Anda di halaman 1dari 6

1

STUDI MORFOMETRIK LEBAH PEKERJA Apis cerana


(Hymenoptera: Apidae) Di SIBERUT SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Oleh

Iswandi Karol P Salaisek, Jasmi2, Vivi Fitriani3.


Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Email : iswandisalaisek@yahoo.co.id

ABSTRACT

Bee A. cerana is one type of bee that is only growing forest area of subtropical and
tropical Asia and is not found outside of Asia. A. cerana live in a colony, consisting of a queen
bee, worker bees and drones. Measurement of morphological characters of a bee is very important
for bee taxonomists to put a kind of bees into a particular caste. In morphological studies, the
worker bees have always been a trial sample because the worker bees in the day-to-day activities
related to the environment. In connection with it has done research on Morphology Study Worker
bee Apis cerana (Hymenoptera: Apidae) in the island of Siberut Mentawai islands district in
January-March 2014, with the aim to determine the morphology of A. cerana workers. This study
uses descriptive survey method is by way of direct collection of A. cerana were found in the
location of research. Further more the morphometric measurements in the laboratory with the
following results: the average size of the chest width lm 321.37, 1110.36 in total body length lm,
782 lm long front wing, rear wing 568.29 lm long, long hind leg: femur 173.23 lm, lm 72.32 tibia,
metatarsus 152.59 lm length, width metatarsus 76.55 lm, cubital index value of 5.19 lm.

Keywords: Apis cerana, Honeybees, morphometric, Image rester.


PENDAHULUAN telah terpisah oleh laut dalam dari daratan
Sumatera sejak 500.000 tahun yang lalu
Indonesia merupakan salah satu (Whitten, 1980, WWF, 1980). Kondisi ini
negara tropis yang memiliki kekayaan alam telah mempertahankan bentuk-bentuk
yang berlimpah berupa flora dan fauna. kehidupan flora, fauna dan budaya
Salah satu fauna yang bermanfaat adalah Kepulauan Mentawai sehingga mempunyai
lebah madu. Hasil yang diperoleh dari ciri tersendiri dengan apa yang terjadi di
peternak lebah madu adalah madu, polen, Pulau Sumetera, Jawa dan Kalimantan.
royal jeli, propolis dan lilin lebah. Produk Perlindungan terhadap Pulau
yang dihasilkan dapat memberikan Siberut telah dimulai pada tahun 1976
keuntungan bagi peternaknya, dengan dengan ditetapkannya Teitei Batti sebagai
memberikan lapangan pekerjaan dan kawasan Suaka Margasatwa. Pada tahun
menambah penghasilan (Asih, 2006). 1979 Suaka Margasatwa Teitei Batti diubah
Pulau Siberut merupakan suatu statusnya menjadi Cagar Alam. Melalui
keajaiban yang diberikan oleh Tuhan karena Program Manand Biosphre (MAB) pada
menyimpan berbagai macam kekayaan alam tahun 1981 United Nations Educational
yang tidak dimiliki oleh daerah lain didunia, Scientific and Culture Organization
hal itu terbukti dari keragaman flora dan (UNESCO) menetapkan Pulau Siberut
faunanya. Pulau Siberut merupakan pulau sebagai Cagar Biosfir di Indonesia. Dalam
terbesar diantara keempat pulau yang perkembangan selanjutnya pada tahun 1993
terdapat di Kepulauan Mentawai dengan ditetapkan Taman Nasional Siberut dengan
luas daratan 4.030 km dengan jarak sekitar luas 190.500 ha yang merupakan gabungan
155 km dari Pulau Sumatera (Anonimous, dari kawasan suaka alam, hutan lindung,
2004). Secara administratif Pulau Siberut hutan produksi terbatas, dan hutan produksi
terbagi menjadi lima kecamatan. Pulau tetap (Anonimous, 2004).
Siberut bersama dengan pulau yang lainny
2

Indonesia memiliki keaneka Dahelmi, Syamsuardi, 2012). Dari informasi


ragaman lebah madu alam terbanyak didunia tentang lebah yang telah ada, belum ada
(megadiversity). Menurut Hadisosesilo informasi tentang lebah yang ada di
(2001) Indonesia paling sedikit mempunyai Mentawai.
lima jenis lebah madu, yaitu A. Berdasarkan uraian diatas, telah
andreniformis, A. dorsata, A. cerana, A. dilakukan penelitian mengenai Studi
koschevnikovi dan A. nigrocincta. Selain itu, Morfologi Apis cerana (Hymenoptera;
lebah madu A. mellifera yang diintroduksi Apidae) di pulau Siberut Selatan Kabupaten
dari Australia sudah mulai dibudidayakan Kepulauan Mentawai.
dari tahun 1955 di Irian Jaya (Kasno, 1989).
Di Sumatera Barat ditemukan empat spesies BAHAN DAN METODE
lebah madu A. andreniformis, A. cerana dan
A. dorsata (Salmah, 1987, 1989, 1990) dan Penelitian lapangan dilakukan di
A. koschevnikovi. Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan
Koloni lebah madu terdiri dari Mentawai dan di Laboratorium Zoologi
lebah ratu, jantan dan lebah pekerja. Ratu Hewan FMIPA Universitas Negeri Padang
merupakan satu-satunya penelur seumur Sumatera Barat, dari Bulan Januari-Maret
hidup, ratu berukuran paling besar diantara 2014. Penelitian ini menggunakan metode
lebah jantan dan lebah pekerja. Lebah ratu survei deskriftif dengan cara koleksi
berjenis kelamin betina sempurna, artinya langsung koloni lebah pekerja A. cerana
dapat kawin dan bertelur. Begitu pula yang ditemukan di Lokasi penelitian.
jantan, fungsinya tidak untuk mencari Koleksi lebah pekerja A. cerana dilakukan
makanan, tetapi hanya sebagai pejantan yang dengan cara mengambil lebah pekerja yang
setelah melakukan tugas membuahi ratu, ia ada di sarang. Koleksi dilakukan dengan
akan mati. Lebah pekerja merupakan cara pengasapan untuk memudahkan koleksi
kelompok yang jumlahnya paling besar lebah dan menghindari perlawanan dari
dalam koloni. Lebah pekerja lebah tersebut. Jumlah individu lebah yang
bertanggungjawab penuh terhadap keutuhan dikoleksi kurang lebih 50 ekor. Lebah-lebah
dan kesejahteraan koloni. Hama juga yang tertangkap dari koloni A. cerana,
termasuk faktor biotik yang memperngaruhi dimasukan dalam botol koleksi kemudian
keberadaan koloni lebah madu alam diawetkan dengan alkohol 70%, diberi label
(William, 1978; Jasmi, 1997). untuk dibawa kelaboratorium.
Informasi terkait dengan kajian Pengukuran karakter morfologi
morfologi lebah A. cerana atau jenis lainnya dilakukan di Laboratorium Zoologi Hewan
telah dilaporkan pada berbagai lokasi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Informasi yang berkaitan dengan kajian Padang. Kerja di Laboratorium dilakukan
morfologi A. cerana yang telah ada dengan metode diseksi bagian-bagian tubuh
diantaranya adalah; aktivitas Apis cerana lebah. Prosedur kerja sebagai berikut
mencari polen dan identifikasi polen di pertama membuat preparat permanen
pertlebahan tradisional di Bali Muntamah, bagian-bagian tubuh lebah, kedua
L. 2009). Pemanfaatan nira aren dan nira pembuatan citra, ketiga pengukuran karakter
kelapa serta polen aren sebagai pakan lebah morfologi dengan menggunakan optilab
untuk meningkatkan produksi madu Apis image rester. Parameter yang diukur
cerana (Erwan, 2003). Observasi perilaku meliputi tubuh utama (2 karakter), sayap
berdasarkan umur pada lebah pekerja Apis depan (12 karakter), sayap belakang (6
cerana Darmayanti E. 2008). Aktivitas Apis karakter), kaki belakang (4 karakter) dan
cerana mencari polen, identifikasi polen, indek cubital (Gambar 1). Data dianalisis
dan kompetensi menggunakan sumber pakan dengan statistik deskriptif meliputi jumlah,
dengan Apis mellifera (Anendra. Y. C. rataan dan simpangan baku.
2010). Perkembangan sarang dan aktifitas
mencari makan Apis dorsata Fabr. Jasmi,
1997). Studi morfologi Apis sp
(Hymenoptera: Apidae) yang bersarang
dalam rongga di Sumatera Barat dengan
program komputer (Jasmi, S. Salmah,
3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total jumlah karakter yang diukur


