DEKAT PEMUKIMAN
Project Paper
By :
Kelompok 1 Offering I
Aisyah Salma Nurfahima (180342618049)
Muhammad Noorjazuli Abdillah (180342618087)
Oktaviani Jannati Qolbi (1803426180)
Abstrak: Sungai adalah wadah pengaliran air mulai dari mata air sampai
muara dengan dibatasi oleh garis sempadan. Kondisi kualitas air sungai
dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang berada dekat dengan
sungai dengan menghasilkan limbah. Tujuan penelitian ini untuk
membandingkan kualitas air sungai di daerah pemukiman dengan
menggunakan parameter fisika dan kimia. Penelitian ini diharapkan dapat
berlanjut serta dapat memberikan kontribusi dalam menjaga kualitas air
sungai.
Keywords: Sungai, Kualitas air, Parameter, Fisik, Kimia.
PENDAHULUAN
Sungai adalah wadah pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi oleh garis
sempadan (PP RI No. 35 Tahun 1991 tentang sungai ). Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian
permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air
menuju ke laut, danau atau tempat lainnya (Syarifuddin, dkk. 2000). Dapat disimpulkan bahwa sungai
adalah bagian dari daratan yang menjadi tempat tempat aliran air yang berasal dari mata air atau curah
hujan. (Syarifuddin, dkk. 2000).
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan suatu kota berakibat pula pada meningkatnya
aktivitas pada pemukiman. Pola perubahan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi dengan luas lahan
yang tetap akan mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan semakin berat. Aktivitas–aktivitas penduduk
yang bermukim di area bantaran sungai akan berdampak pada kualitas lingkungan. Pada umumnya
penduduk yang bermukim di area bantaran sungai akan menghasilkan limbah yang akhirnya akan
mengalir ke sungai sehingga akan menimbulkan pencemaran air sungai. Aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari pertanian dan industri akan turut menghasilkan limbah
yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai . (Suriawiria, Unus. 2003). Menurut
Nana ,dkk(2002) pemanfaatan air harus memenuhi kuantitas, kualitasnya dan juga harus memenuhi
kriteria kualitas air sesuai pemanfaatannya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan kualitas air sungai di daerah dekat dengan pemukiman dengan menguji kualitas air
menggunakkan parameter fisik dan kimia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
kondisi kualitas air sungai yang berada dekat dengan pemukiman.
METODE PENELITIAN
3. Penentuan Titik Pengambilan Sampel Penentuan titik pengambilan sampel air menggunakan “sample
survey method”, yaitu metode pengambilan sampel dilakukan dengan membagi daerah penelitian menjadi
segmen atau titik yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian.
HASIL
PEMBAHASAN
Sungai merupakan badan air utama di permukaan yang digunakan manusia pada kegiatan
domestik, industry maupun pertanian, sungai juga paling sering membawa limbah dan sisa-sisa
penggunaan air yang menyebabkan pencemaran pada sungai (Mandal dkk, 2010). Kualitas air
menggambarkan keadaan air, keadaan ini dapat digambarkan dengan adanya parameter fisika, kimia,
mapun biologi. Pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008 ditetapkan parameter baku air yang
meliputi parameter fisik yaitu suhu, padatan terlarut, padatan tersuspensi; parameter kimia yaitu pH, TSS,
COD, DO. Parameter kualitas air dilakukan pada 3 sungai : Sungai Brantas Kab. Malang, Sungai
Amprong Kota Malang, dan Sungai Tuak Kota Banjarmasin.
Parameter ciri fisik air sungai dilakukan dengan mengukur suhu air dan mengamati padatan
terlarut (kekeruhan air) di 9 plot pada setiap sungai. Suhu yang didapat pada masing-masing sungai
berkisar antara 25°-28°C yang tergolong normal dan tidak membahayakan organisme yang hidup di
dalamnya (Welch, 1980 dalam Widiastuty, 2001). Suhu air sungai juga berpengaruh terhadap tumbuhan
air yang mengontrol pencemaran, pada suhu air <10° atau >40° maka tumbuhan tersebut akan
menghentikan pertumbuhan (Dahruji, dkk,. 2017). Perbedaan suhu yang terjadi pada pinggir dan tengah
sungai disebabkan oleh perbedaan kedalaman sungai. Semakin dalam sungai maka suhu dalam air lebih
rendah karena semakin dalam dasar sungai maka semakin sedikit absorbs cahaya matahari ke dalam air
(Pancawati, 2014). Parameter padatan terlarut yang diamati rata-rata menunjukkan tidak terlalu banyak
(air jernih), pengamatan hanya dilakukan secara deskriptif karena keterbatasan alat yang dimiliki masing-
masing individu.
Parameter kimia air sungai dilakukan dengan mengukur pH pada sungai di 9 plot yang juga
digunakan pada parameter ciri fisik. pH yang didapat berkisar antara 6-9 yang berarti aman bagi makhluk
hidup yang hidup didalam air ataupun menggunakannya (Mardhia, 2018). Parameter kimia yang lain
seperti COD, TSS, dan DO belum dapat diambil datanya karena keterbatasan alat. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang mutu air, dapat di golongkan bahwa sungai Brantas Kab.
Malang merupakan kelas 1 karena sungai besar dan belum tercemar, sungai Amprong Kota Malang
merupakan kelas 2 karena mulai tercemar dengan zat sisa mencuci, dan sungai Tuak Kota Balikpapan
merupakan Kelas 1 karena masih belum tercemar.
PENUTUP
Kesimpulan
Sungai yang merupakan badan utama air sudah banyak yang tercemar oleh sisa aktivitas manusia, untuk
menganalisis kualitas sungai dapat menggunakan ciri fisik, kimia maupun biologi. Cara yang digunakan
pada praktikum ini adalah parameter fisik dengan mengukur suhu dan parameter kimia dengan mengukur
pH air sungai.
Saran
Semoga
Daftar Pustaka
Dahruji., Pipit F W., Totok H. (2017). Studi Pengolahan Limbah Usaha Mandiri Rumah Tangga dan
Dampak Bagi Kesehatan di Wilayah Kenjeran. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1,
36-44.
Mandal, P., Upadhyay, R., Hasa, A, (2010). Seasonal and spatial variation of Yamuna River water quality
in Delhi, India. Environ Monit Assess 170 (1):661-670. doi:10.1007/s10661-009-1265-2.
Mardhia, D., & Abdullah, V. (2018). Studi Analisis Kualitas Air Sungai Brangbiji Sumbawa
Besar. Jurnal Biologi Tropis, 18(2), 182-189.
Marlina, N., Hudori, H., & Hafidh, R. (2017). Pengaruh Kekasaran Saluran dan Suhu Air Sungai pada
Parameter Kualitas Air COD, TSS di Sungai Winongo Menggunakan Software QUAL2Kw. Jurnal Sains
& Teknologi Lingkungan, 9(2), 122-133.
Pancawati, D. N., Suprapto, D., & Purnomo, P. W. (2014). Karakteristik fisika kimia perairan habitat
bivalvia di Sungai Wiso Jepara. Management of Aquatic Resources Journal, 3(4), 141-146.
Pemerintah, P., & OTONOM, K. P. S. D. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Sumadi. 2010. Perkembangan Pemikiran dan Kajian Geografi. Bandar Lampung. FKIP Universitas
Lampung.
Suriawiria, Unus. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung
Widiastuty, S. 2001. Dampak Pengelolaan Limbah Cair PT Pupuk Sriwidjaja Terhadap Kualitas Air
Sungai Musi Kotamadya Palembang. Tesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor.
Yogyakarta, P. D. I. (2008). Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2008
tentang Baku Mutu Air di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Sekretaris Daerah.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
Sungai Brantas