Anda di halaman 1dari 41

MYOFASCIAL RELEASE

TECHNIQUE

OLEH
SUDARYANTO, S.ST.Ft, M.Fis
DEFINISI
• Myofascial release technique adalah suatu bentuk
terapi jaringan lunak yang digunakan untuk
mengobati disfungsi somatik yang menghasilkan
nyeri dan keterbatasan gerak.
• Myofascial release technique ditujukan pada fascia
yang mengelilingi otot dan menghubungkan setiap
sel otot didalamnya.
• Myofascial release technique merupakan suatu
teknik terapi yang memfokuskan pada pembebasan
keterbatasan gerak yang berasal dari jaringan lunak
tubuh.
• MRT memfokuskan pada kondisi-kondisi yang
berkaitan dengan kebiasaan postural yang jelek,
aktivitas spesifik atau kurangnya aktivitas yang
menghasilkan kontraktur otot dan adhesion diantara
lapisan-lapisan fascia.
• Fascia membentuk struktur pasif pada jaringan
tubuh, adanya adhesion menyebabkan serabut fascia
saling terikat satu sama lain secara disfungsional.
• MRT berperan untuk memberikan stretch atau
elongasi pada struktur otot dan fascia dengan tujuan
akhir adalah mengembalikan kualitas cairan atau
lubrikasi pada jaringan fascia, mobilitas jaringan
fascia dan otot, dan fungsi sendi normal
Pendekatan MRT
• Pendekatan autonomik :
– Pendekatan yang menjelaskan efek terapeutik MRT
terhadap sistem saraf autonom melalui efek pada kulit
dan jaringan konektif superfisial.
– Untuk efek autonomik, mobilisasi jaringan lunak dapat
merangsang receptor-receptor sensorik pada kulit dan
fascia superfisial.
– Stimulus ini berjalan melalui jalur afferent ke spinal cord
dan disalurkan melalui jalur autonomik sehingga
menghasilkan efek-efek autonomik pada area-area yang
berhubungan dengan zone dermatome yang dimobilisasi.
– Teknik autonomik dari MRT dikenal dgn “connective
tissue massage.
– Connective tissue massage merupakan bentuk terapi MRT
yang bersifat superficialis dgn penggunaan stroking pada
kulit dan jaringan konektif subkutaneus.
– Connective tissue massage yang superfisial cocok
diaplikasikan pada pasien yang hipersensitif secara
autonom spt refleks sympathetic dystrophy.
– Refleks sympathetic dystrophy adalah suatu hiperaktivitas
sistem saraf simpathetic yang menimbulkan nyeri hebat
yang kronik, keringat dingin pada area tersebut, terasa
mual saat dipalpasi, dan pada akhirnya terjadi perubahan
trophic seperti kulit licin (mengkilap) dan hilangnya
rambut di kulit.
• Pendekatan mekanikal :
– Pendekatan mekanikal berbeda dengan pendekatan
autonomik dimana terjadi perubahan struktur myofascial.
– Stretching hamstring, pemanjangan bidang fascial
superfisial, atau rolling jaringan superfisial yang berperan
untuk memobilisasi adhesion merupakan teknik
mekanikal.
– Aplikasi teknik mekanikal tidak perlu agresif namun
dapat mencapai jaringan yang lebih dalam.
– Teknik mekanikal yang sangat kuat juga diperlukan untuk
membebaskan keterbatasan myofascial yang kronik.
• Pendekatan gerakan :
– Pendekatan gerakan berbeda dengan kedua pendekatan
diatas, karena pasien secara aktif berpartisipasi dalam
terapi.
– Pendekatan gerakan nampaknya melatih pasien menjauhi
pola gerakan yang kurang efisien kedalam pola gerakan
yang lebih efisien.
– Pendekatan ini didesain untuk membantu reprogram
tubuh didalam otak yang terintegrasi dalam satu kesatuan
pikiran-tubuh.
Efek Fisiologi
• Efek terhadap aliran darah dan temperatur :
– Peningkatan aliran darah dan temperatur cutaneus terjadi
secara signifikan setelah diberikan MRT.
– Peningkatan aliran darah tersebut akan bertahan selama
30 menit.
– Perubahan signifikan yang utama adalah perubahan
temperatur pada extremitas yang dihasilkan dari
peningkatan aliran darah pada area tersebut.
– Saat diberikan MRT pada area tersebut maka area
tersebut akan pucat dalam waktu 15 – 20 detik dan
setelah beberapa menit kemudian stimulus tersebut
menghasilkan hiperemia pada area yang distimulasi.
• Efek terhadap metabolisme :
– MRT dapat mempengaruhi proses metabolik, termasuk
hasil sisa-sisa metabolisme tubuh.
– Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa MRT tidak
menghasilkan peningkatan konsumsi basal oksigen,
denyut nadi atau tekanan darah tetapi terjadi peningkatan
volume darah dan aliran darah pada area tersebut shg
menyebabkan area tersebut terjadi peningkatan
metabolisme.
• Efek terhadap sistem autonomik :
– Mekanikal friction yang dihasilkan oleh myofascial
release technique dapat merangsang struktur-struktur
didalam jaringan konektif khususnya sel mast.
– Karena sel mast dirangsang maka akan menghasilkan
histamin dimana histamin merupakan vasodilator 
terjadi peningkatan aliran darah ke area yang diobati dan
ke area lain yang menerima histamin melalui aliran
darah.
– Peningkatan permeabilitas kapiler dan venule (vena
kecil) dapat menghasilkan diffusi yang lebih cepat dan
lebih komplit untuk membuang produk sisa-sisa
metabolisme dari jaringan ke darah.
• Efek terhadap aktivitas fibroblastik atau sinthesis
collagen selama proses penyembuhan :
– MRT dapat menghasilkan mobilisasi pada jaringan lunak
dimana gerakan yang terkontrol dapat mempengaruhi
proses penyembuhan.
– Cyriax dan Russell percaya bahwa gerakan pasif yang
lembut (gentle) pada jaringan lunak akan mencegah
perlengketan abnormal dari jaringan fibril tanpa
mempengaruhi penyembuhan jaringan.
– Pada saat jaringan mengalami fase regenerasi dimana
fibroblast mulai membentuk jaringan collagen maka
pemberian MRT terbukti efektif selama fase ini karena
dapat memobilisasi fibrosis pada jaringan lunak.
– Memulai fase remodelling akan terbentuk sintesis
collagen dan crosslink collagen akan meningkatkan
kekuatan menutupi luka (injury)  sebaiknya dilakukan
peregangan secara kontinyu untuk memudahkan orientasi
serabut yang baik dan ekstensibilitas jaringan scar
melalui teknik myofascial release technique dengan
tekanan yang dalam.
Aplikasi MRT
• Teknik general
– Untuk mendapatkan aplikasi yang sempurna dan efektif,
maka perlu diperhatikan sbb :
• Alat yang digunakan sebagai kontak dengan permukaan tubuh
harus tepat seperti menggunakan ujung jari tangan, pisiforme
tangan, lengan bawah atau elbow.
• Usahakan kontak tangan tenggelam atau masuk kedalam jaringan
lunak.
• Pertama kali kontak pada lapisan yang terhambat (terganggu).
• Posisikan pada garis tension.
• Libatkan fascia kedalam posisi kendur pada jaringan.
• Pada akhirnya, menggerakkan atau menarik fascia melewati
permukaan sementara mempertahankan sentuhan pada lapisan
dibawahnya.
– Tujuan MRT menyerupai sebuah seterika yang
memanjangkan kain dan menghilangkan kerutan pada
kain.
– Kunci kesuksesan dari teknik MRT adalah melibatkan
fascia dan menyeterika kedalam jaringan dalam arah
longitudinal.
– Untuk level jaringan yang dalam, perlu menerapkan
teknik dengan kontak yang dalam (jari tangan tenggelam)
melalui jaringan superfisial, kemudian diaplikasikan gaya
dengan arah stretch yang lebih oblique.
• Skin Rolling
– Teknik ini berawal dari lapisan paling superfisial
kemudian diaplikasikan skin rolling.
– Teknik skin rolling dapat mengobservasi adanya adhesion
antara kulit dan lapisan fascia tepatnya dibawah kulit atau
antara lapisan fascia superfisial dan lapisan fascia yang
dalam.
– Pada saat yang sama, tarikan terhadap adhesion akan
terlihat sebagai kerutan pada kulit.
– Tahap pertama teknik ini adalah melepaskan adhesion
yang seringkali menghasilkan sensasi panas, & tahap
selanjutnya adalah membebaskan sensasi pada level
superfisial.
– Untuk mengimplementasikan skin rolling, terapis meraih
kulit dan jaringan subkutaneous antara jari-jari tangan dan
ibu jari kemudian melakukan rolling pada kulit atau
jaringan fascia sementara mengangkat jaringan menjauhi
tubuh.
– Lewit menjelaskan bahwa stretching kulit akan
melibatkan terjadinya zone hyperalgesi yang dapat
menyebabkan nyeri tetapi dapat diperhatikan akan terjadi
penurunan tahanan pada posisi akhir stretch.
– Stretch yang lembut harus dipertahankan sampai
hambatan menjadi lemah dan normal spring kembali
pulih.
– Pada awal pengobatan akan terasa nyeri hebat dan lambat
laun akan terjadi penurunan nyeri.
• Teknik MRT langsung
– Dalam teknik ini, terapis menggunakan lengan bawah,
kedua palmar tangan, atau suatu permukaan yang kasar.
– Penting melakukan stretch yang cepat pada fascia baik
dengan menggunakan posisi tubuh untuk memanjangkan
komponen fascia atau dengan menggunakan anchor pada
satu tangan dan tangan lain melakukan stretch secara
terlokalisir.
• Pemisahan bagian otot
– Teknik ini sangat bermanfaat dalam aplikasi beberapa
area tertentu seperti pectoralis major, otot-otot lengan
bawah, trapezius, dan otot-otot yang berjalan overlap.
– Tekanan harus diaplikasikan dengan relatif tajam
menggunakan jari-jari tangan atau pisiforme tangan,
menggerakkan tepi otot atau komponen fascial keatas
secara lambat dan secara lembut membongkar bagian otot
secara terpisah.
– Teknik dapat dikombinasikan dengan gerakan aktif untuk
mempercepat proses pemisahan.
• Lifting atau Rolling bagian otot
– Teknik ini bergantung pada kemampuan tangan
membawa otot ke akhir lingkup gerak dengan gerakan
yang mudah dan menunggu terasa lepas ketika otot
dirolling menjauhi keterbatasannya atau hambatannya.
– Teknik ini berguna bagi otot-otot besar dan otot-otot
panjang.
– Dalam teknik ini, otot diangkat dengan perlahan
menjauhi tulang dan dilakukan rolling sampai terasa ada
tahanan atau hambatan.
• Memposisikan Otot kedalam posisi stretch
– Otot diposisikan sepanjang mungkin sehingga receptor
stretch terstimulasi dan menyebabkan otot berkontraksi.
– Pembebasan hambatan yang terjadi pada akhir lingkup
gerak stretch yang relaks dapat memberikan input
neurologik yang bermakna terhadap receptor stretch
sehingga membantu reprogram learning terhadap
disfungsi pemendekan.
– Contoh otot quadratus lumborum  tungkai
dipanjangkan ke bawah dan dorsal sementara sangkar
thoraks bagian bawah dipertahankan shg terjadi stretch,
kemudian gunakan kepalan tangan secara langsung pada
otot quadratus lumborum.
• Anchor dan stroking stretch
– Dalam teknik ini menggunakan anchor (jangkar) sebagai
fixator dan aplikasi stretch, dimana gaya gerakan atau
gaya stretch yang terlokalisir pada area spesifik yang
mengalami penebalan atau adhesion.
– Anchor diletakkan pada area yang fibrotik kemudian
diposisikan otot kedalam posisi stretch sehingga stretch
terfokus pada titik tersebut ketika gaya stretch
diaplikasikan.
• Stroking pemanjangan yang cepat
– Dalam teknik ini diaplikasikan kompresi disertai gerakan
untuk memanjangkan fascia dan otot.
– Sama halnya dgn anchor dan stroking stretch, dimana
otot diposisikan dalam posisi relaks atau memendek.
– Kemudian, terapis mengaplikasikan gerakan tangan dalam
arah pemanjangan otot dimana tekanan dan arah gerakan
menciptakan stretch proksimal ke distal, contoh pada otot
quadriceps.
Indikasi dan Kontraindikasi
• Indikasi
– MRT merupakan teknik pengobatan yang ditujukan pada
jaringan fascia dan otot yang menyebabkan keterbatasan
gerak, sehingga teknik ini indikasi pada kondisi muscle
pain sydrome
• Kontraindikasi
– Fraktur, luka terbuka
– Kontusio pada otot, strain otot berat (grade 3)
– Kondisi tumor pada otot atau kulit
Teknik MRT langsung

Teknik General MRT


Teknik lifting and rolling pectoralis major
Teknik skin rolling
Teknik Lifting and Rolling

Teknik Lifting and Rolling


Teknik lifting and rolling
Teknik lifting and rolling quadriceps femoris
erector spine lumbal
Teknik pemisahan bagian otot Teknik pemisahan bagian otot
Teknik pemisahan bagian otot Teknik MRT stretch + pemisahan bagian otot
Teknik stroking pemanjangan otot
Teknik anchor and stretch
Teknik stroking pemanjangan otot
Teknik General
Teknik MRT stretch otot Teknik MRT stretch paravertebralis +
paravertebralis cervical upper trapezius
Teknik MRT stretch hamstring Teknik MRT stretch hamstring
Teknik MRT stretch
Teknik MRT stretch iliotibial band
quadratus lumborum
Teknik MRT + mobilisasi C0-C1
Teknik MRT + mobilisasi scapula
Teknik MRT + mobilisasi scapula
Teknik MRT + mobilisasi rotasi thoracal
Teknik MRT stretch
paravertebralis thoracal
Teknik MRT stretch
paravertebralis thoracal
Teknik MRT stretch
paravertebralis thoracolumbal
Teknik MRT + mobilisasi
rotasi lumbal
Teknik MRT stretch
paravertebralis thoracolumbal - Teknik general MRT pada
lumbal masseter wajah
Teknik stretch – pemisahan
bagian otot paravertebralis
Teknik anchor – stretch
erector spine lumbal
Teknik MRT pada piriformis

Teknik anchor – stretch


fascial lumbal
Teknik MRT stretch crista
Teknik MRT crista iliaca fascial
iliaca fascial
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai