GLIKOGENESIS
GLIKOGENESIS
Dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap dalam jumlah yang konstan, tubuh melakukan
proses glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis. Proses-proses tersebut dikendalikan
oleh sekresi hormon-hormon tertentu di dalam tubuh. Hormon tersebut akan memicu kerja
enzim-enzim yang berperan dalam membentuk glikogen, memecah glikogen, ataupun
membentuk glukosa.
Glikogenesis
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi peningkatan kadar
glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan) maka pankreas akan mensekresikan
hormon insulin yang akan menstimulasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam
hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses
glikogenesis.
Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap molekul glukosa. Molekul glukosa
diubah menjadi glukosa-6-fosfat sebagai struktur pembangun glikogen. Glukosa-6-fosfat akan
ditambahkan pada molekul glikogen yang sudah ada sehingga glikogen menjadi lebih panjang.
Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya
mampu menyimpan gikogen kurang dari 1% saja.
Lebih lanjut tentang glikogenesis baca artikel berikut: Glikogenesis, Proses Pembentukan
Glikogen
Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa. Apabila tubuh
dalam keadaan lapar, tidak ada asupan makanan, kadar gula dalam darah menurun, gula
diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian digunakan untuk
memproduksi energi.
Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah menjadi glukosa-1-
fosfat kemudian diubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukogenolisis diatur oleh hormon glukagon
yang disekresikan pancreas dan epinefrin (adrenalin) yang disekresikan kelenjar adrenal. Kedua
hormon tersebut akan menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan
menghambat kerja enzim glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat akan masuk ke dalam proses glikolisis untuk menghasilkan energi. Glukosa-6-
fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang
membutuhkan glukosa.
Lebih lanjut tentang glikogenolisis baca artikel berikut: Glikogenolisis, Proses Pemecahan
Glikogen
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukn) glukosa dari sumber bukan karbohidrat.
Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam piruvat, namun oxaloasetat dan
dihidroxiaseton fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis. Asam laktat, beberapa asam
amino dan gliserol dapat dikonversi menjadi glukosa. Glukoneogenesis hampir mirip dengan
glikolisis dengan proses yang dibalik, hanya beberapa tahapan yang membedakannya dengan
glikolisis. ATP dibutuhkan dalam tahapan glukoneogenesis.
Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi pada korteks
ginjal. Sangat sedikit glukoneogenesis terjadi di otak, otot rangka, otot jantung dan beberapa
jaringan lainnya. Umumnya glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang membutuhkan
glukosa dalam jumlah banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk menjaga kadar glukosa
darah agar tetap dalam kondisi normal.
Tujuan dari glikolisis, glikogenolisis, dan siklus asam sitrat adalah untuk menghemat
energi sebagai ATP dari katabolisme karbohidrat. Jika sel memilikipersediaan yang cukup ATP,
maka jalur dan siklus terhambat. Dalam kondisi ATP berlebih, hati akan mencoba untuk
mengkonversi berbagai kelebihan molekul menjadiglukosa dan / atau glikogen. Glikolisis
menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratomtiga dari satu senyawa beratom enam. Pada
proses ini terjadi sintesis ATP dari ADP +Pi.Secara umum proses ini dibagi dalam 2 tahap yakni
tahap pertama glukosa diuraikan menjadi gliseraldehida 3-fosfat (proses pemotongan rantai
heksosa)dan tahapkedua gliseraldehida3-fosfat diubah menjadi 3- fosfogliserol fosfat (reaksi
penyimpananenergi).
I.GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk
disimpan didalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati, oleh hormoninsulin sebagai respon
terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karenakandungan karbohidrat setelah makan
atau teraktivasi pada akhir siklus Cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada lintasan
ini disebut glikogenosis. Definisi lain menyatakan bahwa
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogen adalah disintesis tergantung
pada permintaan untuk glukosa dan ATP(energi). Jika keduanya hadir dalam jumlah yang relatif
tinggi, maka kelebihan insulinmempromosikan konversi glukosa menjadi glikogen untuk
disimpan di hati dan sel-selotot.Dalam sintesis glikogen, satu ATP diperlukan per glukosa
dimasukkan ke dalamstruktur polimer bercabang glikogen. sebenarnya, glukosa-6-fosfat adalah
senyawa lintas jalan. Glukosa-6-fosfat disintesis secara langsung dari glukosa atau
sebagai produk akhirdari glukoneogenesis.
II. GLIKOGENOLISIS
III.GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari non-karbohidrat sumber.Titik awal
glukoneogenesis adalah asam piruvat, meskipun asam oksaloasetat dan fosfatdihidroksiaseton
juga menyediakan titik masuk. Asam laktat, beberapa asam amino dariprotein dan gliserol dari
lemak dapat diubah menjadi glukosa.Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari
senyawa bukankarbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesisberlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis
dapatdibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali
melaluiserangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula
baru).Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal
darikatabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot
dalamkeadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk
glukoneogenesis.Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi
demialasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari
prosesglikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel,
artinyadiperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.glukokinase
1.Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP fosfofruktokinase
2.Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP piruvatkinase.
3.Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATPEnzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvatkinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat
digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel
tersebut, makaproses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap
pertamaglukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim
danorganel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malatsebelum
terbentuk fosfoenolpiruvat.Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi
fosfoenolpiruvat(PEP), jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini
dilakukandalam 4 langkah. Pertama, piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi
membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh
piruvatkarboksilase. Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO2,
padareaksi ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malatoleh
malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkatmengalami
overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan dalam
sitoplasma dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat.Kemudian oksaloasetat sitoplasma
mengalami dekarboksilasi membentuk PEP padareaksi yang tidak memerlukan GTP (guanosin
trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis
oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatasemengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-
fosfat, jadi membalik reaksi yangdikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang
ditemukan pada permulaanmetabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis
dan mengubahglukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas.Dengan penggantian reaksi-reaksi pada
glikolisis yang secara termodinamikaireversibel, glukoneogenesis secara termodinamika
seluruhnya menguntungkan dandiubah dari lintasan yang menghasilkan energi menjadi lintasan
yang memerlukan energi.Dua fosfat berenergi tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi
PEP. ATPtambahan digunakan untuk melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-
bisfosfogliserat. Diperlukan satu NADH pada perubahan 1,3-bisfosfogliserat
menjadigliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul piruvat digunakan pada sintesis satu
glukosa,maka setiap molekul glukosa yang disintesis dalam glukoneogenesis, sel memerlukan
6ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yangsama. Oleh
karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harusberasal dari oksidasi bahan bakar
lain, terutama asam lemak.Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk
glukoneogenesis, tetapi lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang
digunakan sebagai substrat. Inisebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang
paling banyak pada manusiayaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap didegradasi
oleh enzim -oksidasimenjadi asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke
siklus asam sitrat,tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme
asetil KoAtidak mengakibatkan peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia
untuk glukoneogenesis. Bila oksaloasetat dihilangkan dari siklus dan tidak diganti,
kapasitaspembentukan ATP dari sel akan segera membahayakan. Siklus asam sitrat
tidak terganggu selama glukoneogenesis karena oksaloasetat dibentuk dari piruvat melaluireaksi
piruvat karboksilase.Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan
olehkatabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalamidegradasi
menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melaluireaksi piruvat
karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari siklus asam
sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandunganoksaloasetat dan malat mitokondria.
Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalamprotein, hanya leusin dan lisin yang seluruhnya
didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat menyediakan substrat
untuk glukoneogenesis.Pengaturan Glukoneogenesis Hati dapat membuat glukosa melalui
glukoneogenesis dan menggunakan glukosamelalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem
pengaturan yang mencegah agar kedualintasan ini bekerja serentak.Sistem pengaturan juga harus
menjamin bahwa aktivitasmetabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan
glukosa selama puasadan menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan
glikolisisdiatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan
insulindalam sirkulasi.Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi
daricadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal
inimengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karenaasam
amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadarasam amino
terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lainglukoneogenesis.
Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanyamemegang peranan
mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegahpenggunaannya oleh siklus
asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvatkarboksilase dan menghambat
piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwapiruvat akan diubah menjadi
oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak danalanin, jadi menghambat pemecahan
PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-
1,6-bisfosfatase diperantaraioleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat.
Pembentukan danpemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh
fosforilasidan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan
perubahanuntuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak
danberkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik
mengaktifkanfosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa
banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun
peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat
danpenghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.
Sabtu, 20 April 2013
BIOKIMIA_Pengertian dan Proses Glikogenesis dan Glikogenelisis_Semester II
2. Glikogenelisis
Glikogenelisis adalah sintesis glikogen menjadi glukosa (pada hati) dan asam piruvat dan laktat
pada otot. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini digunakan untuk proses fosforolisis rangkaian 1
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang 6.◊lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 1. Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan
unit trisakarida 6 dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1 6
memerlukan kerja enzim enzim pemutus. Hidrolisis ikatan 1 cabang (debranching enzyme) yang
spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim. fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung.
Pengertian dan Proses Heksosa Monofosfat dan Glukogenesis
1. Heksosa Monofosfat
Heksosa monofosfat (HMP) adalah jalur penguraian gula dalam metabolisme. Reaksi ini berguna
untuk membentuk gula pentosa dll, untuk keperluan biosintesis juga untuk mensintesis lipid.
Jalur ini berlansung di sitosol.
Reaksi berlangsung sebagai berikut : lewat gula C5, ribulosa 5-fosfat, yang merupakan prekursor
gula ribosa, deoksiribosa, komponen asam nukleat, asam amino aromatik, enzim yang digunakan
adalah G6PD, Transketolase, Transaldolase, juga ATP, NAD, FAD dan sebagainya. HMP tidak
langsung menghasilkan energi, tetapi terutama membentuk NADPH2. Dan dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
a. oksidatif : menghasilkan NADPH2.
b. nonoksidatif : menghasilkan prekursor- prekursor ribosa.
2. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses biosintesis glukosa yang tidak berasal dari senyawa- senyawa
non-karbohidrat. Pelopor glukoneogenesis termasuklah laktat, asid amino glukogenik dan α-
gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh.
Jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
oLipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk
dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
1. Reaksi Energetika
Reaksi energetika adalah perubahan energi yang terjadi dalam proses atau reaksi. energetika
meliputi hubungan kalor, kerja dan bentuk energi lain, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia
dan dalam perubahan keadaan. Prinsip energetika dalam tubuh dimulai dari pembentukan energi
(Reaksi Ersekgonik) → ATP → pemakaian energi (Reaksi
Endorgenik) → ADP →Pembentukan energi, berulang hingga menjadi sebuah siklus.
. Energi yang digunakan oleh sel-sel tubuh manusia dihasilkan dari hidrolisis ATP sebesar 200-
300 mol setiap harinya. Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang 2000-3000 kali setiap harinya.
ATP tidak dapat disimpan, karena itu, produksinya harus selalu mengikuti penggunaannya.
Reaksi energetika yang berlangsung dalam tubuh kita dapat digambarkan seperti
berikut :
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej sel- sel
mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, danlaktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim
ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :Maltase
Maltosa
2 mol glukosa Sukrase Sakarosa
1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Laktase Laktosa
1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus
dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di
dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau
fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.
3. Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan
sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini
merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus besar.
Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer
lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa,
stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen,
metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam
propionat dan asam butritat.
Pengertian dan Proses Glikogenesis
Home
Biologi
Biologi
Metabolisme
Novi Indriani1
Glikogenesis adalah cara tubuh menyimpan glukosa dalam bentuk polisakarida yang disebut
glikogen. Ini adalah rantai panjang molekul glukosa yang dapat kompak disimpan dalam sel.
Jenis ikatan yang menghubungkan molekul glukosa sangat mudah rusak, sehingga glikogen
dengan cepat dapat dikonversi menjadi glukosa ketika kadar gula darah semakin rendah.
Glikogen kadang-kadang disebut sebagai pati hewan, dan itu adalah cara tubuh menyimpan
karbohidrat. Ini adalah rantai bercabang ribuan unit glukosa. Sementara itu hadir dalam sebagian
besar jaringan, ditemukan dalam konsentrasi terbesar dalam hati dan otot.
Metabolisme oleh hati menyediakan penyangga kadar glukosa darah, memastikan bahwa mereka
tetap stabil. Jumlah glikogen dalam hati sangat bervariasi, tergantung pada seberapa baru orang
tersebut telah makan. Ini terakumulasi ke tingkat tinggi setelah makan, kemudian menurun
karena tubuh mengacu pada itu untuk energi.
Setelah seseorang makan, pankreas memproduksi insulin, yang memberi sinyal pada hati untuk
memulai sintesis glikogen. Proses glikogenesis dimulai dengan enzim glikogen sintase, yang
membuat glikogen. Dibutuhkan molekul glukosa aktif dan menambahkannya ke rantai glikogen.
Enzim ini sangat spesifik. Ini akan membentuk tulang punggung glikogen, tetapi tidak akan
membuat salah satu cabang.
Sebuah percabangan enzim khusus yang diperlukan untuk menambah cabang rantai tumbuh. Hal
ini membutuhkan rantai setidaknya 11 unit glukosa. Kemudian akan membuat hubungan yang
tepat menyebabkan percabangan rantai. Setelah hubungan percabangan telah ditambahkan,
glikogen sintase menambahkan unit glukosa untuk itu. Cabang-cabang menyediakan sejumlah
jalan untuk sintesis atau degradasi, dibandingkan dengan hanya memiliki satu rantai lurus.
Jika tidak ada lagi glikogen dalam sel, ada sebuah senyawa yang dapat bertindak sebagai primer,
sehingga glikogenesis dapat dilanjutkan. Sebuah protein yang disebut glycogenin diperkirakan
berfungsi sebagai primer tersebut. Ini menghubungkan glukosa menjadi bagian dari struktur, dan
glikogen sintase dapat menggunakan glukosa yang sebagai bahan awal untuk membuat sisa
rantai glikogen.
Bagian dari jalur glikogenesis mencakup sintesis glukosa teraktivasi sehingga glikogen sintase
menggunakan untuk memperpanjang rantai. Glukosa dapat bergerak masuk dan keluar dari sel,
tetapi glukosa-6-fosfat tidak bisa. Dengan demikian, glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat.
Senyawa ini kemudian dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian ke unit glukosa
teraktivasi, yang dikenal sebagai UDP-glukosa.
Glikogen sintase ada di dalam bentuk aktif dan tidak aktif, karena itu adalah penting bagi enzim
tidak dapat aktif ketika glikogen sedang terdegradasi. Enzim diatur oleh penambahan atau
penghapusan gugus fosfat, yang dikenal sebagai fosforilasi. Dalam bentuk aktifnya, tidak
memiliki gugus fosfat di atasnya. Ketika gugus fosfat ditambahkan, menjadi tidak aktif. Hal ini
dapat terfosforilasi oleh sejumlah enzim berbeda dan memiliki modus kompleks regulasi.
Salah satu faktor penting dalam glikogenesis adalah bahwa enzim awal yang memecah glikogen
tidak aktif setelah sintesis glikogen telah dimulai. Enzim ini dikenal sebagai glikogen
fosforilase, dan juga memiliki modus kompleks regulasi. Berbeda dengan glikogen sintase, itu
diaktifkan oleh fosforilasi.
Glikogen yang jalur sintesis pada otot memiliki fungsi yang berbeda dari yang di hati. Glukosa
disimpan jauh diperuntukkan untuk digunakan dalam otot sebagai sumber energi. Ini tidak
masuk ke dalam darah, seperti glukosa dari glikogen yang disimpan di hati.