Anda di halaman 1dari 9

Peran Guru dalam Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2004 --- Suwarno

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN IMPLEMENTASI


KURIKULUM 2004

Oleh: Suwarno
(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Abstract
Teacher is important factor that may affect success of 2004 curriculum
implementation. Based on implementation of 2004 curriculum, teacher
quality can be examined from two aspects. From process aspect, a teacher
is categorized success if he or she is able to actively involve most of his or
her students in learning process. From result aspect, a teacher is
categorized success if learning process can alter most of student’s attitude.
It is necessary for teacher to understand that all students are endowed
with high curiosity. They have potency to fulfill their curiosity, therefore
the main teacher duty is how to create and maintain a comfortable
learning atmosphere in order to stimulate student curiosity, and hence
occur motivation and spirit to learn.
Keywords: Curriculum, Teaching-Learning Process

A. Pendahuluan Indonesia ternyata berada di peringkat


Dunia pendidikan dewasa ini 12 dari 12 negara Asia Tenggara. Lebih
mendapat sorotan tajam dari dari 174 negara yang diteliti oleh Bank
masyarakat. Mereka memandang Dunia, kualitas manusia Indonesia
pendidikan kurang berhasil, pernyataan menempati peringkat 109 jauh di bawah
di atas memang sulit dijawab namun negara Asia Tenggara lainnya seperti :
faktanya tidak bisa dielakan. Hasil survei Singapura (peringkat 24), Malaysia (61),
sejumlah lembaga internasional maupun Thailand (76) dan Philipina (77) (Tempo,
nasional merujuk pada satu kesimpulan, 2 Mei 2002, h 86)
bahwa mutu pendidikan di Indonesia Pernyataan di atas mendorong kita
terpuruk dan jauh tertinggal untuk lebih mawas diri. Bagaimanapun
dibandingkan dengan negara lain. Hasil juga, kekurangberhasilan itu tidak
riset The Political and Economic Risk terlepas dari peran dan tanggung jawab
Consultation (PERC) yang bermarkas di kita sebagai tenaga kependidikan,
Hongkong pada tahun 2001, khususnya guru. Hal ini dibenarkan oleh
menunjukkan kualitas pendidikan di rektor UNY. Menurut Suyanto, rendahnya

65
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

kualitas pendidikan disebabkan oleh guru dalam menyukseskan kurikulum


rendahnya dana pendidikan dan 2004.
rendahnya kualitas guru (Tempo, 2 Mei
2002 h.86). B. Konsep Dasar Kurikulum 2004
Namun demikian kita tidak boleh Dalam rangka mempersiapkan lulusan
langsung memvonis guru sebagai pendidikan memasuki era globalisasi
penyebab rendahnya kualitas pendidikan. yang penuh tantangan dan
Keberhasilan suatu pendidikan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan
pengajaran tidak hanya tergantung pada yang dirancang berdasarkan kebutuhan
guru semata, tetapi terdapat banyak nyata di lapangan. Untuk kepentingan
komponen-komponen yang ikut serta tersebut pemerintah memprogramkan
mempengaruhi keberhasilan suatu berlakunya kurikulum 2004 yang
pembelajaran. Komponen-komponen biasa dikenal dengan Kurikulum Berbasis
tersebut adalah : tujuan pembelajaran, Kompetensi (KBK) atau (Competency
bahan pembelajaran, kondisi siswa dan Based Curriculum). Kurikulum ini dipakai
kegiatan belajar, kondisi guru dan sebagai acuan dan pedoman bagi
kegiatan pembelajarannya, alat dan pelaksanaan pendidikan untuk
sumber belajar yang digunakan, alat dan mengembangkan berbagai ranah
teknik pelaksanaan penilaian (Sardiman, pendidikan (pengetahuan, keterampilan,
2002). dan sikap) dalam seluruh jenjang dan
Komponen- komponen tersebut jalur pendidikan, khususnya pada jalur
berhubungan satu sama lain dan masing- pendidikan sekolah.
masing memberikan kontribusi bagi Sebelum membahas tentang
keberhasilan pembelajaran sesuai kurikulum 2004 dengan pendekatan
dengan fungsinya. Untuk menyikapi berbasis kompetensi, terlebih dahulu
kondisi pendidikan di negara kita, sudah akan dibicarakan tentang kompetensi.
banyak kebijakan-kebijakan yang Kompetensi merupakan perpaduan dari
diberlakukan pemerintah, yang tujuannya pengetahuan, keterampilan, nilai dan
adalah untuk mendongkrak mutu sikap yang direfleksikan dalam
pendidikan kita. Salah satu di antaranya kebiasaan berpikir dan bertindak. Mc
adalah diberlakukan kurikulum 2004 Ashan dalam Mulyasa ( 2002 )
dengan pendekatan berbasis kompetensi. mengemukakan bahwa kompetensi ‘… is
Untuk itu dalam artikel ini secara a knowledge, skills, and abilities or
berturut-turut akan dibahas tentang capabilities that a person achieves, which
konsep dasar kurikulum 2004, become part of his or her being to the
pengembangan kurikulum 2004, exent he or she can satisfactorily perform
implementasi kurikulum 2004 dan peran particular cognitive, affective and

66
Peran Guru dalam Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2004 --- Suwarno

psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, standar performansi tertentu, sehingga


kompetensi diartikan sebagai hasilnya dapat dirasakan oleh peserta
pengetahuan keterampilan dan didik, berupa penguasaan terhadap
kemampuan yang dikuasai oleh seperangkat kompetensi tertentu. KBK
seseorang yang telah menjadi bagian diarahkan untuk mengembangkan
dari dirinya, sehingga dia dapat pengetahuan, pemahaman, kemampuan,
melakukan perilaku-perilaku kognitif, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar
afektif dan psikomotorik dengan sebaik- dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
baiknya. Sejalan dengan itu, Finch dan kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan
Crunkilton dalam Mulyasa (2002) dengan penuh tanggung jawab.
mengartikan kompetensi sebagai Selanjutnya bagaimanakah
penguasaan terhadap suatu tugas, karakteristik kurikulum 2004? Depdiknas
keterampilan, sikap dan apresiasi, yang (2002) mengemukakan bahwa kurikulum
diperlukan untuk menunjang berbasis kompetensi memiliki
keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
bahwa kompetensi mencakup tugas, 1. Menekankan pada ketercapaian
keterampilan, sikap dan apresiasi yang kompetensi siswa baik secara
harus dimiliki oleh peserta didik untuk individual maupun klasikal.
dapat melaksanakan tugas-tugas 2. Berorientasi pada hasil belajar
pembelajaran sesuai dengan pekerjaan (learning outcomes) dan
tertentu. Dengan demikian terdapat keberagaman.
hubungan antara tugas-tugas yang 3. Penilaian dalam pembelajaran
dipelajari peserta didik di sekolah menggunakan pendekatan dan
dengan kemampuan yang diperlukan metode yang bervariasi.
oleh dunia kerja. Untuk itu kurikulum 4. Sumber belajar bukanlah guru, tetapi
menuntut kerjasama yang baik antara juga sumber belajar lainnya yang
pendidikan dengan dunia kerja, memenuhi unsur edukatif.
terutama dalam mengidentifikasi dan 5. Penilaian menekankan pada proses
menganalisis kompetensi yang perlu dan hasil belajar dalam upaya
diajarkan kepada peserta didik di penguasaan atau pencapaian suatu
sekolah. kompetensi.
Berdasarkan pengertian kompetensi di Lebih lanjut, dari berbagai sumber
atas, kurikulum berbasis kompetensi sedikitnya dapat diidentifikasi ada enam
dapat diartikan sebagai suatu konsep karakteristik kurikulum berbasis
kurikulum yang menekankan pada kompetensi yaitu :
pengembangan kemampuan melakukan 1. Sistem belajar dengan modul.
(kompetensi) tugas-tugas dengan

67
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

2. Menggunakan keseluruhan dengan 3. Kurikulum berbasis kompetensi


sumber belajar. adalah pengembangan kurikulum
3. Pengalaman lapangan. yang bertitik tolak dari kompetensi
4. Strategi individual personal. yang diharapkan dimiliki siswa
5. Kemudahan belajar. setelah menyelesaikan pendidikan.
6. Belajar tuntas (Mulyasa, 2003). 4. Pengembangan kurikulum
Selanjutnya perbedaan kurikulum berdiversifikasi yang memungkinkan
2004 dengan kurikulum sebelumnya setiap daerah atau sekolah
yaitu kurikulum 1994 dapat dilihat pada mengembangkan atau menyusun
Tabel 1. silabus sendiri berdasarkan
Dengan mempertimbangkan kondisi kompetensi dasar yang telah
dan tantangan serta peluang pada awal ditentukan pusat. Dengan demikian
abad ke-21 dan berlandasakan pada kurikulum akan lebih relevan dengan
peraturan perundang-undangan yang kondisi dan kepentingan masing -
berlaku dan guna meningkatkan mutu masing daerah sehingga dapat
dan relevansi pendidikan nasional sesuai memberdayakan stakeholder di
dengan kondisi dan kepentingan daerah daerah.
yang beragam, maka beberapa 5. Pengembanggan kurikulum yang
pendekatan dalam pengembangan utuh dan menyeluruh (holistik) yang
Kurikulum 2004 meliputi: mencakup pembentukan karakter,
1. Pengembangan kurikulum 2004 penguasaan keterampilan hidup dan
diorientasikan pada pencapaian hasil akademik, hidup sehat dan
dan dampaknya (outcome oriented) mengapresiasikan seni baik melalui
yang dirumuskan dalam bentuk kegiatan intra maupun ekstra
kompetensi. kurikuler,
2. Pengembangan kurikulum berbasis 6. Untuk menjamin bahwa kompetensi
pada kompetensi dasar yang dasar yang ditentukan telah dapat
berfungsi sebagai “national platform” dicapai maka perlu diterapkan prinsip
yang memungkinkan daerah dan ketuntasan belajar (mastery
peserta didik diseluruh tanah air learning) dalam kegiatan
yang beragam potensi, kemampuan pembelajaran dengan menggunakan
dan minat belajarnya mendapatkan keragaman cara penilaian (S. Karim,
kesempatan yang sama untuk 2002).
mengakses pendidikan lanjutan atau
dunia kerja dimanapun di tanah air.

68
Peran Guru dalam Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2004 --- Suwarno

Tabel 1. Perbedaan Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2004

No Kurikulum 1994 Kurikulum 2004


1 Menggunakan pendekatan penguasaan ilmu Menggunakan pendekatan kompetensi yang
pengetahuan, yang menekankan pada isi atau menekankan pada pemahaman, kemampuan
materi, berupa pengetahuan, pemahaman, atau kompetensi tertentu di sekolah, yang
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di
diambil dari ilmu pengetahuan. masyarakat.
2 Standar akademis yang diterapkan secara Standar kompetensi yang memperhatikan
seragam bagi setiap peserta didik perbedaan individu baik kemampuan,
kecepatan belajar, maupun konteks sosial
budaya.
3 Berbasis konten , sehingga peserta didik Berbasis kompetensi, sehingga peserta didik
dipandang sebagai kertas putih yang perlu berada dalam proses perkembangan yang
ditulisi dengan sejumlah ilmu pengetahuan berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian,
(transfer of knowledge) sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi
bawaan sesuai dengan kesempatan belajar
yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
4 Pengembangan kurikulum dilakukan secara Pengembangan kurikulum dilakukan secara
sentralisasi, sehingga Depdiknas memonopoli desentralisasi, sehingga pemerintah dan
pengembangan ide dan konsepsi kurikulum masyarakat bersama-sama menentukan
standar pendidikan yang dituangkan dalam
kurikulum
5 Materi yang dikembangkan dan diajarkan di Sekolah memberikan keleluasaan untuk
sekolah sering kali tidak sesuai dengan potensi menyusun dan mengembangkan silabus mata
sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta pelajaran sehingga dapat mengakomodasi
didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan
sekolah peserta didik, serta kebutuhan masyarakat
sekitar sekolah.
6 Guru merupakan kurikulum yang menentukan Guru sebagai fasilitator yang bertugas
segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas mengondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar peserta didik
7 Pengetahuan, keterampilan dan sikap Pengetahuan, keterampilan dan sikap
dikembangkan melalui latihan, seperti latihan dikembangkan berdasarkan pemahaman yang
mengerjakan soal akan membentuk kompetensi individual.
8 Pembelajaran cenderung hanya dilakukan di Pembelajaran yang dilakukan mendorong
dalam kelas, atau dibatasi oleh empat dinding terjalinnya kerja sama antara sekolah,
kelas. masyarakat, dan dunia kerja dalam
membentuk kompetensi peserta didik
9 Evaluasi nasional yang tidak dapat menyentuh Evaluasi berbasis kelas, yang menekankan
aspek-aspek kepribadian peserta didik pada proses dan hasil belajar

Selanjutnya dalam pengembangan prosedur (1) merumuskan kompetensi


kurikulum 2004 ini dilakukan dengan tamatan, (2) penentuan susunan mata

69
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

pelajaran dan perkiraan alokasi waktu, mengembangkan kurikulum sesuai


(3) penentuan standar kompetensi dan dengan standar kompetensi dan potensi
kemampuan dasar untuk setiap mata peserta didik. Dengan kata lain berhasil
pelajaran, (4) identifikasi dan penentuan tidaknya pelaksanaan kurikulum 2004
materi pembelajaran, (5) identifikasi dan sangat tergantung pada unjuk kerja
penentuan pengalaman belajar, (6) gurunya. Hal ini seperti apa yang
penentuan indikator pencapaian hasil diharapkan oleh Nana Syaodih dalam
belajar. Mulyasa 2003 sebagai berikut : … betapa
Sesuai dengan kondisi negara, pun bagusnya suatu kurikulum, tetapi
kebutuhan masyarakat dan berbagai hasilnya sangat tergantung pada apa
perkembangan serta perubahan yang yang dilakukan oleh guru dan juga murid
sedang berlangsung dewasa ini, maka dalam kelas. Dengan demikian guru
dalam pengembangan kurikulum 2004 memegang peranan penting dalam
dengan pendekatan berbasis kompetensi penyusunan maupun pelaksanaan
perlu memperhatikan prinsip-prinsip kurikulum.
sebagai berikut: (1) keimanan, nilai, dan Dalam kurikulum 2004 dengan
budi pekerti luhur; (2) penguatan pendekatan berbasis kompetensi, guru
integritas nasional, (3) keseimbangan mengajar supaya siswa memahami yang
etika, logika, estetika, dan kinestetika; diajarkan dan mampu memanfaatkannya
(4) kesamaan memperoleh kesempatan, dengan menerapkan pemahamnnya
(5) abad pengetahuan dan teknologi untuk pemecahan masalah sehari-hari.
informasi, (6) pengembangan Tujuan mengajar bukan hanya sekedar
ketrampilan hidup, (7) belajar sepanjang mengingat fakta untuk persediaan
hayat, (8) berpusat pada anak dengan jawaban tes sewaktu ujian. Kegiatan
penilaian yang berkelanjutan dan pembelajaran diharapkan mampu
komprehensif; pendekatan menyeluruh memperluas wawasan pengetahuan,
dan kemitraan (Depdikbud, 2002). meningkatkan keterampilan, dan
menumbuhkan sejumlah sikap positif
C. Peran Guru dalam yang direfleksikan siswa melalui cara
Menyukseskan Kurikulum 2004 berpikir dan cara bertindak/ berperilaku
Berhasil tidaknya implementasi sebagai dampak hasil belajarnya. Oleh
kurikulum pada akhirnya bergantung karena itu, cara guru mengajar perlu
pada aktivitas dan kreativitas guru dalam diubah. Guru perlu menyediakan
menjabarkan dan merealisasikan beragam kegiatan pembelajaran yang
kurikulum tersebut. Dalam implementasi berimplikasi pada beragamnya
kurikulum 2004, guru diberi kebebasan pengalaman belajar supaya siswa
yang lebih leluasa untuk mampu mengembangkan kompetensi

70
Peran Guru dalam Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2004 --- Suwarno

setelah menerapkan pemahamannya/ seluruh pekerjaan siswa dan memberi


pengetahuannya. Untuk keperluan itu, komentar yang membangun, (4)
strategi belajar aktif (Active Learning) membuat tugas dan latihan untuk
melalui multi ragam metode sangat kelompok, (5) memberi kesempatan
sesuai untuk digunakan ketika akan khusus pada peserta didik yang memiliki
menerapkan kurikulum 2004. kemampuan yang berbeda (Mulyasa,
Kurikulum 2004 dikembangkan 2003).
berdasarkan psikologi behavioristik Dalam kurikulum 2004 peran guru
sangat menekankan dan memperhatikan lebih ditekankan sebagai fasilitator bukan
perbedaan dan karakteristik peserta sebagai sumber informasi utama. Dalam
didik. Agar implementasi kurikulum 2004 era globalisasi ini, penyebaran informasi
berhasil memperhatikan perbedaan berlangsung demikian cepat dan merasuk
individual, maka guru perlu ke semua aspek kehidupan. Sumber-
melaksanakan hal-hal berikut ini: (1) sumber informasi yang dapat diakses
penggunaan metode ceramah bukan dapat diperoleh dari buku, majalah, surat
sebagai metode pokok, (2) memberikan kabar, ensiklopedia, seminar, lokakarya,
tugas yang berbeda bagi setiap siswa, kaset, video, televisi, radio, dan internet.
(3) menggunakan prosedur yang Suka atau tidak suka, hal ini berimbas
bervariasi dalam membuat penilaian dan juga ke dunia pendidikan. Kemudahan
laporan, (4) memahami bahwa siswa dalam mengakses informasi tersebut
tidak berkembang dalam kecepatan yang menjadikan peran guru sebagai satu-
sama, (5) mengusahakan agar situasi satunya sumber informasi bagi siswa kini
belajar memungkinkan setiap anak telah berubah. Suatu perubahan yang
bekerja dengan kemampuannya masing- menuntut kebebasan hati guru untuk
masing, (6) mengusahakan dan bisa menerima hal ini. Peran guru saat ini
melibatkan siswa dalam berbagai telah bergeser, dari seorang pengajar
kegiatan (Mulyasa, 2003). yang dipandang sebagai satu satunya
Guru yang berhasil melaksanakan sumber informasi, menjadi seorang
pembelajaran dengan memperhatikan fasilitator bagi proses pembelajaran.
perbedaan individual siswa, biasanya Dewasa ini apabila seorang guru tidak
memahami mereka melalui kegiatan mengikuti perkembangan zaman, maka
sebagai berikut: (1) mengamati siswa ia akan ketinggalan informasi.
dalam berbagai situasi baik di kelas Seharusnya di dalam kelas, guru lebih
maupun di luar kelas, (2) menyediakan berperan sebagai pemicu awal terjadinya
waktu untuk mengadakan pertemuan proses diskusi/belajar.
dengan siswanya, baik sebelum, selama Sangat salah apabila guru berasumsi
maupun setelah sekolah, (3) mencatat bahwa murid adalah suatu wadah yang

71
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

kosong dan harus diisi dengan ilmu. atau saling memperkaya (Adi W.
Sebelum proses belajar dimulai, guru Gunawan, 2003).
harus mencari tahu apa saja yang telah Dalam kaitannya dengan motivasi,
diketahui oleh murid berkenaan dengan guru harus mampu membangkitkan
materi pelajaran yang akan didiskusikan. motivasi belajar peserta didik. Peranan
Selanjutnya guru tinggal mengisi guru sebagai motivator ini penting
pelajaran dengan materi yang belum artinya dalam rangka meningkatkan
diketahui oleh muridnya. Jika hal ini semangat dan antusias dalam kegiatan
dilakukan, maka proses belajar mengajar belajar siswa. Guru harus dapat
akan berlangsung dengan sangat cepat memberikan dorongan kepada siswa
dan efisien. Murid juga akan merasa dalam bentuk reinforcement untuk
dihargai. mendinamisasikan potensi siswa,
Proses belajar mengajar seharusnya menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan
berlangsung dua arah. Selama ini hanya daya cipta (kreativitas) siswa. Hal ini
guru yang berbicara dan murid yang akan menimbulkan dinamika di dalam
harus mendengar. Alangkah indahnya proses belajar mengajar. Dalam
bila proses belajar mengajar dilakukan semboyan pendidikan di Perguruan
dengan banyak melakukan diskusi. Taman Siswa sudah lama kita mengenal
Dalam diskusi ini guru dapat dengan istilah “ing madya mangun
mengundang murid untuk karsa“. Peranan guru di sini sebagai
menyampaikan informasi yang relevan motivator sangat penting dalam interaksi
dengan materi pembahasan, meskipun belajar mengajar. Hal ini menyangkut
materi itu tidak terdapat di buku teks. esensi pekerjaan guru sebagai pendidik
Materi ini dapat ditemukan dari berbagai yang membutuhkan kemahiran sosial,
sumber, misalnya dari internet. Di sini menyangkut performance dalam arti
guru tidak perlu merasa malu bahwa personalisasi dan sosialisasi diri
informasi yang dimiliki oleh si murid (Sardiman, 2001).
ternyata lebih up to date. Jika guru mau
berbesar hati, maka akan terjadi proses D. Penutup.
belajar yang saling mendukung antara Dalam akhir tulisan ini perlu
guru dan siswa., yang kita kenal dengan ditegaskan bahwa, dalam Kurikulum
istilah cross-training atau pelatihan Berbasis Kompetensi, guru bukan
silang. Hal ini akan menyebabkan banyak sekedar sebagai sumber informasi
informasi baru yang dapat dipelajari utama, melainkan lebih berperan sebagai
dalam waktu singkat. Siswa dan guru fasilitator. Guru bertugas mengondisikan
akan menjalani suatu proses enriching lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar bagi peserta didik. Di

72
Peran Guru dalam Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2004 --- Suwarno

samping itu hal yang perlu dipahami oleh menyenangkan, agar dapat
guru untuk mengefektifkan implementasi membangkitkan rasa ingin tahu bagi
Kurikulum 2004 adalah bagaimana peserta didik, sehingga tumbuh minat
mengondisikan lingkungan belajar yang dan motivasinya untuk belajar.

Daftar Pustaka

Adi W Gunawan. 2003. Born to be a Genius. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sardiman AM. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Tempo, 2002. Edisi 2 Mei 2002 h. 86.

73

Anda mungkin juga menyukai