Anda di halaman 1dari 57

Pembuatan Sistem Lampu Jalan Otomatis Berbasis Arduino Uno

(HARDWARE)

PROYEK AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada
Program Studi Diploma III Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Padang

Oleh:

SARI RAMADHANI
NIM : 17064068/2017

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat, mengharuskan manusia

sebagai objek utama dalam perkembangan teknologi itu harus juga

bergerak maju. Banyak teknologi yang diciptakan semata - mata bertujuan

untuk meringankan dan membantu aktivitas manusia.

Untuk dapat mengenali sebuah objek visual, manusia

membutuhkan sebuah penerangan yang memengaruhi penglihatan manusia

terutama penerangan lampu jalan pada malam hari. Oleh karena itu

diperlukan lampu sebagai sumber penerangan untuk dapat menunjang

aktifitas visual manusia saat berada di luar ruangan. Tanpa adanya

pencahayaan yang baik mengakibatkan aktivitas diluar ruangan apalagi

saat berkendara akan terganggu dikarenakan minimnya penglihatan.

Sebaliknya, cahaya yang terlalu terang juga dapat menyebabkan kerusakan

pada mata sehingga berpengaruh buruk pada fungsi penglihatan.

Dengan perkembangan teknologi sekarang mendorong manusia

untuk berfikir efesien dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Salah

satu yang berkembang adalah teknologi di bidang otomatisasi lampu.

Teknologi yang di butuhkan merupakan sebuah sistem dimana dapat

menyalakan dan memadamkan lampu secara otomatis tanpa harus

melakukan secara konvensional. Kebanyakan yang terjadi pada

penerangan lampu jalan ketika hari mulai terang tetapi lampu penerangan

2
jalan masih belum di padamkan sehingga mengakibatkan terjadinya

pemakaian energi listrik yang boros dan tidak efesien.

Pemborosan dalam pemakaian energi listrik ini nampaknya telah

menjadi kebiasaan. Dalam pemakaian penerangan lampu jalan yang tetap

hidup meski tidak diperlukan menjadi salah satu contoh kebiasaan

tersebut. Padahal porsi penggunaan listrik pada penerangan jalan relatif

besar. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat, salah

satu solusinya adalah menerapkan sistem otomatis. Jika cahaya yang

berasal dari lampu apabila di arahkan ke sebuah sensor cahaya dapat di

manfaatkan dalam sistem otomatis penyalaan lampu.

Dimana dalam hal ini lampu akan hidup secara otomatis tergantung

dari intensitas cahaya yang didapat atau di deteksi. Dikatakan penerang

lampu jalan otomatis karena intensitas lampu penerangan jalan dapat

diatur dari masukkan sensor cahaya dan sensor gerak sehingga

penghematan energi listrik dapat dilakukan di karenakan intensitas cahaya

pada lampu akan disesuaikan dengan kondisi lalu lintas jalan. Dengan

menggunakan sensor tersebut dapat menghemat pemakaian energi listrik

pada lampu penerangan jalan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka

penulis ingin mengangkat judul “Pembuatan Sistem Lampu Jalan

Otomatis Berbasis Arduino Uno”

3
I. 2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perlunya pokok pembatasan

pokok bahasan untuk menghindari pembahasan yang meluas dalam tugas

akhir ini diantaranya yaitu :

1. Pembahasan tentang Arduino Uno hanya sebatas yang berkaitan

dengan perancangan ini.

2. Pembahasan mengenai komponen pendukung yang meliputi : Led

HPL, Sensor LDR, Sensor PIR, Modul LCD I2C, dan komponen

pendukung lainnya hanya sebatas teori umum yang berkaitan dengan

perancangan lampu jalan otomatis.

3. Lalu lintas jalan yang digunakan berupa miniatur (akrilik) yang di

rancang sedemikian rupa sehingga menyerupai jalan aspal sepanjang

±60cm.

4. Sumber tegangan yang digunakan dari Baterai Lithium Ion jenis

18650.

I. 3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan alat ini adalah :

1. Untuk mengotomatisasi pengoperasian kerja lampu penerangan jalan.

2. Untuk melakukan optimalisasi penggunaan energi listrik.

3. Penggunaan LED pada lampu diharapkan dapat lebih efesien dan

hemat dalam penggunaan energi listrik.

4
4. Dalam bidang kelistrikan dapat digunakan sebagai alat kendali yang

berjalan secara otomatis.

I. 4. Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan tugas akhir ini, yaitu penggunaan

lampu penerangan jalan secara otomatis ini dapat menghemat pemakaian

energi listrik dan dapat digunakan secara efesien.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

II. 1. Lampu Penerangan Jalan

Lampu penerangan jalan pertama kali diterapkan pada tahun 1884

di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan – jalan

seluruh pelosok Rumania. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan akan

lampu penerangan jalan telah ada sejak dahulu kala. Lampu penerangan

jalan ini bermanfaat untuk meningkatkan jarak pandang ketika berkendara

pada malam hari. Seiring dengan meningkatnya peradaban manusia, maka

kebutuhan akan lampu penerangan jalan pun semakin meningkat. Hal ini

berarti pertambahan yang besar pula bagi kebutuhan listrik. Saat isu

mengenai krisis mencuat, lampu penerangan jalan muncul sebagai salah

satu objek yang dapat di hemat penggunaan listriknya. Salah satunya yaitu

cara penggunaan listrik pada lampu penerangan jalan itu sendiri.

6
Gambar 2. 1. Lampu Penerangan Jalan
(www.nusabali.com)
II. 2. Mikrokontroler Arduino

II. 2. 1. Pengertian Arduino

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-

source, diturunkan dari wiring platform, dirancang untuk memudahkan

penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki

prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman

sendiri.

Arduino juga merupakan platform handware terbuka yang

ditunjukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa peralatan

elektronik interaktif berdasarkan hadware dan software yang fleksibel dan

mudah digunakan. Mikrokontroler di program menggunakan bahasa

pemrograman arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa

pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat

mengunduh skema handware arduino dan membangunya.

7
II. 2. 2. Sejarah Singkat Arduino

Semuanya berawal dari sebuah thesis yang dibuat oleh Hernando

Barragan, di Institute Ivrea, Italia pada tahun 2005, dikembangkan oleh

Massimo Banzi dan David Cuartielles dan diberi nama Arduin of Ivrea.

Lalu diganti nama menjadi Arduino yang dalam bahasa Italia berarti teman

yang berani.

Tujuan awal dibuat Arduino adalah untuk membuat perangkat

mudah dan murah, dan perangkat yang ada saat itu. Dan perangkat tersebut

ditujukan untuk para siswa yang akan membuat perangkat desain dan

interaksi.

Saat ini tim pengembangnya adalah Massimo Banzi, David

Cuartielles, Tom Igoe, Gianluca Martino, David Mellis, dan Nicholas

Zambetti. Mereka mengupayakan 4 hal dalam Arduino ini, yaitu :

1. Harga terjangkau.

2. Dapat dijalankan diberbagai sistem operasi, Windows, Linux, Max,

dan sebagainya.

3. Sederhana, dengan bahasa pemrograman yang mudah bisa dipelajari

orang awam, bukan untuk orang teknik saja.

4. Open source, hadware, maupun software.

Sifat Arduino yang open source, membuat Arduinoberkembang

sangat cepat. Sampai saat ini pihak resmi, sudah membuat berbagai jenis-

jenis Arduino. Mulai dari yang paling mudah dicari dan paling banyak

digunakan, yaitu Arduino Uno.

8
II. 2. 3. Arduino Uno

Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler

Atmega328. IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6

output untuk PWM), 6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz,

koneksi USB, soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Hal inilah

yang dibutuhkan untuk mensupport mikrokontrol secara mudah terhubung

dengan kabel power USB atau kabel power supply adaptor AC ke DC atau

juga battery.

Gambar 2. 2. Arduino Uno Atmega328


(www.labelektronika.com)

Bahasa “UNO” berasal dari Italia yang berarti SATU, ditandai

dengan peluncuran pertama Arduino 1.0 , Uno pada versi 1.0 sebagai

referensi untuk arduino selanjutnya, seri Uno versi terbaru dilengkapi

USB.

9
Tabel 2. 1. Spesifikasi Arduino Uno Atmega328
(Pratiwi ade,2018)

II. 2. 3. 1. Power

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power

supply. Powernya diselek secara otomatis. Power supply dapat

menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan

dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board

arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 – 20

volt. Jika supply kurang dari 7V , kadangkala pin 5V akan menyuplai

kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan

lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan

menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7

sampai 12 volt.

10
Penjelasan dari pin power adalah sebagai berikut :

a. Vin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan

dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan

yang diregulasikan) pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini,

atau jika tegangan supply menggunkan power jack, aksesnya

menggunakan pin ini.

b. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller

dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan

regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V

lainya.

c. 3V3

Supply 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus

maximumnya adalah 50mA.

d. Pin Ground

Berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.

III.2. 3. 2. Memori

Atmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode,

juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. Atmega328 memiliki 2 KB

untuk SRAM dan 1 KB untuk EPROM.

11
II. 2. 3. 3. Input & Ouput

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input

atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan

digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat

menghasilkan atau menerima maximmum 40mA dan memiliki internal

pull-up resistor (disconnected oleh default) 20 – 50KΩ. Beberapa pin

memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Serial

0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang

koresponding dari USB ke TTL chip serial.

b. Interput eksternal

2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap

pada low value, rising atau filling edge, atau perubahan nilai.

c. PWM

3,5,6,9,10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM dengan fungsi

analogWrite().

d. SPI

10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport

komunikasi SPI, yang mana masih mendukung handware, yang tidak

termasuk pada bahasa arduino.

12
e. LED

13. ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin

bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

II. 2. 3. 4. Komunikasi

Uno Arduino memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi

dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroller lain. Atmega328 ini

menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin

digital 0 (RX) dan 1 (TX). Firmware Arduino menggunakan USB driver

standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan. Namun,

pada Windows file ini diperlukan. Perangkat lunak arduino termasuk

monitor serial yang memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke

board arduino. RX dan TX LED di board akan berkedip ketika data sedang

dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer.

III.2. 3. 5. Proteksi Arus Lebih USB

Arduino uno mempunyai sebuah sekring reset yang memproteksi port

USB komputer dari hubungan pendek dan arus lebih. Walaupun sebagian

besar komputer menyediakan proteksi internal sendiri, sekring

menyediakan sebuah proteksi tambahan. Jika lebih 500mA diterima di port

13
USB, sekring secara otomatis akan memutus koneksi sampai hubungan

pendek atau kelebihan beban hilang.

II. 2. 3. 6. Karakteristik Fisik

Panjang dan lebar maksimum dari PCB Arduino UNO masing-

masingnya adalah 2.7 an 2.1 inci, dengan konektor USB dan power jack

yang memperluas dimensinya. Empat lubang sekrup memungkinkan board

untuk dipasangkan ke sebuah permukaan atau kotak. Sebagai catatan,

bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 160 mil (0.16”), bukan

sebuah kelipatan genap dari jarak 100 mil dari pin lainnya.