termasuk indeks kubital adalah 24 karakter
yang terdiri dari dua karakter tubuh utama,
dua belas karakter sayap depan, enam
karakter sayap belakang, empat karakter
kaki belakang dan satu indek kubital (Tabel
1). Dari 24 karakter tersebut yang memiliki
selisih yang besar dari 20,00 ada 8 karakter
(lebar dada, panjang sayap depan, radius
sector dua, radius satu, radius tiga, panjang
sayap belakang, cabang I dari vena II,
femur).
Gambar 1. Bagian Tubuh Apis cerana yang
Diukur

Tabel 1. Rata-rata Ukuran Karakter Morfologi Lebah Pekerja A. cerana di Mentawai dan di
Padang Pariaman*.
No Karakter Mentawai Pariaman* Selisih
a. Tubuh
1 Lebar Dada 321,37 344,2 22,83
2 Panjang Tubuh Total 1110,36 1092,42 17,94
b. Sayap depan
3 Panjang sayap depan 782 736,07 45,93
4 Cu 106,55 123,2 16,65
5 Cu a = R4 54,75 70,83 16.08
6 Cu b 10,71 5,91 4,8
7 R 58,08 46,45 11,63
8 Rs 1 65,48 51,58 13,9
9 Rs 2 102,67 77,74 24,93
10 Wr 41,45 45,39 3,94
11 R1 214 252,07 38,07
12 R2 65,09 77,37 12,28
13 R3 105,45 153,4 47,95
c. Sayap belakang
14 Panjang sayap belakang 568,29 414,26 154,03
15 ML 81,8 95,13 13,33
16 LBH 83,15 100,17 17,02
17 NH 17,18 16,93 0,25
18 RL 102,43 119,93 17,5
19 VL 85,44 22,63 62,81
d. Kaki belakang
20 Fe 173,23 199,93 26,7
21 Ti 72,32 87,4 15,08
22 Lm 152,59 165,8 13,21
23 Wm 76,55 88,71 12,16

e. Ratio Cu a/ Cu b ( Indeks kubital ) 5,19 5,22 0,03


*Data hasil penelitian morfometrik A. cerana di Sumatera Barat (Jasmi, 2014)
4

Jumlah karakter morfologi lebah perbedaan suhu, lingkungan, pulau


pekerja A. cerana yang telah di ukur adalah Mentawai dan Sumatera.
sebanyak 24 karakter. Jumlah karakter yang Ukuran karakter rata-rata panjang
diukur dalam penelitian ini ada yang sama sayap depan lebah pekerja Apis cerana
dan ada yang berbeda dengan penelitian 782,00 µm (Lampiran 1-10). Dari ukuran
sebelumnya. Hasil-hasil penelitian karakter panjang sayap tersebut lebah
sebelumnya telah dilakukan pengukuran pekerja yang di ukur termasuk A. cerana.
karakter lebah pekerja berbagai spesies Apis Hasil ini berbeda ukuran A. cerana yang
dengan jumlah karakter yang diukur juga terdapat pada kebun campur tradisional di
bervariasi. Seperti Heroriki (1991) Sumatera Barat dengan ukuran 736,07 µm
mengukur sebanyak 15 karakter lebah (Jasmi, 2014), mengacu pada pembahasan
pekerja A. dorsata di Sumatera Barat, sebelumnya.
Elijonnahdi (1989) mengukur sebanyak 12 Ukuran karakter rata-rata panjang
karakter lebah pekerja A. cerana javana sayap belakang lebah pekerja A. cerana
Fabr di Sumatera Barat, Putra (1994), adalah 568,29 µm (Lampiran 1-10 ). Dari
mengukur sebanyak 14 karakter lebah ukuran karakter panjang sayap belakang
pekerja A. anderformis smith di Sumatera tersebut lebah pekerja yang di ukur termasuk
Barat. A. cerana. Mengacu pada pembahasan
Karakter-karakter yang diukur sebelumnya hasil ini berbeda ukuran A.
dalam penelitian ini sebagian berbeda cerana yang terdapat pada kebun campur
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. tradisional di Sumatera Barat dengan
Pada penelitian sebelumnya diliakukan ukuran 414,26 µm (Jasmi, 2014).
pengukuran beberapa sudut pada sayap dan Ukuran karakter rata-rata femur
segmentasi abdomen sedangkan pada lebah pekerja A. cerana adalah 173,23 µm
penelitian ini lebih difokuskan pada (Lampiran 1-10 ). Dari ukuran karakter
pengukuran panjang venasi sayap. femur tersebut yang di ukur termasuk dalam
Ukuran karakter rata-rata lebar dada A. cerana. Dari ukuran karakter femur
lebah pekerja A. cerana adalah 321,37 µm tersebut lebah pekerja yang di ukur termasuk
(Lampiran 1-10). Dari ukuran karakter lebar A. cerana. Hasil ini berbeda ukuran femur A.
dada tersebut lebah pekerja yang di ukur cerana yang terdapat pada kebun campur
termasuk dalam A. cerana. Hasil ini tradisional di Sumatera Barat dengan
berbeda berdasarkan hasil A. cerana yang ukuran 199,93 µm (Jasmi, 2014).
terdapat pada kebun campur tradisional di Ukuran karakter rata-rata indek
Sumatera Barat dengan ukuran 344,2 µm kubital lebah pekerja A. cerana adalah 5,19
(Jasmi, 2014). Karakteristik pulau µm (Lampiran 1-10). Dari nilai indeks
Mentawai dan Padang Pariaman berbeda kubital tersebut yang di ukur termasuk A.
sehingga mempengaruhi karakteristik lebah cerana. Mengacu pada pembahasan
pekerja Apis cerana. Faktor lingkungan fisis sebelumnya hasil ini berbeda dengan ukuran
yang turut berperan dalam menentukan indek kubital A. cerana yang terdapat pada
kegiatan lebah pekerja adalah cahaya, suhu kebun campur tradisional di Sumatera Barat
udara, kelembaban udara relative kecepatan dengan ukuran 5,22 µm (Jasmi, 2014).
angin dan curah hujan ( kevan baker,1983, Rata-rata tibia ada yang sama dan
dalam Adrial, 1990). Hal ini menyebabkan ada yang berbeda pada tiap koloni, mengacu
perbedaan karakteristik lebah pekerja Apis pada pembahasan sebelumnya hal ini diduga
cerana yang ada di Mentawai dan Padang karena jumlah polen yang dibawa ke sarang,
Pariaman. jika polen yang dibawa banyak, maka
Ukuran karakter rata-rata panjang ukuran tibia lebih lebar, jika polen yang
tubuh total lebah pekerja A. cerana adalah dibawa sedikit, maka ukuran tibia pendek.
1110,36 µm (Lampiran 1-10). Dari ukuran Menurut Avestisyan, 1978 cit. Putra, (1994)
karakter panjang tubuh total tersebut lebah Kaki belakang lebah pekerja berfungsi
pekerja yang di ukur termasuk dalam A. sebagai alat transportasi pollen dari bunga
cerana. Hasil ini berbeda ukuran A. cerana yang dikunjungi untuk dibawa kesarang dan
yang terdapat pada kebun campur tradisional kapasitas pollen yang dapat dibawa,
di Sumatera Barat dengan ukuran 1092,42 tergantung dari ukuran kaki belakang lebah
µm (Jasmi, 2014). Hal ini disebabkan karena pekerja tersebut. Sedangkan Milne, 1984 cit.
5

Putra, (1994) melaporkan bahwa ukuran Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman


corbicula dari lebah pekerja tergantung pada Spesies Lebah Madu Asli
ukuran tibia kaki belakang dan ukuran Indonesia. Biodiversitas. 2 (1):
corbicula ini berhubungan dengan kapasitas 123-128.
pollen yang dapat dibawa ke sarang dan
produksi madu yang dihasilkan lebah. Jasmi, 1997. Perkembangan Sarang dan
Aktifitas Mencari Makan Apis
KESIMPULAN dorsata Fabr. Tesis. Padang:
Program Pascasarjana. Universitas
Dari hasil penelitian yang telah Andalas Padang.
dilakukan terhadap karakter morfologi
lebah pekerja A. cerana (Hymenoptera: Jasmi, S. Salmah, Dahelmi, Syamsuardi.
Apidae) di pulau Siberut, Kabupaten 2012. Studi Morfologi Apis spp
Kepulauan Mentawai dapat disimpulkan (Hymenoptera: Apidae) yang
sebagai berikut: Ukuran rata-rata lebar dada Bersarang dalam Rongga di Sumatera
321,37 µm, panjang tubuh total 1110,36 µm, Barat dengan Program Komputer.
panjang sayap depan 782 µm, panjang sayap Seminar. Jurusan Biologi FMIPA
belakang 568,29 µm, panjang kaki belakang: Universitas Andalas. Padang.
femur 173,23 µm, tibia 72,32 µm, panjang
metatarsus 152,59 µm, lebar metatarsus Jasmi, 2014. Kajian Morfometrik dan
76,55 µm, nilai indeks kubital 5,19 µm. Ekologi Apis cerana Fabr.
(Hymenoptera: Apidae) Pada
DAFTAR PUSTAKA Pertanaman Polikultur di
Sumatera Barat. Disertasi.
Adrial. 1990. Aktifitas Mencari Makan Apis Program Pascasarjana Universitas
cerana javana Farb. tesis. Padang: Andalas. Padang.
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Lindauer, M. 1967. Communication Among
Andalas Padang. Social Bees. Harvard Univercity
Press. Atheneum. New York.
Asih, S.C. 2006. Inventarisasi Tanaman
Pakan Lebah Madu Apis cerana Muntamah, L. 2009. Aktivitas Apis cerana
Ferb di Perkebunan Gunung Mas Mencari Polen dan Identifikasi
Bogor. Skripsi. Bogor: Fakultas Polen di Pertlebahan Tradisional
Kehutanan. Institut Pertanian di Bali. Tesis. Bogor: Program
Bogor. Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor.
Darmayanti E. 2008. Observasi perilaku
berdasarkan umur pada lebah Salmah, S. 1987. Jenis-jenis Lebah
pekerja Apis cerana. Tesis. Bogor: Pengahasil Madu dan Potensinya
Program Pascasarjana. Institut di Sumatera Barat.Laporan
Pertanian Bogor. penelitian. BKS-B dan USAID
Pusat Penelitian Universitas
Elijonnahdi.1989. Karakter Morfologi Apis Andalas. Padang.
cerana javana Fabr. Skripsi.
Sarjana Biologi FMIPA ---------- 1989. Tempat dan Volume
Universitas Andalas. Padang. Beberapa Jenis Lebah yang
Terdapat di Sumatera
Erwan, 2003. Pemanfaatan Nira Aren Dan (Hymenoptera: Apidae). Seminar
Nira Kelapa Serta Polen Aren Sebagai dan Kongres Biologi Nasional IX
Pakan Lebah Untuk Meningkatkan di Padang. Padang, 10-11 Juli
Produksi Madu Apis cerana. Program 1989.
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
----------1990. Jenis Lebah Sosial (Apidae)
dan Distribusinya di Taman
6

Nasional Kerinci Seblat. Laporan


Penelitian. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat Penelitian Universitas
Andalas Padang.

Sarwono, B. 2001. Lebah Madu. Jakarta :


Agro Media Pustaka

Sudjana .1996. Metoda Statistika. Tarsito


Bandung: Bandung.

Pickard, R. S. 1976. The Thinking Bee in


Honeybee Biology. Central
Association of bee-keepers
publication. P. 35- 44.

Putra. K. A. 1994. Karakter Morfologi


Lebah Madu. Skiripsi. Sarjana
Biologi FMIPA Universitas
Andalas. Padang.

Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. 2008.


Lebah Madu. Penebar Swadaya :
Jakarta.

Whitten A.J. 1980. The Kloss Gibon in


Siberut Rain Foress. Desertations.
Universitas Cambrige. UK.

Whitten T, Damanik S.J, Anwar J dan


Hisyam N. 1997. The Ecology Of
Indonesia Series, Volume I: The
Ecology of Sumatra. Periplus.
USA. Washington, D.C.

[WWF] World Wildlife Fund. 1980.


Penyelamatan Siberut: Sebuah
Rancangan Induk Konservasi.
WWF. Bogor.

_______. 1982. Siberut Nature Corservation


Area West Sumatera: Management
Plan 1983-1988. WWF. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai