Makalah Gerakan Muhammadiyah
Makalah Gerakan Muhammadiyah
Disusun Oleh :
KELOMPOK : 1
1. NURHIDAYATI
2. NOVA NOVLITA
Kelas : Biologi V C
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Dalam
kesempatan ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini agar dapat selesai
tepat waktu.
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa pengertian pembaharuan ?
2. Bagaimana landasan dan ruang lingkup pembaharuan ?
3. Bagaimana gerakan pembaharuan Islam oleh Ibnu Taimiyah ?
4. Bagaimana gerakan pembaharuan Islam oleh Muhammad bin Abdul Wahab ?
5. Bagaimana gerakan pembaharuan Islam oleh Jamaluddin Al-Afghani ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan.
2. Untuk mengetahui landasan dan ruang lingkup pembaharuan.
3. Untuk mengetahui gerakan pembaharuan Islam oleh Ibnu Taimiyah.
4. Untuk mengetahui gerakan pembaharuan Islam oleh Muhammad bin Abdul
Wahab.
5. Untuk mengetahui gerakan pembaharuan Islam oleh Jamaluddin Al-Afghani.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembaharuan
Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham
keagamaan Islam dengan dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi madern. Dalam bahasa Arab, gerakan
pembaharuan Islam disebut tajdîd. Secara harfiah tajdîd berarti pembaharuan dan
pelakunya disebut mujaddid. Dalam pengertian tersebut, sejak awal sejarahnya,
Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan. Sebab ketika menemukan
masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas
doktrin-doktrin dasar Al-Qur’an dan sunnah.[2]
Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa “sesungguhnya Allah akan
mengutus kepada umat ini(Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang
akan memperbaiki-memperbaharui agamanya” (HR. Abu Daud). Meskipun
demikian, istilah ini baru terkenal dan populer pada awal abad ke-18. tepatnya
setelah munculnya gaung pemikiran dan gerakan pembaharuan Islam, menyusul
kontak politik dan intelektual dengan Barat. Pada waktu itu, baik secvara politis
maupun secara intelektual, Islam telah mengalami kemunduran, sedangkan Barat
dianggap telah maju dan modern. Kondisi sosiologis seperti itu menyebabkan
kaum elit muslim merasa perlu uintuk melakukan pembaharuan.
Dari kata tajdid selanjutnya muncul istilah-istilah lain yang pada dasarnya
lebih merupakan bentuktajdid. Diantaranya adalah reformasi, purifikasi,
modernisme dan sebagainya. Istilah yang bergam itu mengindikasikan bahwa hal
itu terdapat variasi entah pada aspek metodologi, doktrin maupun solusi, dalam
gerakan tajdid yang muncul di dunia Islam.
Secara geneologis, gerakan pembaharuan Islam dapat ditelusuri akarnya
pada doktrin Islam itu sendiri. Akan tetapi hsl tersebut mendapatkan momentum
ketika Islam berhadapan dengan modernitas pada abad ke-19. Pergumulan antara
Islam dan modernitas yang berlangsung sejak Islam sebagai kekuatan politik
mulai merosot pada abad ke-18 yang menyita banyak energi dikalangan
intelektual muslim. Kaitan agama dengan modernitas memang merupakan
masalah yang pelik, lebih pelik dibanding dengan masalah-masalah dalam
kehidupan lain. Hal ini karena agama dan doktrin yang bersifat absolut, kekal,
tidak dapat diubah, dan mutlakkebenarannya. Sementara pada saat yang sama
perubahan dan perkembangan merupakan sifat dasar dan tuntutan modernitas atau
lebih tepatnya lagi ilmu pengerahuan dan teknologi.
3.1 Kesimpulan
Kemunculan gerakan pembaharuan Islam tidak bisa dipisahkan dari kondisi
obyektif kaum muslim di satu sisi dan tantangan Barat yang muncul di hadapan
Islam di sisi lain. Dari sudut pandang ini, Islam memang menghadapi tantangan
dari dua arah, yaitu dari dalam dan dari luar. Dengan demikian, Pengertian
pembaharuan bukan hanya mencakup perbaikan kondisi obyektif masyarakat
muslim, tetapi juga mencakup jawaban Islam atas tantangan modernitas.
Pembaharuan Islam juga mengindikasikan ketidakpuasan atas kondisi Islam
historis yang berkembang sejak abad ke-18. oleh karena itu, kaum pembaru ingin
membangun citra ideal Islam yang maju dan modern.
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham keagamaan
Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan terknologi Modern. Dengan demikian pembaharuan dalam Islam akan berarti
mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran maupun Hadits,
melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya.
Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam
adalah:
Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan
kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap
orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa kepada kekufuran. Kedua,
sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha, umat Islam maju
di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu
selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad,
tidak mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang
berusaha memberantas kejumudan.
Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan
mengalami kemajuan. Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam
dengan Barat. Adapun tujuan dari pembaharuan dalam dunia Islam yaitu
mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-
Qur’an dan Hadist, dan membuang segala bid’ah, khurafat, tahayul dan mistik.
3.2 Saran
Adapaun saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca melalui
makalah ini yaitu. sebagai berikut:
1. Pembaharuan Islam (tajdid) merupakan suatu keharusan karena ajaran Islam
yang rahmatan lil al’alamin serta sebagai agama “pamungkas” menuntut adanya
upaya rasionalisasi dan kontekstualisasi sesuai dengan semangat jaman. Hal itu
karena pada hakikatnya pembaruan Islam merupakan ikhtiar melakukan
rasionalisasi dan kontekstualisasi ajaran Islam dalam segala ranah kehidupan.
2. Keharusan bagi upaya tajdid setidaknya memiliki tiga landasan dasar yaitu
landasan teologis, landasan normatif, dan landasan historis. Artinya bahwa
gerakan tajdid dilaksanakan dengan dasar dan pijakan yang kuat.
3. Agar tajdid dalam Islam dapat terimplementasikan dan teraktualisasikan, maka
ijtihad harus dijalankan karena tajdid dan ijtihad hakikatnya merupakan dua hal
yang saling terkait.
DAFTAR PUSTAKA
http://aanborneo.blogspot.com/2012/09/makalah-gerakan-pembaharuan.html
http://nikmatulmaskuroh.blogspot.com/2013/12/gerakan-pembaharuan-dalam-
islam.html
http://www.academia.edu/7155167/GERAKAN_PEMBAHARUAN_DALAM_IS
LAM_DI_INDONESIA_Jamiat_al-
Khair_alIrsyad_Muhammadiyah_dan_Persatuan_Islam_
http://fikykpistainparay.wordpress.com/2012/03/04/ppmdi-gerakan-pembaruan-
di-indonesia-muhammadiyah-dan-persis/
http://sibage.blogspot.com/2013/04/makalah-awal-kelahiran-gerakan.html