Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SENI BUDAYA

BIOGRAFI DAN HASIL KARYA


“RADEN SALEH”

Disusun oleh:
WIDIYO CAHYO ANGGORO

XII MIPA 4
NO:24
SMA NEGERI 1 SAPURAN
TERAKREDITASI A
Jln.Purworejo Km.20 Sapuran Wonosobo 56373
Telp.(0286)61173
Website:http//www sma 1 sapuran.sch.id
E-mail:sma1sapuran@yahoo.co.id
A. Sejarah Raden Saleh
Raden Saleh Syarif Bustaman atau biasa disebut Raden Saleh adalah sosok
lengkap. Raden Saleh merupakan pelukis modern pertama Indonesia, desainer,
sejarawan, ilmuwan, dan antropolog, serta pribadi yang nasionalis dan religious.
Kecerdasan dan keterampilannya yang multitalenta menyatu dengan karakter
manusia Jawa (Indonesia) dan muslim yang taat. Dia menjadi sangat fenomenal di
kalangan bangsa pribumi, pemerintah kolonial Belanda, Eropa, bahkan dunia.
Busana Jawa selalu dikenakannya sebagai bukti bahwa dia sebagai manusia Jawa
tulen yang mampu bersanding dan bersaing dengan bangsa lain. Kalau
Italiamembanggakan Leonardo da Vinci sebagai tokoh multikemampuan dunia
sepanjang masa miliknya, maka Indonesia perlu menasbihkan Raden Saleh untuk
julukan serupa. Pembeda keduanya adalah latar budaya masing-masing. Raden
Saleh adalah manusia Jawa, Indonesia.Raden Saleh lahir di Terboyo, sebuah
wilayah pesisir Semarang, Jawa Tengah, tahun 1807. Dia berayah Sayid Husen
bin Alwi bin Awal dan beribu Mas Ajeng Zarip Husen. Saat masih anak-anak dia
tinggal bersama pamannya, Raden Adipati Surohadimenggolo, Bupati Semarang
saat itu. Keberuntungan lahir di kalangan bangsawan memberinya kesempatan
mengembangkan diri lebih baik dibandingkan anak pribumi seusianya. Fasilitas
dan kesempatan belajar tersedia memadai bagi tumbuh kembang anak yang juga
dianugerahi kecerdasan di atas rata-rata itu.

B. Dari Jawa Menuju Dunia


Sejak usia 10 tahun Raden Saleh dititipkan pamannya kepada seorang
Belanda di Batavia agar ia dapat belajar di suatu Sekolah Rakyat berkualitas. Di
masa sekolah inilah kecemerlangan Raden Saleh mulai terasah. Dia adalah pribadi
pembelajar. Segala bidang ilmu menariknya untuk menggali lebih dalam dan
mengembangkannya. Ilmu hitung, ilmu pasti, ilmu hayat, ilmu bumi, sejarah,
kebudayaan, dan seni menjadi santapan yang menggoda potensi cerdasnya. Satu
hal yang unik dari ketertarikannya pada semua ilmu itu adalah terdapatnya coretan
gambar-gambar naturalis di setiap buku catatan. Minat dan keterampilan
menggambar obyek-obyek naturalis seperti manusia, binatang, tumbuhan, dan
alam benda dalam berbagai variasi menjadikannya sangat istimewa dibandingkan
anak-anak pribumi lainnya. Pada masa Raden Saleh muda, semua “seniman”
pribumi berkarya dengan gaya tradisional yang dekoratif dan mistik atau terkait
ritual tertentu., seperti batik, ukir dan sebagainya. Selain menggambar di kertas,
Raden Saleh juga belajar melukis di kanvas. Kuas, palet, dan cat minyak sebagai
alat modern produk industriindustri di Eropa mulai terbiasa dia gunakan. Raden
Saleh adalah satusatunya orang pribumi yang bersentuhan dengan alat-alat lukis
modern itu. Oleh sebab itu Raden Saleh pada akhirnya dikenal sebagai pelukis
modern Indonesia yang pertama. Kepandaiannya dalam ilmu pengetahuan,
keluwesannya dalam bergaul, dan kehebatannya dalam melukis mengantarkan
Raden Saleh pada pekerjaan di Lembaga Pertanian, Kesenian dan Ilmu
Pengetahuan Hindia Belanda. Kebun Raya Bogor adalah hasil kerja lembaga ini.
Di situ pula dia bertemu dengan AAJ Payen, seorang pelukis dokumenter sewaan
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Payen adalah guru besar di Akademi Seni
Rupa Doornik Belanda. Tugasnya adalah melukis keindahan pemandangan dan
aktivitas budaya Nusantara, serta tokoh-tokoh di Hindia Belanda. Atas jasa AAJ
Payen, Raden Saleh mendapat beasiswa.
Gubernur Jenderal Van der Capellen untuk memperdalam ilmu di beberapa
akademi seni rupa atau pelukis ternama Eropa mulai tahun 1829. Gerbang menuju
seni dunia terbuka untuk Raden Saleh. Masa-masa awal di Eropa dia seolah
disepelekan oleh pelukispelukis Eropa. Suatu saat ada kegiatan melukis bunga

1
secara naturalis di kelas seninya. Setelah jadi semua lukisan dipamerkan di taman.
Dalam pameran itu disepakati bahwa lukisan bunga yang paling banyak
dihinggapi kupu-kupu adalah lukisan yang paling bagus. Logikanya sederhana,
lukisan yang mirip dengan bunga asli akan mengelabuhi pandangan kupu-kupu.
Semua pelukis dan pengunjung mengamati “kompetisi” itu. Akhirnya semua
tercengang dan mengakui bahwa lukisan Raden Saleh adalah pemenangnya. Di
Eropa dia berkesempatan berkeliling ke beberapa negara dan belajar melukis pada
seniman-seniman besar Eropa. Selain Belanda, ia juga menjelajahi Belgia, Jerman,
Perancis, bahkan sampai menyeberang ke bagian utara Afrika. Johan Clausen
Dahl, Caspar David Friedrich, Eugene Delacroix, dan Horace Vernet adalah
beberapa pelukis yang diteladaninya. Aliran romantisme muncul pada sebagian
besar karyakarya Raden Saleh sebagai pengaruh para pelukis itu. Romantisme
adalah lukisan yang menampilkan peristiwa-peristiwa heroik atau dramatis. Kisah-
kisah perburuan di alam liar dan perkelahian antarbinatang mendominasi karakter
lukisnya.

C. Tetap Berkarakter Bangsa Nusantara


Lukisan Raden Saleh yang paling fenomenal adalah “Penangkapan
Pangeran Diponegoro”. Perang Diponegoro (1825-1830) telah menghabiskan
tenaga dan pikiran Belanda. Kas negara Belanda ludes untuk membiayai perang
yang menerapkan strategi ‘benteng stetseel” itu. Sebagian besar pasukan Belanda
ditarik dari berbagai wilayah Nusantara dan dikirim ke Jawa. Di setiap jengkal
wilayah Jawa Belanda membangun benteng untuk melindungi tentaranya serta
mempersempit gerak laskar Diponegoro yang bertaktik perang gerilya. Tapi
semua upaya itu sia-sia. Akhirnya akal licik Belanda digunakan. Pangeran
Diponegoro diajak berunding di Magelang. Di saat itulah Pangeran Diponegoro
ditangkap dan segera diasingkan ke Makassar. Peristiwa penangkapan itu
didokumentasikan oleh pelukis Belanda bernama A Pieneman. Dalam lukisan
karya Pieneman itu digambarkan Pangeran Diponegoro seolah berpidato bahwa
dia sudah tanpa daya dan menyerah pada Belanda. Meski saat terjadi penangkapan
Pangeran Diponegoro dia ada di Belanda, namun berita peristiwa besar itu sampai
juga di telinganya. Raden Saleh “tidak setuju” dengan lukisan Pieneman ini. Pada
tahun 1857 Raden Saleh membuat lukisan “tandingan”. Detail-detail tokoh dan
peristiwanya dia peroleh dari tuturan pengikut Pangeran Diponegoro yang hadir
menyaksikan peristiwa dramatis itu. Dalam lukisannya Pangeran Diponegoro
digambarkan meronta dan melakukan perlawanan ketika dipegangi oleh tentara
Belanda. Jenderal De Cock digambar dengan ekspresi segan dan hormat pada
Sang Pangeran. Para pengikut Sang Pangeran tampak gundah ingin membela.
Pemerintah Hindia Belandatidak suka dengan lukisan Raden Saleh itu dan tidak
mempublikasikannya. Penggambaran dalam lukisan itu dinilai bisa memicu
kemarahan masyarakat Jawa, karena Pangeran Diponegoro yang juga seorang
ulama itu diperlakukan semena-mena oleh Belanda. Sikap Raden Saleh sebagai
pribumi yang mengagumi Pangeran Diponegoro dan mencintai tanah airnya
tersirat dalam lukisan kontroversial itu. Kecerdasan, keluasan pengetahuan,
keterampilan, kesalehan, dannasionalisme benar- benar menyatu pada sosok
Raden Saleh. Dunia mengakui itu. Tanggal 23 April 1880 Raden Saleh tutup usia.
Warisannya tidak hanya ratusan lukisan hebat di luar maupun dalam negeri. Dia
menghibahkan rumah rancangannya sendiri untuk Rumah Sakit Cikini. Gedung
tempat konservasi benda-benda bersejarah dan binatang langka dijadikan Taman
Ismail Marzuki. Sebagian besar benda bersejarah, binatang koleksi, dan tanaman
hasil konservasinya dari seluruh wilayah Nusantara disimpan dan didedikasikan

2
2
untuk dunia ilmu pengetahuan Indonesia. Dialah sosok teladan berkarakter mulia.
Semoga kita mampumenjadi penerusnya.

D. Beberapa Contoh Lukisan Raden Saleh

Gambar 1. A Floof On Java

Gambar 2. Lion and Tiger Fighting

3
1
Gambar 3.
Penangkapan Pangeraan Diponegoro

Gambar 4. Raden Saleh, Arab Attacked by Lion

Gambar 5.
Raden Saleh Berburu Singa
4

Anda mungkin juga menyukai