Pertemuan Ke 13 Penyelesaian Sengketa Bisnis I PDF
Pertemuan Ke 13 Penyelesaian Sengketa Bisnis I PDF
A. TUJUAN PEMBALAJARAN
1.1 Mahasiswa mampu memahami prinsip dan konsepsi persengketaan
bisnis
1.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi karasteristik sengketa bisnis
1.3 Mahasiswa mampu memahami latar belakang terjadinya sengketa
bisnis
1.4 Mahasiswa mampu memahami cara peyelesaian sengketa bisnis
1.5 Mahasiswa mampu memahami jalur pengadilan dalam penyelesaian
sengketa bisnis.
B. URAIAN MATERI
1
Pengertian sengketa adalah pertentangan atau konflik yang terjadi antara
individu – individu atau kelompok – kelompok yang mempunyai hubungan atau
kepentingan yang sama atas suatu objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat
hukum antara satu dngan yang lain.
Menurut Ali Achmad, “sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih
yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu kepemilikan atau hak milik
yang dapat menimbulkan akibat hukum antara keduanya”.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kompleks melahirkan berbagai
macam bentuk kerjasama bisnis mengingat kegiatan bisnis semakin meningkat
dari waktu ke waktu, maka tidak mungkin dihindari terjadinya konflik/sengketa
(dispute) diantara pihak yang terlibat. Sengketa yang timbul diantara pihak –
pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis/perdagangan disebut dengan sengketa
bisnis.
Sengketa pada hakekatnya merupakan bentuk aktualisasi dari suatu perbedaan dan
pertentangan antara dua pihak atau lebih. Sebgaimana dalam sengketa perdata
dalam sengketa bisnis pihak – pihak diberi kebebasan untuk menentukan
mekanisme cara penyelesain sengketa yang dekehndaki
Dari pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa Sengketa adalah perilaku
pertentangan antara kedua orang atau lembaga atau lebih yang menimbulkan suatu
akibat hukum dan karenanya dapat diberikan sanksi hukum bagi salah satu
diantara keduanya.
3
5. sengketa perindustrian
6. sengketa HAKI
7. sengketa konsumen
8. sengketa kontrak
9. sengketa perburuhan
10. sengketa perusahaan
11. sengketa perdagangan publik
4
diterus ke kejaksaan dalam rangka penuntututan dan setelah itu dilimpahkan ke
pengadilan untuk disidangkan dan diputuskan. Sedangkan untuk yang khusus
seperti peradilan niaga, peradilan militer, PTUN, dan peradilan tipikor. Dalam hal
kasus seperti persengketaan bisnis, maka biasanya akan diselesaikan pada
“peradlian niaga”.
Pengadilan niaga pertama kali dibentuk pada pengadilan negeri Jakarta
pusat berdasarkan pasal 28 ayat 1 UU No. 4 tahun 1998 pembentukan pengadilan
naga sebagaimana ayat 1, dilakukan secara bertahap dengan keputusan presiden,
dengan memperhatikan kebutuhan dan kesiapan SDM yang diperlukan. Pada
awalnya pengadilan niiaga menangani, memeriksa, dan memutuskan perkara –
perkara kepailitan dan penundaan pembayaran utang, namum seiring dengan
perkembangan situasi dan kondisi yang ada, pengadilan niaga juga menangani
ksus – kasus bisnis yang lain termasuk sengketa bisnis.
Dalam hal menyangkut perkara diluar bidang perniagaan, ketua MA dapat
menetapkan jenis dan nilai perkara pada tingkat pertama diperiksa dan diputuskan
oleh hakim tunggal. Dalam menjelankan tugasnya hakim akan dibantu oleh
panitera atau penitera pengganti yang disebut juru sita.
Pengadilan niaga mengacu pada hukum acara perdata yang berlaku kecuali
ditentukan lain oleh undang – undang. Keputusan pengadilan niaga yang telah
memperoleh hukum tetap dapat dilakukan peninjauan kembali sepanjang
memeliki alasan, yaitu:
Terdapat bukti tertulis baru yang penting, yang apabila diketahui pada
tahap persidangan sebelumnya akan menghasilkan keputusan berbeda.
Pengailan niaga yang bersangkutan telah melakukan kesalahn berat dalam
penerapan.
Hakim pada pengadila niaga diangkat atas dasar keputusan presiden
(KEPRES) atas usulan ketua MA, pada pengadilan niaga di tingkat pertama dapat
diangkat seorang ahli hakim ad hoc (sementara) dengan beberapa persyaratan
sesuai dengan UU yang berlaku, yaitu antara lain:
5
Mempunyai dedikasi yang baik dan memiliki pengetahuan tehadap
masalah dan kewenangan pengadilan niaga.
Beribawa, jujur, adil, dan berkalauan tidak tercela
Telah berhasil menyelesaikan program pelatihan khusus sebagai hakim
pada pengadilan niaga.
D. DAFTAR PUSTAKA
6
BAGIAN AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
7
8