II.2. 3. 7. Konfigurasi Pin Arduino

Gambar 2. 3. Konfigurasi Pin Arduino


(Pratiwi ade,2018)

14
II. 3. Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

II. 3. 1. Pengertian Sensor LDR

Sensor cahaya atau sensor LDR (light dependent resistor) adalah

salah satu jenis resitor yang dapat mengalami perubahan resistansinya

apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai

hambatan pada sensor LDR(light dependent resistor) tergantung pada

besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering

disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap

cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu bahan

semikonduktor yang resistansinya berubah – rubah menurut banyaknya

cahaya (sinar) yang mengenainya. Resisntasi LDR pada tempat yang gelap

biasanya mencapai sekitar 10MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai

resistansi yang turun menjadi sekitar 150Ω.

Gambar 2. 4. Sensor LDR


(www.elektronika-dasar.web.id)

15
II. 3. 2. Prinsip Kerja LDR (light dependent resistor)

Pada sisi bagia atas LDR terdapat suatu garis/jalur melengkung

yang menyerupai bentuk kuva. Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium

sulphida yang sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya. Jalur

cadmium sulphida yang terdapat pada LDR dapat dilihat pada gambar.

Pada gambar jalur cadium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva

agar jalut tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.

Cadium sulphida (CdS) merupakan bahan semikonduktor yang memiliki

gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya

mengenai cadium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap

sehingga terjadi perpindahan dari elektron valensi ke elektron konduksi.

Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari

cadium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas

cahaya yang mengenai LDR.

Gambar 2. 5. Bentuk dan Simbol LDR

16
(www.margionoabdil.blogspot.com)

II. 4. Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)

II. 4. 1. Pengertian Sensor PIR

Sensor PIR (passive infrared receiver)adalah sebuah sensor yang

menangkap pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh

manusia maupun hewan. Sensor PIR dapat merespon perubahan-

perubahan pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan oleh tubuh

manusia. Dikatakan PIR (passive infrared receiver) karena sensor ini

hanya mengenali lingkungan tanpa adanya energi yang harus dipancarkan.

Sensor ini sangat sensitif terhadap perubahan temperatur pada manusia

dengan sudut deteksi 60o.

II. 4. 2. Bagian-bagian sensor PIR (passive infrared receiver)

II. 4. 2. 1. Fresnel Lens

Lensa fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an.

Digunakan sebagai lesa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar.

Penggunaan paling luas pada lensa fresnel adalah pada lampu depan

mobil. Namun kini, lensa fresnel pada mobil telah ditiadakan digantikan

dengan lensa plain polikarbonat. Lensa fresnel juga berguna dalam

pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan

17
sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relatif konstan

diseluruh lebar berkas cahaya.

Gambar 2. 6. Fresnel Lens Sensor PIR


(www.senbasensor.com)

II. 4. 2. 2. IR Filter

IR filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang

gelombang sinar inframerah pasif antara 8 – 14 mikrometer, sehingga

panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar

antara 9 – 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor .

Sehingga sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

II. 4. 2. 3. Pyroelectric Sensor

Pyroelectric sensor merupakan inti dari sensor PIR ini berfungsi

untuk menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dihasilkan oleh

benda yang bersuhu diatas nol derajat sehingga menyebabkan litium

tantalate menghasilkan arus listrik. Material pyroelectric bereaksi

menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh

inframerah pasif tersebut.

18
Gambar 2.7. Pyroelectric Sensor
(www.exportersindia.com)

III. 4. 2. 4. Amplifier

Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada

material pyroelectric.

III. 4. 2. 5. Comparator

Setelah dikuatkan oleh amolifier kemudian arus dibandingkan oleh

comparator sehingga menghasilkan output.

Selain itu sensor PIR juga sangat mudah digunakan karena hanya

menggunakan satu pin I/O sebagai penerima informasi sinyal gelombang

inframerah yang dapat dihubungkan ke Mikrokontroller, konfigurasi pin

sensor PIR dapat dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2. 8. Sensor PIR


(www.scribd.com)

19
Keterangan :

1. Pin – (Vss) : dihubungkan ke ground atau Vss.

2. Pin + (Vdd) : dihubungkan ke +5 Vdc atau Vdd.

3. Pin Out (output) : diberikan untuk penyetelan keluaran yang

diinginkan.

Berikut adalah karakteristik dari sensor PIR (passive infrared receiver) :

1. Tegangan operasi 4.7 – 5 volt.

2. Arus standby (tanpa beban) 300µA.

3. Suhu kerja antara -20oC – 50oC.

4. Jangkauan deteksi 5 meter.

5. Kecepatan deteksi 0.5 detik.

II. 4. 3. Cara Kerja Sensor PIR

Sesuai dengan penyebutannya yaitu passive, maka cara kerja

sensor ini hanya memberikan respon terhadap gerakan atau energi yang

berasal dari sinar inframerah yang pasif dan dipunyai oleh benda yang

dapat dideteksi keberadaannya. Sedangkan jenis benda yang dapat

dideteksi dengan inframerahini pada umumnya adalah tubuh manusia.

Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang

dihasilkan dari pancaran sinar inframerah berjenis pasif yang dimiliki

setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia

yang memiliki suhu tubuh kira – kira 32oC, yang merupakan suhu panas

20
yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah

inilah yang kemudian ditangkap oleh pyroelectric sensor yang merupakan

bagian terpenting dari sensor PIR yang kemudian akan menghasilkan arus

listrik, permunculan arus listrik tersebut dapat terjadi karena pancaran

sinar yang dihasilkan inframerah membawa suatu energi atau tenanga yang

sifatnya panas.

Jadi, jika seseorang yang bergerak pada area sensor PIR, sensor

tersebut langsung bisa menangkap bias sinar inframerah pasif yang

terpancar dari tubuh manusia. Hal ini menjadikan material dalam

pyroelectric langsung bereaksi an menghasilkan arus listrik yang timbul

dari energi panas yang sebelumnya dihasilkan oleh inframerah. Lalu alat

lainnya yaitu curcuit amplifier menjadikan arus tersebut semakin

bertambah kuat, kemudian arus itu dibandingkan dengan komparator yang

membuat output dapat dihasilkan.

