KARYA ILMIAH
Oleh :
Pembimbing :
KARYA ILMIAH
Oleh :
PEMBIMBING
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas karya ilmiah yang berjudul “Peran Kedokteran
Forensik dalam Pemeriksaan Kasus Kecelakaan Lalu Lintas”.
Penyusunan karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam
menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, RSUD
dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis
sampaikan kepada Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp.F(K), Dipl. BE yang telah bersedia
meluangkan waktu membimbing penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama
bidang kedokteran, berguna bagi para pembaca dalam mempelajari dan
mengembangkan ilmu kedokteran pada umumnya serta ilmu kedokteran forensik
dan medikolegal pada khususnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
BAB III KESIMPULAN............................................................................ 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 9
3.2 Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
iv
ABSTRAK
Kecelakaan lalu lintas (KLL) adalah kasus cedera yang terjadi sebagai akibat
kontak fisik seseorang atau banyak orang dengan bagian kendaraan setelah
mengalami benturan dengan permukaan keras. Kecelakaan lalu lintas
menimbulkan korban pejalan kaki, pengendara dan penumpang kendaraan yang
berakibat kepada menurunnya fungsi organ tubuh dan kerugian material. Ahli
kedokteran forensik melakukan pemeriksaan kasus KLL sesuai dengan aspek etik
dan medikolegal yang dimulai dari permintaan tertulis dari penyidik hingga
pemeriksaan korban atau autopsi sesuai indikasinya.
Kata kunci: kecelakaan lalu lintas, kedokteran forensik.
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas (KLL) merupakan kejadian yang tidak diduga dan
tidak diinginkan yang melibatkan seseorang atau lebih dengan kendaraan tertentu
akibat mekanisme trauma yang diterima sehingga menyebabkan luka dan
kematian sesuai dengan derajatnya. Kecelakaan lalu lintas menyebabkan korban
mengalami penurunan fungsi tubuh dan kerugian material. Kasus KLL merupakan
kasus global yang cukup tinggi terjadi. Kecelakaan lalu lintas menimbulkan
korban pejalan kaki, korban pengendara dan penumpang kendaraan, termasuk
kendaraan roda dua maupun kendaraan lainnya.[1,2]
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan lalu lintas (KLL) adalah segala jenis cedera dan perlukaan
yang disebabkan oleh mekanisme trauma antara kendaraan dengan individu yang
dipengaruhi oleh faktor kecepatan kendaraan dan risiko yang ditimbulkan. Secara
umum, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu
korban pejalan kaki, korban pengendara, dan korban penumpang kendaraan
(semua jenis kendaraan, termasuk kendaraan roda dua, mobil, pesawat, kapal, dan
lain – lain). Pejalan kaki merupakan korban terdampak yang paling sering
dilaporkan sebagai akibat dari mekanisme kecelakaan yang secara langsung
berdampak ke lingkungan sekitarnya.[1]
2
Kecelakaan pada pejalan kaki merupakan perlukaan akibat kontak
langsung antara individu yang tidak menggunakan kendaraan dengan suatu
kecelakaan yang mengarah serta menimbulkan perlukaan hingga kematian. Jenis
trauma yang dialami oleh korban pejalan kaki adalah trauma primer, sekunder,
dan tersier. Trauma primer terjadi apabila korban langsung bertabrakan dengan
kendaraan yang sedang berjalan dengan kecepatan tinggi. Trauma sekunder terjadi
apabila korban terlempar dan mengenai kendaraan lain, kondisi ini lebih berat
karena tekanan tinggi yang dialami tubuh korban. Trauma tersier terjadi apabila
korban terlempar ke jalanan. Berdasarkan manifestasi yang ditimbulkan, pada
tubuh korban akan tampak luka – luka yang diidentifikasi sebagai luka yang
terjadi akibat KLL dan luka lain yang muncul beriringan. Ketika korban
bertabrakan dengan bagian bumper mobil, maka luka terberat terjadi di daerah
sekitar lutut, begitu pula jika bertabrakan dengan bagian depan mobil yang flat
maka luka utama dan terberat ada di bagian dada.[1,4]
Gambar 1. Cedera korban pejalan kaki di daerah antara lutut dan cruris[1]
3
pada sinus karotis. Kasus kematian akibat kompresi sabuk pengaman yang
dilaporkan dalam sebuah publikasi menunjukkan bahwa penyebab kematian
adalah penekanan pada sinus karotis serta korban tidak memiliki kelainan dan
penyakit penyerta sebelum kecelakaan terjadi.[7]
4
Kedokteran forensik mewakili ilmu kedokteran yang mempelajari
mengenai sebab luka dan kematian serta berperan dalam proses peradilan. Dalam
melaksanakan tugas, dokter memiliki prinsip etik dan medikolegal. Fungsinya
adalah untuk membentuk hubungan dokter ke pasien, sesama dokter, dan dokter
dengan negara atau daerah mengabdi. Etik berhubungan dengan penerapan moral
dalam memperlakukan seseorang sesuai dengan profesi kedokteran sesuai dengan
aspek menguntungkan (beneficience), tidak merugikan (non-maleficience),
berkeadilan (justice) dan memberikan hak untuk memilih keputusan (autonomy).
Medikolegal berhubungan dengan prinsip – prinsip ilmu medis atau kedokteran
dalam pelaksanaan tugas di bidang legal atau hukum untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam proses peradilan. Oleh karena itu, peran kedokteran
forensik dapat mendukung informasi penyidik terkait terdakwa di antara korban
pengemudi atau pejalan kaki sesuai dengan aspek medikolegal.[3]
5
Pada korban pejalan kaki, memar terjadi akibat benturan dengan bagian kendaraan
yang bermanifestasi perdarahan dan derajat luka berat sesuai dengan kecepatan
kendaraan yang mengenainya. Abrasi berhubungan dengan luka gores akibat
gesekan dengan permukaan kasar aspal dan semen sehingga menyebabkan
hilangnya lapisan terluar kulit. Laserasi terjadi beriringan dengan mekanisme
cedera akibat terpapar dengan benda permukaan tajam hingga amputasi sebagai
faktor dorongan yang kuat terhadap permukaan tubuh.[1,3]
6
pribadi. Oleh karena itu, KLL juga termasuk ke dalam jenis pemeriksaan
kedokteran forensik.[4]
7
setelah stabil kedua pihak ditanyakan terkait penggunaan alkohol dan obat –
obatan untuk menentukan pihak yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
KLL. Prosiding di Serbia menyatakan bahwa penyebab terbanyak kasus KLL
adalah dari manusia itu sendiri dibandingkan permasalahan teknis kendaraan,
kondisi jalan serta infrastruktur, dan cuaca. Pada bidang kedokteran forensik,
peran toksikologi forensik, forensik patologi dan forensik klinis dibutuhkan untuk
memberikan informasi tambahan.[9,10]
8
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
5. Kepel FR, Mallo JF, Tomuka D. Pola Luka pada Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof.
Dr. R.D. Kandou Manado Periode Tahun 2017. J Biomedik 2019;11(1):23–
8.
11