Anda di halaman 1dari 12

Monday, June 8, 2015

Glikogenesis, Glikogenolisis, dan Glukoneogenesis

Dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap dalam jumlah yang konstan, tubuh melakukan
proses glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis. Proses-proses tersebut dikendalikan
oleh sekresi hormon-hormon tertentu di dalam tubuh. Hormon tersebut akan memicu kerja
enzim-enzim yang berperan dalam membentuk glikogen, memecah glikogen, ataupun
membentuk glukosa.

Glikogenesis
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi peningkatan kadar
glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan) maka pankreas akan mensekresikan
hormon insulin yang akan menstimulasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam
hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses
glikogenesis.

Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap molekul glukosa. Molekul glukosa
diubah menjadi glukosa-6-fosfat sebagai struktur pembangun glikogen. Glukosa-6-fosfat akan
ditambahkan pada molekul glikogen yang sudah ada sehingga glikogen menjadi lebih panjang.
Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya
mampu menyimpan gikogen kurang dari 1% saja.

Lebih lanjut tentang glikogenesis baca artikel berikut: Glikogenesis, Proses Pembentukan
Glikogen

Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa. Apabila tubuh
dalam keadaan lapar, tidak ada asupan makanan, kadar gula dalam darah menurun, gula
diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian digunakan untuk
memproduksi energi.

Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah menjadi glukosa-1-
fosfat kemudian diubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukogenolisis diatur oleh hormon glukagon
yang disekresikan pancreas dan epinefrin (adrenalin) yang disekresikan kelenjar adrenal. Kedua
hormon tersebut akan menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan
menghambat kerja enzim glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).

Glukosa-6-fosfat akan masuk ke dalam proses glikolisis untuk menghasilkan energi. Glukosa-6-
fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang
membutuhkan glukosa.

Lebih lanjut tentang glikogenolisis baca artikel berikut: Glikogenolisis, Proses Pemecahan
Glikogen
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukn) glukosa dari sumber bukan karbohidrat.
Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam piruvat, namun oxaloasetat dan
dihidroxiaseton fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis. Asam laktat, beberapa asam
amino dan gliserol dapat dikonversi menjadi glukosa. Glukoneogenesis hampir mirip dengan
glikolisis dengan proses yang dibalik, hanya beberapa tahapan yang membedakannya dengan
glikolisis. ATP dibutuhkan dalam tahapan glukoneogenesis.

Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi pada korteks
ginjal. Sangat sedikit glukoneogenesis terjadi di otak, otot rangka, otot jantung dan beberapa
jaringan lainnya. Umumnya glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang membutuhkan
glukosa dalam jumlah banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk menjaga kadar glukosa
darah agar tetap dalam kondisi normal. 

Lebih lanjut tentang glukoneogenesis baca artikel berikut: Glukoneogenesis, Proses


Pembentukan Glukosa

Hubungan glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis


Sunday, March 3, 2013
MAKALAH GLIKOGENESIS, GLIKONEOGENESIS DAN
GLUKONEOGENESIS

        GLIKOGENESIS, GLIKONEOGENESIS


                                                        DAN GLUKONEOGENESIS

Tujuan dari glikolisis, glikogenolisis, dan siklus asam sitrat adalah untuk menghemat
energi sebagai ATP dari katabolisme karbohidrat. Jika sel memilikipersediaan yang cukup ATP,
maka jalur dan siklus terhambat. Dalam kondisi ATP berlebih, hati akan mencoba untuk
mengkonversi berbagai kelebihan molekul menjadiglukosa dan / atau glikogen. Glikolisis
menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratomtiga dari satu senyawa beratom enam. Pada
proses ini terjadi sintesis ATP dari ADP +Pi.Secara umum proses ini dibagi dalam 2 tahap yakni
tahap pertama glukosa diuraikan menjadi gliseraldehida 3-fosfat (proses pemotongan rantai
heksosa)dan tahapkedua gliseraldehida3-fosfat diubah menjadi 3- fosfogliserol fosfat (reaksi
penyimpananenergi).

I.GLIKOGENESIS

Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk
disimpan didalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati, oleh hormoninsulin sebagai respon
terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karenakandungan karbohidrat setelah makan
atau teraktivasi pada akhir siklus Cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada lintasan
ini disebut glikogenosis. Definisi lain menyatakan bahwa
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogen adalah disintesis tergantung
pada permintaan untuk glukosa dan ATP(energi). Jika keduanya hadir dalam jumlah yang relatif
tinggi, maka kelebihan insulinmempromosikan konversi glukosa menjadi glikogen untuk
disimpan di hati dan sel-selotot.Dalam sintesis glikogen, satu ATP diperlukan per glukosa
dimasukkan ke dalamstruktur polimer bercabang glikogen. sebenarnya, glukosa-6-fosfat adalah
senyawa lintas jalan. Glukosa-6-fosfat disintesis secara langsung dari glukosa atau
sebagai produk akhirdari glukoneogenesis.

II. GLIKOGENOLISIS

Dalam glikogenolisis,glikogenyang tersimpan dalam hati dan otot, pertamadikonversi menjadi


glukosa-1-fosfat dan kemudian menjadi glukosa-6-fosfat. Duahormon yang mengendalikan
glikogenolisis adalah peptida, glukagon dari pankreas danepinefrin dari kelenjar
adrenal.Glukagon dilepaskan dari pankreas dalam menanggapi glukosa darah rendah
danepinefrin dilepaskan sebagai respons terhadap ancaman atau stres. Kedua hormon
bertindak atas enzim glikogen fosforilase untuk merangsang untuk memulaiglikogenolisis dan
menghambat sintetase glikogen (glikogenesis berhenti).Glikogen adalah struktur polimer
bercabang yang mengandung glukosa sebagaimonomer dasar. Pertama molekul glukosa individu
dihidrolisa dari rantai, diikuti denganpenambahan gugus fosfat pada C-1. Pada langkah selanjutnya fosfat
tersebut akandipindahkan ke posisi C-6 untuk memberikan glukosa 6-fosfat, suatu
senyawapersimpangan jalan.Glukosa-6-fosfat adalah langkah pertama dari jalur glikolisis
glikogen jika adalahsumber karbohidrat dan energi yang lebih lanjut diperlukan. Jika energi tidak
segeradiperlukan, glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa untuk distribusi di berbagai darah
kesel-sel seperti sel-sel otak.Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan
adanya enzimfosforilase, fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non mereduksi ujung dalam
satupersatu untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat. Proses glikogenolisis
merupakanproses pemecahan glikogen yang berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung
padaproses yang mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau lebih besar,tetapi
jarang apabila ada molekul tersebut dipecah secara sempurna. Meskipun padahewan, glikogen
tidak pernah kosong sama sekali. Inti glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi
glikogen baru yang akan disintesis bila diperoleh cukup persediaankarbohidrat. Sekitar 85% D-
glukose 1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas(Montgomery et al., 1983).Proses pada
saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk memulihkan glukosa di dalam
darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal,mengkonversi metabolit non
karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadiglukosa. Upaya untuk
mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai didalam darah sangat penting bagi
beberapa jaringan tertentu, glukosa merupakan bahanbakar yang wajib tersedia, misalnya otak
dan eritrosit (Murray et al., 2000).Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan
terbentuknya asamlaktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan
jalurEmbeden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat
dibagi dalam dua fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan
prosesfosforilasi. Fase kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk
asamlaktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan
denganreaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut (Poedjiadi, 1994).Terdapat tiga jalur penting yang
dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Padaorganisme aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap
pertama dari keseluruhan degradasiaerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang
terbentuk kemudian dioksidasidengan melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk
gugus asetilpada asetil koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan
H2Ooleh siklus asam sitrat, dengan melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang
dilaluipiruvat pada hewan aerobik sel dan tumbuhan(Leehninger, 1991).Glukosa dimetabolisasi
menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamaliamelalui lintasan glikolisis. Glukosa
merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisaterjadi dalam keadaan tanpa oksigen
(anaerob), ketika produk akhir glukosa tersebutberupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang
dapat menggunakan oksigen (aerob)mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A,
yang dapat memasuki siklusasam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2
dan H2O denganmelepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif
(Murray etal., 2000).

III.GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari non-karbohidrat sumber.Titik awal
glukoneogenesis adalah asam piruvat, meskipun asam oksaloasetat dan fosfatdihidroksiaseton
juga menyediakan titik masuk. Asam laktat, beberapa asam amino dariprotein dan gliserol dari
lemak dapat diubah menjadi glukosa.Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari
senyawa bukankarbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesisberlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis
dapatdibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali
melaluiserangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula
baru).Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal
darikatabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot
dalamkeadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk
glukoneogenesis.Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi
demialasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari
prosesglikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel,
artinyadiperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.glukokinase
 1.Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP fosfofruktokinase
2.Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP piruvatkinase.
3.Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATPEnzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvatkinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat
digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel
tersebut, makaproses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap
pertamaglukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim
danorganel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malatsebelum
terbentuk fosfoenolpiruvat.Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi
fosfoenolpiruvat(PEP), jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini
dilakukandalam 4 langkah. Pertama, piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi
membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh
piruvatkarboksilase. Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO2,
padareaksi ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malatoleh
malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkatmengalami
overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan dalam
sitoplasma dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat.Kemudian oksaloasetat sitoplasma
mengalami dekarboksilasi membentuk PEP padareaksi yang tidak memerlukan GTP (guanosin
trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis
oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatasemengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-
fosfat, jadi membalik reaksi yangdikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang
ditemukan pada permulaanmetabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis
dan mengubahglukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas.Dengan penggantian reaksi-reaksi pada
glikolisis yang secara termodinamikaireversibel, glukoneogenesis secara termodinamika
seluruhnya menguntungkan dandiubah dari lintasan yang menghasilkan energi menjadi lintasan
yang memerlukan energi.Dua fosfat berenergi tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi
PEP. ATPtambahan digunakan untuk melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-
bisfosfogliserat. Diperlukan satu NADH pada perubahan 1,3-bisfosfogliserat
menjadigliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul piruvat digunakan pada sintesis satu
glukosa,maka setiap molekul glukosa yang disintesis dalam glukoneogenesis, sel memerlukan
6ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yangsama. Oleh
karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harusberasal dari oksidasi bahan bakar
lain, terutama asam lemak.Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk
glukoneogenesis, tetapi lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang
digunakan sebagai substrat. Inisebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang
paling banyak pada manusiayaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap didegradasi
oleh enzim -oksidasimenjadi asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke
siklus asam sitrat,tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme
asetil KoAtidak mengakibatkan peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia
untuk glukoneogenesis. Bila oksaloasetat dihilangkan dari siklus dan tidak diganti,
kapasitaspembentukan ATP dari sel akan segera membahayakan. Siklus asam sitrat
tidak terganggu selama glukoneogenesis karena oksaloasetat dibentuk dari piruvat melaluireaksi
piruvat karboksilase.Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan
olehkatabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalamidegradasi
menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melaluireaksi piruvat
karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari siklus asam
sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandunganoksaloasetat dan malat mitokondria.
Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalamprotein, hanya leusin dan lisin yang seluruhnya
didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat menyediakan substrat
untuk glukoneogenesis.Pengaturan Glukoneogenesis Hati dapat membuat glukosa melalui
glukoneogenesis dan menggunakan glukosamelalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem
pengaturan yang mencegah agar kedualintasan ini bekerja serentak.Sistem pengaturan juga harus
menjamin bahwa aktivitasmetabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan
glukosa selama puasadan menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan
glikolisisdiatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan
insulindalam sirkulasi.Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi
daricadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal
inimengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karenaasam
amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadarasam amino
terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lainglukoneogenesis.
Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanyamemegang peranan
mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegahpenggunaannya oleh siklus
asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvatkarboksilase dan menghambat
piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwapiruvat akan diubah menjadi
oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak danalanin, jadi menghambat pemecahan
PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-
1,6-bisfosfatase diperantaraioleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat.
Pembentukan danpemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh
fosforilasidan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan
perubahanuntuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak
danberkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik
mengaktifkanfosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa
banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun
peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat
danpenghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.
Sabtu, 20 April 2013
BIOKIMIA_Pengertian dan Proses Glikogenesis dan Glikogenelisis_Semester II

Pengertian dan Proses Glikogenesis dan Glikogenelisis


1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam hati
dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%),
otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator
enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 1-fosfat↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat↔Enz-P + Glukosa 6-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc + PPi↔UTP + Glukosa 1-fosfat
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik
akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya
(disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDP + (C6)n+1◊ UDPGlc + (C6)n
Glikogen Glikogen

2. Glikogenelisis
Glikogenelisis adalah sintesis glikogen menjadi glukosa (pada hati) dan asam piruvat dan laktat
pada otot. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini digunakan untuk proses fosforolisis rangkaian 1
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang 6.◊lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 1. Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan
unit trisakarida 6 dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1 6
memerlukan kerja enzim enzim pemutus. Hidrolisis ikatan 1 cabang (debranching enzyme) yang
spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim. fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung.
Pengertian dan Proses Heksosa Monofosfat dan Glukogenesis
1. Heksosa Monofosfat
Heksosa monofosfat (HMP) adalah jalur penguraian gula dalam metabolisme. Reaksi ini berguna
untuk membentuk gula pentosa dll, untuk keperluan biosintesis juga untuk mensintesis lipid.
Jalur ini berlansung di sitosol.
Reaksi berlangsung sebagai berikut : lewat gula C5, ribulosa 5-fosfat, yang merupakan prekursor
gula ribosa, deoksiribosa, komponen asam nukleat, asam amino aromatik, enzim yang digunakan
adalah G6PD, Transketolase, Transaldolase, juga ATP, NAD, FAD dan sebagainya. HMP tidak
langsung menghasilkan energi, tetapi terutama membentuk NADPH2. Dan dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
a. oksidatif : menghasilkan NADPH2.
b. nonoksidatif : menghasilkan prekursor- prekursor ribosa.

2. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses biosintesis glukosa yang tidak berasal dari senyawa- senyawa
non-karbohidrat. Pelopor glukoneogenesis termasuklah laktat, asid amino glukogenik dan α-
gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh.

Jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
oLipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk
dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.

Pengertian dan Reaksi Energetika dan Peran Enzim dalam Siklus


Kreb’s

1. Reaksi Energetika
Reaksi energetika adalah perubahan energi yang terjadi dalam proses atau reaksi. energetika
meliputi hubungan kalor, kerja dan bentuk energi lain, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia
dan dalam perubahan keadaan. Prinsip energetika dalam tubuh dimulai dari pembentukan energi
(Reaksi Ersekgonik) → ATP → pemakaian energi (Reaksi
Endorgenik) → ADP →Pembentukan energi, berulang hingga menjadi sebuah siklus.
. Energi yang digunakan oleh sel-sel tubuh manusia dihasilkan dari hidrolisis ATP sebesar 200-
300 mol setiap harinya. Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang 2000-3000 kali setiap harinya.
ATP tidak dapat disimpan, karena itu, produksinya harus selalu mengikuti penggunaannya.
Reaksi energetika yang berlangsung dalam tubuh kita dapat digambarkan seperti
berikut :

2. Peran Enzim dalam Siklus Kreb’s


Siklus Kreb’s berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang
menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang
pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagian besar energi yang tersedia dari
bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP. Residu KoA, asetat aktif),∼ asetil ini berada dalam
bentuk asetil-KoA (CH3-CO suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam
pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.
Reaksi dalam siklus Kreb’s tidak mungkin terjadi tanpa bantuan enzim. Enzim- enzim
tersebut mempunyai tugasnya masing- masing.

(Gambar Siklus Kreb’s)


Berikut ini adalah enzim- enzim dan peranannya dalam siklus Kreb’s :
No.
Enzim
Peranannya
1.Sitrat Sintase
Pembentukan asam sitrat :
Kondensasi antara Arsetil CoA dan Oksalosetat →
Asam Sitrat
2.Akonitat Hidratase
Perubahan Sitrat → Isositrat :
Asam Sitrat → Asam CIS-Akonitat → Asam Isositrat
3.Isositrat Dehidrogenase
Oksidasi isositrat → ά Ketoglutarat :
Oksaloluksinat → ά Ketoglutarat
4.ά Ketoglutarat Dehidrogenase
komplex Mg2+
Oksidasi ά Ketoglutarat → Suksinol CoA
5.Suksinil CoA Sintase
Perubahan Suksinil CoA → Suksinat
6.Suksinat Dehidrogenase
Dehidrogenase dari Suksinat → Fumarat
7.Fumarase
Hidrasi Fumarat → Malat
8.Malat Dehidrogenase
Dehidrogenase Malat → Oksalosetat

Enzim yang Berperan dalam Metabolisme Karbohidrat


Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-
ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembulu
darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan
berakhir di usus halus.
Pencernaan karbohidrat :
1. Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan
dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal
sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih
sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida
maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang
ditelan masuk ke dalam lambung.
2. Usus Halus

Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej sel- sel
mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, danlaktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim
ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :Maltase
Maltosa
2 mol glukosa Sukrase Sakarosa
1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Laktase Laktosa
1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus
dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di
dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau
fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.
3. Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan
sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini
merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus besar.
Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer

lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa,
stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen,
metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam
propionat dan asam butritat.
Pengertian dan Proses Glikogenesis
Home

Biologi

Pengertian dan Proses Glikogenesis

 Biologi
 Metabolisme

Novi Indriani1

Glikogenesis adalah cara tubuh menyimpan glukosa dalam bentuk polisakarida yang disebut
glikogen. Ini adalah rantai panjang molekul glukosa yang dapat kompak disimpan dalam sel.
Jenis ikatan yang menghubungkan molekul glukosa sangat mudah rusak, sehingga glikogen
dengan cepat dapat dikonversi menjadi glukosa ketika kadar gula darah semakin rendah.

Glikogen kadang-kadang disebut sebagai pati hewan, dan itu adalah cara tubuh menyimpan
karbohidrat. Ini adalah rantai bercabang ribuan unit glukosa. Sementara itu hadir dalam sebagian
besar jaringan, ditemukan dalam konsentrasi terbesar dalam hati dan otot.

Metabolisme oleh hati menyediakan penyangga kadar glukosa darah, memastikan bahwa mereka
tetap stabil. Jumlah glikogen dalam hati sangat bervariasi, tergantung pada seberapa baru orang
tersebut telah makan. Ini terakumulasi ke tingkat tinggi setelah makan, kemudian menurun
karena tubuh mengacu pada itu untuk energi.

Setelah seseorang makan, pankreas memproduksi insulin, yang memberi sinyal pada hati untuk
memulai sintesis glikogen. Proses glikogenesis dimulai dengan enzim glikogen sintase, yang
membuat glikogen. Dibutuhkan molekul glukosa aktif dan menambahkannya ke rantai glikogen.
Enzim ini sangat spesifik. Ini akan membentuk tulang punggung glikogen, tetapi tidak akan
membuat salah satu cabang.

Sebuah percabangan enzim khusus yang diperlukan untuk menambah cabang rantai tumbuh. Hal
ini membutuhkan rantai setidaknya 11 unit glukosa. Kemudian akan membuat hubungan yang
tepat menyebabkan percabangan rantai. Setelah hubungan percabangan telah ditambahkan,
glikogen sintase menambahkan unit glukosa untuk itu. Cabang-cabang menyediakan sejumlah
jalan untuk sintesis atau degradasi, dibandingkan dengan hanya memiliki satu rantai lurus.

Jika tidak ada lagi glikogen dalam sel, ada sebuah senyawa yang dapat bertindak sebagai primer,
sehingga glikogenesis dapat dilanjutkan. Sebuah protein yang disebut glycogenin diperkirakan
berfungsi sebagai primer tersebut. Ini menghubungkan glukosa menjadi bagian dari struktur, dan
glikogen sintase dapat menggunakan glukosa yang sebagai bahan awal untuk membuat sisa
rantai glikogen.

Bagian dari jalur glikogenesis mencakup sintesis glukosa teraktivasi sehingga glikogen sintase
menggunakan untuk memperpanjang rantai. Glukosa dapat bergerak masuk dan keluar dari sel,
tetapi glukosa-6-fosfat tidak bisa. Dengan demikian, glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat.
Senyawa ini kemudian dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian ke unit glukosa
teraktivasi, yang dikenal sebagai UDP-glukosa.

Glikogen sintase ada di dalam bentuk aktif dan tidak aktif, karena itu adalah penting bagi enzim
tidak dapat aktif ketika glikogen sedang terdegradasi. Enzim diatur oleh penambahan atau
penghapusan gugus fosfat, yang dikenal sebagai fosforilasi. Dalam bentuk aktifnya, tidak
memiliki gugus fosfat di atasnya. Ketika gugus fosfat ditambahkan, menjadi tidak aktif. Hal ini
dapat terfosforilasi oleh sejumlah enzim berbeda dan memiliki modus kompleks regulasi.
Salah satu faktor penting dalam glikogenesis adalah bahwa enzim awal yang memecah glikogen
tidak aktif setelah sintesis glikogen telah dimulai. Enzim ini dikenal sebagai glikogen
fosforilase, dan juga memiliki modus kompleks regulasi. Berbeda dengan glikogen sintase, itu
diaktifkan oleh fosforilasi.

Glikogen yang jalur sintesis pada otot memiliki fungsi yang berbeda dari yang di hati. Glukosa
disimpan jauh diperuntukkan untuk digunakan dalam otot sebagai sumber energi. Ini tidak
masuk ke dalam darah, seperti glukosa dari glikogen yang disimpan di hati.

Diperbaharui: 10 September 2015 at 6:11 am

Anda mungkin juga menyukai