Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUKUM ASURANSI

Proximate Cause dan Law of Large Number

DOSEN PENGAMPU : Ketut Sendra, SPd, SH, MM, MH, AAIJ,


QIP, CLU, CRGP, CERG, QRGP, AMRP

Disusun oleh :

Adjie Rizki Pardani (201761201102)

Anasya Daffa Pertiwi (201761201107)

Bunga Nanda Sari (201761201113)

Laitul Husna (201761201005)

Rizki Ferdianto (201761201124)

Ummi Noviana (201761201012)

Yudhistira Adi Wiyanto (201761201132)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

2019
Adjie Rizky Pardani Anasya Daffa Pertiwi Bunga Nanda Sari

Yudhistira Adi W Lailatul Husna

Rizky Ferdianto Ummi Noviana


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Makalah Hukum Asuransi ini dapat
terselesaikan.

Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada dosen pembimbing dalam
mata kuliah Hukum Asuransi, Bapak Ketut Sendra, SPd, SH, MM, MH, AAIJ,
QIP, CLU, CRGP, CERG, QRGP, AMRP yang telah memberikan kami
bimbingan, arahan serta nasihat dan ilmu yang sangat bermanfaat sehingga kami
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Hukum Asuransi ini.

Makalah ini merupakan suatu pembelajaran untuk kami dan diharapkan


dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai Hukum
Asuransi. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai pembelajaran dan
referensi bagi rekan mahasiswa lainnya.

Demikian makalah ini kami susun dengan penuh kekurangan dan


ketidaksempurnaan semoga hasil kerja kami ini dapat memnuhi tanggung jawab
kami serta menjadi bekal sekaligus pembelajaran bagi kami untuk lebih baik lagi
di kemudian hari.

Jakarta, Juli 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

1.1 Latar Belakang..........................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Pengertian Proximate Cause......................................................................6

2.2 Pembagian kejadian Proximate Cause......................................................7

2.3 Dasar Hukum Proximate Cause................................................................9

2.4 Pengertian Law of Large Number...........................................................11

2.5 Penerapan Law of Large Number...........................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

3.1 Kesimpulan..............................................................................................15

3.2 Saran dan Kritik.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


“Asuransi (pertanggungan) adalah suatu perjanjian, dengan mana
Penanggung mengikatkan diri kepada Tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu” (Pasal 246 KUHD). Jika
terjadi kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh suatu kejadian tertentu, tidak
secara otomatis kerugian atau kerusakan itu akan diganti oleh Penanggung. Tetapi
perlu dibuktikan terlebih dahulu, apakah kejadian itu disebabkan oleh bahaya
yang termasuk tanggung jawab Penanggung atau tidak. Jika suatu
kerugian/kerusakan itu adalah disebabkan oleh lebih dari satu penyebab, sehingga
untuk menentukan apakah Penanggung bertanggung jawab atau tidak maka harus
dipilih salah satu dari penyebab kejadian itu. Maka dari itu dibutuhkanlah prinsip
proximate cause untuk menentukan apakah suatu kerugian yang menimpa
tertanggung akan di jamin oleh asuransi atau tidak.

Dalam asuransi juga dikenal dengan istilah “law of large number” Risiko
dan ketidakpastian berkurang dengan meningkatnya jumlah orang yang
diasuransikan. Jadi, semakin besar kelompok yang diasuransikan, kerugian akan
semakin bisa diperkirakan atas kelompok tersebut

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Proximate Cause
1.2.2 Pembagian kejadian Proximate Cause
1.2.3 Dasar Hukum Proximate Cause
1.2.4 Pengertian Law of Large Number
1.2.5 Penerapan Law of Large Number
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proximate Cause

Dalam perkara antara “Pawsey” melawan “Scottish Union And National”


(1907), prinsip causa proxima didefinisikan sebagai berikut: “Proximate cause
means the active, efficient cause that sets in motion a train of events which brings
about a result, without the intervention of any force started and working actively
from a new and independent source.”

(Causa Proxima berarti penyebab aktif, efisiean yang menggerakkan suatu


rangkaian peristiwa yang membawa akibat, tanpa adanya intervensi dari suatu
kekuatan apapun yang timbul dan bekerja secara aktif dari suatu sumber yang
baru dan berdiri sendiri.)

Ukuran utama dari “proxima” adalah faktor efektivitas dari penyebab itu, dan
bukan faktor waktunya. Causa proxima bukanlah penyebab pertama atau terakhir,
tetapi adalah penyebab yang dominan atau penyebab yang efisien, atau penyebab
yang operatif.

Penegasan suatu sebab adalah aktif, efisien maksudnya adalah dalam kejadian
itu terdapat keterkaitan secara langsung sebab dan akibat, dan penyebabnya sangat
kuat dari suatu rentetan kejadian yang secara nalar kuat dapat diduga hal tersebut
menimbulkan kejadian lain. Maka dapat disimpulkan bahwa proximate cause
adalah penyebab utama suatu kejadian (risiko) yang menyebabkan kerugian
finansial kepada seseorang.

Prinsip proximate cause digunakan untuk menentukan kewajiban pihak


penanggung, yakni mengganti kerugian kepada tertanggung apabila terjadinya
suatu risiko dan risiko tersebut dijamin oleh penanggung yang tercantum di polis.
Namun, sulit untuk menentukan suatu kejadian merupakan penyebab utama
kerugian yang dijamin oleh penanggung jika terjadi rentetan kejadian yang
menjadi penyebab kerugian, maka harus ditelusuri dengan teliti kejadian yang
mana yang menyebabkan kerugian.

2.2 Pembagian kejadian Proximate Cause


Penggantian
Peristiwa Kronologi Peristiwa Kondisi dalam Polis
Kerugian

Risiko dijamin dalam


Peristiwa Penuh
polis
(Causa) -
Risiko dikecualikan Tidak ada
Tunggal
dalam polis penggantian

Peristiwa Tidak ada risiko yang


Penuh
(Causa) dikecualikan
Berurutan Jika risiko yang
dikecualikan terjadi
terlebih dahulu maka
TIDAK ADA
penggantian
Tidak terputus Ada risiko yang
Jika risiko yang
dikecualikan dalam
diasuransikan
polis
terjadi terlebih
dahulu, maka
penggantian sampai
dengan risiko yang
diasuransikan

Terputus Tidak ada risiko yang Kerugian dari risiko


dikecualikan yang diasuransikan
saja
Jika risiko yang
dikecualikan terjadi
terlebih dahulu maka
TIDAK ADA
penggantian
Ada risiko yang
Jika risiko yang
dikecualikan dalam
diasuransikan
polis
terjadi terlebih
dahulu, maka
penggantian sampai
dengan risiko yang
terjadi

Risiko yang
Dapat dipisah-pisahkan
Tidak ada risiko yang diasuransikan saja
Tidak dapat dipisah- dikecualikan
Peristiwa Penuh
pisahkan
(Causa)
Risiko yang
Bersamaan Dapat dipisah-pisahkan Ada risiko yang
diasuransikan saja
dikecualikan dalam
Tidak dapat dipisah- Tidak ada
polis
pisahkan penggantian

Dari pengertian proximate cause yang telah disebutkan di atas, sering


terjadi perselisihan antara tertanggung dengan penanggung karena kesalahan
dalam penafsiran terhadap penyebab terjadinya risiko. Untuk menentukan
penyebab yang aktif dan efisien yang menimbulkan kerugian, ada 3 teori.

a. Conditio Sine Quanon


Penyebab yang aktif dan efisien sehingga menimbulkan kerugian
adalah semua yang terjadi sesaat sebelum terjadinya kerugian.

b. Causa Remota
Penyebab yang aktif dan efisien sehingga menimbulkan kerugian
adalah kejadian yang terjauh dari terjadinya kerugian.
c. Adequate
Penyebab yang aktif dan efisien sehingga menimbulkan kerugian
adalah kejadian yang dianggap pantas menimbulkan kerugian tersebut.

2.3 Dasar Hukum Proximate Cause


1. Marine Insurace Act 1906 Section 55
“Subject to the provisions of this Act, and unless the policy otherwise
provides, the insurer is liable for any loss proximately caused by a peril
insured against, but, subject as aforesaid, he is not liable for any loss
which is not proximately caused by a peril insured against.
In particular—
a. The insurer is not liable for any loss attributable to the willful
misconduct of the assured, but, unless the policy otherwise
provides, he is liable for any loss proximately caused by a peril
insured against, even though the loss would not have happened but
for the misconduct or negligence of the master or crew;
b. Unless the policy otherwise provides, the insurer on ship or goods
is not liable for any loss proximately caused by delay, although the
delay be caused by a peril insured against;
c. Unless the policy otherwise provides, the insurer is not liable for
ordinary wear and tear, ordinary leakage and breakage, inherent
vice or nature of the subject-matter insured, or for any loss
proximately caused by rats or vermin, or for any injury to
machinery not proximately caused by maritime perils”

Yang maknanya adalah perusahaan asuransi akan membayar klaim


atas kerugian yang disebabkan oleh risiko yang ditanggung, dan
sebaliknya perusahaan asuransi tidak akan membayar klaim atas
kerugian yang bukan disebabkan oleh risiko yang ditanggung
khususnya kerugian yang disebabkan oleh kesalahan yang disengaja
oleh tertanggung kecuali jika polis menyatakan sebaliknya, perusahaan
asuransi akan membayar klaim atas setiap kerugian yang disebabkan
oleh risiko yang dipertanggungkan meskipun kerugian disebabkan oleh
kru kapal; kecuali jika polis menyatakan sebaliknya, perusahaan
asuransi tidak akan membayar klaim untuk setiap kerugian yang
disebabkan oleh keterlambatan walaupun keterlambatan disebabkan
oleh kebocoran dan kerusakan biasa; kecuali jika polis menyatakan
sebaliknya perusahaan asuransi tidak akan membayar klaim atas
keausan mesin biasa, kerusakan biasa, sifat dasar yang melekat atau
sifat dari subyek yang diasuransikan, atau untuk semua kerugian yang
disebabkan oleh tikus atau kutu, atau untuk setiap kerusakan mesin
yang tidak disebabkan oleh bahaya bahari.

Dalam polis asuransi selalu tercantum penyebab-penyebab apa saja


yang dijamin dan penyebab-penyebab apa saja yang dikecualikan.
Pernyataan ini mengandung arti bahwa perusahaan asuransi sebagai
penanggung akan membayar ganti rugi terhadap kerugian objek yang
dipertanggungkan apabila penyebab kerugian tersebut merupakan
penyebab yang dijamin di dalam polis asuransi.

2. KUHD Pasal 256


Dalam KUHD pasal 256 tertulis bahwa “semua polis, terkecuali
polis pertanggungan jiwa (karena untuk asuransi jiwa peristiwa yang
terjadi adalah meninggal dunia. Karena dalam pasal 306 KUHD ‘Bila
orang yang jiwanya dipertanggungkan pada waktu pengadaan
pertanggungan telah meninggal dunia, gugurlah perjanjian itu,
meskipun tertanggung tidak dapat mengetahui tentang meninggalnya
itu; kecuali bila dipersyaratkan lain’. Maka dapat disimpulkan bahwa
apabila tertanggung meninggal dunia maka klaim akan dibayar. Pasti.
Kecuali pihak tertanggung melanggar prinsip utmost goodfaith,
contohnya seperti menutupi fakta bahwa ia menderita penyakit
tertentu.), harus menyatakan hari pengadaan pertanggungan itu, nama
orang yang mengadakan pertanggungan itu atas beban sendiri atau
beban orang lain, uraian yang cukup jelas tentang barang yang
dipertanggungkan, jumlah uang yang untuk itu dipertanggungkanm
bahaya yang diamblil oleh penanggung atas bebannya, waktu mulai
dan berakhirnya bahaya yang mungkin terjadi atas beban
penanggung, premi pertanggungan dan pada umumnya semua
keadaan yang pengetahuannya tentang itu mungkin mutlak penting
bagi penanggung, dan semua syarat yang diperjanjikan antara para
pihak. Polis itu harus ditandatangani oleh setiap penanggung” maka,
sudah terpampang jelas bahwa, dalam polis haruslah menyantumkan
penyebab apa saja yang dijamin dan dikecualikan. Maka, perusahaan
asuransi (penanggung) wajib membayar ganti rugi kepada tertanggung
apabila penyebab kerugian merupakan penyebab yang dijamin dalam
polis.
3. Pasal 276 KUHD
“Tiada kerugian atau kerusakan yang disebabkan karena
kesalahan si tertanggung sendiri harus ditanggung oleh si penanggung,
bahkan berhaklah si penanggung itu memiliki premi ataupun
menuntutnya, apabila ia sudah mulai memikul suatu bahaya.”
4. Pasal 294 KUHD
“Penanggung sama sekali tidak wajib menaggung untuk
kerusakan atau kerugian yang langsung timbul karena cacat,
kebusukan sendiri, atau karena sifat dan kodrat dari yang
dipertanggungkan sendiri, kecuali jika dipertangungkan untuk itu
dengan tegas.”

Dalam KUHD 276 dan 294 ditegaskan bahwa bahwa segala kerugian
yang disebabkan oleh pihak tertanggung dengan sengaja maka perusahaan
asuransi tidak berkewajiban mengganti kerugian finansial tersebut, hal ini juga
sesuai dengan MIA 1906 Section 55.

2.4 Pengertian Law of Large Number

Dalam teori probabilitas, law of large numbers atau hukum bilangan besar
adalah teorema yang menggambarkan hasil saat seseorang melakukan percobaan
yang sama berulang kali (diulang dalam jumlah besar).
Matematikawan Italia, Girolamo Cardano (1501-1576), adalah yang pertama
menyatakan, meskipun tanpa bukti, bahwa akurasi statistik empiris cenderung
membaik dengan meningkatnya jumlah percobaan. Pernyataan ini kemudian
dikenal sebagai law of large numbers (hukum bilangan besar).Suatu bentuk
khusus dari law of large numbers (untuk variabel random biner) pertama kali
dibuktikan oleh Jacob Bernoulli. Butuh waktu lebih dari 20 tahun baginya untuk
mengembangkan bukti matematis yang cukup kuat yang diterbitkan dalam
bukunya Ars Conjectandi (The Art of Conjecturing) pada tahun 1713.

Menurut hukum ini, rata-rata hasil yang diperoleh dari sejumlah besar
percobaan akan mendekati nilai yang diharapkan, dan akan cenderung menjadi
lebih dekat saat percobaan semakin diperbanyak. Law of large numbers penting
karena “menjamin” hasil jangka panjang yang stabil untuk rerata dari beberapa
peristiwa acak. Sebagai contoh, sementara pemilik kasino mungkin kehilangan
uang di meja roulette, dia tetap akan mendapatkan keuntungan dalam persentase
tertentu seiring semakin banyaknya orang yang bermain roulette. Setiap
kemenangan beruntun yang diperoleh seorang pemain akhirnya akan teratasi jika
jumlah pemain semakin banyak.

2.5 Penerapan Law of Large Number


Di dalam asuransi kita mengenal istilah law of large numbers, yaitu
hukum mengenai jumlah yang besar. Artinya risiko yang dipertanggungkan harus
dalam jumlah besar. Misalnya sebagai berikut :
a. Untuk asuransi mobil, kita mengamati 20.000 unit mobil yang
diasuransikan.
b. Pada asuransi jiwa / life insurance, law of large numbers adalah
dengan memperhitungkan berapa kemungkinan (probability) dari
15.000 orang yang berumur 25 tahun, bisa mencapai umur 56
tahun. Bila telah diketahui bahwa dari sekian jumlah orang
umpamanya 14.900 yang bisa mencapai umur 56 tahun, maka
ditetapkanlah premi (penentuan tarif ). 
Mengenai kemungkinan (probability) yang selalu kita temui dalam
pertanggungan adalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (pengalaman).
Faktor probability ini melekat dalam asuransi.

Ketika diterapkan dalam asuransi, hal ini berarti semakin besar jumlah
orang yang diasuransikan, kerugian yang akan dialami cenderung mendekati
kerugian yang diperkirakan. Risiko dan ketidakpastian berkurang dengan
meningkatnya jumlah orang yang diasuransikan. Jadi, semakin besar kelompok
yang diasuransikan, kerugian akan semakin bisa diperkirakan atas kelompok
tersebut.

Dengan menerapkan hukum ini, perusahaan asuransi bisa menentukan


tingkat mortalita (frekuensi kematian) dan tingkat morbidita (tingkat sakit, cedera
dan terjadinya gagal kesehatan) dari orang yang diasuransikan.Tingkat mortalita
dan morbidita digunakan dalam perhitungan tingkat premi asuransi perusahaan ke
berbagai jenis produk asuransi yang diterbitkan.

Ketika diterapkan dalam Asuransi, hal ini berarti bahwa semakin besar
jumlah orang yang di asuransikan, kerugian yang akan dialami cendrung
mendekati kerugian yang diperkirakan. Resiko dan ketidakpastian berkurang
dengan meningkatnya jumlah orang yang diasuransi kan. Jadi, semakin besar
kelompok yang di asuransi kan, semakin bisa diperkirakan kerugian yang akan
dialami dari kelompok tersebut secara keseluruhan.

Dengan menerapkan system ini, perusahaan-perusahaan asuransi bisa


membentuk tingkat Mortalitas  (frekuensi dari kematian) dan tingkat Morbiditas
(tingkat sakit, cedera, dan terjadi nya gagal kesehatan) dari orang yang di
asuransikan. Tingkat mortalita dan tingkat morbiditas digunakan dalam
perhitungan tingkat premi asuransi perusahaan ke berbagai jenis produk asuransi
yang diterbitkan baik asuransi dasar maupun asuransi rider atau tambahan.

Mengenai kemungkinan (probability) yang selalu kita temui dalam


pertanggungan adalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (pengalaman).
Faktor probability ini melekat dalam asuransi.
Macam probability adalah sebagai berikut :
a. A priory probability (kemungkinan secara a priori).
A priory probability adalah suatu kejadian sudah diketahui
sebelumnya.
b. Emperical Probability (Kemungkinan berdasar empiris).
Emperical probability adalah kejadian-kejadian yang bisa
diketahui dari pengalaman (empiris) sehari-hari.
Umpamanya buruh bekerja dalam sebuah pabrik, ditaksir
yang mendapat kecelakaan sekian persen/orang setiap bulan atau
tahunnya.Dalam perusahaan asuransi, emperical probability inilah
yang banyak digunakan. Contoh dalam life insurance, dari 1000
orang penduduk yang berumur 20 tahun, berapa orang yang bisa
mencapai umur 21 tahun. Data kita kumpulkan dengan memakai
statistik. Setelah itu kita dapat mencari kemungkinan-
kemungkinannya.
Bagi kita yang penting ialah emperical probaility dari a priory
probability dalam perasuransian. Oleh karena itu, dengan pengalaman-
pengalaman tersebut kita dapat menaksir berapa kemungkinan kerugian
untuk masa yyang akan datang, dan bisa digunakan sebagai basis atau
dasar untuk penetapan premi polis asuransi (pembuatan tarif asuransi).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip proximate cause sangat penting dalam penyelsaian ganti dugi
kepada tertanggung terutama dalam suatu kejadian yang disebabkan ole hlebih
dair satu penyebab. Jika terjadi kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh suatu
kejadian tertentu, tidak secara otomatis kerugian atau kerusakan itu akan diganti
oleh Penanggung. Tetapi perlu dibuktikan terlebih dahulu, apakah kejadian itu
disebabkan oleh bahaya yang termasuk tanggung jawab Penanggung atau tidak.
Jika suatu kerugian/kerusakan itu adalah disebabkan oleh lebih dari satu
penyebab, sehingga untuk menentukan apakah Penanggung bertanggung jawab
atau tidak maka harus dipilih salah satu dari penyebab kejadian itu.

Law of large number merupakan hukum mengenai jumlah yang besar.


Artinya risiko yang dipertanggungkan harus dalam jumlah besar. Semakin banyak
jumlah tertanggung dalam asuransi maka akan banyak data yang terkumpul
mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan asuransi, sehingga probabilita
terjadinya risiko akan semakin akurat

3.2 Saran dan Kritik


Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas. 
DAFTAR PUSTAKA
Buku :

Subekti, R, R. Tjitrosudibio (1986) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan


Undang-Undang Kepailitan. Salatiga : Pradnya Paramita

Tunggal, Hadi Setia (2005) Dasar Dasar Asuransi, Harvarindo

Skripsi :

Kriston Bolim Sirait. 2011. Analisa Hukum Asuransi Kendaraan Bermotor


[skripsi]. Sumatera Utara (ID) : Universitas Sumatera Utara

Rio Trawiratama. 2012. Pelaksanaan Perjanjian Asuraansi Jiwa Syariah ( Studi


pada PT. Allianz Life Indonesia cabang Bandar Lampung) [skripsi]. Lampung
(ID) : Universitas Lampung

Internet :

http://www.sanabila.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-prinsip-proximate.html
diakses pada 4 juli 2019 pukul 12:00

https://agenasuransijiwa.co.id/law-of-large-number/ diakses pada 3 Juli 2019


pukul 22:41

https://masterasuransi.blogspot.com/2017/02/manfaat-prinsip-law-of-large-
numbers.html diakses pada 3 juli 2019 pukul 22:45

https://www.accelainfinia.com/54/apa-itu-law-of-large-numbers-penerapannya-
dalam-asuransi/ 3 juli 2019 22:39

https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/inter-alia diakses pada 3 juli


2019 pukul 22:45

Anda mungkin juga menyukai