Resume Buku Bahan Galian Industri Bab Iv Muhammad Iqbal Julian Arrizky 1710115210015
Resume Buku Bahan Galian Industri Bab Iv Muhammad Iqbal Julian Arrizky 1710115210015
NIM: 1710115210015
A. SUBKELOMPOK A
1. Batu gamping
Batu gamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari
Coelenterata, Moluska, dan Protozoa, Foraminifera dan sebagainya, jenis batu
gamping ini sering disebut sebagai batu gamping Koral karena penyusun
utamanya adalah Koral yang merupakan anggota dari Coelenterata. Batu gamping
ini merupakan pertumbuhan/perkembangan koloni Koral, oleh sebab itu
dilapangan tidak menunjukkan pelapisan yang baikdan belum banyak mengalami
pengotoran mineral lain.
Batu gamping klastik, merupakan rombakan jenis batu gamping non klastik
melalui proses erosi oleh air, transpotasi, sortasi, sedimentasi. Oleh karenanya
selama proses tersebut terikut jenis mineral lain yang merupakan pengotor dan
pemberi warna pada batu gamping yang bersangkutan. Akibat adanya proses
sortasi maka seara alamiah akan terbentuk pengelompokan ukuran butir. Dikenal
jenis kalsirudit apabila batu gamping tersebut fragmental, kalkarenit apabila batu
gamping tersebut berukuran lempung. Tingkat pengotoran/kontaminasi oleh
mineral asing berkaitan erat dengan ukuran butirnya. Pada umumnya jenis batuan
gamping ini dilapangan menunjukkan berlapis. Dengan adanya pelapisan dan
struktur sedimen yang lain akan memberi warna dalam beberapa hal.
Secara kimia batu gamping terdiri atas kalsium karbonat (CaCO 3). Di alam tidak
jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi
mengubah batu gamping menjadi batu gamping dolomitan dengan komposisi
kimia CaCO3MgCO3. Selain magnesium batu gamping kerap kali tercampur
dengan lempung, pasir, bahkan jenis mineral lain.
Pada umumnya batuan gamping yang padat dan keras mempunyai berat jenis 2.
Selain yang pejal (masif) dijumpai pula batu gamping yang sarang (porus).
Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi semuanya disebabkan karena jumlah
dan jenis pengotor yang ada.
Dibeberapa daerah berbatu gamping yang tebal lapisannya didapatkan gua atau
sungai bawah tanah yang terjadi berkaitan erat dengan kerjanya airtanah. Air
hujan yang mengandung CO2 dari udara dan CO2 hasil pembusukan zat organik
dipermukaan setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu gamping
yang dilaluinya sepanjang rekahan. Reaksi kimia yang berlangsung adalah:
Ca(HCO3)2 larut dalam air sehingga lambat laun terjadilah rongga dalam bentuk
gua atau sungai bawah tanah.
Ada hubungan yang erat antara batu gamping dan dolomit seperti yang
dikemukakan oleh Pettijohn (1949).
Tempat Diketemukan
Penyebaran batu gamping di alam mudah dikenal pada foto udara yang
menunjukkan rona yang khas berwarna terang. Dalam beberapa hal kenampakan
karst dapat dikenali pada foto udara, pada peta topografi ataupun dilapangan
khususnya pada batu gamping nonklastik.
Tempat diketemukan dengan berbagai kualitas dan jumlah cadangan antara lain
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Derah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Maluku, Irian Jaya. Tidak semua daerah mempuyai hanya ada di kabupaten dan
kecamatan tertentu.
Tempat Penambangan
Teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe
sisi bukit (side hill type). Untuk penambangan skala besar pembongkaran dibantu
dengan system peledak beruntun dibantu perlatan berat antara lain escavator dan
ripper (penggaru), sedang untuk penambanga skala kecil dilakukan dengan alat
sederhana antara lain cangkul, ganco, dan sekop.
Demikian pula CO2 dari udara menyebabkan kapur tohor tidak murni lagi karena
terbentuk kembali Kalsium Karbonat.
Reaksinya sebagai berikut:
Di Indonesia sampai sekarang belum ada standar tentang kapur tohor dan kapur
padam. Di bawah ini susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan di Amerika
Serikat sebagai berikut:
Tabel 5. Susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan di Amerika Serikat
(menurut A.I.M.E dalam industrial Mineral and Rocks/Lime th. 1970)
2. Dolomit
Kebanyakan dolomit didapatkan bersama-sama dengan batu gomping. Dolomit
umumnya terjadi karena proses pelindihan (leaching) atau peresapan unsur
magnesium dari air laut kedalam batu gamping. Proses ini disebut dengan proses
dolomitisasi yaitu proses penggantian Ca oleh unsur Mg. Berdasarkan atas jumlah
mineral/unsur dolomit (Mg CO3) maka dibedakan
Berkaitan dengan hal tersebut di atas karena sumber magnesium berasal dari air
laut sedang batu gamping menjadi dolomit karena proses pelindihan maka
kebanyakan secara stratigrafis dolomit didapatkan dibagian bawah dari satu seri
batu gamping. Di samping itu dolomit dapat diendapkan tersendiri sebagai
evaporit. Dolomit sendiri masif, butiran halus hingga kasar, berwarna abu-abu
putih, kebiruan, kuning, dengan kristal berbentuk hexagonal. Dolomit tidak larut
dalam HCI, kadang dijumpai bersama halit dan gipsum. Kekerasan antara 3,5 – 4
dengan Berat Jenis 2,8 – 2,9.
Tempat Diketemukan
Teknik Penambangan
Bahan bangunan
Penggunaannya tidakjauh berbeda dengan batu gamping
Sebagai kapur tohor
Proses kalsinasi dilakukan seperti pada batu gamping. Apabila sesudah proses
kalsinasi didapatkan kapur tohor dolomitan (CaOMgO) maka bahan ini cukup
baik untuk campuran adukan pasangan bata (mortel) tetapi tidak baik untuk
plaster (lihat uraian pada batu gamping)
Bahan tahan api (refraktori)
Pada tungku pemanas atau tungku pencair (lihat uraian pada batu gamping pada
pembahasan bahan tahan api).
Penggosok
Lihat uraian pada batu gamping pada pembahasan penggosok
Pertanian
Sebagai pupuk sumber unsur Mg dan pengatur PH tanah
Industri kimia
Sebagai bahan baku untuk membuat/mendapatkan logam magnesium.
3. Kalsit
Merupakan mineral kalsium karbonatyang murni. Jenis mineral ini terjadi karena
penghabluran kembali larutan batu gamping akibat pengaruh air tanah/hujan.
Endapan kalsit diketemukan berupa pengisian rongga, tekanan dan kekar,
sehingga jumlahnya tidak banyak karena sifatnya setempat-setempat.
Mempertimbangkan cara terbentuknya dan sifat batu gamping klastik maupun
batu gamping non klastik, kemungkinan dijumpai endapan kalsit sangat besar
didaerah batu gamping non klastik. Kemungkinan akan menjadi bertambah besar
tentang keberadaan endapan kalsit apabila batu gamping non klastik mengalami
proses perlipatan/tektonik sehingga terbentuk rekahan dimana endapan kalsit
berada. Oleh sebab itu pada umumnya didapatkannya kalsit berkelompok
mungkin dapat luas ataupun sempit penyebarannya.
Selain karena proses penghabluran kembali, kalsit Juga dapat terbentuk karena
proses metamorfose kontak atau regional pada batu gamping yang diterobos oleh
batuan beku. Kalsit dapat pula terbentuk akibat proses hidrothermal temperatur
rendah dan berasosiasi dengan senyawa sulfida. Mineral kalsit dengan rumus
kimia CaCO3 dipergunakan sebagai skala kekerasan Mohs berderajat 3, dengan
berat jenis 2,71, sistem kristal heksagonal, mempunyai warna bervariasi, yang
murni tidak berwarna (colorless), putih, coklat, kuning atau kehijauan. Warna
tersebut akibat kontammasi mineral lain misalnya oksida besi (coklat-kemerahan),
mangaan (coklat kehitaman).
Tempat Diketemukan
Kalsit pada umumnya dljumpai berasosiasi dengan batu gamping khususnya pada
batu gamping non-klastik. Kalsit yang bernilai ekonomis didapatkan antara lain
di:
Daerah Istimewa Yogyakarta: Samigaluh Kab. Kulon Progo, Semanu,
Ponjong dan Tepus Kab. Gunung Kidul.
Jawa Timur: Klepu, Beji, Ledok Gelem, Poko Kec. Pringkuku; Talem, Gn.
Tumpuk, Kepil, Kab. Pacitan, Trenggalek, Tanen, Bukit Gubik, Kalidawe,
Denok, Panggung, Wuni, Tulungrejo, Kab. Tulungagung; Bantur Selatan,
Wonogoro, Gedongan, Sumbermanjing wetan, Sendangbiru, Tambakrejo,
Bowotrate, Kab. Malang.
Nusa Tenggara Barat: Desa Sari Kec. Sape, Kab. Bima.
Sulawesi Selatan: Bojong Kab. Jenoponto.
Teknik Penambangan
Seperti telah diuraikan di atas kalsit terdapat berkelompok berasosiasi dengan batu
gamping. Oleh sebab itu kalsit ditambang dengan mempergunakan peralatan
sederhana antara lain gancu, linggis. Demikian sederhananya dan tidak
memerlukan keahlian khusus sehingga dapat dilaksanakan oleh
masyarakat/pertambangan rakyat. Kalsit dapat pula dikumpulkan dari hasil
sampingan penambangan batu gamping.
Keperluan optik
Kristal kalsit yang tidak berwama dipergunakan untuk prisma polarisasi
pada mikroskop
Keperluan industri
Sebagai bahan pemutih dan pengisi (filler), cat, gelas, plastik, karet dan
penetral asam, industri farmasi, pengecoran logam.
Keperluan industri kertas
Dengan bergesemya teknik pembuatan kertas dari asam ke netral atau "alkalin"
maka kedudukan kaolin yang selama ini dipakai sebagai bahan pelapis tergeser
oleh kalsit. Dengan cara ini kertas yang dihasilkan mempunyai daya serap tinta
yanh lebih baik dan tidak memantulkan cahaya.
Pertanian
Serbuk kalsit dapat dipergunakan sebagai fertilizer/pupuk sebagai penetral tanah
asam.
4. Marmer
Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorfose kontak atau
regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu jenis dari marmer sangat
tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat
warna pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor
antara lain grafit memberi warna hitam-coklat, pyrit, ilmenit memberi warna
coklat-kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jumlah sedikit mineral
lain yaitu dolomit, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid, piroksen,
tremolit, wolastonite, visuvianite, forsterite, olivin, talk, brucit, serpentin dan
periklas. Disamping itu tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi
berawal dari zeolite facies hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan
petrografi. Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu
marmer ordinario untuk bangunan dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer
apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal
dengan istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya marmer diklasifikasi sebagai
berikut:
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola
tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu retakan
rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan
kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut pada permukaan
marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan
berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak tahan terhadap
asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer seyogyanya
terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
Tempat Diketemukan
Bahan bangunan
Setelah block marmer diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk yang
diinginkan dan dipoles dalam bentuk tegel, baik untuk dinding ataupun
lantai.
Industri rumah tangga
Sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan ataupun meja. Pecahan
dari marmer dimanfaatkan untuk tegel campuran semen.
5. Oniks
Tempat diketemukan
Untuk hiasan/ornament
Dibentuk sebagai asbak,vas, lampu duduk/ganutng atau bentukan dekorasi
lainnya.
6. fosfat
Apaptit : Ca5(PO4)3(FCe)
Hydroxyapatit : Ca5(PO4)3OH
Oxyapatit :Ca10(PO4)3(CO3)
Tempat diketemukan
Teknik penambangan
Pengembangan fosfat pada umumnya dilakukan dengan cara sederhana. Hal ini
terpaksa dilakukan karena cadangan endapan fosfat relatif sedikit. Untuk
cadangan endapan fosfat yang cukup besar, penambangan dilakukan semi
mekanis seperti C.V. Tridharma di Jawa barat, CV Fackindo Di Jawa Timur Dan
C.V Masyarakat dan PT.Tri Ubaya Paksi Di Jawa Timur.
Pertanian
Dipergunakan sebagai pupuk pupuk buatan TSP dan DSP maupun pupuk alam
untuk tanah yang asam.
Industry
Dimanfaatkan dalam industri untuk pembuatan deterjen asam fosfat dan industri
kimia lainnya.
7. Rijang
Rijang SiO2 terbentuk dari proses replacement terhadap batu gamping oleh silika
organik atau anorganik. Rijang berbutir sangat halus (crypto crystalline)
umumnya berwarna kemerah-merahan (merah hati), kadang-kadang berwarna
kehijauan atau kehitaman, nilai kekerasan 7.
Tempat diketemukan
Teknik penambangan
Rijang kebanyakan dapatkan sebagai endapan aluvial, dengan demikian
penambangan dilakukan dengan cara sederhana. karena jumlahnya sedikit
kebanyakan pencarian dilakukan oleh rakyat.
Rijang termasuk sebagai bahan batuan setengah permata. oleh sebab itu
kebanyakan dibentuk sebagai hiasan ornamen. Pengelolahan diawali dengan
rencana penggunaannya. oleh sebab itu dengan gerinda dan gergaji bongkahan
rijang dibentuk sesuai dengan keinginan, kemudian dipoles sehingga mengkilap.
Dengan berbagai desain olesan rijang siap untuk dipasarkan. Membentuk batu
setengah permata untuk perhiasan dilakukan dengan jiwa seni. di daerah Wonogiri
terdapat unit bina industri batu mulia (UBIBAM) Sri giri sejati Wonogiri sebuah
anak perusahaan binaan dari perusahaan negara pusri Palembang yang mendidik,
melatih dan membina para calon pengrajin batu mulia.
8. Gipsum
gypsum dengan rumus caso4 2 H2O mempunyai kekerasan 2 dan dipakai sebagai
salah satu standar kekerasan mosh. Di lapangan gips didapatkan dalam bentuk
lembaran pipih kristalin, serabut di daerah batu gamping, batu gamping dan
fumarole. Konsep utama terbentuknya gips adalah terdapat ca+2 dan so4-2, yang
tersebut terakhir dapat berasal dari belerang s atau pirit FF 2. Adanya kondisi
reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan misal pada batu lempung
akan menghasilkan gipsum yang berlembar pipih. Adanya fumarol dari daerah
batuan yang bersifat karbonatan akan menghasilkan gips kristal. Demikian pula
adanya pirit fes2. Disamping itu gypsum berbentuk akibat hidrotermal yang
berdekatan dengan batuan karbonat akan menghasilkan gips kristal seperti
didapatkan di daerah Ponorogo titik secara teoritis gipsum mempunyai komposisi
CaO 32,6%, so3 46% n dan H2O 20,9%. Di pasaran dikenal:
Gelas Maria = selenit : lembaran gips Dengan ukuran cukup besar dan
tembus pandang
Gips serat atau dikenal pula sebagai gips sutra
Alabaster, jenis gips yang berbutir halus
Batu gip;berbutir halus sekali dan kompak.
Tempat diketemukan
Seperti diuraikan di atas gips didapatkan dalam berbagai bentuk kristal. Tempat
didapatkannya gips antara lain:
Teknik penambangan
Gips yang diperoleh dari tempat penambangan dibersihkan dari kotoran kemudian
dicuci dengan air lalu dikeringkan. Apabila diinginkan akan dibuat tepung gips,
harus dirubah dahulu gips caso4 2 H2O menjadi anhidrit caso4 dengan cara
dimasukkan dalam tungku pemanas. Keluarkan gips yang masih dalam bentuk
kristal dari oven. Gips yang telah berubah menjadi anhidrit siap untuk dibuat
serbuk.
Di alam gypsum merupakan mineral hidro kalsium sulfat caso4 2 H2O. Sifat fisik
mineral antara lain: berwarna putih, kuning, abu-abu, merah jingga atau hitam,
bila tidak murni: lunak, pejal kekerasan antara 1,5-2, b. D: 2,35 dan mempunyai
kilap sutera. Kelarutan dalam air adalah 2,1 gram per liter pada suhu 40 derajat
Celcius. 2 1, 8 gram per liter pada 0 derajat Celcius dan 1, 9 gram per liter pada
suhu 70 derajat 90 derajat Celcius. kelarutan bertambah dengan penambahan HCI
atau hno3. pada umumnya gypsum mempunyai komposisi CO2; 32,6%. so3
46,5% dan H2O 20, 9%.
Selain diproduksi oleh alam, gypsum dihasilkan juga dengan memproses air laut
dan air kawah yang banyak mengandung sulfat dengan menambahkan unsur
kalsium pada nya . sebagai produk sampingan pembuatan asam fosfat, asam sulfat
dan asam nitrat. Produk ini disebut gypsum sintetis.
Sebagian besar dari gypsum 98% dipakai oleh industri semen. Sisanya
dimanfaatkan dan untuk industri keramik dan lain-lain.
B. SUBKELOMPOK B
Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya. Yang
termasuk dalam jenis ini adalah:
1. Bentonit
Bentonit adalah jenis lempung yang 80% lebih terdiri dari mineral monmorilonite.
Bersifat lunak kekerasan 1 pada skala mohs, berat jenis antara 1,7-2,7 mudah
pecah ah, terasa berlemak, mempunyai sifat mengembang apabila kena air,
menurut knight, 1896 nama lain dari bentonit adalah sop clay, Taylorit, bleaching
clay, fullerss earth, konfololensit, saponit, smegmatit .sifat bentonit antara lain:
o Bila laju aliran lebih cepat dibanding dengan pelarutan yang terjadi
maka akan terbentuk gipsit
o bila laju aliran makin rendah dibanding dengan pelarutan yang
terjadi maka akan terbentuk kaolinit.
o bila laju aliran hampir terhenti, suatu reaksi yang lambat akan
terjadi antara kation dengan Al(OH)3 dan silika membentuk
monmorilonit.
Proses hidrotermal, Pada alterasi hidrotermal yang sangat lemah, mineral-
mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit
cenderung membentuk klorit. Pada alterasi lemah, kehadiran unsur-unsur
logam alkali dan alkali tanah kecuali kalium, mineral mika,
ferromagnesium dan feldspar plagioklas umumnya akan membentuk
Monmorilonite. Terjadinya pada terutama disebabkan oleh adanya
magnesium. Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupun
mika primer yang terbentuk karena alterasi hidrotermal sering ditemukan
zona-zona yang terbentuk lingkaran dengan susunan dari dalam ke luar
adalah:
o Yang terdalam serisit
o Kemudian kaolinit,
o disusul montlmorilonit dan terakhir klorit
bentonit di ponza italia terbentuk oleh alterasi dari abu gunungapi
Proses transformasi/detrivikasi, proses transformasi/detrivikasi dari
abugunung api yang sempurna.
Gelas alam (natural glass) yang dikandung abu gunung api lambat laun akan
mengalami detrivikasi seperti pada endapan piroklastik di Laut Tengah dekat G.
Vesuvius dan Sisilia. Monmorilonit dijumpai pula pada endapan resen disekitar
kepulauan Azores yang bersifat vulkanis dan diduga tidak ada sangkut pautnya
sama sekali dengan endapan-endapan yang dibawa dari daratan.
Menurut Millot (1970) monmorilonit dapat terbentuk tidak saja dari tufa tetapi
merupakan endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang sangat silikaan.
Mineral-mineral yang terbentuk secara sedi- mentasi dan tidak berasosiasi dengan
tufa adalah attapulgit, sepeolit dan monmorilonit, terbentuk dalam cekungan
sedimen yang bersifat basa dimana karbonat, silika pipih, fosfat laut dan
sebagainya terbentuk. Pertu ditekankan disini bahwa pada lingkungan ini banyak
mengandung larutan silika yang dalam beberapa hal dapat mengen- dap sebagai
flint, kristobalit (dan monmorilonit) atau bersenyawa dengan alumunium dan
magnesium.
Jenis ini mengembang kurang lebih 8 kali bila dicelupkan dalam air
Kalsium-Magnesium bentonit
Jenis ini mengembang 1,5 kali bila dicelupkan alam air. Jenis Ca-Mg bentonit
secara teknik dapat dijadikan Na-bentonit.
Tempat Diketemukan
Jawa Barat: Jasinga Kab. Bogor; Nanggung Kab. Bogor; Bojong Manik,
Kab. Lebak; Cilayang makam Jepang Kab. Lebak; Leuwidamar Kab.
Lebak; Pangkalan, Sukanagara Kab. Cianjur; G. Walang, Warung Bitung,
Kab. Cianjur; Léngkong Kab. Sukabumi; Kawalu Kab. Tasikmalaya,
Manonjaya Kab. Tasikmalaya; Karangnunggal Kab. Tasikmalaya; Tomo
Kab. Sumedang Situraja Kab Sumedang: Desa Kamal, Tanjung Kerta
Kab. Sumedang: Hasian, Tanjungkerta, Kab. Sumedang: Desa Wanasari,
Kec. Buahdua, Kab. Sumedang, Subang. Kab. Subang.
Teknik Penambangan
Bentonit merupakan bahan galian yang lunak, oleh sebab itu teknik penambangan
dengan sistem kuari dan dapat mempergunakan peralatan sederhana.
Bentonit dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan di angkut kepabrik
untuk diolah melalui tahapan; penghancuran, pema nasan, penggilingan dan
pengayakan. Proses selanjutnya disesuaikan dengan penggunaannya. Pengolahan
lanjut meningkatkankatkan mutu bentonit antara lain dengan proses pengaktifan.
Proses pengaktifan
Pengaktifan bertujuan untuk melarutkan unsur pengganggu seperti: Ca, Al, Mg,
Fe, Na, K, dil. Dengan memakai media pengaktif H2SO4 (5%) dan HCI (5%) pada
suhu 100"C dalam selang waktu 2-4 jam. Hasil proses ini bentonit dipakai untuk
menjernihkan minyak kelapa.
Proses pengubahan ion
Kation yang bervalensi tinggi atau yang berukuran kecil pada umumnya akan
menggantikan kation yang bervalensi rendah atau yang benukuran besar. Atas
dasar ini maka kation H+ jauh lebih kuat menggantikann kation K+ seperti terlihat
sebagai berikut:
Kation Ca+2 pada bentonit dapat pula didesak oleh Na+1 apabila konsentrasi Na+1
cukup tinggi.
Produk CaCO3, yang terbentuk selalu dikeluarkan dari sistem. Oleh karenanya
reaksi akan berlangsung kekanan.
Na-bentonit
Pada contoh basah seberat 22,5 gram bentonit dalam 350 liter air :
Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit=
Al2Si2;O25(OH)4, yang bentuk kristalnya tidak sempurna (40- 60%), ilit (18-33%),
kuarsa (7-22%) dan mineral lain yang hengandung karbon (1-4%). Apabila sifat-
sifat fisik ball clay tersebut lebih rendah dari standart maka lempung tersebut
disebut bond clay.
Ball clay dan bond clay umumnya bersifat sangat plastis karena andiri dari
partikel sangat halus, mempunyai daya ikat dan daya alir yang sangat baik. Ball
clay dan bond clay terbentuk sebagai akibat sedimentasi dalam lingkungan
lakustrin atau delta, berasosiasi dengan endapan pasir, lanau dan lignit/batubara.
Oleh sebab itu didapatkan setempat-setempat baik dalam bentuk lensa atau nodul
dan berwama gelap. Pengujian terhadap bahan galian di lapangan dapat dilakukan
yaitu dengan menambahkan air sedikit, kemudian di'plintir" dengan tangan
sehingga bentuknya seperti silinder. Bentukan tersebut kemu- dian dibengkokan
perlahan-lahan sehingga terbentuk melengkung Apabila pada bagian lengkungan
terjadi retakan-retakan terbuka lebar maka menunjukkan mutu bahan galian
tersebut relatif kurang plastis sehingga dikatakan jelek. Apabila dengan perlakuan
yang sama tidak terjadi retakan-retakan maka bahan galian tersebut mempunyai
sifat plastisitas tinggi sehingga katakan baik.
Tempat Diketemukan
Sumatera Barat: Ombilin, terdiri dari mineral disordered kaolinit, ilit,
kuarsa dan fekdspar, cocok untuk keramik Low Refractory, Salido: S.
Beningin Sinjung., Sawahlunto Kab. Sawahlunto;
Jawa Timur: Tengger Kulon, Bancar, Tuban; Kp. Trikil - Krajan, Ds.
Gondosari, Kec. Punung. Kab. Pacitan; Kp. Jatigunung. Ds. Jatigunung
Kec. Tulakan, Kab. Pacitan; Kp. Kedungdowo, Ds. Wonogondo, Kec.
Wonogondo/Kebonatung Kab. Pacitan, Kp. Donorojo, Ds. Donorojo Kec.
Punung Kab. Pacitan; Kp. Nglebo, Ds. Wonokerto Kec. Karangan Kab.
Trenggalek: Sekitar Wates, Kec. Wates, Kab. Blitar: Ds. Tunggu, Nyengir
Kec. Mantup Kab.Lamongan.
Teknik Penambangan
Ball clay dan bond clay merupakan bahan galian yang lunak dapat dijumpai dekat
permukaan atau agak dalam dari permukaan. Apabila terdapat didekat
permmikaan cara penambangan dilakukan dengan sistem kuari, dan apabila jauh
dari permukaan sistem penam- bangan dengan gophering atau membuat sumuran
dapat dilakukan. Peralatan yang dipergunakan cukup sederhana walaupun
demikian apabila dikehendaki dapat dilakukan dengan alat mekanis.
Komposisi utama dari ball clay dan bond clay adalah kaolinit AL 4Si4O10(OH)8
yang bersifat liat dan tahan panas dan menghisap cairan. Pemanfaatan antara lain :
Ball clay dan bond clay yang berasal dari daerah penambangan tercampur dengan
mineral/bahan organik pengotor. Oleh karenanya terlebih dahulu bahan galian ini
dibersihkan dari kotoran dengan hand sorting terutama mineral yang berwarna
(pada umumnya Oksida besi). Kemudian dilanjutkan dengan proses floatationn
untuk memisahkan butiran yang lebih kasar atau dari pengotor zat organik,
sesudah terlebih dahulu dilakukan proses grinding. Dalam proses floatation
diperlukan air dalam jumlah banyak dan ini dapat dilakukan dengan sistem
pengendapan dan sirkulasi.
3. Fire clay
Merupakan bahan galian yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya
tidak sempurna (melorit = disordered kaolinit), ilite, kuarsa dan mineral lempung
lainnya, bersifat plastis, dilapangan tidak menunjukan perlapisan. Jenis lempung
ini tahan terhadap suhu tinggi (lebih dari 1600 C) tanpa terjadi pembentukan masa
gelas. Secara megaskopis sulit membedakan antara fire clay dan ball clay. Hal ini
dapat diketahui dengan metoda AAS dimana kaolinit merupakan komposisi
utama. Berbeda dengan ball clay dan bond clay, fire clay terbentuk akibat proses
sortasi dan sedimentasi yang telah lanjut sehingga didalamnya tidak
memperlihatkan adanya perlapisan, diendapkan pada lingkungan lakustrin
ataupun delta yang umumnya mengandung batubara.
Tempat Diketemukan
Teknik Penambangan
Fire clay merupakan bahan galian yang lunak. Oleh sebab itu penambangan
dilakukan dengan sistem kuari dengan alat sederhana. Sistem penambangan
gophering tidak dianjurkan, tetapi apabila karena kondisi geologi terpaksa harus
dilaksanakan dengan teknik penambangan yang aman.
Fire clay dari hasil penambangan dibersihkan dari kotoran terutama dari
kontaminan pengganggu yang umumnya merupakan oksida besi yang berwarna
coklat. Kemudian dilakukan proses pemisahan ukuran butir dengan cara diaduk
dengan air lalu diendapkan pada bak pengendapan. Endapan yang berada dibagian
atas diambil dan siap dimanfaatkan untuk pembuatan bata tahan api.
4. Zeolit
Zeolit merupakan senyawa alumino silikat hidrat terhidrasi dari logam alkali dan
alkali tanah (terutama Ca dan Na), dengan rumus umur Lm Alx Sig O 2nH20 (L =
logam). Sifat umum dari zeolit adalah merupakan kristal yang agak lunak, berat
jenis 2-2,4, warna putih coklat atau kebiru-biruan. Kristalnya berwujud dalam
struktur tiga dimensi yang tak terbatas dan mempunyai rongga-rongga yang
berhubungan dengan yang lain membentuk saluran kesegala arah dengan ukuran
saluran tergantung dari garis tengah logam alkali atau alkali tanah yang terdapat
pada strukturnya. Dialam saluran tersebut akan terisi oleh air yang disebut sebagai
air kristal. Air kristal ini mudah dilepas dengan melakukan pemanasan, mudah
melakukan pertukaran ion-ion dari logam alkali atau alkali tanah dengan ion-ion
elemen lain. Cara dan lingkungan terbentuknya zeolit sangat berva- riasi. William
(1992) didalam bukunya Natural Zeolities, zeolit dike- lompokkan menjadi 3
yaitu:
Perihal zeolit buatan, peneliti mencoba meniru proses hidrother- mal pada mineral
zeolit yang terjadi dialam. Zeolit buatan direkayasa dari gel alumino silikat jenis
gel tersebut dibuat dari lanutan-larutan natrium aluminat, natrium silikat dan
natrium hidroksida.
Tempat Diketemukan
Teknik Penambangan
Tahap preparasi:
Proses aktipasi
Proses ini dilakukan dengan pemanasan dan atau dengan pereaksi zat yang
dipergunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan H2SO4. Bagan alir pengolahan
mincral zcolit secara stumatis ditunjulkan Gambar 4.
● Bidang pertanian
Pemanfaatan tepung zeolit (sebelum aktipasi) dan jenis klinoptilolit padaa tanah
pertanian dapat meningkatkan pertunbuhan dan hasil tanaman. Hal ini sebagai
akibat kemampuan zeolit i terhadap kapasitas penyimpan (adsorpsi) dan
penyimpanan (retensi) ammonium dan kalium, Dengan adanya penambahan zeolit
pada tanah maka proses nitrifikasi dapat lebih ditingkatkan. Percobaan pemberian
zeolit dan kapur serta dengan pemupukan N.P dan K telah dicoba pada tanah
podsolik merah kuning. Hasilnya dapat meningkatkan hisil tanaman kedelai dan
jagung.
● Bidang perikanan
Zeolit dalam bentuk serbuk (sebelum aktipasi) dipakai sebagai
penyerap/pengontrol amonium yang biasa dikeluarkan oleh ikan atau akibat
pembusukan sisa makanan. Apabila hal ini tidak dikontrol jumlah amonium yang
terkumpul akan meracuni ikan tersebut. Dengan penambahan zeolit, pada luasan
ruang yang samua jumlah ikan yang dapat dipelihara dapat lebih banyak.
● Bidang peternakan
Di bidang petemnakan, zeolit dimanfaatkan sehagai bahan penambah Babi,
domba, sapi dan binatang makanan temnak seperti unggas.pemamah biak lainnya.
Zeolit akan menambah cepat pertumbuhan dan menambah berat badan temmak
yang benangkutan. Sebuah penelitian menunjukan penanbahan 5% klinoptilolit
terhadap makanan babi menambah berat antara 25 - 29% dibandingkan dengan
makanan normal.
● Bidang lingkungan
Dalam bidang lingkungan zeolit dapat dimanfaatkan untuk: sebagai bahan
penghilang bau sebagai penangkap ion Ca+² (dalam air) sebagai penyerap gas N2,
O2 dan CO2, setelah melalui pengaktipan pemanasan dapat dimanfaatkan untuk
pengolahan limbah radioaktif (Sr85). dipergunakan sebagai bahan penukar untuk
menangkap/mengisolasi logam besi dan mangaan yang terdapat dalam air, karena
kcberadaan logam besi dan mangaan dalam air sangat merugikan penggunaannya
baik untuk keperluan rumnah tangga/industri sesudah diaktipasi dengan NaoH
zeolit dapet dimanfaatkan untuk menyerap logam berat sencirti Pb.Cu dan Mn.
juga bh dapat untuk menyerap NH4. NO4 dan COD dengan damikian Cukup
bagus untuk pengelohan air buangan. Jika diaktipkan dengan NaOH dan H 2SO4
dapat dipergunakan untuk pengelolaan air sungai guna mendapatkan air bersih.
Bidang industry
5. Diatomea
Disebut pula sebagai tanah diatomea (diatomeus earth) atau kloseguhr. Diatomea
sebenamya adalah sejenis ganggang, bersifatcplankton, dimana jaringan
batangnya terdiri dari SiO? Koloni diatomea akan berkembang baik apabila
ditempat itu terdapat batuan piroklasik/yang cukup banyak mengandung SiO 2.
Diatomea mempunyai berat jenis rendah ( 土 0,45) oleh sebab itu agar diatomea
yang mati dapat membentuk endapan maka pengaruh arus air harus kecil.
Sifat diatomea yang lain adalah berat jenis rendah (0,45), daya serap air 25-45%,
warna putih-coklat tergantung kontaminasinya, kemampuan daya hantar listrik
atau panas rendah,dilapangan memberikan kenampakan seperti lembaran tipis dan
mudah dipisahkan.
Tempat Diketemukan
Sumatera Utara : P. Samosir, Tapanuli dengan kandungan (SiO 2;84,0-
92,5%, Al2O3: 5,7-13,8%, CaO: 0,2-0,6%: K 2O: 0,7-1,2%, Na2O: 0,4-
0,8%: H2O: 1,1%C;. Fe2O3: 1,03%), Balige, Siborong borong
Jawa Barat: Cicurug, Bogor, Darma,Kuningan, (dengan kandungan SiO2;
45,70-85,23%, Al2O3: 34,20-4,86%,Fe2O3: 6,20-1-4%, TiO: 1,20-0,21%,
P2O5: 0,07-0,01%, H2O: 12,18-4,86%, bahan organik: 6,67-11,30%);
Cianjur Selatan, Cineam, Tasikmalaya, Nanggung, Bogor, Kec: Pagelaran,
Cianjur.
Jawa Tengah: Mendawa: Kec. Bumiayu: Brebes; Desa Pingit;
Tumenggung, Sangiran, Solo; Sumberlawang, Solo; Wadaslintang,
Wonosobo, Wonosegoro, Boyolali.
Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta
(dalam bentuk tuf kaca yang dapat sebagai pengganti diatomea dengan
komposisi Si02: 55,20%; Na20: 1,73%; A1,03: 16,80%; K20: 1,10%;
Fe203: 3,30%; CaO: 4,55%; H20: 5,27%; MgO: 1,38%),
Teknik Penambangan
Diatomea merupakan bahan galian yang lunak, pada umumnya didapatkan dekat
permukaan. Oleh karenanya sister penambangan dilaksanakan dengan sistern
kuari, mempergunakan peralatan sederhana.
Bahan bangunan
Diatomea dicarnpur dengan bahan perekat, kernudian dicetak tekan dapat
dimanfaatkan sebagai bats ringan ataupun wallboard. Bata cetak tekan dengan
diberi pori-pori dapat dimanfaatkan sebagai diriding peredarn.
Bahan isolator/ Peredam panas
Karena. sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea dengan bahan
perekat tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan
ukruran. Salah satu penggunaannya untuk isolator pipa gas cairan yang
rnenghasilkan panas.
Penyaring filter
Adanya yang tak larut dalam atau minyak, diatomea dirnanfaatkan sebagai
penyaring air/minyak kelapa.
Bahan pemutih
Dicampur dengan bahan perekat. diatornea dimanfaatkan sebagai bahan pernutih pada.
kertas, cat ternbok ataupun plarnerifiller.
Bahan keramik
Diatomea sebagai salah satu sumber silika sebagai pencampur bahan Keramik,
disamping itu dimanfaatkan juga sebagai isolator padaindustri
elektronik,katalisator dalam lahoratorium kimia.
Bahan penggosok logam
Kandungan Si02 yang tinggi nenyebabkan diatomea dapat dipergunakan
sebagai bahan penggosok logam.
6. Yudium
Tempat Diketemukan
Sumatera.: Conong, Langsa. Aceh; Kesarnbah, Rejang; Gemura,
Ngabang;
Jawa Barat: Tegalwaru, Karawang (per 1000 gram air 71 mgr):
Ciraos Karawang, Cibarusa Bekasi (3,4 mgr); Pondok Gedeh, Bogor
(17,0 mgr); Palirnanan, Cirebon (31,0 mgr);
Jawa Tengah: Penasinan, Pernalang (13,0 mgr); Sogonerto,
Weleri, Kendal; Selokaton, Kendal; (57,0mgr), Gebangan;
Selokaton, Kendal (68,0mgr) Kendal; Selokaton, Kenda; (57,0 rngr);
Gebangan, Selokatun, Kendal (68,0 mgr);
Jawa Tengah: Kroya, Banyumas (23,0 nigr);131edug„ Purwodadi;
Jawa Timur: Desa Citre, Lamongan (33,0 mgr); Karanganyar.
Sidoarjo (117,0 mgr); PulungLm Sidoarjo (131,0 mgr); Bulu G.
Kendeng (140,0mgr); Kedung Wat, G. Kendeng (147,0 mgr);
Genukwatu. G. Kendeng (103,0 ring-r); Minid, Tuban-, Watudakon,
Majokerta (112,0 - 182,0 n-igr).
Di Jawa Timur ada 3 antiklin yang potensial mengandung garam
beryadium yaitu antildin utara melalui Lidah-Guyangan-Kedungwarn:
antiklin tengah yang melalui Watudakon-Sekarputih dan antildin
selatan. Pulon yang juga mengandung yodiurn diduga berhubungan
dengan keadaan tersebut.
Kalimantan Bwat: Sepauk, Sintang (74,0 mgr)
Teknik Penambangan
Yodium yang mempunyai nilai ekonomis diperoleh dengan pengeboran. Yodium saat
ini hanya diusahakan oleh pabrik yodium dan eter PT. Kimia Farma Watudakon,
Mojokerto yang merupakan
Sebagai bahan obat-obatan: emulsi fotografi, film, kertas dan sebagai reagen
7. Mangan
Teknik Penambangan
Bijih Mangan (Mn) 95% dimanfaatkan untuk industri baja. Kegunaan lain
adalah untuk industri kimia, batere kering. korek api, gelas, cat, bahan celup,
pupuk dan lain-lain.
Khusus Mangan untuk pembuatan batere kering persyaratan yang harus
dipenuhi adalah seperti diuraikan pada Tabel 7 (Industrial Minerals, Juli 1985).
Di Amerika dikenal 3 jenis bijih Mangan grade batere yakni: Grade A (militer),
grade A (komersial) dan grade B (komersial)
Mangan dioksida buatan adalah mangan dioksida yang diha- silkan oleh proses
kimia dan fisika. Dalam industri batere kering dikenal 3 jenis mangan dioksida
buatan yaitu:
Mangan dioksida buatan kebanyakan digunakan dalam batere kering terutama dari
jenii batere manganis alkali, premium atau heavy duty dan sebagai campuran
dengan bijih alam untuk batere Lechlanche biasa. Pencampuran ini dimaksudkan
untuk meningkatkan tegangan jepit dan waktu tegangan
8. Feldspar
Feldspar sering juga didapatkan dalam bentuk endapan yang terjadi karena proses
diagenesa dari endapan piroklastik halus yang bersifat asam (riolitik) dan
terendapkan dalam lingkungan lakustrin yang umumnya berada dalam cekungan
Tersier.
Tempat Diketemukan
Teknik Penambangan
Mutu feldspar ditentukan oleh oksida kimia seperti K 2O dan Na2O. Kalau
kandungan oksida tersebut relatif tinggi (>6%), bahan tersebut digolongkan jenis
feldspar. Selain itu ditentukan pula oleh oksida pengotor yang terdapat dalam
bahan baku feldspar seperti industri keramik, gelas, dan kaca lembaran.
Industri Keramik
Spesifikasi feldspar untuk keramik (SII. No. 1145, 1984)
Jenis Industri
Oksidasi
Porselen % Saniter % Gerabah Halus Padat %
K2O + Na2O 6 – 15 6 – 15 6-15
Fe2O3 0,5 0,7 0,8
TiO2 0,3 0,7 -
Cao 0,5 0,5 1,0
Industri Gelas
Spesifikasi feldspar untuk industri gelas :
SiO2 (%) : 68,00 – 69,99
Al2O3 (%) : > 17
K2O2 Na2 (%) : >11
Fe2O3(%) : 0,1 – 0,2
Ukuran Butir + 16 Mesh (maks) : nol
+ 20 Mesh (maks) : 1%
- 100 Mesh (maks) : 25%