Handriyotopo MUNCULNYA RENAISANCE DI EROPA • ZAMAN GELAP (MIDLE AGE) – Runtuhnya Cordoba (Kekhalifahan muslim) – Runtuhnya Konstantinopel (romawi) – Pengaruh Gereja Sangat Kuat. • ZAMAN RENAISANCE – Munculnya kesadaran akan kebudayaan dan nilai‐ nilai sosial kemasyarakatan serta pengetahuan. – Muncul di Italia=oleh bangsa Spanyol ZAMAN PERINTISAN • Muncul abad 19 (Belanda masuk Indonesia) • Raden Saleh Syarif Bustaman • Ponakan bupati Terboyo di Semarang. • Bertemu dengan AAJ. Payen Bangsa Belgia. (bekerja di pusat penelitan dan kesenian Belanda di Bogor) • Pergi Ke eropa (Belanda) untuk mengasah bakat melukisnya. • C. Krussman dan A Schelfout, mengasuh dan melatih Raden Saleh selama 10 thn di Nederland (1829‐1839). • Bakatnya luar biasa dan melawat ke Jerman menjadi pelukis potret Istana, mendapat penghargaan oleh raja Saksen Corburg. • 1845 melawat ke Prancis dan Alzajair, diajak oleh Horas Vernet (Pelukis Perancis). • Gaya Lukisanya Realis Naturalistik berjiwa romantisme. • Bakat seni lukis R. Saleh: – Mendapatkan pengetahuan pada jaman Renaisance di eropa selama 20 tahun. – Mendapatkan kematangan melukis potret dan binatang sebagai jiwa seni realistik naturalistik romantisme. • Kembali ke Indonesia 1851. • Menjadi pelukis yang diperhitungkan dan menjadi pelukis bangsawan Belanda maupun istana keraton di jawa. – Mengembangkan lukisan potretnya. – Melukis binatang dan alam semakin baik. – Karya –karyanya menjadi koleksi di museum Rij. Amsterdam dan terbakar di pavilum kolonial. • Raden Saleh wafat pada 23 April 1880 di Bogor. Dia memang tak mempunyai murid atau kawan yang mampu meneruskan bakat melukisnya. Yang tertinggal ada hasil karyanya. Diantaranya yang masih utuh adalah lukisan berjudul : Seorang tua dan Bola Dunia (1835), Berburu Banteng (1851), Bupati Majalengka (1852), Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857), Harimau Minum (1863) dan Perkelahian dengan Singa (1870). R. Saleh Lukisan R. Saleh
Perkelahian dengan Singa
Berburu Banteng Penangkapan P. Diponegoro Badai dalam lautan Harimau Minum Mooi Indie (Jelita/ Hindia Molek) • Pada awal abad ke‐20, muncullah sejumlah nama pelukis Indonesia yang dianggap pelanjut Raden Saleh. Masih sedikit jumlahnya, namun terbatas kemampuannya pada pelukisan keindahan alam. Mereka adalah R Abdullah Suriosubroto (1878‐1914), Wakidi (1889‐1979) dan Raden Mas Pirngadi (1875‐1936). Ketiga pelukis itu lazim disebut masuk dalam mazhab Hindia Molek atau Mooi Indie. • Tiga pelukis itu hidup berjauhan satu sama lain. Abdullah menetap di Bandung(Jawa Barat), Wakidi di Padang (Sumatera Barat) sedangkan Pirngadi menetap diJakarta. Mereka berkarya tanpa pernah saling bertemu satu sama lain dan kemungkinan juga tidak banyak mengetahui karya satu sama lainnya. Hanya saja, tema yang dilukis mirip yaitu berupaya menampilkan keindahan alam Indonesia.
• Mazhab Hindia Molek (1925‐1938) ini tumbuh dan
berkembang hingga menjelang kedatangan bala tentara Jepang. Saat itulah sejumlah pelukis pribumi Indonesia sedang belajar di berbagai sekolah, menempa diri dan mulai berkarya secara pribadi. Alirannya sungguh berbeda dari para pelukis era Hindia Belanda. Hanya saja mereka belum menonjol saat itu, atau sibuk dalam pergerakan nasional. PUSTAKA • Prof Dr. Kusumaadmaja dkk, Perjalanan Seni Rupa Indonesia, Dari jaman prasejarah hingga kini, Penerbit Pameran KIAS, 1990‐1991