Anda di halaman 1dari 10

I.

Kewarisan Anak Dalam Kandungan


A. Syarat Anak Dalam Kandungan Mendapat Warisan
1. Ketika muwaris mennggal dunia, anak dalam kandungan itu harus berwujud.
2. Bayi dalam kandungan tersebut nantinya dilahirkan dalam keadaan hidup.

“ Apabila anak yang dilahirkan itu berteriak, maka diberi pusaka" (Hadits)

B. Perhitungan Kewarisan Anak Dalam Kandungan


1. Jika lahir laki-laki, maka para ashhabul furudh yang tidak terhijab atas
keberadaannya dapat mengambil bagian tanpa menunggu kelahiran.
2. Jika lahir perempuan, maka bayi tersebut hanya mengambil bagiannya sebagai anak
perempuan, selebihnya diberikan kepada yang berhak. Baik secara perhitungan ulang
atau dengan cara lain yang sesuai dengan aturan hukum waris.
3. Jika bayi lahir dalam keadaan meninggal, maka harta taksiran diberikan kepada yang
berhak sesuai aturan hukum waris.
4. Jika bayi lahir kemudian meninggal, namun secara yuridis dapat dikatakan/dibuktikan
hidup, maka akan tetap mendapat bagian harta sesuai jenis kelamin dan keberadaan
dirinya dan kemudian harta tersebut iberikan kepada ahli waris yang berhak atas
dirinya (bukan lagi pewaris (mayit) pertama dalam perhitungan).

C. Contoh Perhitungan
1. Diketahui sesorang meninggal , dengan:
a. Harta warisan sebesar Rp. 480.000.000,-
b. Dengan ahli waris Ibu, Ayah dan istri yang sedang mengandung.

Hitung bagian masing-masing!

JAWAB:

a. Perkiraan anak lahir perempuan


1 1 ( 4 ×480.000 .000 )
a) Ibu ; × 24=4 =Rp .80 .000.000 ,−¿
6 6 24

b) Ayah

1 ( 5 × 480.000 .000 )
+ Abn =Rp.100 .000 .000 ,−¿
6 24
c) Isteri
11 (3× 480.000 .000)
× 24=3 =Rp.60 .000 .000 ,−¿
88 24

1
d) anak pr
11 (12× 480.000 .000)
×24=12 =Rp .240 .000.000 ,−¿
22 24

b. Perkiraan anak lahir laki-laki


1 1 ( 4 ×480.000 .000 )
a) Ibu ; × 24=4 =Rp .80 .000.000 ,−¿
6 6 24

1 1 ( 4 ×480.000 .000 )
b) Ayah ; × 24=4 =Rp .80 .000.000 ,−¿
6 6 24

c) Isteri
1 1 ( 3 × 480.000.000 )
; × 24=3 =Rp .60 .000 .000 ,−¿
8 8 24

d) Anak Laki-laki Ashobah binnafsi,

(13× 480.000 .000)


11−24=13 =Rp .260 .000 .000 ,−¿
24

 Simpan perkiraan yang paling besar, jika ada sisa maka diberikan pada ashobah binnafsi.

2. Diketahui seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta warisan sebesar


Rp.9.600.000.000,-. Dan ahli warisnya terdiri dr Ayah dan Isteri yang sedang hamil.
Hitung bagian masing-masing!

JAWAB:

a. Perkiraan anak lahir perempuan


a) Ayah
11 ( 4 ×9.600 .000 .000 )
× 24=4 =Rp.1 .600 .000.000 ,−¿
66 24
b) Isteri
11 ( 3 × 9.600.000 .000 )
× 24=3 =Rp .1.200 .000 .000 ,−¿
88 24
c) anak pr

11 ( 12 ×9.600 .000 .000 )


×24=12 =Rp.4 .800 .000 .000 ,−¿
22 24

2
(5 × 9.600 .000.000)
Abn ( 24−19=5 ) =Rp .2.000 .000 .000 ,−¿
24

b. Perkiraan anak lahir laki-laki

a) Ayah
11 ( 4 ×9.600 .000 .000 )
× 24=4 =Rp.1 .600 .000.000 ,−¿
66 24

b) Isteri
11 ( 3 × 9.600.000 .000 )
× 24=3 =Rp .1.200 .000 .000 ,−¿
88 24

c) Anak Laki-laki = Ashobah binnafsi,

(17 ×9.600 .000 .000)


Abn ( 24−7=17 ) =Rp .6 .800 .000.000 ,−¿
24

II. Kewarisan Banci ( Khuntsa Musykil )

Kewarisan orang yang memilik dua (2) kelamin atau tidak sama sekali. Sebelum
menghitung harus diketahui dahulu, yaitu;

1. Melihat bagaimana ia membuang “air seni”.


2. Dinyatakan perempuan jika menstruasi dan pembesaran pada pinggul dan
berpayudara.
3. Dinyatakan laki-laki jika berkumis, tumbuh jenggot, bersuara besar dan “mimpi
basah”.
4. Melihat kecondongannya terhadap lawan jenis.

