EKSTERNAL
Ekonomi
Transportasi
Putu Ayu Govika K.D., S.E., M.M.
Agenda
02 Polusi Udara
Pertemuan
03 Polusi Suara (Kebisingan)
04 Kecelakaan
05 Kemacetan
Eksternalitas adalah biaya yang harus ditanggung
atau manfaat tidak langsung yang diberikan dari
suatu pihak akibat aktivitas ekonomi.
Eksternalitas sering disinggung ketika muncul
dampak negatif dari suatu aktivitas ekonomi.
Definisi
Eksternalitas
Bentuk Eksternalitas
PERAWATAN
KEMACETAN
INFRASTRUKTUR
Dalam kasus Indonesia, Bank Dunia memperkirakan polusi udara bisa mengurangi potensi perekonomian
sekitar 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2018, PDB Indonesia adalah sekitar Rp 14.000 triliun,
jadi kalau 1% berarti kerugian ekonomi akibat polusi udara mencapai Rp 140 triliun. Bukan jumlah yang
sedikit.
"Sekitar 87% dari populasi dunia tinggal di wilayah dengan kualitas udara di bawah standar Badan Kesehatan
Dunia (WHO). Oleh karena itu, manajemen polusi akan berdampak kepada peningkatan kualitas tata kota,
human capital, produktivitas, efektivitas, dan kehidupan," sebut laporan Bank Dunia.
Polusi Suara (Kebisingan)
Polusi Suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki
dan mengganggu manusia. Sehingga beberapa kecil atau lembut suara yang
terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut kebisingan.
Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor,terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara roda
dengan jalan.Kendaraan berat (truk, bus) dan mobil penumpang merupakan sumber
kebisingan utama di jalan raya.
Polusi Suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki
dan mengganggu manusia. Sehingga beberapa kecil atau lembut suara yang
terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut kebisingan.
Getaran yang Diakibatkan oleh Transportasi Darat
Biaya Penanganan
01 Kecelakaan
Lalin
02 Kecelakaan
Fatal 03 Kecelakaan
Berat
Kecelakaan
dengan
04 Kecelakaan
Ringan
05 Kerugian
Harta Benda
Korban
Korban yang 03 Luka
dipastikan mati Ringan
sebagai akibat Korban yang karena
kecelakaan lalu luka-lukanya
lintas dalam menderita cacat
jangka waktu tetap atau harus Korban yang tidak
paling lama 30 dirawat dalam termasuk dalam
hari setelah jangka waktu lebih katagori korban
kecelakaan dari 30 hari sejak mati dan korban
tersebut (PP No terjadi kecelakaan luka berat (PP No
43 Th l993,Pasal (PP No 43 Th l993, 43 Th
93) Pasal 93) l993, Pasal 93)
KETENTUAN UMUM
a. kecelakaan fatal;
b. kecelakaan berat;
c. kecelakaan ringan;
d. kecelakaan dengan kerugian harta benda.
3. Kategori kecelakaan :
a. korban mati;
b. korban luka berat;
c. korban luka ringan
1 Fatal 131.205.000
2 Berat 18.997.000
3 Ringan 12,632.000
4 Kerugian harta benda 15.725.000
Estimasi Biaya Satuan Korban dan
Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas
Ket :
BSKOj(Tn) = Biaya satuan kecelakaan lalin pada tahun n
untuk setiap kategori korban, dalam
Rp/korban
BSKOj(T0) = Biaya satuan korban kecelakaan lalin pada
tahun 2003 untuk setiap kategori korban,
dalam Rp/korban (tabel 1)
G = Tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan,
dalam % (nilai default g = 11%).
Tn = Tahun perhitungan biaya korban
T0 = Tahun dasar perhitungan biaya korban
(tahun 2003)
t = Selisih tahun perhitungan (Tn – T0)
j = Kategori korban
2. Biaya Satuan Kecelakaan Lalin untuk tahun tertentu (Tn)
dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
dengan pengertian :
k
BBKE (Tn) = Σ (JKEi x BSKEi (Tn)) ................... (4)
i=1
Ket :
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan meliputi :
t = Tn – T0 ....................... (5)
Ket :
t = Selisih tahun perhitungan
Tn = Tahun perhitungan
T0 = Tahun awal (2003)
1) Lokasi : Kota B
2) Tahun Perhitungan : 2005; t = 2005 – 2003 = 2
3) Jumlah korban :
- Korban mati = 50 orang/tahun
- Korban luka berat = l00 orang/tahun
- Korban luka ringan = 200 orang/tahun
- Korban mati =
(1 + 0,11)² x Rp 119.016.000= Rp 146.639.614/korban
- Kecelakaan fatal =
(1 + 0,11)3 x Rp 224.541.000 = Rp 307.089.232/kecelakaan
- Kecelakaan berat =
(1 + 0,11)3 x Rp 22.221.000 = Rp 30.390.128/kecelakaan
- Kecelakaan ringan =
(1 + 0,11)3 x Rp 9.847.000 = Rp 13.467.062/kecelakaan
- Kecelakaan fatal =
2 x Rp 307.089.232 = Rp 614.178.464/tahun
- Kecelakaan berat =
5 x Rp 30.390.128 = Rp 151.950.640/tahun
- Kecelakaan ringan =
10 x Rp. 13.467.062 = Rp 134.670.620 /tahun
- Korban mati =
(1 + 0,10) x Rp 119.016.000 = Rp 191.676.458/korban
m
Rumus BBKO (Tn) = Σ (JKOj x BSKOj (Tn)) ................. (3)
j=1
Ket :
- Korban mati =
(50 x Rp 191.676.458 ) = Rp 9.583.822.900/ th
- Kecelakaan fatal =
(1 + 0,1) x Rp 224.541.000 = Rp 328.750.478/kecelakaan
- Kecelakaan berat =
(1 + 0,1 ) x Rp 22.221.000 = Rp 32.533.766/kecelakaan
- Kecelakaan ringan =
(1 + 0,1 ) x Rp 9.847.000 = Rp 14.416.993/kecelakaan
- Kecelakaan berat =
(5 x Rp 32.533.766) = Rp 162.668.830/th
- Kecelakaan ringan =
(10 x Rp 14.416.993) = Rp 144.169.930/th