Output pada sensor PIR hanya memberikan dua jenis logika yaitu

high dan low . high untuk sistem yang mendeteksi adanya gerakan

sedangkan low untuk kondisi sensor PIR tidak terdeteksi. Apabila manusia

ada dibagian depan sensor PIR tetapi hanya berdiam diri saja, sensor PIR

bias menghitung ukuran panjang gelombang yang muncul dari tubuh

manusia itu adalah konstan. Ukuran panjang gelombang ini membuat

energi panas yang ada dikondisikan sama dengan keadaan yang berada

disekitarnya, sehingga sensor PIR tidak akan menimbulkan reaksi apapun

juga.

21
II. 5. Baterai

II. 5. 1. Pengertian Baterai

Beterai (Battery) adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah

energi kimia yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat

digunakan seperti perangkat elektronik. Hampir semua perangkat

elektronik yang portabel seperti handphone,laptop, dan mainan remote

control menggunakan baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya

baterai, sehingga tidak perlu menyambungkan kabel listrik ke terminal

untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan

mudah dibawa kemana – mana.

Setiap baterai terdiri dari terminal positif (Katoda) dan terminal

negatif (Anoda) serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output

arus listrik dari baterai adalah arus searah atau disebut juga dengan arus

DC (Direct Current). Pada umumnya, baterai terdiri dari 2 jenis utama

yakni baterai primer yang hanya dapat sekali pakai (single use battery) dan

baterai sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery). Baterai

yang dibahas pada proposal ini adalah baterai yang dapat diisi ulang dan

biasa digunakan pada peralatan listrik.

II. 5. 2. Baterai Lithium Ion

Baterai lithium Ion mulai berkembang pada tahun 1912. Namun,

baterai ini menjadi populer ketika Sony mengadopsinya pada tahun 1991.

22
Baterai Li-ion merupakan baterai yang dapat dilepas (removeable). Baterai

tipe ini sering kita lihat pada : Laptop, tablet, dan smartphone.

Gambar 2.9 Baterai Lithium Ion


(www.osazesshop.wordpress.com)

Kelebihan baterai Lithium-ion :

a. Baterai ini umumnya bersifat removeable, jadi baterai ini dapat dicopot

dan digantikan dengan betrai baru jika suatu saat baterai tersebut cepat

drop.

b. Memiliki kepadatan energi yang tinggi.

c. Mudah ditemukan di pasaran. Jika kita menggantikanya dengan baterai

baru, akan lebih cenderung mudah ditemukan dan dari sisi

harganyapun lebih terjangkau sekalipun harga tersebut adalah harga

baterai orisimal.

d. Baterai lebih kuat karena baterai lithium-ion hanya kehilangan 5%

isinya setiap bulan.

23
Kekurangan baterai lithium-ion :

a. Baterai cenderung agak berat.

b. Pada kondisi temperatur tinggi, menyebabkan pemakan baterai Li-ion

akan cepat habis, kurang dari pemakaian normal kira-kira 3 tahun.

c. Memiliki resiko ledakan lebih tinggi jika berada dalam temperatur

panas yang terus menerus.

II. 6. Lampu LED (Light Emiting Diode)

II. 6. 1. Pengertian LED

Light Emiting Diode atau sering disebut dengan LED adalah

komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik

ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang

terbuat dari bahan semikonduktor. Warna – warna cahaya yang

dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang

dipergunakan. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak

tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada remote control

perangkat elektronik.

Gambar 2. 10. Bentuk dan Simbol LED

24
(www.sekitarkita0.blogspot.com)

II. 6. 2. Cara Kerja LED

Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2

kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada

arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED

tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut

tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda – beda menurut

warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED

maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu

diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan

pada tegangan 1,6V – 3.5V menurut karakter warna yang dihasilkan.

Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar.

Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu digunakan resistor sebagai

penghambar arus.

II. 7. LCD ( Liquid Cristal Display)

LCD adalah perangkat yang berfungsi sebagai media tampilan

dengan memanfaatkan kristal cair sebagai objek penampil utama. LCD

tentunya sudah sangat banayk digunakan untuk berbagai macam keperluan

seperti media elektronik televisi,kalkulator,atau layar komputer sekalipun.

25
Gambar 2. 11. LCD Character Display 20x4 dengan modul I2C
(www.amazon.in.com)

LCD yang digunakan adalah LCD berukuran 20x4 karakter dengan

tambahan chip module I2C untuk mempermudah programmer nantinya

dalam mengakses LCD tersebut.sebab dengan digunakannyamodul I2C

akan lebih menghemat penggunaan pin arduino yang akan digunakan,

contohnya saja dengan menggunakan modul I2C maka hanyadiperlukan 4

buah pin arduino, yaitu pin SCL, pin SDA, pin Vcc, dan Pin GND.

II. 8. Komponen Elektronika

II. 8. 1. Resistor

Resistor adalah salah satu peralatan dasar elektronik yang paling

sering dipakai selain transistor. Resitor ini di buat dari berbagai bahan bisa

menggunakan kawat email khusus ataupun yang sering digunakan adalah

karbon yang memiliki besaran serta nilai hambatan tertentu.

Resistor ini berfungsi untuk memberikan hambatan arus listrik

tegangan rendah yang akan masuk dan dibatasi sesuai dengan besarnya

hambatan yang tertera didalam resistor itu sendiri. Sehingga resistor ini

juga kerap disebut sebagai hambatan yang memiliki satuan nilai ohm.

26
Cara kerja dari resistor cukup simple yaitu menghambat arus yang

mengalir dari ujung kutub yang satu ke ujung kutub yang lain dengan nilai

hambatan bervariasi sesuai yang tertera pada resistor tersebut yang

kemudian arus dialirkan lagi ke komponen elektronika yang mebutuhkan

arus kecil sehingga komponen elektronika ini dapat terpelihara

keawetannya. Selain sebagai pembatas arus resistor juga berfungsi sebagai

pembagi arus, penurun arus, dan pembagi tegangan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor)

Gambar 2. 12. Resistor


(en.wikipedia.org)

II. 8. 2. Kapasitor

Kapasitor atau sering disebut sebagai kondensator adalah suatu alat

yang daat menyimpan energi didalam medan listrik, dengan cara

mengumpulkan ketidak seimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor

memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.

Kapasitor di indentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu postif

dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kondensator)

27
Berdasarkan kegunaanya kondensator atau kapasitor dibagi dalam :

1. Kondensator tetap (nilai kapasistasnya tetap tidak dapat diubah)

2. Kondensator elektrolit ( Electrolite Condenser = Elco)

3. Kondensator variabel (nilai kapasistasnya dapat di ubah – ubah)

Gambar 2. 13. kapasitor


(www.serviceacjogja.pro.com)

II. 8. 3. Integrated Circuit (IC) Regulator 7805

IC regulator atau yang biasanya disebut regulator tegangan

(voltage regulator) merupakan komponen elektronik yang melakukan

salah satu fungsi yang penting dan berguna dalam perangkat elektronik

baik digital maupun analog. Hal yang dilakukan IC regulator adalah

menstabilkan tegangan yang melewati IC tersebut. Setiap IC regulator

mempunyai rating teganganya sendiri-sendiri. Sebagai contoh, IC

regulator dengan nomor 7805 merupakan tegangan 5 volt. Yang artinya

selama tegangan masukkan lebih besar dari tegangan keluaran maka akan

dikeluarkan sebesar 5 volt. Jadi tegangan yang dimasukkan ke dalam IC

28
ini bisa berupa 9 volt, 12volt yang berasal dari power supply ataupun

baterai untuk mengenal rating tegangan dari suatu IC bisa dilihat dari

nomor IC regulator yang dipakai. Misalnya dengan nomor 78012

mempunyai keluaran 12 volt dan sebagainya.

Gambar 2. 14. Bentuk fisik IC Regulator 7805


(www.amazon.in.com)

II. 8. 4. Transitor

Transistor adalah bahan semikonduktor yang di pakai sebagai

penguat, sebagai sirkuit pemutus, dan penyambung (switching), kestabilan

tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor adalah

komponen yan sangat penting dalam dunia elektronik modern.

Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier

(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik

stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian – rangkaian digital,

transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa

29
transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai

logic gate, memori, dan komponen – komponen lainnya.

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga

buah terminal. Terminal tersebut emitor, basis, kolektor. Transistor seakan

– akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan

yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi

dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh

dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P

adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :

1. transistor germanium PNP

2. transistor silikon NPN

3. transistor silikon PNP

4. transistor germanium NPN

Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak

panah yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui

transistor.

30
Gambar 2. 15. Simbol tipe transistor
(www.wonderfulengineering.com)
Keterangan :

B : Basis
C : Kolektor
E : Emiter
BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. 1. Umum

Rancang bangun peralatan merupakan hal yang sangat pokok

dalam pembuatan tugas laporan akhir ini. Tahap perencanaan merupakan

perwujudan awal dari pembuatan tugas akhir ini. Dalam tahap ini akan

meliputi beberapa langkah perencangan hingga terwujudnya satu kesatuan

sesuai dari hasil rancangan yang diinginkan. Didalam melakukan

perancangan sangat diperlukan buku-buku petunjuk yang berkaitan dengan

perancangan alat yang akan dibuat sehingga pada akhirnya diperoleh hasil

perancangan yang baik.

III. 2. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan

suatu alat atau sistem yang baik seperti yang diharapkan, dengan

mempertimbangkan karakteristik – karakteristik komponen yang

digunakan. Untuk itulah kita harus memilih terlebih dahulu dengan

31
petunjuk data sheetbook atau buku petunjuk lainnya, guna mendapatkan

data-data komponen yang dibutuhkan. Selain itu dengan adanya

perancangan yang dilakukan secara sistematis dan saling berkaitan maka

akan diperoleh peralatan dan spesifikasi yang baik sesuai dengan fungsi

alat.

Perancangan ini terdiri dari beberapa langkah. Setiap langkah

dikerjakan tahap demi tahap, namun setiap tahap harus berhubungan satu

dengan yang lainnya agar terjadi kesesuaian antara bahan satu dengan

bahan lainnya agar bisa mendapatkan hasil yang baik sesuai yang

diharapkan.

III. 3. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam rancang bangun automatic

street light berbasis arduino uno terdapat pada tabel 3. 1.

No Alat dan Bahan Jumlah

1 Baterai 18650 2

2 Arduino Uno 1

3 Sensor LDR 3

4 Sensor PIR 2

5 Modul LCD I2C 1

32
6 Led HPL 2

7 IC Regulator 7805 1

8 Resistor 7

9 Capasitor ELCO 100µF/16v 1

10 Transistor NPN 2

Tabel 3.1. Alat dan Bahan Pada Perancangan

III. 4. Blok Diagram

Blok diagram sistem merupakan salah satu bagian terpenting

perancangan suatu alat. Karena dapat memberitahu prinsip dan hubungan

kerja antar komponen dalam rangkaian.

33
Gambar 3.1. Blok Diagram Pembuatan Sistem Lampu Jalan Berbasis

Arduino Uno

Penjelasan masing – masing blok diagram rancang bangun automatic

street light berbasis Arduino Uno :

1. Baterai jenis 18650 merupakan supply atau sumber listrik yang akan

digunakan.

2. IC Regulator 7805 berfungsi untuk menurunkan sumber tegangan dari

baterai yang mana tegangan awal baterai adalah 7.4 Volt menjadi 5

Volt.

34
3. Arduino Uno merupakan pusat pengontrolan kerja alat, arduino

menerima data sensor dan mengolah data tersebut sesuai dengan

keluaran yang diinginkan.

4. LCD berfungsi untuk menampilkan nilai kapasitas baterai yang

digunakan.

5. Sensor PIR bagian kiri merupakan sensor yang letaknya dibagian kiri

jalan, sedangkan sensor PIR kanan merupakan sensor yang letaknya

dibagian kanan jalan. Sensor ini berfungsi untuk menangkap pancaran

sinyal inframerah yang dipanjarkan oleh suhu tubuh manusia.

6. LDR atas merupakan sensor yang sangat peka terhadap cahaya.

Apabila keadaan mulai gelap atau matahari mulai terbenam sensor ini

akan otomatis menghidupkan lampu jalan.

7. LDR kiri dan LDR kanan merupakan sensor yang akan bekerja apabila

sensor tersebut terkena cahaya lampu dari kendaraan yang melalui

jalan tersebut baik jalur kiri maupun jalur kanan. Sehingga sensor LDR

akan mendeteksi cahaya dari lampu kendaraan sehingga lampu

penerangan jalan otomatis akan lebih terang. Jika kendaraan telah

melewati sensor tersebut maka lampu penerangan jalan akan meredup

untuk menghemat energi. Apabila hanya di jalur kiri saja yang dilalui

kendaraan maka hanya lampu jalan bagian kiri yang terlihat lebih

terang sedangkan jalur kanan tidak karena sensor LDR tidak dapat

bekerja apabila tidak dapat menangkap cahaya dari kendaraan yang

melewati jalur tersebut.

35
8. Led HPL kiri dan Led HPL kanan merupakan output dari sensor LDR

maupun sensor PIR. Intensitas LED ini diatur oleh PWM. Jika sensor

LDR tidak terkena cahaya (keadaan gelap) maka nilai PWM 50%

(redup) dan jika LDR kiri dan LDR kanan mendeteksi cahaya

kendaraan atau jika sensor PIR kanan dan PIR kiri mendeteksi adanya

pergerakan dari manusia atau hewan maka nilai PWM akan mencapai

100% (terang).

III. 5. Perancangan Rangkaian

III. 5. 1. Rangkaian sensor LDR

Gambar 3.2 Rangkaian sensor LDR

III. 5. 2. Rangkaian sensor PIR

36
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor PIR

III. 5. 3. Rangkaian LCD

Gambar 3.4. Rangkaian LCD

III. 5. 4. Rangkaian Keseluruhan

37
Gambar 3.5. Rangkaian Keseluruhan Automatic Street Light berbasis
Arduino Uno Menggunakan Aplikasi Proteus8 Professional.

Dari gambar rangkaian 3.5. Dapat dijelaskan bahwa Baterai jenis

18650 merupakan sumber tegangan untuk seluruh komponen yang ada

dalam rangkaian. Dengan bantuan IC Regulator 7805 berfungsi untuk

menurunkan sumber tegangan dari baterai yang mana tegangan awal

baterai adalah 7.4 Volt menjadi 5 Volt, sedangkan Capasitor ELCO

100µF/16V yang terpasang pada output tegangan IC Regulator 7805

berfungsi untuk meratakan tegangan 5Volt yang telah diturunkan oleh IC

Regulator 7805 tadi sebelum di supply ke komponen lainnya.

Komponen yang membutuhkan supply tegangan 5 Volt adalah Modul

LCD I2C, Sensor LDR, dan sensor PIR, sedangkan Arduino Uno

38
sedangkan LED menggunakan tegangan masukan langsung dari Baterai

18650 dengan tegangan masukkan sebesar 7.4 Vot.

IV. 6. Cara Kerja Alat

Cara kerja alat ini adalah menghidupkan lampu secara otomatis.

Jika keadaan mulai gelap sensor LDR atas akan mendeteksi keadaaan

cahaya sehingga lampu jalan akan otomatis hidup dengan cahaya yang

redup. Cahaya lampu yang mulanya redup akan terang apabila sensor LDR

Kiri dan LDR Kanan mendeteksi adanya cahaya kendaraan yang melewati

jalan. Jika hanya salah satu LDR yang mendeteksi adanya cahaya

kendaraan maka hanya salah satu lampu jalan yag hidup terang. Dan

apabila sensor LDR Kiri dan LDR Kanan tidak mendeteksi cahaya

kendaraan maka lampu tetap hidup dengan redup.

Begitupun dengan sensor PIR Kiri dan PIR Kanan jika sensor

mendeteksi adanya energi atau gerakkan dari makhluk hidup maka lampu

jalan yang tadinya redup juga akan terang karena sensor PIR berhasil

mendeteksi adanya energi atau gerakkan dari makhluk hidup. Sensor PIR

ini memiliki waktu delay saat logika 1 (high) dipicu oleh gerakkan hingga

berlogika 0 (low) kembali.

Hasil dari deteksi sensor LDR Kiri, LDR Kanan, PIR Kiri, dan PIR

Kanan akan di tampilkan di layar LCD.

III. 7. Perancangan Desain Alat

39
Gambar 3. 6. Desain Alat Tampak Atas

Gambar 3. 7. Desain Alat Tampak Samping

40
Gambar 3. 8. Desain Alat Tampak keseluruhan

41
BAB IV

Pengujian dan Pembahasan

Pada bab ini membahas tentang proses pengujian alat dan pembahasan

yang dilakukan terhadap Pembuatan Sistem Lampu Jalan Otomatis Berbasis

Arduino Uno. Adapun yang di bahas pada bab ini antara lain pengujian perangkat

keras seperti pengujian terhadap keadaan lampu HPL, sensor LDR, sensor PIR.

IV. 1. Pengujian Tegangan Sumber

Tegangan sumber yang digunakan Sistem Lampu Jalan Otomatis

Berbasis Arduino Uno ini menggunakan 2 buah baterai Lithium Ion jenis

18650 dengan tegangan 7.4 Volt. Dan menggunakan IC Regulator 7805

yang berfungsi menurunkan Tegangan sumber 7.4 Volt menjadi Tegangan

5 Volt untuk sensor LDR, sensor PIR, dan LCD.

IV. 2. Pengujian Sensor LDR

Pengujian sensor LDR ini dilakukan dengan cara menutup kedua

sensor LDR kiri maupun LDR kanan dengan karton yang di jadikan

sebagai penutup sensor agar sensor LDR kiri maupun sensor LDR kanan

ini tidak bisa mendeteksi adanya cahaya. Jika sensor LDR kiri maupun

LDR kanan mendeteksi adanya cahaya dari kendaraan maka cahaya

Lampu HPL yang mulanya redup akan terlihat terang. Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui hambatan terhadap cahaya dan tegangan yang

dikeluarkan oleh sensor LDR. Pengujian sensor LDR dilakukan dengan

menjalankan sistem dan menghubungkan output rangkaian sensor LDR

42
dengan tang meter digital. Dibawah ini adalah tabel dan diagram garis dari

pengujian sensor LDR.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Tegangan Sensor LDR Kiri

Tegangan Input Tegangan Output


4.99 Volt 4.53 Volt

Gambar 4.1. Pengukuran Tegangan Output Sensor LDR.

Gambar 4.2. Pengukuran Tegangan Input Sensor LDR.

43
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Nilai ADC Sensor LDR Kiri

Sensor Keadaan Cahaya Nilai


L ADC
D Tidak ada cahaya 922

R Cahaya Redup 143


Cahaya Terang 154

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Tegangan Sensor LDR Kanan

Tegangan Input Tegangan Output


4.99 Volt 4.96 Volt

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Nilai ADC Sensor LDR Kanan

Sensor Keadaan Cahaya Nilai


L ADC
D Tidak ada cahaya 843

R Cahaya Redup 79
Cahaya Terang 68

Adapun kesimpulan dari tabel di atas adalah LDR salah satu jenis

resistor yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima

olehnya. LDR dibuat dari Cadmium Sulfida yang sangat peka terhadap

cahaya. LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tak ada

cahaya yang mengenainya (Gelap). Akan tetapi saat terkena sinar cahaya

hambatan LDR akan turun secara drastis itulah yang menyebabkan nilai

ADC pada LDR menurun saat mendeteksi cahaya.

IV. 3. Pengujian Sensor PIR

44
Adapun yang di uji dari sensor PIR ini adalah catu dayanya yaitu

tegangan masukkan sensor dan tegangan keluaran sensor serta pengujian

waktu aktif lampu dari sensor PIR. Dan hasil pengukuran pengujian sensor

PIR dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Pengujian Sensor PIR

Sensor Letak sensor Tegangan Tegangan Waktu


P PIR Masukkan Keluaran aktif
I Lampu
Kiri 4.96 Volt 3.32 Volt 5.76 s
R
Kanan 4.95 Volt 3.32 Volt 4.22 s

Gambar 4.3. Pengukuran Tegangan Masukkan Sensor PIR Kanan.

45
Gambar 4.4. Pengukuran Tegangan Keluaran Sensor PIR Kanan.

Gambar 4.5. Pengukuran Waktu Aktif Lampu Kanan Saat Sensor


Mendeteksi.

PIR berfungsi untuk menyampaikan informasi ke arduino dengan

mendeteksi keadaan energi atau gerakkan dari manusia atau hewan yang

ada di sekitar jalan. Seperti isi tabel diatas pada saat daya 4.96 volt (PIR

Kiri) dan 4.95 volt (PIR Kanan) berarti belum ada terdeteksi gerakkan

disekitar jalan sehingga cahaya lampu jalan akan tetap redup. Sebalikkan

46
jika pada saat daya 3.32 volt (PIR Kiri dan PIR Kanan) berarti ada

gerakkan yang terdeteksi oleh sensor maka sensor akan

mengkonfirmasikan ke arduino sehingga cahaya lampu jalan akan terang.

Dan saat sensor PIR mendeteksi adanya gerakkan sensor PIR memiliki

delay saat lampu hidup dengan terang sampai lampu kembali meredup.

IV. 4. Pengujian Lampu

Yang diuji pada lampu jalan ini adalah nilai tegangan lampu pada

saat kondisi lampu mati dan tengangan pada saat lampu hidup. Berikut

tabel pengujian tegangan lampu :

Tabel 4.6. Pengujian Tegangan Lampu

Kondisi Tegangan Tegangan


LAMPU Lampu Lampu Kanan Lampu Kiri
Mati 0.33 volt 0.30 volt
Hidup 2.88 volt 2.90 volt

Gambar 4.6. Tegangan Lampu Kanan Ketika Hidup.

47
Gambar 4.7. Tegangan Lampu Kiri Ketika Hidup.

Lampu jalan yang digunakan adalah jenis lampu High Power LED (HPL).
Dengan Tegangan : 3 – 3.2 Volt dan Arus : 0.32 – 0.35 ampere.

Gambar 4.8. Lampu Jalan Otomatis.

48
IV. 5. Pengujian LCD

Pengujian LCD ini dilakukan dengan cara Mengukur nilai

tegangan Vcc dan Ground. Berikut tabel pengujian nilai tegangan Vcc dan

Ground :

Tabel 4.7. Pengujian LCD

LCD 20 x 4 Nilai VCC Nilai Ground


dengan module 4.96 Volt 4.96 Volt
I2C

LCD ini berfungsi untuk menampilkan jumlah orang dan kendaraan yang

melewati jalan yang terbaca oleh sensor. LCD yang digunakan yaitu LCD

20 x 4 dengan module I2C.

