3. TOPIK DISKUSI
a. Penentuan tugas dan tanggung jawab anggota
b. Penetapan produk dan merek yang akan diproduksi
c. Analisis prototype yang akan dikembangkan
d. Pembahasan tentang produk massal
e. Prosedur pendaftaran ke HAKI
4. PEMBAHASAN HASIL DISKUSI
Hasil diskusi kelompok kami sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Produk
2. Merek “CILOK CEU’OMAH”
Cilok Ceu’Omah merupakan produk Cilok
kekinian dengan keunggulan rasa yang enak
ditambah bumbu saos asam manis ditambah
topping acar timun.
Produk Cilok Ceu Omah yang akan didaftarkan
ke HAKI adalah merek Cilok Ceu’Omah berupa kata dan gambar. Logo
gambar berupa perempuan bersanggul dan nama Ceu”Omah menjadi alasan
kami mendaftarkan pada HAKI.
Cilok merupakan salah satu makanan
ringan yang berasal dari Jawa Barat,
sehingga untuk memiliki hak paten atas
produk Cilok tidak memungkinkan bagi
kami untuk mengajukan hak paten atas
produk tersebut. Merek Cilok Ceu’Omah
dengan gambar wanita bersanggul yang
kami ajukan agar dapat memperoleh hak
atas merek yang kami ciptakan.
Disamping tampilan produk yang
diproduksi
3. Analisis langkah-langkah perencanaan produk massal cilok Ceu’Omah
Proses persiapan produksi massal cilok Ceu’Omah terdiri dari kegiatan-
kegiatan seperti perencanaan urutan-urutan proses sebagai berikut:
1. Pengadaan Waktu
Anggaran waktu produksi adalah produksi jangka pendek
2. Persiapan desain prototipe produk
Dilakukan perencanaan desain sebelum dilakukan produksi massal.
Desain prototipe produk harus direncanakan matang-matang. Hal ini
dikarenakan prototipe ini menentukan pemasaran produk dan daya saing
produk. Produk adalah ujung tombak bisnis. Oleh karena itu, desain
produk merupakan hal yang tidak boleh dipandang remeh. Manajemen
perusahaan hendaknya memahami hal seperti komponen produk, definisi
produk, Product Life Cycle (PLC) dan Machine Life Style (MLC), serta
analisis kelayakan produk. PLC menggambarkan perkembangan
penjualan produk perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Siklus tersebut
dimulai dari introduksi dan berakhir dengan penurunan. MLC adalah
siklus hidup mesin. MLC berkaitan erat dengan PLC. Mesin untuk
memproduksi produk yang dijual perusahaan hendaknya mempunyai
siklus hidup yang seimbang dengan siklus hidup produk.
3. Perhitungan biaya produksi
Penggunaan metode produksi massal bertujuan untuk menekan biaya
produksi sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang lebih bagi
perusahaan. Perhitungan biaya produksi dilakukan agar produksi massal
sesuai dengan anggaran dan untuk menentukan harga jual produk.
Analisis Impas adalah analisis antara volume, biaya, dan keuntungan.
Untuk dapat melakukan analisis impas, maka harus diketahui seberapa
besarnya harga jualnya per unit produk perusahaan. Disamping itu,
seluruh biaya yang ada dalam perusahaan harus dapat dikelompokkan
menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Ada 3 macam biaya variabel,
yaitu :
a. Biaya variabel Progresif: Biaya variabel yang pertambahan jumlahnya
lebih besar daripada pertambahan jumlah unit kegiatan.
b. Biaya Variabel Proporsional: Biaya variabel yang jumlahnya tetap
sebanding dengan pertambahan besar kegiatan.
c. Biaya Variabel Degresif: Biaya yang pertambahan biayanya lebih
kecil dari pada pertambahan kegiatan.
Biaya Tetap
Biaya Tetap Nilai
Penyusutan Mesin giling daging 1/48 x Rp. 2.000.000,- Rp. 41.666,67,-
Penyusutan Mesin prosesing cilok 1/48 x Rp. Rp. 104.166,67,-
5.000.000,- Rp. 72.916,67,-
Penyusutan Mesin cetak cilok 1/48 x Rp. 3.500.000,- Rp. 145.833,33,-
Penyusutan Mesin sealer bumbu 1/48 x Rp. Rp. 250.000,-
7.000.000,- Rp. 15.000,-
Penyusutan Mesin vacuum untuk packing 1/48 x Rp. Rp. 11.111,11,-
12.000.000,- Rp. 6.944,44,-
Penyusutan Panci 1/36 x Rp. 540.000,- Rp. 25.000,-
Penyusutan Wadah 1/36 x Rp. 400.000,- Rp. 20.833,33,-
Penyusutan Penyaring cilok 1/36 x Rp. 250.000,- Rp. 7.916,67,-
Penyusutan Kompor dan gas 1/48 x Rp. 1.200.000,-
Penyusutan Penghalus bumbu 1/24 x Rp. 500.000,-
Penyusutan Peralatan tambahan 1/ 24 x Rp. 190.000,-
Total Biaya Tetap Rp. 701.388,89,-
Biaya Variabel
Daging ayam Rp. 200.000 x 30 Rp. 6.000.000
Daging sapi Rp. 600.000 x Rp . 18.000.000
Tepung 30 Rp. 10.800.000
Bahan sambal Rp. 360.000 x Rp. 4.800.000
Bumbu cilok 30 Rp. 4.500.000
Cup + Lid Rp. 160.000 x Rp. 5.400.000
Cup Lid sealer 30 Rp 1.140.000
Gas LPG Rp. 150.000 x Rp. 250.000
Biaya listrik 30 Rp. 240.000
Biaya air Rp. 180.000 x Rp. 160.000
Biaya tambahan 30 Rp. 3.000.000
Rp. 38.000 x
30
Rp. 25.000 x
10
Rp. 240.000 x 1
Rp . 160.000 x 1
Rp 100.000 x
30
Total Biaya Variabel Rp. 54.290.000
5. Pembagian pengerjaan
a. Bagian pembuatan adonan
b. Bagian produk setengah jadi
c. Bagian pembuatan bumbu
d. Bagian pengemasan produk
e. Bagian pengemasan bumbu
f. Bagian pengemasan akhir / Packaging
6. Metode pengerjaan
a. Identifikasi rencana produk massal
Cilok merupakan makanan yang terbuat dari bahan utama tepung
kanji yang kemudian dipadukan dengan bumbu serta dibentuk bulat
hingga menyerupai bola pingpong. Teksturnya yang kenyal dan cita
rasanya yang nikmat membuat panganan cilok banyak disukai oleh
masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa serta haganya
yang relative terjangkau. Cilok akan lebih enak jika dipadupadankan
dengan isian daging sapi maupun daging ayam atau dengan isian lain
seperti keju.
Produk massal adalah yang terus menerus dikeluarkan atau
diproduksi. Pemilihan jenis produk dengan mempetimbangkan
ketersediaan bahan baku tepung kanji mudah ditemukan di Indonesia.
b. Proses produksi cilok Ceu’Omah
1) Pengadonan
2) Pembentukan adonan
3) Perebusan adonan
4) Pembuatan bumbu Ceu’Omah
5) Pengemasan adonan
6) Pengemasan bumbu
7) Pengemasan poduk akhir
c. Pengemasan
Kegiatan tahap akhir yaitu pengemasan, sebaiknya digunakan mesin
pengemasan. Biasanya digunakan sealer untuk menjaga kualitas dari
cilok, menghindari basi karena perubahan suhu akibat oksidasi dalam
kemasan. Kemasan primer menggunakan cup dari stereofoam dengan
kemasan produk menggunakan plastik bening. Tutup atas kemasan
cup menggunakan plastik alumunium yang dipress. Sehingga kualitas
cilok bisa tetap terjaga dan umur simpan bisa lebih lama dengan
mejaga agar kadar air tetap rendah dengan pengemasan yang rapat.