Perhitungan dalam kewarisan khuntsa musykil dilakukan dua (2) kali.

Contoh:

1. Sesorang meniggal dunia dengan harta warisan sebesar Rp.720.000.000,-. Dan ahli
warisnya terdiri dari Ibu, Ayah, anak pr dan anak dng status khunsta musykil. Hitung
bagian masing-masing!

Jawab:

a. Perkiraan Perempuan

a. Ibu

3
1 1 ( 1× 720.000.000 )
; × 6=1 =Rp .120 .000.000 ,−¿
6 6 6
b. Anak (pr)
2 2 ( 4 ×720.000 .000 )
; ×6=4 =Rp .480.000 .000 ,−¿
3 3 6
c. Perkiraan Anak pr……… ?
d. Ayah
1 (1 ×720.000 .000 )
+ Abg =Rp .120.000 .000 ,−¿
6 6
1
Bagian anak khuntsa musykil perkiraan pr adalah dr bagian anak permpuan
2

1
× 480.000.000=Rp.240 .000 .000 ,−¿
2

b. Perkiraan Laki-laki
a. Ibu
1 1 ( 1× 720.000.000 )
; × 6=1 =Rp .120 .000.000 ,−¿
6 6 6
b. Anak (pr) Abg

( 4 × 720.000.000 )
=Rp .480 .000.000 ,−¿
6

c. Perkiraan Anak (lk)………..?


d. Ayah
1 1 ( 1× 720.000.000 )
; × 6=1 =Rp .120 .000.000 ,−¿
6 6 6

Bagian anak khuntsa musykil perkiraan laki-2 adalah:


2 2
× bagian anak pr = × 480.000.000=Rp.320 .000 .000 ,−¿
3 3
1
jadi bagian anak ( pr ) = ×480.000 .000=Rp.160 .000 .000 ,−¿
3

Imam Hanafi Imam Syafi’i* Imam Malik & Ahmad


Bagian terbesar pd khuntsa Bagian terkecil bagi Hitungan 1+2 dibagi dua
darpada ahli waris lain khuntsa daripada ahli
waris lain
Ibu = 120 120 120
Ayah = 120 120 120
Anak (pr) = 240 160 200

4
Anak (lk) 240 280
khuntsa = 240
*Apa bila ada sisa harta menurut pendapat Imam Syafi’I diselesaikan
menurut kesepakatan ahli waris.

III.Gharrawain
Menurut Abd al-Rahim, gharrawain terjadi karena ada “penipuan” kepada ahli
waris ibu. Penyelesaian masalah gharrawain terjadi apabila di dalam pembagian warisan,
hli warisnya terdiri dari:
1. Suami, Ibu dan Ayah.
2. Isteri, Ibu dan Ayah.

Gharrawain hanya berlaku bila ahli waris terdiri dari tiga (3) orang ahli waris
seperti pada point (1) atau point (2). Apabila tertambah ahli waris lain maka hitungan
gharrawain tidak berlaku.

Contoh:

1. Diketahui seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta warisan sebesar


Rp.3.072.000.000,-. Dan ahli warisnya terdiri Suami, Ibu dan Ayah. Hitung bagian
masing-masing!
JAWAB:
A.

a). Suami

1 1 ( 3 ×3.072 .000 .000 )


; ×6=3 =Rp.1 .536 .000.000 ,−¿
2 2 6

b). Ibu =
1 1 (2 ×3.072 .000 .000 )
; ×6=2 =Rp.1 .024 .000 .000 ,−¿
3 3 6

c). Ayah = Ashobah binnafsi

( 1×3.072 .000 .000 )


6−5=1 =Rp.512 .000 .000 ,−¿
6

B.
1 1 ( 3 ×3.072 .000 .000 )
; ×6=3 =Rp.1 .536 .000.000 ,−¿
2 2 6

5
b). Ibu

1 1 (1 ×3.072 .000 .000 )


; ×6=2 =Rp.512 .000.000 ,−¿
3 3 6

c). Ayah = Ashobah Binnafsi,


( 2×3.072 .000 .000 )
6−4=2 =Rp.1 .024 .000 .000 ,−¿
6

2. Diketahui seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta warisan sebesar


Rp.720.000.000,- dan ahli waris terdiri 4 orang isteri, Ibu dan Ayah. Hitung bagian
masing-masing!
JAWAB:
A.

a). Isteri

1 1 (3 ×720 . 000.000)
; ×12=3 =Rp.180 .000 .000 ,−¿
4 4 12

b). Ibu =

1 1 ( 4 ×720 . 000.000)
; ×12=4 =Rp.240 .000 .000 ,−¿
3 3 12

c). Ayah = Abn,

(5 ×720 . 000.000)
12−7=5 =Rp .300 .000.000 ,−¿
12

 4 isteri = 180.000 .000÷ 4=Rp .45 .000 .000 ,−¿

B.

a). Isteri

1 1 (1 ×720 . 000.000)
; × 4=1 =Rp .180 .000.000 ,−¿
4 4 4

6
b). Ibu

1 1 (1× 720000.000)
; ×(4−1)=1 =Rp .180 .000.000 ,−¿
3 3 4

c). Ayah = Abn,

(2× 720000.000)
4−2=2 =Rp .180.000 .000 ,−¿
4

 4 isteri = 180.000 .000÷ 4=Rp .45 .000 .000 ,−¿

IV. Musyarakah

Secara bahasa artinya berserikat, serikat antara 2 orang atau lebih dalam suatu hal
atau urusan. Artinya jika dalam pembagian warisan terdapat suatu kejadian bahwa
saudara-saudara sekandung (tunggal atau jamak) sebagai ahli waris ashabah tidak
mendapatkan bagian harta sedikitpun.karena telah dihabiskan oleh ahli waris ashhabul
furudh.

Contoh:

1. Seseorang meninggal dunia dengan harta warisan sebesar Rp. 720.000.000,- dengan
ahli waris terdiri dari suami, ibu, 2 sdr sekandung dan 2 saudara seibu. Hitung bagian
masing-masing!

JAWAB:

a) Suami

1 1 ( 3 ×72 0.000 .000 )


; ×6=3 =Rp.36 0.000 .000 ,−¿
2 2 6

b) Ibu

1 1 ( 1× 720.000 .000 )
; × 6=1 =Rp .12 0.000 .000 ,−¿
6 6 6

c) 2 Sdr Seibu
1 1 (2 ×72 0.000 .000 )
; ×6=2 =Rp.24 0.000.000 ,−¿
3 3 6

@ bagian masing-masing dr 2 Sdr Sekndung dan 2 Sdr Seibu;

7
240.000.000
=Rp .60 .000.000 ,−¿
4
V. Munasakhah
Yaitu harta waris yang belum dibagi kepada ahli waris, namun ada ahli waris
yang meninggal dunia.

Contoh:

1. Si A meninggal dunia, harta warisanya sebesar Rp. 300.000.000,-. Dengan 2 orang


laki-laki ( B dan C ) dan 2 orang perempuan ( D dan E ) ahli waris yang salah satu
ahli tersebut ( B )* meninggal dunia. Berikut perhitungannya!

JAWAB:

(2 ×300.000 .000)
laki−laki 2× Perempuan 1=2 =Rp .150 .000 .000 ,−¿
4

2 (1× 300.000.000)
1 ×2= + =Rp .75.000 .000 ,−¿
4 4

*apabila si B tidak memiliki keturunan maka dianggap tidak pernah ada, dan bagiannya
ditambahkan ke harta warisan si A.

2. Seseorang meninggal dunia dengan harta warisan Rp. 1.200.000.000,- ahli warisnya
terdiri 2 anak laki-laki. Sebelum dibagikan harta warisan salah satu ahli waris
meninggal dunia dengan dengan harta warisan Rp. 600.000.000,- dengan ahli waris 2
anak perempuan. Hitung bagian masing-masing!

