Anda di halaman 1dari 19

Kamis, 5 Nopember 2020

SENI RUPA MODERN


Handriyotopo
MUNCULNYA RENAISANCE DI EROPA
• ZAMAN GELAP (MIDLE AGE)
– Runtuhnya Cordoba (Kekhalifahan muslim)
– Runtuhnya Konstantinopel (romawi)
– Pengaruh Gereja Sangat Kuat.
• ZAMAN RENAISANCE
– Munculnya kesadaran akan kebudayaan dan nilai‐
nilai sosial kemasyarakatan serta pengetahuan.
– Muncul di Italia=oleh bangsa Spanyol
ZAMAN PERINTISAN
• Muncul abad 19 (Belanda masuk Indonesia)
• Raden Saleh Syarif Bustaman
• Ponakan bupati Terboyo di Semarang.
• Bertemu dengan AAJ. Payen Bangsa Belgia.
(bekerja di pusat penelitan dan kesenian
Belanda di Bogor)
• Pergi Ke eropa (Belanda) untuk mengasah
bakat melukisnya.
• C. Krussman dan A Schelfout, mengasuh dan
melatih Raden Saleh selama 10 thn di
Nederland (1829‐1839).
• Bakatnya luar biasa dan melawat ke Jerman
menjadi pelukis potret Istana, mendapat
penghargaan oleh raja Saksen Corburg.
• 1845 melawat ke Prancis dan Alzajair, diajak
oleh Horas Vernet (Pelukis Perancis).
• Gaya Lukisanya Realis Naturalistik berjiwa
romantisme.
• Bakat seni lukis R. Saleh:
– Mendapatkan pengetahuan pada jaman
Renaisance di eropa selama 20 tahun.
– Mendapatkan kematangan melukis potret dan
binatang sebagai jiwa seni realistik naturalistik
romantisme.
• Kembali ke Indonesia 1851.
• Menjadi pelukis yang diperhitungkan dan
menjadi pelukis bangsawan Belanda maupun
istana keraton di jawa.
– Mengembangkan lukisan potretnya.
– Melukis binatang dan alam semakin baik.
– Karya –karyanya menjadi koleksi di museum Rij.
Amsterdam dan terbakar di pavilum kolonial.
• Raden Saleh wafat pada 23 April 1880 di Bogor.
Dia memang tak mempunyai murid atau kawan
yang mampu meneruskan bakat melukisnya. Yang
tertinggal ada hasil karyanya. Diantaranya yang
masih utuh adalah lukisan berjudul : Seorang tua
dan Bola Dunia (1835), Berburu Banteng (1851),
Bupati Majalengka (1852), Penangkapan
Pangeran Diponegoro (1857), Harimau Minum
(1863) dan Perkelahian dengan Singa (1870).
R. Saleh
Lukisan R. Saleh

Perkelahian dengan Singa


Berburu Banteng
Penangkapan P. Diponegoro
Badai dalam lautan
Harimau Minum
Mooi Indie
(Jelita/ Hindia Molek)
• Pada awal abad ke‐20, muncullah sejumlah
nama pelukis Indonesia yang dianggap
pelanjut Raden Saleh. Masih sedikit
jumlahnya, namun terbatas kemampuannya
pada pelukisan keindahan alam. Mereka
adalah R Abdullah Suriosubroto (1878‐1914),
Wakidi (1889‐1979) dan Raden Mas Pirngadi
(1875‐1936). Ketiga pelukis itu lazim disebut
masuk dalam mazhab Hindia Molek atau Mooi
Indie.
• Tiga pelukis itu hidup berjauhan satu sama lain. Abdullah
menetap di Bandung(Jawa Barat), Wakidi di Padang
(Sumatera Barat) sedangkan Pirngadi menetap diJakarta.
Mereka berkarya tanpa pernah saling bertemu satu sama
lain dan kemungkinan juga tidak banyak mengetahui karya
satu sama lainnya. Hanya saja, tema yang dilukis mirip yaitu
berupaya menampilkan keindahan alam Indonesia.

• Mazhab Hindia Molek (1925‐1938) ini tumbuh dan


berkembang hingga menjelang kedatangan bala tentara
Jepang. Saat itulah sejumlah pelukis
pribumi Indonesia sedang belajar di berbagai sekolah,
menempa diri dan mulai berkarya secara pribadi. Alirannya
sungguh berbeda dari para pelukis era Hindia Belanda.
Hanya saja mereka belum menonjol saat itu, atau sibuk
dalam pergerakan nasional.
PUSTAKA
• Prof Dr. Kusumaadmaja dkk, Perjalanan Seni
Rupa Indonesia, Dari jaman prasejarah hingga
kini, Penerbit Pameran KIAS, 1990‐1991

• Website: dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai