2017
i
1
2
2
3
3
4
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah massage therapy friction dan
ICT (Ischemic Compression Technique) lebih efektif daripada myofascial release
Therapy. Dalam mengurangi nyeri kepala Tension Headache pada Staff Pengajar
di SMK Negeri 5 Denpasar. Rancangan randomized pre test and post test group
design. Kelompok pertama diberikanMassage Therapy, kelompok kedua
diberikanMyofacial Release Therapy. Teknik sampel yang digunakan adalah
purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 18 orang
masing-masing kelompok berjumlah 9 orang. Skor nyeri diukur menggunakan
skala VAS. Teknik analisa data untuk membedakan skor nyeri sebelum dan
sesudah intervensi pada masing-masing kelompok dan antar kelompok dan antar
kelompok masing-masing menggunakan uji t – berpasangan dan uji t indpendent.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian Massage Therapy Friction dan ICT
(Ischemic Compression Technique) dapat menurunkan nyeri kepala Tension
Headache pada Staff Pengajar di SMK Negeri 5 Denpasar dari rerata 4,4 menjadi
4,0 dengan nilai p=0,849. Pemberian Myofascial Release Therapy dapat
menurunkan nyeri kepala Tension Headache di SMK Negeri 5 Denpasar dari
rerata 4,3 menjadi 3,3. Massage Therapy Friction dan ICT (Ischemic
Compression Technique) lebih efektif daripada Myofascial Release Therapy
menurunkan nyeri kepala tension Headache pada Staff Pengajar di SMK Negeri 5
Denpasar.
4
5
Abstract
This research has purpose to find out whether the massage therapy friction and
ICT (Ischemic Compression Technique) is more effective than the myofascial
release Therapy in reducing the headache of Tension Headache of Teaching
Staffs at SMK Negeri 5 Denpasar. The design is the randomized pre test and post
test group design. The first group was given the Massage Therapy and the second
group was given the Myofacial Release Therapy. Sampling technique to be used
is the purposive sampling and amount of sample used is 18 people where each of
group consists of 9 people. Pain score is measured by using the VAS scale. Data
analysis technique to differ pain score before and after the intervention on each
group and between groups and between each group is using the t-paired test and
the t-independent test. Research result shows that applying the Massage Therapy
Friction and ICT (Ischemic Compression Technique) can reduce headache of
Tension Headache to Teaching Staffs at SMK Negeri 5 Denpasar from average of
4.4 to be 4.0 with p value = 0.849. The applying of Myofascial Release Therapy
can reduce headache of Tension Headache at SMK Negeri 5 Denpasar from the
average of 4.3 to be 3.3 with p = 0.00. The Massage Therapy Friction and ICT
(Ischemic Compression Technique) is more effective than the Myofascial Release
Therapy to reduce headache of Tension Headache to Teaching Staffs of SMK
Negeri 5 Denpasar.
5
6
KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atas karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tepat waktu yang
dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin
1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SP.OT(K), M.Kes selaku Dekan Fakultas
2. Prof. Dr.dr. I Nyoman Adiputra, PFK, M.OH selaku Ketua Program studi
Fisioterapi UniversitasUdayana
skripsi ini.
6
7
5. Dr. dr. Susy Purnamawati, M.K.K.AIFO selaku penguji skripsi yang telah
6. Dosen – dosen pengajar dan staf Program Studi Fisioterapi yang telah
7. Orang Tua yang selalu memberikan doa dan dukungan baik dalam bentuk
memberikan semangat.
9. Seluruh kerabat dan sejawat yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak
Penulis
7
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
8
9
3.3 Hipotesis...................................................................................... 52
9
10
Perlakuan .................................................................................. 69
Technique ................................................................................ 71
LAMPIRAN……………………. ................................................................. 86
10
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Posisi duduk terlalu lama terutama dalam posisi membungkuk-
11
12
DAFTAR TABEL
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
nyeri kepala yang dialami jika tidak segera ditangani maka hal ini dapat
Ada beberapa jenis nyeri kepala, migraine, nyeri kepala klaster, nyeri
kepala karena adanya gangguan penyakit lain seperti sinusitis, serta nyeri
adalah nyari kepala yang dirasakan pada kedua sisi terasa menekan serta
Otot region kepala, leher dan bahu yang berkontraksi terus menerus saat
posisi kepala condong ke depan terutama saat duduk lama saat membaca
maupun di depan komputer dalam waktu yang lama dan berulang, sehingga
dapat menyebabkan keluhan rasa nyeri, ketegangan dan kekakuan pada daerah
13
14
2014).
Hampir sebagian besar pegawai kantor duduk lama di depan komputer, duduk
lama sambil membaca atau mengerjakan sesuatu, namun dengan posisi yang
kurang baik (merunduk) dalam waktu yang lama, sehingga hal tersebut
menimbulkan nyeri dan ketegangan pada otot-otot kepala, leher dan bahu
2013).
tidak dapat menghilangkan secara total Tension Headachenya. Oleh karena itu,
ergonomisnya.
teraktivasinya trigger point dalam serabut otot. Pada serabut otot tersebut
14
15
ketegangan dan kelelahan otot (Pragewi, 2011). Selain itu, ada beberapa faktor
kopi, cokelat, keju, dan penyedap rasa (MSG). (Akbar 2010). Kondisi ini jika
massage friction dan myofacial release therapy (Anurogo, 2014). Dalam kasus
therapy.
menimbulan efek relaksasi dan penguluran ringan pada otot serta pengurangan
15
16
otot sehingga didapat efek relaksasi dan penurunan nyeri. Massage dengan
teknik penekanan dan pengurutan memanjang pada otot, akan didapat efek
sehingga didapat efek relaksasi pada otot yang dituju dan perbaikan sirkulasi
lokal (Lemburg, 2010). Teknik ini juga sangat berguna untuk mendorong sisa
yang akan menginhibisi serabut saraf diameter kecil penghantar nyeri, yang
akan membuat tertutupnya “gate control” hingga rangsang sakit tidak dapat
suatu teknik terapi manual massage yang dilakukan pada daerah trigger point
untuk memulihkan spasme otot. Pada area trigger point akan dilakukan
penekanan, diharapkan agar zat-zat sisa iritan dapat keluar dan adanya
limpahan aliran darah pada adhesion yaitu sisa metabolism yang menumpuk
nyeri yang akan menurunkan allodynia dan hiperalgesia pada sistem saraf
16
17
manual terapi massage dengan sentuhan berupa gerusan pada area trigger point
pada otot, sehingga dapat menghancurkan myoglosis, yaitu timbunan dari sisa-
sisa pembakaran yang terdapat pada otot dan menyebabkan pengerasan serabut
otot dan teknik ini juga dapat membantu memisahkan perlengketan jaringan
pada otot, tendon, dan ligament yang disebabkan oleh peradangan, seperti
technique adalah teknik terapi yang efektif untuk mengobati nyeri kepala
serta penekanan yang dalam tapi tidak melebihi toleransi pasien dan
17
18
SMKN 5 Denpasar”
SMKN 5 Denpasar?
SMKN 5 Denpasar?
Tujuan umum yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
Negeri 5 Denpasar.
18
19
Negeri 5 Denpasar.
19
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan kelelahan otot di leher, bahu dan kepala (Akbar, 2010).Pada Tension
tidak berdenyut, mild or moderate, tidak ada mual / muntah, mungkin ada
8
20
21
Nyeri kepala yang berasal dari ETTH yang timbul >15hari/bulannya dalam
di Amerika sekitar 1-4% pasien dengan keluhan nyeri kepala yang masuk
dalam Instalasi Rawat Darurat, namun 90% dari Nyeri Kepala tersebut
di Brazil hanya 13%. Tension Headache dapat menyerang segala usia, usia
(Anurogo, 2014).
Otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan
21
22
vertebrata.Otot ini disebut otot lurik, karena pada otot ini tampak daerah
gelap (myosin) dan terang (aktin) yang berselang – seling serta bergerak
sistem otot dan sama halnya dengan neuron yang merupakan balok penyusun
sistem saraf. Hampir seluruh otot rangka berawal dan berakhir di tendo dan
serat – serat otot rangka tersusun sejajar diantara ujung-ujung tendo sehingga
menguatkan.Setiap serat otot merupakan satu sel otot yang berinti banyak,
dengan kecepatan tinggi dari membrane sel keseluruh fibril otot. Setiap
myofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen myosin yang berdekatan dan
3000 filamen aktin, yang merupakan molekul protein polimer besar yang
22
23
sel, pigmen penyusun otot yang berdinding tipis, protein yang merupakan
unsur kontraksi dalam otot, sedangkan miosin adalah protein dalam otot yang
23
24
mempunyai ikatan dengan ATP. ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis
membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Tahap
Pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan
asetilkolin yang terjadi di dalam otot. Proses itu akan diikuti dengan
pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari troponium sehingga aktin dan
miosin juga terpisah dan otot akan kembali relaksasi. Saat kontraksi, filamen
aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H (Zona H
adalah bagian terang antara 2 pita), kemudian serabut otot memendek atau
yang tetap panjang adalah pita A (pita Gelap), sedangkan pita I (pita terang)
miosin yang berubah ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi
ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi
relaksasi.
24
25
dengan bantuan ATP, sehingga binding site aktin kembali tertutupi oleh
bergerak karena dorongan miosin menuju pita H sehingga pita I dan zona H
penggerak terus buat relaksasinya dimulai ketika ion Ca2 + terlepas dari
daerah aktif pada kepala miosin dengan aktin sehingga aktin akan kembali ke
25
26
Namun anatomi yang akan dibahas disini kami batasi pada anatomi
26
27
Jaringan ikat adalah jaringan yang paling meresap dalam tubuh manusia,
seperti fascia yang mengelilingi dan akan melindungi semua struktur visceral
dan somatik tubuh. Selubung fascia terjalin di dalam dan sekitar otot serta
lunak.Fascia merupakan jaringan ikat yang menjadi sampul atau bungkus dari
otot dan fasikula, yang terdiri dari elastin, kolagen dan substansi dasar.
Substansi dasar adalah sebuah gel yang jika dikombinasikan dengan elastin dan
disebut perimesium atau fasia.Fasia ini selain sebagai pembungkus otot juga
27
28
berfungsi untuk menahan dan melindungi otot agar jtetap pada tempatnya
a) Endoneurium
yang terdiri dari matriks padat dan jaringan kolagen yang memiliki nutrisi
b) Perineurium
c) Epineurium
28
29
Nyeri telah menjadi masalah umum sejak dari dulu hingga saat ini dan
telah dilakukan untuk memahami dan memanagemen nyeri yang tepat hingga
kini tetap menjadi salah satu masalah yang paling penting di masyarakat dan
secara benar maka didapatkan reasoning clinc yang benar dalam mencari
29
30
tunggal nyeri sehingga jika terapi konservatif gagal, teknik bedah akan
Nyeri adalah gejala paling umum yang paling tampak pada populasi
40% kunjungan pasien berobat jalan terkait dengan gejala setiap tahunnya.
lima benua, 22% melaporkan adanya nyeri persisten lebih dari setahun (Flor,
30
31
pembedahan serta prosedur mahal atau invasif lainnya secara bermakna, dan
alternatif.Nyeri juga merupakan salah satu alasan yang paling sering dijumpai
diresepkan kedua. Saar ini, telah ada pertimbangan yang kuat di dunia
2011)
Dari beragam jenisnya, nyeri akut adalah alasan paling utama bagi
epidemik bila dilihat dari penderitaan pasien dan dampak ekonomi bagi
masyarakat.Lebih dari 50% kasus nyeri kronik terkait dengan nyeri otot
stimulus termal, mekanik atau kimia yang berbahaya menjadi impuls saraf
31
32
merusak jaringan. Reseptor ini terletak di ujung bebas dari serat saraf
aferen primer yang tersebar di daerah perifer. Impuls nyeri dari nosiseptor
ini dibawa oleh dua jenis serat. Setelah terjadi kerusakan jaringan, sel ini
bahwa tidak seluruh nyeri berasal dari perifer adalah nyeri nosiseptif.
tempat transduksi (tepi/perifer) ke saraf spinal dan otak. Ini terjadi dalam
berjalan via axon dari neuron aferen primer ke tanduk dorsal (dorsal
horn/HD) dari saraf spinal. Pada tempat ini, neuron aferen primer
32
33
reseptor aferen primer dan neuron Dorsal Horn dan akan menghambat
(Baehr et al, 2010). Transmisi nosiseptif Dorsal Horn juga dimodulasi oleh
Jadi lalu lintas nosiseptif di dalam Dorsal Horn tidak begitu saja dikirim ke
otak didalam bundle yang disebut ‘jaras naik’. Neuron proyeksi dari
3. Persepsi adalah proses apresiasi sinyal yang telah tiba di struktur yang
Hal tersebut dicirikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan
33
34
kortikal maupun system limbik ikut terlibat dalam persepsi ini. Sinyal
34
35
yang “terprogram”, yang akan mereproduksi sensasi nyeri sesuai dengan luas
tantangan dari beragam terori, seperti “Teori Gate Control” dimana teori ini
bahwa transmisi impuls nyeri pada saraf spinal dimodulasi secara terus-
menerus oleh aktivitas di dalam serat kecil (A- δ dan C) dan serat besar (A-β).
Selain itu, pesan-pesan yang turun dari kortek serebri dan batang otak juga
memainkan peran vital dalam modulasi nyeri (Gambar 2.4 dan 2.5).Meskipun
pada tingkat-tingkat yang berbeda pada saraf spinal dan di pusat-pusat yang
lebih tinggi.Model-model sistem turunnya nyeri pada saat ini mencakup baik
35
36
Serat saraf dan lintasan ini melepaskan zat penghambar seperti opioid
lainnya dalam Dorsal Horn.Zat-zat ini berkaitan dengan reseptor pada neuron
aferen primer dan atau neuron Dorsal Horn sehingga menghambat transmisi
Aplikasi ini biasanya ditujukan untuk reaksi local pada region nyeri, akan
nyata) atau sering disebut dengan hiperalgesi primer. Akibat lebih lanjut
akan merangsang reaksi imun yang akan memicu sel mast memproduksi
36
37
37
38
aktif akibat stimulus noxus dari perifer yang mengakibatkan diskresi beta-
atau berkurangnya rasa nyeri, sedasi dan eforia pada pemberian massage
38
39
nyeri campuran.
a. Nyeri Nosiseptif
atau kimia), penyakit dan peradangan. Nyeri ini terjadi karena aktivitas
nyeri viseral (nyeri yang muncul dari organ viseral) dan nyeri somatik
(Nyeri yang muncul dari jaringan seperti kulit, otot, tulang dan kapsul
mengakibatkan fibrosis pada otot type fasik, kekauan sendi yang spesifik
atau kekakuan pola kapsuler. Spasme otot yang terjadi pada nyeri
nosiseptif kronis akan mengakibatkan fibrosis pada otot type fasik (otot
39
40
b. Nyeri Neuropatik
Bila nyeri nosiseptif adalah hasil dari stimulasi sistem saraf, maka nyeri
neuropatik disebabkan oleh suatu luka/ lesi di dalam sistem saraf perifer
pemrosesan sinyal yang abnormal pada sistem saraf perifer atau SSP
40
41
saraf pusat yang dapat menetap untuk durasi yang panjang. Dengan
c. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah respon biologis normal terhadap luka atau perlukaan
dan suatu indicator dari trauma jaringan yang sedang atau akan terjadi.
41
42
d. Nyeri Kronis
penyebab gangguan tidur, rasa lelah yang berlebihan, frustasi, cemas dan
tigga atau enam bulan setelah onset atau hingga lebih dari satu periode
mendefinisikan nyeri kronis sebagai ‘nyeri yang menetap lebih lama dari
42
43
Penggolongan nyeri secara klinis terdiri dari nyeri akut dan nyeri kronis
terdiri dari akson somatik, motorik, akson otonomik dan saraf aferen
susunan saraf pusat (SSP) melalui Dorsal Horn atau tanduk depan (anterior
Na+ dan Ca++ di neuron. Mediator ini nantinya akan berkaitan dengan
43
44
neurotransmitter ini juga bisa bersifat adaptif terhadap jaringan yang sudah
2011).
maupun tingkat sentral. Serabut saraf sensorik terdiri dari jenis serabut
prefer terhadap serabut ini secara langsung menyebabkan rasa nyeri primer
(hiperalgesia primer). Jenis lain adalah serabut saraf sensorik C yang tidak
serabut nyeri sekunder. Serabut C ini terdiri dari 2 jenis dimana yang satu
yang peka terhadap nerve growth factor (NGF) dan yang tidak mensekresi
44
45
terletak pada ataupun diatas tentorium serebelli dirangsang maka rasa nyeri
akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis vertical yang
ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala(daerah
trigeminus.
Pada kasus nyeri kepala Tension Headache, postur tubuh yang salah
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan beban kerja otot yang
terangsang akan timbul aktivitas reflex yang kuat, sehingga zat – zat
serta tidak adanya serabut jaringan ikat yang membuat timbulnya iskemia
Saat metabolism jaringan makin cepat, maka rasa nyeri timbul akan
dalam jaringan dan kemungkinan juga ada bahan- bahan kimia lainnya seperti
45
46
proteolitik. Selain itu prostaglandin dan subtansi P saat ketegangan otot dapat
kurang elastic yang disebut dengan taut band. Taut band merupakan
kontraktur otot terlokalisir atau bisa dikatakan satu bendel bagian muscle
belly yang mengalami kekakuan atau mengeras dan saat diraba akan terasa
beda dengan otot lainnya. Taut band inilah yang membuat terjadinya
terjadinya kontraktur jaringan sehingga timbul taut band dan trigger point. Di
dalam taut band terdapat trigger point dimana trigger point ini merupakan
sebuah spot kecil yang hiperiritasi. Trigger Point dibagi menjadi dua yaitu
aktif (nyeri timbul saat kondisi istirahat dan saat ada nyeri rujukan) dan
46
47
point pasif, nyeri akan timbul saat terjadinya penekanan seperti posisi postur
yang salah dan kontraksi otot terus menerus atau ada stimulus dari luar
(Akbar, 2010).
Headache
Pada pegawai kantoran di instansi apapun, hal ini dipicu oleh postur dan
duduk terlalu lama dengan posisi membungkuk terutama saat membaca buku
nosiseptive pemicu nyeri yang terletak pada otot (Anurogo, 2014). Pada
keadaan lanjut akan terjadi fibrosis dalam otot tersebut yang akan membuat
Posisi duduk terlalu lama dalam posisi membungkuk dalam waktu yang
lama maupun posture tubuh yang salah dapat menyebabkan kontraksi otot
pada otot kepala, leher dan bahu juga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
47
48
Gambar 2.7 : Posisi duduk terlalu lama terutama dalam posisi membungkuk
dapat memicu ketegangan otot kepala, leher dan bahu
(Sumber : Courcym 2011)
otot kepala, leher dan bahu, nyeri kepala Tension Headache juga disebabkan
oleh faktor psikis (Stress) dan Faktor hormonal (Fluktuasi hormonal) di otak,
dimana proses fluktuasi ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan
nyeri pada otot dimana titik pusat nyeri itu menghasilkan nyeri nyeri yang
48
49
Trigger point memiliki peran dasar dalam nyeri kronis. trigger point
sensitisasi adalah basis pada sakit kepala primer seperti Tension Headache
Sternocleidomastoid(SCM).
49
50
Otot Levator scapula adalah salah satu bagian dari lokasi trigger point
pada tension headache,dimana postur yang buruk sebagai salah satu faktor
50
51
51
52
Headache (Lemburg,2010).
2.7 Massage
manipulasi pada kulit, otot, tendon dan ligament. Bisa memakai telapak
efek penguluran ringan dan relaksasi otot serta pengurangan nyeri, yang
Sejak ratusan tahun yang lalu, massage merupakan salah satu sarana di
bidang kesehatan. Saat kita terbentur benda keras, secara reflek kita akan
mengelus atau menyentuh daerah yang terkena. Sentuhan adalah suatu reaksi
alamiah manusia untuk mengurangi nyeri dan stress (Graha dan Priyonoadi
kerja massage dalam menurunkan nyeri. Antara lain, dengan teori “gate
akan memblokir signal nyeri ke otak (Nikita, 2010). Teori lain menyebutkan
52
53
timbulnya nyeri. Bila otot tegang dalam waktu lama, akan terjadi iskemia
daerah tersebut, karena kontraksi otot akan menjepit pembuluh darah yang
maka akan dilepas subtansi P yang pada level tertentu akan memicu nyeri.
myosin dari bagian reaktin filament aktin, yang merupakan sumber kontraktil
pemicu ketegangan pada otot tersebut (Gerwin, 2010). Hal ini kiranya dapat
massage akan sangat menolong dalam mengatasi tegang otot (Nikita, 2010).
tekanan pada awal gerakan friction, maka terjadi pengosongan pada area
yang dilewatinya. Ini penting terutama pada otot yang tegang, maka
gerakan ini seperti menggosok dan cairan keliar oleh tekanan, sehingga
53
54
b. Peregangan
Jaringan parut terjadi karena adanya trauma pada otot, tendon atau
menurunkan elastisitas. Ini salah satu alasan mengapa latihan yang keras
54
55
jaringan. Selain itu juga membuat pembuluh darah mengalami dilatasi dan
(Maruli, 2013).
Ketegangan dan sisa metabolism dalam otot akan memicu sensasi nyeri.
b. Relaksasi
atau kurangnya aktivitas, kompensasi kronis setelah cedera dan gerakan yang
55
56
technique ini berupa tekanan pada otot dan peregangan, yang terapkan kea
fascia dan otot. Adapun tujuan myofascial release technique ini untuk
serabut fascia saling terikat satu sama lain secara disfungsional sehingga
harus dilakukan tekanan yang simultan dan peregangan atau elongasi (Jaberi,
2012).
Nyeri kepala Tension Headache biasanya berupa nyeri tekan atau nyeri
56
57
Visual Analog Scale adalah alat ukur seperti penggaris yang diunakan
untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10 cm garis, dan
pada setiap ujungnya ditandai dengan level intentsitas nyeri (ujung kiri diberi
tanda tidak nyeri dan ujung kanan diberi tanda nyeri hebat). Pasien diminta
dirasakan oleh pasien sesuai dengan nyeri. Kemudian jaraknya diukur dari
batas kiri sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan itulah
skor yang menunjukkan level intensitas nyeri. Kemudian skor tersebut dicatat
(Verbal rating scale) skala 5 point karena responnya yang lebih terbatas.VAS
lebih sensitive terhadap perubahan pada nyeri kronik daripada nyeri akut
(Maruli, 2013).
57
58
Skala VAS mengukur nyeri dengan menggunakan garis lurus yang diberi
dan mendeskripsikannya
7 – 9,9 : nyeri berat yang masih dapat terkontrol, pasien tidak dapat
58
59
BAB III
otot daerah kepala dan leher.Nyeri kepala tension type headache dapat
dipengaruhi oleh faktor psikis (Stress) dan fisik. Tension Headache yang
disebabkan oleh faktor fisik adalah sebagai akibat dari posture tubuh yang
trigger point dimana trigger point adalah titik pusat sumber nyeri pada
Tension Type Headache dimana nyeri berawal dari suatu titik pada otot
kemudian menjalar ke seluruh region otot pada kepala dan leher, dimana jika
therapy.
(Kompresi) pada trigger point yang ada di otot trapezius. Pada saat
penekanan, darah disekitar otot target menyebar kesekitar area dan pada saat
47
59
60
(sisa metabolism) dapat keluar dan direabsorbsi kembali sehingga nyeri akan
pasien.
terdapat pada otot dan menyebabkan pengerasan serabut otot dan teknik ini
tekanan manual pada bagian otot yang ditentukan. Terapi ini lebih difokuskan
efek langsung pada kolagen, elastin dan sistem siskemik sehingga metode ini
60
61
Massage Friction
Trigger Point
Menggancurkan
myoglosis
Efek relaksasi
Mengurangi nyeri.
Ischemic
CompressionTechnique
Trigger Point
Reabsorbsi sisa
metabolisme
Nyeri berkurang
61
62
Tension Headache
ype Headache
Massage Myofasial
Friction dan Release
Ischemic Technique
Compression
Technique
62
63
3.3 Hipotesis
Denpasar
Denpasar.
63
64
BAB IV
METODE PENELITIAN
randomized pre test and post test group design. Kelompok pertama
Berikut ini merupakan bagan rancangan pre test dan post test group designpada
penelitian ini:
KP1
O1 O2
RA
S
P
KP2
O3 O4
52
64
65
Keterangan:
RA = Random Alokasi
4.3.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah guru di kota Denpasar dan
65
66
4.3.2 Sampel
1. Kriteria Inklusi:
2.Kriteria ekslusi
sampel dengan :
c. Spondiloarthrosis cervical
(Pocock, 2008):
66
67
2 2
n x f ( , )
2 1 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
σ = standar deviasi
2(1,49)2
n= 1 ,
(4, )2
4,4402
n= 1 ,
12,4 09
n= , 4
responden.
67
68
kriteria inklusi.
kriteria inklusi dan ekslusi diberi nomor urut yang berbeda sebanyak 18
orang).
68
69
pada trigger point otot upper trapezius untuk mengetahui intensitas nyeri pada
pasien.
2. Massage friction
selama 2 minggu.
69
70
dan hiperalgesia pada sistem saraf. Teknik ini diterapkan pada area trigger
mid-belly pada otot upper trapezius dan dilakukan saat posisi kepala rotasi
minggu.
2. Baby Oil
3. Handuk
4. VAS
6. Buku dan alat tulis untuk mencatat hasil sebelum dan sesudah penerapan.
70
71
71
72
kegiatan sehari-hari.
Persiapan pasien
posisinya.
menghalangi.
Persiapan Fisioterapis
Dosis
c. Pengulangan2x seminggu
72
73
Headache
73
74
persiapan :
oil.
Aplikasi :
74
75
75
76
4.8 Bagan/Skema
Kriteria Penelitian
Inklusi dan Ekslusi
n=18
Pre Test
( Pengukuran VAS )
Random
Alokasi
Kelompok 1, n=9 Kelompok 2, n=9
Post Test
( Pengukuran VAS )
)
Analisis Data
Pelaporan
76
77
Dalammenganalisisdatayangdidapatdaripengukurannyeriakanterlihatperub
ahantingkatpenurunannyerisebelumdansesudahintervensidenganmenggunakanpro
gramSPSS(StatisticalProgramForSocialScience).Datayangdiperolehdianalisisdeng
anlangkah-langkahsebagaiberikut:
1. Statistikdeskriptifuntukmenganalisisumurdanjeniskelaminyangdatanyadia
mbilsebelumdilakukanintervensiawal.
2. UjiNormalitas
UjinormalitasdatamenggunakanSaphiro-
Wilktestdidapatkandistribusidatanormal.
3. UjiHomogenitas
4. UjiHipotesis
77
78
BAB V
HASIL PENELITIAN
kelompok myofasial release. Data lengkap penelitian ini akan diuraikan dalam
bulan Januari tahun 2017, besar sampel yang diambil sebagai responden sebanyak
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
di SMKN 5 Denpasar
66
78
79
responden (55,6%).
tabel 5.2
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin
di SMKN 5 Denpasar
(66,7%).
Tabel 5.3.
79
80
Tabel 5.3
Uji Normalitas dan Homogenitas
normal.
dan untuk skor sesudah intervensi nilai p = 0,068 (p > 0,05) yang
80
81
rasa nyeri kepala tension headache pada staf pengajar di SMK Negeri
5 Denpasar
Tabel 5.4
Hasil Uji Paired Sampel T-test
value juga menunjukkan nilai < 0,05, hal ini berarti massage therapy
5 Denpasar.
5.3.2 Uji Beda Nyeri Kepala Tension Headache Antar Kedua Kelompok
81
82
nyeri pre dan post pada kedua kelompok perlakuan. Hasil pengujian
Tabel 5.6
Hasil Uji Selisih Nyeri Antar Kelompok Menggunakan Independent Sample
T-test
Rerata Rerata
Kelompok I Kelompok II t p
Pre 4,37 4,47 4,523 0,002
Post 3,37 4,01 6,621 0.000
release therapy.
82
83
BAB VI
PEMBAHASAN
83
84
adalah 4,37 dan setelah perlakuan sebesar 3,37. Berdasarkan nilai rata-rata
Hasil rerata dipertegas oleh analisis kemaknaan dengan uji t-paired test
0,05).
serta pengurangan nyeri, yang dalam bahasa medis disebut "soft tissue
penyebab utama timbulnya nyeri. Bila otot tegang dalam waktu lama, akan
pembuluh darah yang melayani otot tersebut. Karena saat terjadi kontraksi
84
85
tekanan pada awal gerakan friction, maka terjadi pengosongan pada area
yang dilewatinya. Ini penting terutama pada otot yang tegang, maka
gerakan ini seperti menggosok dan cairan keliar oleh tekanan, sehingga
tersebut, sehingga aliran datah yang membawa subtansi kimia seperti asam
blockade yang disebut trigger point. Jadi, Trigger Point itu adalah
85
86
asam laktat pada area tersbut akibat ketegangan otot dalam waktu yang
nilai rata-rata tersebut terlihat adanya penurunan nyeri yang dirasakan oleh
86
87
cedera dan gerakan yang menghindari lingkup gerak sendi penuh yang
myofascial release technique ini berupa tekanan pada otot dan peregangan,
yang terapkan kea rah yang dituju, berperan untuk meregangkan atau
fascia, mobilitas jaringan dan fungsi normal sendi (Ghanbari dan Jaberi,
2012).
87
88
peregangan kea rah yang dituju pada struktur fascia dan otot, tujuannya
mobilitas jaringan dan fungsi normal sendi (Riggs & Grant, 2008).
serta tidak adanya jarak antar serabut jaringan ikat yang membuat
88
89
bahwa nilai p = 0,036 < 0,05 yang berarti bahwa hipotesis diterima atau
tekanan pada awal gerakan friction, maka terjadi pengosongan pada area
yang dilewatinya. Ini penting terutama pada otot yang tegang, maka
gerakan ini seperti menggosok dan cairan keliar oleh tekanan, sehingga
89
90
dan peregangan, yang terapkan kea rah yang dituju, berperan untuk
terapi.
90
91
BAB VII
7.1 Simpulan
disimpulkan :
Negeri 5 Denpasar.
7.2 Saran
2. Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan variasi
dosis yang lebih banyak sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.
77
91
92
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, Dito. 2014. Tension Type Headache. Surya University, Vol. 41, No. 3.
Flor, H., Dennis, C., Turk, D. 2011. Chronic Pain: An Integrated Biobehavioral
Approach. (cited 2016 Jun. 20)
Flor, H., Dennis, C., Turk, D.2011. Chronic pain: An Integrated Biobehavioral
Approach. (cites 2011 Oct. 20).
Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006.Textbook of Medical Physiology. 11thed, pp. 73-
83. Philadephia: Elsiver Inc.
G. Sarifin. 2010. Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal ILARA, Vol. 1, No. 2.
78
92
93
compression and trigger point pressure release on neck pain and upper trapezius
trigger points: A randomized controlled trial, Clinical Chiropractic, 11, pp.30-36.
Kuntono, H. P. 2011. Nyeri Secara Umum dan Osteo Arthritis Lutut Dari Aspek
Fisioterapi.Muhammadiyah University Press. Surakarta.
Moore, K., Agur, A. 2002. Anatomi Klinis Dasar. (Laksman, H. Pentj). Penerbit
Hipokrates. Jakarta.
Yu.S, and Han. Xu. 2014. Update of Chronic Tension-Type Headache. Curr Pain
Headache. Reo 19 : 469.
93
94
94
95
A. Identitas Diri
NIM : 1202305044
E-mail : gededanu88@yahoo.com
95
96
B. Riwayat Pendidikan
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
Hormat Kami
96
97
(INFORMED CONSENT)
Kepada :
Yth……………………
Di tempat
Dengan Hormat,
Segala hasil dari penelitian ini akan menjadi rahasia peneliti. Mohon
kesediannya untuk ikut serta dengan sukarela, dan sewaktu – waktu bisa
mengundurkan diri apabila anda tidak berkenaan.Terimakasih atas keikutsertaan
anda, dan info lebih lengkap dapat menghubungi I Gede Wisnu Pramadita,
Hp.081999179144.
Hormat Saya,
97
98
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
penjelasan dari peneliti tentang tujuan dan tindakan yang akan saya dapatkan
selama proses penelitian ini. Oleh karena itu saya menyatakan bersedia untuk ikut
serta dalam penelitian dan mengikuti setiap proses penelitian dalam penelitian
yang berjudul :
mestinya.
98
99
Daftar Pertanyaan
1. Apakah pada saat ini anda sedang mengalami nyeri kepala?
2. Apakah anda sering mengalami nyeri kepala?
3. Apakah saat ini anda menderita penyakit : paru kronis, asma bronkiale
yang sering kambuh, kanker paru, kanker payudara atau sakit jantung?
4. Sudah berapa lama anda merasakan nyeri kepala seperti ini?
5. Seperti apa nyeri yang anda rasakan
6. Pada daera mana nyeri tersebut anda rasakan?
7. Tindakan apa saya yang pernah dilakukan untuk mengurangi nyeri?
Pemeriksaan Fisik
Test Khusus Palpasi pada delapan pasang otot dan Ditemukan nyeri
insersi tendon, yaitu: otot-otot masseter, pada trigger point,
temporal, frontal, sternocleidomastoid, taut band, dan
trapezius, suboccipital, processus tenderness
coronoid dan mastoideus
99
100
T-Test
Group Statisti cs
St d. Error
Kelompok N Mean St d. Dev iation Mean
Post Friction dan Ischemic
9 3,2222 1,26271 ,42090
compression
My of ascial release 9 4,5000 ,92195 ,30732
Explore
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre Massage Therapy
9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
Friction dan ICT
Post Massage Therapy
9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
Friction dan ICT
Pre My ofascial release 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
Post My ofacsial release 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%
100
101
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Dev iat ion Mean
Selisih Friction dan Ischemic
9 1,0000 ,66332 ,22111
compression
My of ascial release 9 ,4667 ,22361 ,07454
Levene's Test f or
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interv al of the
Mean Std. Error Diff erence
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Diff erence Diff erence Lower Upper
Selisih Equal variances
2,301 ,061 2,286 16 ,036 ,53333 ,23333 ,03869 1,02798
assumed
Equal variances
2,286 9,795 ,046 ,53333 ,23333 ,01196 1,05471
not assumed
101
102
Descriptives
102
103
Tests of Normality
a
Kolmogorov -Smirnov Shapiro-Wilk
St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.
Pre Massage Therapy
,216 9 ,200* ,932 9 ,505
Friction dan ICT
Post Massage Therapy
,235 9 ,162 ,841 9 ,059
Friction dan ICT
Pre My of ascial release ,204 9 ,200* ,874 9 ,136
Post My of acsial release ,141 9 ,200* ,955 9 ,744
*. This is a lower bound of the true signif icance.
a. Lillief ors Signif icance Correction
T-Test
Group Statisti cs
St d. Error
Kelompok N Mean St d. Dev iation Mean
Pre Friction dan Ischemic
9 4,3778 ,91074 ,30358
compression
My of ascial release 9 4,4778 1,25775 ,41925
Post Friction dan Ischemic
9 3,2222 1,26271 ,42090
compression
My of ascial release 9 4,5000 ,92195 ,30732
103