JAWAB:

A. Harta Warisan = Rp 1.200.000 .000 ,−¿


2 Anak (lk) =
(2 ×1.200 .000 .000)
2 ×2=4 =Rp .600 .000.000 ,−¿
4
B. 1 anak (laki) meninggal dng ahli waris 2 anak (pr)
Harta Warisan = Rp .600.000 .000 ,−¿
Bagian warisan = Rp .600.000 .000 ,−+ ¿
= Rp .1.200 .000 .000 ,−¿

a. 2 anak (pr)
22 ( 2 ×1.200 .000 .000 )
×3=2 =Rp.800 .000 .000 ,−¿
33 3

8
800.000.000
@ anak (pr) =Rp .400 .000 .000 ,−¿
2

b. 1 (sdr) Sekandung = ashobah binnafsi ,


(1× 1.200.000 .000)
3−2=1 =Rp.400 .000 .000 ,−¿
3

Jadi anak (laki) = Rp .600.000 .000+ Rp .400.000 .000=Rp.1 Milyar

VI. Hibah dan Wasiat


1. Hibah
a. Menurut Sayyid Syabiq
Hibah adalah suatu akad yang isinysa memberikan sesuatu kepada orang lain
tanpa balasan
b. KHI pasal 171 (g)
Pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada
orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.
c. Hokum Adat
Pemberian benda tetap oleh orang tua kepada anak atau orang-orang tertentu.
d. Dasar Hukum Hibah
1- Qs. Al-Baqarah ayat 62
2- Qs. Al-munafiqun ayat 10
3- Hadits anjuran untuk memberikan sebagian rizkinya.
e. Rukun dan Syarat Hibah
1- Adanya orang yang menghibahkan
2- Adanya orang yang menerima hibah
3- Adanya barang yang dihibahkan

Ada minimal 2 syarat diperbolehkannya orang menghibahkan harta:

1- Berusia sekurang-kurangnya berusia 21 tahun


2- Berakal sehat
2. Wasiat
a. Adalah pesan seseorang kepada orang lain untuk mengurusi hartanya sesuai
dengan pesan itu sepeninggalnya. Jadi Wasiat merupakan tasaruf terhadap harta
peninggalan yang akan dilaksanakan dan berlaku setelah meninggalnya orang
yang berwasiat.
b. Dasar HukumWasiat
1- Qs. Al-Baqarah ayat 180
2- Qs. Al-Maidah ayat 106

9
c. Cara Melakukan Wasiat
1- Tertulis
2- Menghadirkan 2 orang saksi laki-laki yang adil.
d. Ketentuan Wasiat
1
1- Tidak melebihi harta yang dimiliki oleh orang berwasiat
3
2- Tidak memberikan wasiat (harta) kepada ahli waris yang sudah mendapatkan
bagian cukup. Kecuali ahl waris lain telah sepakat.
e. Rukun Wasiat
1- Orang yang memberi wasiat
2- Oraga yang menerima wasiat
3- Harta yang diwasiatkan
4- Shigat
3. Perbedaan Wasiat dengan Wasiat Wajibah
a. Wasiat harus ditentukan atau diucapkan, sedang wasiat wajibah tanpa akad namun
harus dilaksanakan, contoh; Hak Anak Asuh.
b. Wasiat besifat umum, sedang wasiat wajibah bersifat khusus.
VII. Musyarakah

VIII. Kewarisan Orang Hilang ( Al-Mafqud )

Yaitu orang yang tidak diketahui apakah masih hidup atau sudah meninggal, tidak
diketahui keberadaanya, domisilinya dan kabar beritanya dikarenakan meninggalkan
kampung halamannya.

Dasar Hukum

1. Berdasarkan bukti autentik;


a. persaksian orang yang dapat dipercaya.
b. persaksian orang yang adil di depan pengadilan.
2. Berdasarkan batas waktu kepergiannya.
a. Kholifah Umar bin Khattab RA, memberi batasan 4 tahun 4 bulan 10 hari.
b. Imam Syafi’I dan Hanifah, berpendapat bahwa hakim bisa mengambil keputusan
dengan melihat atau pertimbangan teman-teman sebayanya apabila telah
meninggal semua, maka diputuskan orang tersebut telah meninggal dunia.
c. Abd. Malik al Majsyun dan Ibn Abd. Hakam, memakai batasan umur sewajarnya
(rata-rata) manusia hidup yaitu 70 tahun.
d. Imam Ahmad bin Hambal, berpendapat berdasarkan tujuan kepergian orang
tersebut atau berdasarkan tempat tujuan atau tempat yang dilalui terhadap adanya
bahaya.

10

Anda mungkin juga menyukai