Gambar 4.9. Tampilan LCD.

49
IV. 6. Pengujian Sistem Keseluruhan

Gambar 4. 10. Lampu Jalan Dalam Keadaan Mati.


Pengujian sistem keseluruhan berjalan dengan baik, seperti pada
tabel dibawah menunjukkan hasil dari pengujian sistem alat secara
keseluruhan.

Tabel 4.8. Pengujian Sistem Keseluruhan

Kondisi Disaat Cahaya Lampu Redup


LDR Kiri Lampu LDR Kanan Lampu
Terdeteksi cahaya 1 Terang 0 Redup
kendaraan
Tidak terdeteksi cahaya 0 Redup 1 Terang
kendaraan
Kondisi Disaat Cahaya Lampu Redup
PIR Kiri Lampu PIR Kanan Lampu
Terdeteksi gerakkan 0 Terang 1 Redup
Tidak terdeteksi gerakan 1 Redup 0 Terang

50
Gambar 4. 11. Cahaya Lampu Redup.

Gambar 4.11 merupakan gambar saat sensor LDR atas mendeteksi

bahwa hari sudah malam atau keadaan mulai gelap. Sehingga kedua lampu

jalan sisi kiri maupun sisi kanan hidup secara otomatis dengan keadaan

cahaya yang redup. Karena sensor LDR kiri dan LDR kanan tidak

mendeteksi adanya cahaya kendaraan serta sensor PIR kiri dan PIR kanan

belum mendeteksi adanya gerakkan makhluk hidup.

51
Gambar 4. 12. Sensor LDR Mendeteksi Cahaya Kendaraan.

Pada gambar 4.12 merupakan gambar sensor LDR kiri mendeteksi

adanya cahaya kendaraan sehingga lampu jalan bagian kiri terlihat terang

dibandingkan lampu jalan bagian kanan karena LDR kanan tidak

mendeteksi adanya cahaya kendaraan.

Gambar 4.13. Sensor PIR Mendeteksi Adanya Gerakkan.

52
Gambar 4.13 adalah sensor PIR kanan mendeteksi adanya

gerakkan dari manusia. Sehingga lampu kanan jalan hidup dengan terang.

Sedangkan PIR kiri tidak mendeteksi adanya gerakkan sehingga lampu

kiri tetap redup.

Gambar 4.14. Lampu Jalan Otomatis.

53
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan dan pengujian Pembuatan Sistem Lampu

Jalan Otomatis Berbasis Arduino Uno ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Pembuatan sistem lampu jalan otomatis ini berbasiskan Arduino Uno.

2. Sistem Kendali Lampu Jalan Otomatis berhasil menghidupkan lampu

jalan secara otomatis dengan cahaya lampu yang redup karena sensor

LDR yang mendeteksi intensitas cahaya matahari. Cahaya lampu jalan

yang mulanya redup akan otomatis menjadi terang jika sensor LDR

kiri dan kanan mendeteksi adanya cahaya atau sinar lampu kendaraan

yang melewati jalan. Jika sensor tidak mendeteksi adanya cahaya

lampu kendaraan maka lampu jalan akan kembali meredup.

3. Kedua sensor PIR juga akan otomatis membuat cahaya lampu jalan

yang mulanya redup menjadi terang jika sensor mendeteksi adanya

energi atau gerakkan dari makhluk hidup yang melewati jalan. Dan

sensor PIR ini memiliki waktu aktif atau delay yaitu saat logika 1

(high) setelah di picu (trigger) oleh gerakkan sampai berlogika 0 (low)

kembali sehingga cahaya lampu akan meredup kembali.

4. Dengan adanya sistem ini dapat memperkecil penghabisan daya energi

listrik.

54
5. Jumlah pengguna jalan dan kendaraan yang melewati jalan yang

terdeteki oleh sensor dapat terhitung oleh tampilan LCD.

V. 2 Saran

Sehubung masih banyaknya kekurangan dan ketidaksempurnaan

alat ini, maka penulis menyarankan bagi pengembang selanjutnya

beberapa hal yang harus dikembangkan sistem lampu jalan otomatis ini.

Yaitu :

1. Menempatkan sensor ditempat yang tepat agar tidak mengurangi

prinsip kerja sensor lainnya.

2. Penambahan sensor lainnya selain sensor gerak.

3. Penambahan sistem monitoring sebagai media visualisasi terhadap

sistem.

55
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Ade. 2018. “Perancangan Dan Pembuatan Smart Street Lamp Berbasis

Mikrokontroller Atmega328P”. [Tugas Akhir]. Medan : Universitas Sumatera

Utara. Diakses tanggal 22 Januari 2020.

Mhd, Ikram Hadie. 2018. “Sistem Pengendali Lampu Ruangan Menggunakan

Sensor Motion Detection Dan Sensor LDR Berbasasis Mikrokontroller AVR”.

[Skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 22 Januari 2020.

Oktaviani, PH. 2015. http://eprints.polsri.ac.id/1806/3/BAB%20II.pdf. Diakses

tanggal 30 Januari 2020.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67161/Chapter%20II.pdf?

sequence=4&isAllowed=y. Diakses tanggal 30 Januari 2020.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15294/6.BAB%20II.pdf?

sequence=6&isAllowed=y. Diakses tanggal 01 Februari 2020.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Resistor. Diakses tanggal 01 Februari 2020.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kondensator. Diakses tanggal 01 Februari 2020.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Transistor. Diakses tanggal 01 Februari 2020.

56
57

Anda mungkin juga menyukai