi
tersebut harus mempunyai manajemen waktu/ time management yang baik agar tujuan dalam
pemantauan tumbuh kembang anak dapat tercapai dengan baik dimana disesuaikan dengan
waktu penilaian yang berstandard dari ilmu kesehatan anak.

Keterbatasan konsep ini yang pasti adalah konsep ini hanya bisa menilai status kesehatan
anak melalui pemeriksaan fisik yang dasar yang bisa dilakukan oleh orang tua. Status Kesehatan
yang lebih kompleks yang memiliki pemeriksaan fisik yang menyeluruh dan harus memiliki
keahlian seorang dokter tidak dapat diimplementasikan dalam konsep atau aplikasi ini.

Anda mungkin juga menyukai