Tempat penyimpanan produk jadi dsimpan di tempat yang bersih,
kering, dan jauh dari sumber pencemaran.
7. Pemasaran
Produk massal dipasarkan pada masyarakat luas. Promosi dapat
dilakukan melalui media cetak, media elektronik dan pameran. Media
cetak yang digunakan meliputi surat kabar, majalah, leaflet, stiker, brosur,
spanduk dan baliho. Media elektronik yang digunakan meliputi website,
blog, radio dan televisi lokal. Pameran yang diselenggarakan Dinas
Perindustrian sering dilakukan dan baik untuk pemasaran produk. Era
globalisasi yang menghilangkan sekat jarak antar wilayah harus
dimanfaatkan baik-baik dengan pemasaran online dengan menggunakan
media sosial seperti instagram, fanpage, wa.
4. persyaratan dan Langkah Pendaftaran Produk ke HAKI
Hak Atas Kekayaan Intelektual ("HAKI") adalah padanan kata yang biasa
digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi
hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna
untuk manusia. Pada intinya HAKI adalah hak untuk menikmati secara
ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam
HAKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia.
Secara garis besar HAKI dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
1. Hak Cipta (copyright);
2. Hak kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup:
a. Paten (patent);
b. Desain industri (industrial design);
c. Merek (trademark);
d. Penanggulangan praktek persaingan curang (repression of unfair
competition);
e. Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit);
f. Rahasia dagang (trade secret).
Persyaratan untuk mendaftarkan hak merek produk ke HAKI
1. Mengisi formulir yang telah disediakan dalam bahasa Indonesia dan
diketik rangkap 4 (empat). Pemohon wajib melampirkan:
2. Surat pernyataan di atas kertas bermeterai cukup yang ditandatangani
oleh pemohon (bukan kuasanya), yang menyatakan bahwa merek yang
dimohonkan adalah miliknya;
3. Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui
kuasa;
4. Salinan resmi akte pendirian badan hukum atau fotokopinya yang
dilegalisir oleh notaris, apabila pemohon badan hukum;
5. 24 lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak
di atas kertas;
6. Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, apabila
permohonan diajukan menggunakan hak prioritas;
7. Fotokopi kartu tanda penduduk pemohon dan Bukti pembayaran biaya
permohonan.
Cara Pendaftaran HAKI
Alternatif Pengajuan Permohonan Hak adalah sama, pemohon dapat
melakukan pengajuan permohonan dengan memilih cara berikut ini:
1. Langsung ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di kantor
pusatnya yang beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 8-9, Jakarta
Selatan 12940, Indonesia.
2. Melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI di
seluruh Indonesia.
mendatangi langsung ke kantor wilayah Depertemen Hukum dan HAM
yang juga dikenal dengan singkatan “Kanwil Depkumham” di masing-
masing ibu kota provinsi.
3. Melalui Kuasa Hukum Konsultan HAKI terdaftar.
Jasa konsultan HAKI yang sudah terpercaya, Cara ini terbukti bisa
menghemat waktumu. Selain itu, kamu pun bisa mendapatkan advokasi
seputar HAKI, serta bantuan hukum jika terjadi masalah di masa yang
akan datang.
4. Mendaftar secara Daring
Saat ini Ditjen Hak Kekayaan Intelektual telah mempermudah proses
pendaftaran hak cipta dengan menyediakan portal registrasi daring
atau online melalui laman https://e-hakcipta.dgip.go.id, cara ini dijamin
aman dan cepat karena Anda akan langsung dihubungkan dengan Ditjen
Hak Kekayaan Intelektual pusat.