Anda di halaman 1dari 21

PENGENDALIAN PENYAKIT MINOR

BERCAK DAUN
DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Hari Priwiratama, Agus Eko Prasetyo, Agus Susanto

PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT


Jl. Brigjen Katamso No. 51, Medan
HP: 081310236551, email: hari.Priwiratama@gmail.com
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia

Kalimantan
5.658.282 Ha Sulawesi
Maluku Utara
365.882Ha
3.950 Ha

Papua
169.152 Ha

ra
363 Ha
Jawa Maluku
33.362 Ha 14.966 Ha

Luas tutupan 2019: 16.381.959 Ha


Estimated total
Kep. Menteri Pertanian No. 833/KPTS/SR.020/M/12/2019 area of oil palm in Indonesia by 2019
Penyakit kelapa sawit di Indonesia
Busuk pelepah

Busuk pupus
Patah m
Penyakit benih
Crown disease

Karat daun

Antraknosa Busuk batang atas

Busuk tandan
Bercak daun Patah pangkal

Busuk daun
Busuk pangkal batang
Busuk akar
Penyakit Bercak Daun

• Penyakit umum di pembibitan


kelapa sawit
• Dapat terjadi hingga TM
• Kosmopolitan
• Patogen:
- Cercospora elaidis (OPTK A1)
- Cochliobolus carbonus
- Curvularia sp.
- Drechslera halodes
- Pestalotiopsis sp.
Penyakit Bercak Daun Curvularia

• Penyakit umum pembibitan kelapa saw


• Bercak nekrotik dengan pertumbuhan
terbatas
• Dapat mematikan bibit bila tidak ditang
• Mudah menyebar

Doc. Nor Azizah et al. 2015

C. lunata C. eragostidis
Inang alternatif di pembibitan kelapa sawit

a. Digitaria sp., b. Echinochloa colona, c. Eleusine indica, d. Axonopus compressus, e. Ludwigia hyssopifolia, f. Spigelia
anthelmia, g. Commelina diffusa, h. Cyperus iria
Kondisi di lapangan

Penyakit bercak daun seringkali terjadi bersamaan dengan penyakit antraknosa, hawar atau busuk daun
Penyakit Antraknosa

Antraknosa yang disebabkan oleh Glomerella cingulata

Antraknosa yang disebabkan oleh Botrydiplodia palmarum

Antraknosa yang disebabkan oleh Melanconium elaedis


Faktor predisposisi

Terlambat pindah tanam dari PN ke MN


Faktor Predisposisi

Pertumbuhan gulma yang tidak terkendali


Faktor Predisposisi

Drainase yang buruk


Faktor Predisposisi

• Jarak tanam terlalu rapat


(< 90 cm)
• Pemupukan tidak berimbang
(N berlebih)
• Penyiraman berlebih
• Iklim (curah hujan, suhu,
kelembapan, angin)
Pengendalian

Pindah tanam tepat waktu dari PN ke MN


Pengendalian (Preventif)

Penyiangan gulma tepat waktu


Pengendalian

Pemupukan berimbang, tepat dosis, tepat waktu


Pengendalian (Preventif)

Penyiraman tepat waktu dan hindari penanaman yang terlalu rapat


Pengendalian (Kuratif) - PN

• Seleksi dan isolasi bibit


terinfeksi,
• Sanitasi jaringan sakit
(intensitas penyakit ringan
sedang),
• Sanitasi tanaman (intensita
berat)
• Aplikasi fungisida
menyeluruh
Pengendalian (Kuratif) - MN

• Seleksi dan isolasi bibit terserang,


• Sanitasi jaringan sakit (intensitas
penyakit ringan – sedang),
• Sanitasi tanaman (intensitas berat)
• Aplikasi fungisida interval
10-14 hari selama 3-4 bulan
Aplikasi fungisida

• Aplikasi fungisida
• Rotasi bahan aktif
 Azoxistrobin
 Benomil
 Difekonazol
 Heksakonazol
 Klorotalonil
 Propineb
 Tebukonazol
 Tembaga (oksida, sulfat,
oksisulfat)
 Trifloksistrobin
• Interval 7-10 hari

Anda mungkin juga menyukai