Anda di halaman 1dari 15

Laporan Presentasi Jurnal

“Efektivitas cognitive behaviour therapy dan rational emotive behaviour


therapy terhadap gejala dan kemampuan mengontrol emosi pada klien
perilaku kekerasan.”
Dengan
“Efektifitas senam aerobic low impact terhadap aggression self control
pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan ”

DISUSUN OLEH KELOMPOK IX :


Ari Nurdian Wijianato (1804029)
Eka Kristina ASi (1804036)
Inkarizki Sellodella (1804044)
Ni Luh Kadek Wiyantini (1804060)
William Adi Tama (1804076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan presentasi jurnal “Efektivitas cognitive behaviour therapy dan rational

emotive behaviour therapy terhadap gejala dan kemampuan mengontrol emosi

pada klien perilaku kekerasan” dengan “Efektifitas senam aerobic low impact

terhadap aggression self control pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan”di

ruang Edelweis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah”telah disetujui

oleh:

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Indah Prawesti, S.Keo.,NS.,M.Kep Purnomo, S.Kep., NS

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan penyusunan
laporan jurnal dengan judul “Efektivitas cognitive behaviour therapy dan rational
emotive behaviour therapy terhadap gejala dan kemampuan mengontrol emosi
pada klien perilaku kekerasan” dengan “Efektifitas senam aerobic low impact
terhadap aggression self control pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan” di
ruang Edelweis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengahtepat pada
waktunya. Kelompok menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata kelompok mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan
ini.

Klaten, Juli 2019

Kelompok IX

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................2
BAB II JURNAL TERKAIT............................................................................3
A. Jurnal Pertama................................................................................3
B. Jurnal Kedua...................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Analisis PICO.................................................................................5
B. Pembahasan....................................................................................8
BAB IV PENUTUP..........................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................9
B. Saran...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendauluan
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi (Videbeck,
S.L, 2008). Menurut Towsend (2009) kesehatan jiwa merupakan kemampuan
beradaptasi terhadap stressor, baik dari diri sendiri maupun lingkungan,
berdasarkan kondisi yang nyata dan logika, perasaan dan perilaku yang sesuai
dengan norma dan budaya setempat. Kesehatan jiwa merupakan kondisi
emosional, psikologis dan sosial yang sehat serta mampu beradaptasi dari
stresor yang ditandai dengan perilaku, koping dan emosi yang adaptif. Jika
seseorang tidak berhasil beradaptasi dan koping tidak adaptif serta bersikap
negatif terhadap diri sendiri dan orang lain dapat mengakibatkan gangguan
jiwa.

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang paling banyak


ditemukan. Skizofrenia merupakan sekumpulan sindroma klinik yang ditandai
dengan perubahan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku
(Kaplan dan Saddock, 2005). Perubahan perilaku merupakan salah satu gejala
yang dijumpai pada skizofrenia. Perilaku kekerasan merupakan tindakan atau
perilaku yang membahayakan baik pada diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Menurut Stuart dan Laraia (2005), perilaku kekerasan merupakan
salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang
ditunjukkan dengan perilaku kekerasan baik pada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal.

Setiap tahun lebih dari satu juta orang mengalami gangguan jiwa di seluruh
dunia (WHO, 2007). Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Ris.Kes.Das, 2008) yang dilakukan

1
2

oleh Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,


menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia sebesar 4.6 permil,
artinya dari 1000 penduduk Indonesia, maka empat sampai lima orang
diantaranya menderita gangguan jiwa berat. Data Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya tahun 2012, rata – rata terdapat 152 pasien skizofrenia perbulan dan
masalah keperawatan perilaku kekerasan sebesar 40%, yang merupakan
masalah keperawatan terbesar kedua setelah halusinasi. Pada penelitin yang
dilakukan oleh Elita, dkk (2011) memperoleh hasil bahwa perilaku kekerasan
yang terbanyak dilakukan klien dalam satu tahun di RSJ Tampan adalah 84%
kekerasan fisik pada diri sendiri yang menyebabkan cedera ringan, 79%
kemudian diikuti oleh ancaman fisik, 77% penghinaan dan 70% kekerasan
verbal. Selain itu, dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa 20% perawat
mengalami kekerasan fisik yang menyebabkan cedera serius.

B. Tujuan

Tujuan laporan presentasi jurnal ini adalah untuk menganalisa jurnal yang
berhubungan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sama yaitu maslah pada
pasien dengan perilaku kekerasan.

C. Manfaat
a. STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Sebagai literatur dalam pembuatan laporan jurnal keperawatan jiwa
sehingga mahasiswa lebih mudah mendapatkan strategi pelaksanaan tentang
keperawatan jiwa khususnya masalah defisit perawatan diri.
b. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.RM. Soejarwadi Klaten
Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan atau membuat standar
prosedur operasioanal khususnya penatalaksanaan keperawatan jiwa pasien
dengan defisit perawatan diri.
BAB II
KAJIAN JURNAL

A. Jurnal Utama
Efektivitas cognitive behaviour therapy dan rational emotive behaviour
therapy terhadap gejala dan kemampuan mengontrol emosi pada klien
perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
mengontrol perilaku marahnya sehingga dieksprresikan dalam bentuk
perilaku agresif fisik dan atau verbal yang dapat mencederai diri sendiri,
orang lain dan merusak lingkungan sehingga membutuhkan tindakan
keperawatan yang efektif dan tepat. Tindakan keperawatan spesialis yang
dapat diberikan pada klien perilaku kekerasan adalah cognitive behaviour
therapy dan rational emotive behaviour therapy. Penelitian ini bertujuan
mengetahui efektivitas cognitive behavior therapy (CBT) dan rational
emotive behaviour therapy (REBT) terhadap perubahan gejala dan
kemampuan klien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah sampel 60
responden. Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala perilaku kekerasan
lebih besar pada klien yang mendapatkan daripada yang tidak mendapatkan
CBT dan REBT (p value < 0.05). Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku
klien yang mendapatkan CBT dan REBT meningkat secara bermakna (p
value < 0.05). CBT dan REBT direkomendasikan sebagai terapi keperawatan
pada klien perilaku kekerasan dan halusinasi.

B. Jurnal Pembanding
Efektifitas senam aerobic low impact terhadap aggression self control
pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan
The research aimed to analize the effectiveness of low impact aerobic
exercise toward aggression self control in patients with risk of violence
behaviour. The research applied quasy experiment study with pretest-posttest

3
4

design with control group. The research was conducted in psychiatric


hospital Tampan Riau Province with sample of 34 patients with risk of
violence behaviour which divided into 17 people as experimental group and
17 people as control group and choosen by purposive sampling method.
Instruments of this research used aggression self control questionnaire which
has tested the validity and reliability for both of groups. Experimental group
is trained with low impact aerobic exercise for three times a week for 2
weeks, meanwhile control group were not. Paired t-test and t-test statistical
analysis were used to analyze the data. The result of the research showed
that mean aggression self control score posttest in experimental group was
45,76 and control group was 21,94. That means, there was an increasing
number of aggression self control after intervention in experimental group
with p value= 0,000 (p<0,05). This study revealed that low impact aerobic
exercise could increased aggression self control in patients with risk of
violence behaviour. The result of this research recommended to be applied
for nursing intervention to increase aggression self control in patients with
risk of violence behaviour.
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL

Analisis jurnal sesuai dengan Problem, Intervention, Comparation, dan Outcome


(PICO)
No. Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking
1 Problem YA Jurnal utama:
Perilaku kekerasan merupakan keadaan dimana
seseorang tidak dapat mengontrol perilaku
marahnya sehingga dieksprresikan dalam bentuk
perilaku agresif fisik dan atau verbal yang dapat
mencederai diri sendiri, orang lain dan merusak
lingkungan.

Jurnal pembanding:
Perilaku kekerasan yang terbanyak dilakukan klien
dalam satu tahun terakhir adalah kekerasan fisik
pada diri sendiri yang menyebabkan cedera ringan
(84%), kemudian diikuti oleh ancaman fisik
(79%), penghinaan (77%) dan kekerasan verbal
(70%).
Critical Thinking:
Kekerasan (violence) merupakan suatu bentuk
perilaku agresi (aggressive behaviour) yang
menyebabkan atau dimaksudkan untuk
menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang
lain, termasuk terhadap hewan-hewan atau benda.
Agresi adalah suatu respon terhadap kemarahan,
kekecewaan, perasaan dendam atau ancaman yang
memancing amarah yang dapat membangkitkan
suatu perilaku kekerasan sebagai suatu cara untuk
melawan atau menghukum yang berupa tindakan
menyerang, merusak hingga membunuh. Perilaku
kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk
perilaku yang bertujuan untuk melukai sesorang
secara fisik atau psikologis (Muhith, 2015)

2 Intervention YA Jurnal utama:


Pemberian intervensi Cognitive Behaviour
Therapy (CBT) dan Rational Emotive Behaviour
Therapy (REBT) pada klien dengan perilaku
kekerasan yang dirawat di ruang rawat inap Rumah

5
6

No. Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking


Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Responden
berjumlah 60 orang yang terdiri atas 30 orang
menjadi kelompok kontrol dan 30 orang kelompok
intervensi. Karakteristik klien yaitu lebih banyak
laki-laki 51 orang (85.0%), sebagian besar tidak
bekerja 32 orang (53.3%), memiliki jenjang
Pendidikan SMA dan PT 36 orang (60.0%),
sebagian besar tidak kawin 45 orang (75.0%),
adanya riwayat gangguan jiwa 35 orang (58.3%)
dan frekuensi dirawat di rumah sakit 2 kali atau
lebih 45 orang (75.0%).
Jurnal Pembanding:
Pemberian intervensi senam aerobic low impact
terhadap aggression self control pada pasien
dengan resiko perilaku kekerasan di RSJ Tampan
Provinsi Riau dengan jumlah sampel sebanyak 34
pasien dengan resiko perilaku kekerasan yang
dibagi menjadi 17 orang sebagai kelompok
eksperimen dan 17 orang sebagai kelompok
kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan
intervensi berupa pemberian senam aerobic low
impact tiga kali dalam seminggu selama 2 minggu
berturut-turut, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan intervensi.
Critical Thinking:
 Stuart (2009) menyatakan terapi CBT bertujuan
mengubah keyakinan yang tidak rasional,
kesalahan penalaran dan pernyataan negatif
tentang keberadaan individu. REBT lebih
memfokuskan pada perubahan interpretasi klien
terhadap kejadian atau peristiwa. Interpretasi
yang tidak sesuai dengan kenyataan akan
menyebabkan perubahan emosi dan perilaku
seseorang ke arah maladaptif. Frogatt (2005)
juga menegaskan bahwa REBT berdasar pada
konsep bahwa emosi dan perilaku merupakan
hasil dari proses pikir.
 Faktor biologis yang berpengaruh terhadap
munculnya perilaku kekerasan antara lain
gangguan pada sistem limbik, lobus frontal,
hipotalamus, dan neurotransmitter (Stuart &
Laraia, 2005). Senam aerobic low impact
adalah aliran gerakan ringan dengan salah satu
7

No. Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking


kaki tetap menapak pada lantai setiap waktu
(Nelly, 2009 dalam Indrawan, 2013). Senam
aerobic low impact memperlihatkan dapat
mempertahankan aliran darah otak,
meningkatkan persediaan nutrisi otak,
memfasilitasi metabolisme neurotransmiter
yang dapat menurunkan agresi serta dapat
memicu perubahan aktivitas molekuler dan
seluler yang mendukung dan menjaga fungsi
otak (Kuntaraf, 2005).

3 Comparation YA Jurnal Utama:


Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental
dengan metode kuantitatif dengan menggunakan
desain penelitian “Quasi Experimental Pre-Post
Test with Control Group”. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling.
Analisis statistik yang digunakan adalah univariat,
bivariat dan multivariat dengan analisis dependen
dan independent sample t-Test, Chi-square serta
regresi linier ganda dengan tampilan dalam bentuk
tabel dan distribusi frekuensi.
Jurnal Pembanding:
Penelitian ini menggunakan quasi experimental
design dengan rancangan pretest-posttest design
with control group. Teknik pengambilan sampel
secara purposive sampling. Alat ukur yang
digunakan pada kedua kelompok adalah kuesioner
aggression self control yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Pada kelompok eksperimen
diberikan intervensi berupa pemberian senam
aerobic low impact tiga kali dalam seminggu
selama 2 minggu berturut-turut, sedangkan
kelompok kontrol tidak diberikan intervensi.

4 Outcome YA Jurnal Utama:


Cognitive behaviour therapy dan rational
behaviour therapy efektif dalam menurunkan
gejala perilaku kekerasan dari tingkat sedang ke
rendah. Cognitive behaviour therapy dan rational
emotive behaviour therapy efektif dalam
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
perilaku klien dari tingkat rendah ke tingkat yang
tinggi.
8

No. Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking


Jurnal Pembanding:
Setelah diberikan intervensi dengan senam aerobic
low impact dengan frekuensi tiga kali dalam
seminggu selama 2 minggu berturut-turut, terjadi
peningkatan rata-rata skor aggression selfcontrol
pada kelompok eksperimen menjadi 45,76,
sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak
diberikan intervensi menjadi 21,94. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
aggression selfcontrol yang signifikan pada
kelompok eksperimen setelah diberikan intervensi
dengan hasil uji statistik p value= 0,000 (p<0,05)
sehingga Ha diterima yang artinya senam aerobic
low impact efektif terhadap peningkatan
aggression selfcontrol pada pasien dengan resiko
perilaku kekerasan.

Pembahasan:

Berdasarkan hasil penelitian jurnal utama, dapat disimpulkan bahwa cognitive


behaviour therapy dan rational behaviour therapy efektif dalam menurunkan
gejala perilaku kekerasan dari tingkat sedang ke rendah serta efektif dalam
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien dari tingkat rendah
ke tingkat yang tinggi. Kemudian untuk jurnal pembanding dapat disimpulkan
bahwa senam aerobic low impact efektif terhadap peningkatan aggression self
control pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.

Menurut analisis kelompok berdasarkan analisis kedua jurnal diatas, intervensi


cognitive behaviour therapy dan rational behaviour therapy lebih efektif daripada
senam aerobic low impact terhadap penurunan perilaku kekerasan. Kesimpulan
ini diambil berdasarkan hasil bahwa cognitive behaviour therapy dan rational
behaviour therapy tidak hanya menurunkan perilaku kekerasan tetapi juga
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien dari tingkat rendah
ke tingkat yang tinggi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Intervensi cognitive behaviour therapy dan rational behaviour therapy lebih
efektif daripada senam aerobic low impact terhadap penurunan perilaku
kekerasan. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil bahwa cognitive
behaviour therapy dan rational behaviour therapy tidak hanya menurunkan
perilaku kekerasan tetapi juga meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
perilaku klien dari tingkat rendah ke tingkat yang tinggi.

B. Saran
1. RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi
Mengimplementasikan terapi dari analisis jurnal sesuai dengan keadaan
pasien dan sumber daya rumah sakit
2. Praktikan
Lebih kreatif dalam memilih dan menganalisis jurnal agar dapat
diimplementasikan kepada pasien sehingga terapi yang diberikan bisa
lebih efektif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Ed I.
Yogyakarta: Andi

10
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai