Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DAN PASIEN

DI POLI UMUM PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR

Hari/Tanggal: Senin, 2 Desember 2019


A. Deskripsi Kasus
1. Identitas Pasien
 Nama : Ny. S
 Umur : 36 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status perkawinan : Kawin
 Agama : Hindu
 Suku : Bali
 Alamat : Badak Sari
 Tanggal masuk : 2 Desember 2019
 Tanggal pengkajian : 2 Desember 2019
 Sumber informasi : Pasien dan RM
 Diagnosa medis : TB Relaps + DM II + I10

2. Status Kesehatan saat ini


 Keluhan utama
Pasien mengeluh batuk berdahak lama dan tidak kunjung sembuh.
 Alasan datang ke Puskesmas dan Perjalanan Penyakit saat ini
Alasan pasien datang ke poli umum Puskesmas I Denpasar Timur yaitu
ingin memeriksakan keadaannya karena keluhan batuk yang kian tidak
sembuh dari sebulan yang lalu, disertai pengeluaran dahak. Sebelumnya
pasien juga memiliki riwayat TBC dan diabetes millitus tipe II, dimana
pasien tidak rutin dalam pemakaian obat dan saat ini sedang berhenti
menggunakan terapi insulin ditengah jalan. Setelah dua minggu berlalu ia
baru menyadari bahwa saat ini pasien sedang mengandung. Dan kini,
pasien sangat cemas dengan kondisinya dan kandungannya yang telah
menginjak uasia 2 minggu.
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
- Sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas, pasien
mengatakan sempat membeli obat batuk di apotek terdekat.
3. Status Kesehatan Masa Lalu
 Penyakit yang pernah dialami
Pasien memiliki riwayat DM tipe II dan TBC
 Pernah dirawat
 Riwayat alergi
 Riwayat transfusi
 Kebiasaan
 Merokok
 Minum kopi
 Penggunaan alkohol
 Lain-lain
 Jelaskan
B. Kebutuhan-kebutuhan yang mengalami gangguan pada klien adalah
- Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisologis dari pasien terganggu seperti kebutuhan istirahat dan tidur
karena pasien mengeluh batuk yang tak kunjung sembuh sehingga menggangu
pola istirahat dan tidur dari pasien
- Kebutuhan rasa aman nyaman
Gangguan rasa aman nyaman dialami oleh pasien dikarenakan kondisi batuk yang
kian tidak menghilang.

C. Deskripsi komunikasi antar tenaga kesehatan


Dari hasil observasi yang kami lakukan, kami menilai bahwa komunikasi
yang dilakukan antar tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat dalam kasus ini
berlangsung dengan cukup baik. Dimana, perawat terlebih dahulu mengkaji dan
melakukan pemeriksaan umum kepada pasien. Kemudian, hasil data pengkajian yang
dilakukan perawat disampaikan langsung kepada dokter yang bertugas jaga saat itu.
Dalam penyampaian data informasi pasien, perawat menyampaikannya dengan baik.
Selain itu, disaat komunikasi berlangsung tidak jarang terdapat candaan antara dokter
dan perawat sehingga hubungan antar tenaga kesehatan di poli umum terbina dengan
baik dan tidak ada perbedaan golongan antar keduanya.

D. Deskripsi komunikasi antar perawat dan pasien


Pada kasus ini, komunikasi yang dilakukan antar perawat dan pasien tidak
terlalu efektif mengingat jumlah pasien di poli ini sangat ramai sedangkan jumlah
perawat sedikit, sehingga lingkungan yang ramai mempengaruhi komunikasi yang
sedang berlangsung. Selain keramaian yang ada, terdapat juga keluarga pasien yang
komplain terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat. Dimana, ketika
pemeriksaan sedang berlangsung, pada saat waktu yang sama terdapat pihak keluarga
pasien dalam keadaan marah karena bliau mengantri sudah terlalu lama namun belum
juga dipanggil untuk masuk, mengingat anaknya yang sedang mengalami demam
tinggi dari semalam. Pada kasus tersebut perawat menyikapinya dengan baik dan
menjelaskan kepada pihak keluarga mengenai prosedur pelayanan di poli umum serta
menjelaskan keadaan poli saat ini sedang ramai. Namun, pihak keluarga tetap
mengotot untuk segera mendapatkan giliran untuk masuk ke dalam, untuk itu perawat
dan dokter memutuskan memberikan kesempatan pasien untuk mendapatkan
penanganan duluan mengingat suhu tubuh anaknya sangat tinggi. Disini, terlihat jelas
komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan pasien cukup baik dengan menjelaskan
prosedur pelayanan dan memutuskan penanganan prioritas sebagai solusi yang
terbaik untuk pasien.

E. Pengkajian keperawatan dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien


Pengkajian yang dilakukan pada pasien di poli umum terutama pada kasus
Ny. S sebagian besar diambil alih oleh dokter, sedangkan perawat melakukan
pengkajian hanya sebatas pemeriksaa TTV dan melengkapi data pasien. adapun
pengkajian yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien yaitu dengan menanyakan
keluhan utama yang dialami pasien, kemudian menanyakan apakah pasien memiliki
jaminan kesehatan, sejak berapa lama keluhan ini dirasakan, mengkaji kenapa bisa
berhenti pemakaian insulin serta alasan kenapa bisa hamil dan kenapa tidak
menggunakan KB yang disarankan oleh dokter. Adapun pemeriksaan penunjang yang
diberikan saat itu yaitu melakukan cek sputum BTA dan melakukan pengecekan gula
darah sewaktu (GDS) pada unit laboratorium yang tersedia disana. Dan didapatkan
ml
hasil GDS 245 /dl.. sehingga dari hasil pengkajian tersebut ditentukan kehamilan
yang dialami pasien sangat beresiko. Sehingga, pasien dirujuk ke poli internal dan
obgin untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.

F. Tenik komunikasi terapeutik yang diterapkan pada pasien


Sesuai observasi yang kelompok kami lakukan pada kasus diatas, ketika
perawat berkomunikasi dengan pasien teknik komunikasi terapeutik yang paling
terlihat diterapkan kepada pasien yaitu mendengarkan secara aktif serta menjaga
kontak mata. Dimana, mendengar secara aktif disini dimaksudkan perawat
mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan yang dialami pasien baik
kepada NY. S ataupun keluarga pasien yang sedang komplain. Perawat dan tenaga
kesehatan lainnya salah satunya dokter menggunakan teknik ini ketika akan mengkaji
ataupun melakukan pemeriksaan pemeriksaan.

G. Analisis dan simpulan


Kami menilai bahwa komunikasi yang dilakukan antar tenaga kesehatan
terutama dokter dan perawat dalam kasus ini berlangsung dengan cukup baik.
Sedangkan, komunikasi yang dilakukan antar perawat dan pasien pada kasus ini
berlangsung kurang efektif dikarenakan faktor lingkungan yang kurang mendukung.
Pengkajian yang dilakukan pada pasien di poli umum terutama pada kasus Ny. S
sebagian besar diambil alih oleh dokter, sedangkan perawat melakukan pengkajian
hanya sebatas pemeriksaa TTV dan melengkapi data pasien. Untuk teknik
komunikasi terapeutik yang diterapkan kepada pasien yaitu menekankan aspek
mendengarkan secara aktif serta menjaga kontak mata. Adapun pengobatan yang
diberikan atau diresepkan oleh dokter pada Ny. S diantaranya mengecek TTV dengan
X 0 X
hasil TD: 110/80 mmHg, RR: 85 /menit, S: 36 C, R: 20 /menit, GDS,
pemeriksaan sputum. Sehingga dari hasil pengkajian tersebut didapatkan kesimpulan
bahwa kehamilan yang dialami pasien termasuk pada kehamilan yang beresiko.
Sehingga, pasien dirujuk ke poli internal dan obgin untuk mendapatkan penanganan
yang lebih baik.
Hasil analisis kami, mengenai penerapan komunikasi yang berlangsung di
Puskesmas dengan teori komunikasi yang kami dapatkan di bangku perkuliahan
didapatkan bahwa tidak semua tahapan komunikasi diterapkan oleh perawat baik
dalam mengkaji ataupun memberikan tindakan kepada pasien seperti
memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur serta tujuan tindakan dan sebagainya.
Hal ini dapat terjadi mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti jumlah
pasien yang cukup banyak serta kebiasaan perawat dalam memahami kondisi yang
terjadi pada lingkup pelayanan.Selain itu faktor yang mempengaruhi dari komunikasi
terapeutik yang terjadi adalah dari faktor tenaga kesehatan itu sendiri masih banyak
tenaga kesehatan yang belum menerapkan komunikasi terapeutik yang seharusnya
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai