KEGIATAN BELAJAR 1
PENDAHULUAN
Integritas merupakan atribut terpenting yang harus dimiliki seorang guru. Apapun posis- inya
di sekolah, apakah ia seorang guru kelas, guru mata pelajaran atau konselor, sikap dasar yang
harus dimiliki dan ditampilkan adalah integritas. Inilah sumber kebahagiaan seorang guru.
Pada bagian ini, mahasiswa akan diajak untuk menyelami hakikat guru yang selayak- nya
berintegritas. Seperti apa sosok guru berintegritas. Hal ini perlu digali, disadari dan diyakini
oleh masing-masing individu. Karena integritas sangat erat kaitannya dengan hakikat
manusia dan keyakinan yang dianutnya.
Melalui kegiatan pembelajaran mandiri ini, diharapkan setiap mahasiswa memiliki keyakinan
yang kuat bahwa profesi guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi menjadi teladan
bagi peserta didik dan masyarakat. Keyakinan pribadi menjadi kunci dan daya dorong
penerapan perilaku berintegritas secara konsisten.
1. Menemukan nilai pembentuk integritas pada setiap individu dan merumuskan potret
diri guru berintegritas serta posisi dirinya saat ini;
2. Melakukan refleksi yang menunjukkan keyakinan, posisi dan peran guru berintegri-
tas yang membawa perubahan;
3. Mendalami persoalan moralitas bangsa dan memosisikan dirinya sebagai bagian dari
solusi;
4. Memahami dan mendalami landasan dan prinsip penguatan integritas bagi dirinya
sendiri dan peserta didik, sebagai landasan dalam melakukan proses penguatan in-
tegritas di kelas dan sekolah.
5. Mahasiswa menunjukkan komitmen diri sebagai bukti keyakinan pribadi menjadi
teladan dalam perilaku berintegritas;
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa menunjukkan komitmen diri sebagai bukti keyakinan pribadi menjadi
teladan dalam perilaku berintegritas;
POKOK MATERI
1. Sosok guru berintegritas;
URAIAN MATERI
Selamat! Anda telah memilih profesi guru. Jalan yang anda tempuh sampai pada posisi
sekarang sangatlah berbeda-beda. Ada yang menjadi guru karena panggilan jiwa, ada yang
memang cita-cita, tapi ada pula yang terjerumus secara tidak terduga.
Manapun jalan yang dilalui, itu semua kehendak Yang Maha Kuasa, anda dipanggil untuk
menjadi guru.
Hidup anda ke depan, akan dilalui sebagai guru. Apakah anda akan mengisi hidup dengan
penuh kebahagiaan? Atau biasa saja sebagaimana bekerja dan mendapat upah? Dua keadaan
ini bukan takdir, melainkan pilihan yang sepenuhnya, berada di tangan anda. Tidak
ditentukan orang lain. Berikut adalah jalan mudah untuk menjadi guru sejati, yakni menjadi
guru yang berintegritas.
Untuk mempermudah Anda dalam mempelajari materi, Anda dapat mengunduh materi yang
dibaca secara offline Materi KB I PDF yang telah disediakan di Folder Bahan
Pembelajaran KPK.
A. HAKIKAT GURU
Kata “guru” berasal dari bahasa Sansekerta. “GU” berarti gelap, dan “RU” berarti membawa
terang atau mengusir kegelapan. Berarti, secara maknawi, Guru adalah orang yang senantiasa
memerangi kegelapan dan membawa terang. Semakin gelap suasana di sekitarnya, semakin
bermakna kehadirannya. Jika seorang guru memilih bertahan dalam suasana yang sudah
terang, maka lama kelamaan eksistensinya menjadi hilang. Untuk itu, setelah selesai
menerangi yang gelap, carilah situasi yang lebih gelap, karena di sanalah kehadiran anda
ditunggu dan memberi makna.
PERILAKU BERINTEGRITAS
Perilaku berintegritas terbentuk karena konsep diri berintegritas yang kuat dalam diri
seseorang yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip konsep diri
berintegritas terbentuk karena keyakinan yang ada di dalam nurani. Guru mutlak memiliki
konsep diri berintegritas sebagai landasan pro- fesinya.
Konsep diri guru berintegritas sebenarnya tertuang dalam empat kompetensi dasar yang harus
dimiliki guru sebagaimana ditampilkan dalam standar yang ditetapkan pemerintah, yakni
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Masing-masing dirinci secara terurai sebagai perwujudan integritas.
Akan tetapi secara umum terdapat empat ciri yang paling mendasar yang harus dimiliki guru
yakni (1) berintegritas, (2) terpercaya, (3) memiliki pengetahuan luas, dan (4) selalu menebar
kebaikan. Keempat ciri ini kemudian diurai ke da- lam nilai pembentuk yang menjadi
landasan perilaku seorang guru. Secara ilus- trasi, dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Menjadi jelaslah bahwa menjadi guru apapun, entah itu guru kelas, guru mata pelajaran,
konselor, bahkan tenaga kependidikan dan warga sekolah sekalipun, integritas adalah
“pakaian” yang harus melekat kuat. Integritas dipahami mak- nanya, disadari pentingnya
untuk kehidupan pribadi, diyakini sebagai prinsip hidup, dan diterapkan dalam perilaku
pribadi di manapun, kapanpun, dan dalam suasana apapun. Tanpa integritas, sejatinya tidak
layak menyandang predikat guru. Adapun menularkannya kepada peserta didik, adalah
tahapan berikutnya setelah “pakaian” itu terpasang serasi dalam diri.
Untuk lebih lengkapnya tentang perilaku berintegritas dapat dipelajari dalam bahan
Pendidikan Antikorupsi untuk perguruan tinggi di laman berikut.
Kita memiliki banyak sekali nilai-nilai utama pembentuk kepribadian bangsa, yang terpotret
sebagai nilai karakter. Nilai itu bersumber dari Agama, Pancasila, budaya bangsa, dan tujuan
pendidikan. Selama ini kita mengenal 18 nilai yakni Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin,
Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta
Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/ Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca,
Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Nilai ini kemudian dikerucutkan lagi
menjadi lima nilai: In- tegritas, Religius, Nasionalis, Mandiri dan Gotong Royong.
Nilai-nilai inilah yang dikuatkan dalam pendidikan melalui Peraturan Presiden No. 87 tahun
2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan secara implementasi dia- tur sesuai
Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan
Pendidikan Formal.
Di dalam nilai-nilai karakter tersebut jika dikelompokkan terdapat nilai inti, nilai sikap, dan
etos kerja. Nilai inti merupakan nilai pembentuk perilaku berintegritas.
Sumber perilaku tak berintegritas adalah melemahnya nilai-nilai karakter dari da- lam diri
individu. Nilai-nilai karakter seperti jujur, tanggung-jawab, disiplin, peduli, dan nilai lainnya
hanya sebatas dipahami, tapi tidak diyakini dan diamalkan sebagai prinsip hidup pada setiap
individu. Inilah persoalan bangsa kita.
4. LANDASAN DAN PRINSIP DASAR
PENGUATAN INTEGRITAS
Untuk memahami lebih jauh bagaimana penguatan integritas dapat dilakukan, ter- lebih
dahulu perlu anda pahami landasan dan prinsip-prinsip penguatan integritas sebagai berikut:
RANGKUMAN
Guru adalah manusia yang terpanggil untuk mengusir kegelapan bagi lingkungan-
nya. Sebagai penerang, maka sosok guru sendiri haruslah terang. Dia adalah murid
pertama dari kebaikan yang ia ajarkan;
Integritas merupakan konsistensi atau kesesuaian antara suara hati nurani sebagai
kebenaran, pola pikir untuk hidup benar, tekad yang kuat untuk mewujudkan hidup
benar, ucapan yang terungkap, dan perilaku yang ditampilkan;
Kunci dari proses penguatan integritas adalah ketika setiap guru memahami, me-
yakini, dan mengamalkan perilaku berintegritas bagi dirinya dan kemudian menjadi
teladan dan inspirasi bagi peserta didik dan lingkungannya;
Integritas pada dasarnya sudah ada dalam diri setiap manusia. Tugas guru adalah
menguatkan nilai karakter penguat integritas yang ada dalam diri setiap manusia,
sehingga makin kokoh.
Menjadi pribadi berintegritas memberi manfaat untuk pribadi dan berdampak sosial.
Jadi bukan ditujukan untuk memperbaiki di luar diri;
Guru memiliki peran sebagai lokomotif dalam perbaikan moral bangsa dengan
melakukan penguatan integritas dimulai dari dirinya, dan meluaskan kepada peserta
didik dan lingkungannya;
Melihat kondisi sekolah saat ini, maka untuk melakukan penguatan integritas perlu
upaya yang tidak biasa dengan cara pandang yang berbeda. Guru perlu memiliki
keyakinan yang kuat dan kerja keras mewujudkannya;
Penguatan integritas adalah hal paling mendasar dalam pendidikan yang mutlak
dilakukan oleh seluruh guru, apakah ia guru kelas, guru mata pelajaran, konselor, atau
warga sekolah dewasa lainnya.