PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG…………………
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mikrosefali adalah cacat pertumbuhan otak secara menyeluruh akibat abnormalitas
perkembangan dan proses destruksi otak selama masa janin dan awal masa bayi. Ukuran
kepala lebih dari 3 standart deviasi di bawah rata-rata.
Mikrosefali adalah kasus malformasi kongenital otak yang paling sering dijumpai. Ukuran
otak pada kasus ini relatif amat kecil, dan karena pertumbuhannya terhenti maka ukuran
tengkorak sebagai wadahnya pun juga kecil (sebenarnya nama yang lebih tepat
adalah mikroensefalus). Perbandingan berat otak terhadap badan yang normal adalah 1 : 30,
sedangkan pada kasus mikrosefalus, perbandingannya dapat menjadi 1 : 100. Bila kasus bisa
hidup sampai usia dewasa, biasanya berat otaknya hanya kurang dari 900 gram (bahkan ada
yang hanya 300 gram).
Mikrosefali yang paling parah cenderung terjadi pada bentuk yang diwariskan resesif.
Penderita anak memperlihatkan dahi yang landai ke belakang dan telinga yang besar tak
sebanding. Perkembangan motorik sering kali baik, tetapi retardasi mental secara progresif
makin nyata dan sering kali berat.
2.2 Epidemologi
Data epidemiologi yang tersedia mencakup angka kejadian mikrosefali di beberapa
negara atau negara bagian. Di New South Wales angka kejadian mikrosefali pada tahun 1994
tercatat sebesar 0,3 per 1000 kelahiran.2 Data yang di dapat di Georgia menunjukkan bahwa
angka kelahiran bayi dengan mikrosefali dari tahun 1989-1994 sebesar 0,04 per 1000
kelahiran.3 Di Minnesota, angka kelahiran bayi dengan mikrosefali primer/kongenital adalah
1 per 40.000 kelahiran (atau 0,025 per 1000 kelahiran)
2.3 Etiologi
Berbagai kondisi dalam tabel 1 harus dipertimbangan dalam diagnosis banding bayi atau
anak mikrosefali. Dahi yang landai ke belekang, telinga yangbesar, dan pertalian darah pada
orang tua, mengarah pada diagnosismikrosefali herediter. Kemungkinan mikrosefali akibat
fenilkeonuria maternal harus selalu diteliti dengan pemeriksaan kemih ibu yang tepat.
Radiogram kranium, pungsi lumbal, tes serologis berguna dalam diagnosismikrosefali akibat
infeksi intrauterin. Kalsifikasi serebrum difus sering kali ditemukan pada toksoplasma
kongenital, kalsifikasi periventrikular lebih sering pada penyakit virus sitomegalo. Sindroma
alkohol janin harus dipertimbangkan pada anak mikrosefalik dari ibu dengan riwayat
alkoholisme.
a. Penyebab utama:
1) Sindroma Down
2) Sindroma cri du chat
3) Sindroma Seckel
4) Sindroma Rubinstein-Taybi
5) Trisomi 13
6) Trisomi 18
7) Sindroma Smith-Lemli-Opitz
8) Sindroma Cornelia de Lange
b. Penyebab sekunder:
Cebol seckel
Sindroma rubinstein-taybi
Sindroma smith-lemli-opitz
Otak bayi aterm memiliki seluruh komplemen neuron dewasa, tetapi beratnya hanya
sekitar sepertiga otak dewasa. Peningkatan berat postnatal adalah akibat mielinisasi
substansia alba subkortikal, perkembangan penuh prosesus saraf, baik dendrit maupun akson
serta peningkatan selb glia.
2.5 Patologi
Secara patologis terdapat kelainan seperti hipoplasia serebri, pakigiria, mikrogiria,
porensefali, atrofi serebri. Biasanya ditemukan penutupan fontanel dan sutura-sutura
tengkorak sebelum waktunya (premature closure). Anak dengan microgyria dapat hidup
sampai dewasa. Yang berukuran kecil biasanya tidak menutupi serebelum dan corak girus-
girus kortikalnya abnormal. Arsitektur korteks menunjukkan sel-sel primitif. Sistem ventrikel
biasanya membesar serta biasanya dibarengi olehporensefalus, lissensefalus, tidak adanya
korpus kalosum serta heterotropia.1
Tampilan kasus mikrosefallus yang khas adalah tulang frontal dan fosa anterior yang
kecil.
2.7 Diagnosis
Diagnosis berdasarkan dari manifestasi klinis dan radiologis. Tabel 2 menunjukkan
diameter biparietal standar dari rata-rata diameter biparietal pada USG.
Tabel 2. BPD vs Age (and Standar Deviations The Mean)
20 48 45 42 40 37 34
21 51 48 46 43 40 37
22 54 52 49 46 43 41
23 57 55 52 49 46 44
24 61 58 55 52 49 47
25 64 61 58 55 53 50
26 67 64 91 58 56 53
27 69 67 64 61 58 56
28 72 70 67 64 61 59
29 75 72 69 67 64 61
30 78 75 72 69 67 64
31 80 77 74 72 69 66
32 82 79 77 74 71 68
33 84 81 79 76 73 70
34 86 83 80 73 75 72
35 87 85 82 79 76 74
36 89 86 83 80 78 75
37 90 87 84 82 79 76
38 91 88 85 83 80 77
39 92 89 86 83 81 78
40 92 89 87 84 81 78
2.10 Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada bayi yang mengalami mikrosefalus adalah
Tunagrahita. Tunagrahita adalah kelainan yg meliputi fungsi inelektual umum di bawah
rata-rata (Sub-avarage) yaitu IQ 84 kebawah sesuai tes. Kelainan ini muncul sebelum usia
16 tahun. Kelainan ini menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.
2.11 Terapi
Tak satupun bentuk mikrosefali dapat diobati,1 pengobatan yang dilakukan yaitu
simptomatik. Untuk kejang diberi antikonvulsan. Selanjutnya dilakukan fisioterapi,
speech therapy dan sebagainya. 5
2.12 Prognosis
Bayi yang dilahirkan dengan mikrosefali biasanya tidak bisa hidup lama, beberapa
langsung meninggal setelah lahir, 1 dan kebanyakan dari mereka yang masih bisa hidup
mengalami retardasi mental dan kelainan motorik seperti hemiplegia, diplegia
spastik.5 Mikrosefali biasanya disertai dengan kelainan-kelainan lain sebagai suatu
sindrom.
2.13 Pencegahan
Mikrosefali tidak dapat diobati, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan
meliputi bimbingan dan penyuluhan genetika, pencegahan bahaya infeksi terutama selama
kehamilan, obat-obatan.
Microcephalus sekunder dapat dihindari dengan vaksinasi yang tepat dan wanita
hamil menghindari obat-obatan dan alkohol.
BAB III
KESIMPULAN
1. Satyanagara; Cacat Otak Bawaan Dalam Ilmu Bedah Syaraf, ed III, Jakarta, 1998,
Gramedia Pustaka Utama, 253-270.
2. Haslam, R.A.H; Congenital Anomalies of Central Nervous System dalam Nelson,
W.E; Behrman, R.E; Kligman, R.M; Arvin, A.M (eds) : Nelson Textbook of
Pediatric 15th edition, Philadelphia, 1996, WB Saunders Company, 1680-1683.
3. Mardjono, M dan Sidharta, P; Pokok-Pokok Dari Mekanisme Penyakit Saraf
Herediter; Dalam Neurologi Klinis Dasar ed VII, Jakarta, 1998, Dian Rakyat, 390-400.
4. Anonim : Smith-Lemli-Opitz Syndroma, http://www.Rosckstrom @ JMR. PP. SE.
5. Hasan, R dan Alatas, H (ed); Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku Jilid II,
Jakarta, 1991, Infomedia, 847-884.
6. Tjahjadi, G; Susunan Saraf Dalam Himawan, S (ed) Dalam Kumpulan Kuliah
Patologi ed I, Jakarta, 1992, Bina Rupa Aksara, 388-420.
7. Delong G, R dan Adams R, D; Development And Congenital Abnormalitas of The
Nervous System Dalam Isselbacher, K. J; et al (eds) : Harrison’s Principle of Internal Medicine
II, eleventh, edition, USA, 1989, Donnelley And Sons.
8. Romero, J; Obstetrical Ultrasound ed I, New York, 1986, Mc Graw International,
107-III.