Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan Instrumen Tes dan Non Tes dalam BK Belajar

Kelompok 3:

Nurul Inaya (1193151040)

Ayu Setianingsih (1193151041)


1. Test

Test adalah suatu metode atau alat untuk melakukan penyelidikan yang menggunakan soal-soal,
pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah
distandardisasikan. Ini berarti telah ada standar yang tertentu.

Baik tidaknya suatu test bergantung kepada validitas serta reliabilitas dari test tersebut. Validitas
sesuatu test adalah ukuran sampai dimana test itu mengukur apa yang ingin diukur atau ditest.
Reliabilitas dari test adalah apabila test itu diberikanpada subjek yang sama pada waktu yang berbeda,
maka hasil test tadi akan menunjukan adanya keajengan hasil.

Macam-macam test:

1. Berdasarkan atas banyaknya orang yang di test (pada waktu mengerjakan test), test dapat
dibedakan:
 Tes individual (perorangan), yaitu test yang diberikan secara individual.
 Test kelompok (group), yaitu test yang diberikan secara kelompok.
2. Berdasarkan atas peristiwa atau kemampuan jiwa yang ingin diselidiki, test dapat dibedakan
antara lain test pengalaman, test perhatian, test intelegensi, test fantasi.
3. Berdasarkan atas cara testee mengerjakan tugas-tugas, maka test dapat dibedakan:
 Test biasa (verbal), yaitu apabila testee di dalam mengerjakan test itu menggunakan bahasa.
 Test peraga (performance), yaitu test di mana testee di dalam mengerjakan test itu tidak perlu
menggunakan bahasa, cukup menggunakan perbuatan-perbuatan, seperti pada test balok, test
menggambar orang.
2. Non Test
a. Observasi

Observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan
menggunakan alat indera (terutama mata) atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada
waktu kejadian itu terjadi

Jenis observasi:

 Observasi yang berpartisipasi. Dalam observasi ini observer (pembimbing) turut mengambil
bagian di dalam peri kehidupan atau situasi dari orang-orang yang diobservasinya.
 Observasi non-partisipasi. Pada teknik ini observer tidak ambil bagian secara langsung di dalam
situasi kehidupan yang diobservasinya, tetapi berperan sebagai penonton.
 Kuasi partisipasi, di mana dalam observasi itu seolah-olah observer turut berpartisipasi. Jadi
sebenarnya hanya pura-pura saja turut ambil bagian dalam situasi kehidupan pihak yang
diobservasi.

Di samping itu observasi juga dapat dibedakan sebagai observasi yang sistematis dan yang tidak
sistematis (non-sistematis):

 Observasi sistematis dilaksanakan dengan menggunakan kerangka rencana terlebih dahulu


sehingga sering pula disebut sebagai Structured Observation.
 Observasi non-sistematis merupakan observasi di mana yang akan diobservasi belum
disistematis terlebih dahulu. Tetapi ini tidak berarti bahwa observasi ini adalah observasi yang
tidak berencana.

Dilihat dari situasinya, observasi dapat dibedakan menjadi:

 Free situation, yaitu merupakan observasi yang dijalankan dalam situasi yang bebas, tidak ada
hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi itu.
 Manipulated situation, yaitu merupakan observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan.
Dengan sengaja observer memasukkan faktor-faktor atau variable-variabel dalam situasi itu
untuk menimbulkan situasi yang dikehendaki.
 Partially controlled situation observation, yaitu merupakan percampuran dari keadaan observasi
yang terdahulu. Jadi sebagian situasinya dengan sengaja ditimbulkan sehingga sifatnya
terkontrol, sebagian lagi tetap dalam situasi bebas.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam observasi:

 Menentukan materi apa yang hendak diobservasi.


 Menentukan cara atau teknik apa yang akan digunakan.
 Menentukan cara di dalam mencatat hasil observasi.
 Dalam mencatat hasil observasi haruslah dibedakan mana yang merupakan fakta dan mana yang
merupakan interpretasi.
 Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan latihan
observasi.
 Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interpretasi.

Menurut Hadi (1968), ada beberapa macam alat yang dapat digunakan dalam situasi yang berbeda-
beda.

 Anecdotal Records

Anecdotal Records merupakan record atau catatan-catatan yang bersifat kumulatif dari tingkah laku
individu yang luar biasa.

 Catatan Berkala

Dalam catatan berkala ini pembimbing tidak mencatat kejadian-kejadian luar biasa, melainkan mencatat
kejadian pada waktu-waktu tertentu.

 Check List

Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki.

 Rating Scale

Rating scale pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat-sifat yang
harus dicatat secara bertingkat.

 Mechanical Devices
Observer atau pembimbing dapat menggunakan alat-alat yang lebih baik di dalam melakukan observasi,
misalnya dengan foto-foto/ slide, tape recorder, dsb.

b. Kuesioner

Kuesioner atau sering disebut angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki, yang juga disebut responden.

Jenis kuesioner:

1. Berdasarkan bentuknya
 Pertanyaan tertutup (closed question), yaitu pertanyaan-pertanyaan dimana responden tinggal
memilih jawaban yang telah disediakan di dalam kuesioner itu.
 Pertanyaan terbuka (open question), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi responden untuk memberikan jawaban atau
tanggapannya.
 Pertanyaan yang terbuka dan tertutup, yang merupakan pencampuran dari kedua macam
pertanyaan tersebut di atas.
2. Berdasarkan sumber data
 Kuesioner langsung, yaitu apabila kuesioner itu langsung diberikan kepada responden yang ingin
diselidiki.
 Kuesioner tidak langsung, yaitu apabila kuesioner untuk mendapatkan data dibutuhkan
perantara, sehingga jawaban tidak diperoleh adalah tidak dari the first resources.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kuesioner:

 Pergunakan kuesioner dalam keadaan atau situasi yang setepat-tepatnya.


 Tentukan terlebih dahulu tujuan dari kuesioner itu.
 Tentukan dan susunlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya.
 Apabila pertanyaan sudah ditentukan, maka golongkan pertanyaan itu menurut
golongannya masing-masing.
 Apabila telah tersusun, diadakan checking ataupun try out untuk memeriksa apakah ada
item-item yang perlu diperbaiki.

Keuntungan metode kuesioner:

 Metode ini merupakan metode yang praktis karena dalam waktu yang singkat dapat diperoleh
data yang banyak dan dapat dilakukan sekalipun tempatnya jauh.
 Selain praktis, metode ini juga ekonomis, terutama dalam segi tenaga.
 Orang dapat menjawab dengan terbuka atau leluasa, tidak dipengaruhi orang lain.

Kelemahan metode kuesioner:

 Dengan metode ini ada kemungkinan tidak dapat berhadapan muka secara langsung dengan
responden.
 Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah tertentu, tidak dapat diubah atau
disesuaikan dengan situasi sekitarnya atau kemampuan responden
 Sukar untuk mengadakan checking terhadap jawaban responden
 Sulit untuk memberikan jaminan bahwa kuesioner yang telah disebarkan akan kembali
seluruhnya.
c. Interviu (wawancara)

Interviu merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau individu lain dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation.

Kebaikan interviu:

 Dengan interviu maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas oleh
interviewer sehingga interviewee atau informan lebih mengerti akan apa yang dimaksudkan.
 Bahasa dari interviewer dapat disesuaikan dengan keadaan interviewee.
 Diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik.

Kelemahan interviu:

 Interviu kurang hemat, dalam soal waktu maupun tenaga.


 Interviu membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus yang memerlukan waktu
yang lama.
 Dalam interviu, apabila telah ada prasangka, maka hal itu akan mempengaruhi hasil interviu.

Macam-macam interviu:

1. Menurut apa yang ingin dituju


 The employment interview, yaitu interviu yang dijalankan dengan suatu maksud yang
berhubungan dengan employment.
 Informational interview, yaitu interviu yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
 Administrative interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan administrasi.
 Counseling interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan konseling.
2. Menurut jumlah orang
 Interviu perorangan
 Interviu kelompok
3. Menurut peran yang dimainkan
 The non-directive interview, yaitu interviu yang digunakan dalam proses konseling.
 The focused interview, yaitu interviu yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang
mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
 The reparated interview, yaitu interviu yang berulang. Interviu ini terutama digunakan untuk
mencoba mengikuti perkembangan tertentu terutama proses sosial.

Bagian-bagian interviu:

 Permulaan atau pendahuluan interviu. Bagian ini terutama ditujukan untuk mendapatkan
hubungan yang baik.
 Inti interviu. Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interviu harus dapat
dicapai.
 Akhir interviu. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya interviu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interviu:

 Orang yang akan mengadakan interviu harus mempuntai latar belakang tentang apa yang akan
ditanyakan.
 Interviuer harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari interviu.
 Dalam interviu harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik.
 Interviuer atau pembimbing harus dapat dipercaya
 Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan dengan kalimat yang jelas.
 Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang mungkin akan mengganggu jalannya interviu.
 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan dari yang diinterviu.
 Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu, namun hendaknya
pertanyaan-pertanyaan jangan diberikan secara kaku.
 Interviuer harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang telalu lama.
 Interviuer harus melakukan control di dalam iterviu
 Pertanyaan-pertanyaan untuk melakukan control diajukan setelah interviu sampai pada suatu
titik tertentu.
 Kalau di dalam interviu terdapat miracle, maka interviuer harus mencari jalan keluar dari miracle
tersebut.
 Waktu pelaksanaan interviu sebenarnya tergantung kepada masalahnya.
 SOSIOMETRI

Sosiometri adalah “ukuran berteman’’. Jadi dengan sosiometri dapat dilihat bagaimana hubungan
sosial atau hubungan berteman seseorang.

 Kriteria Hubungan Sosial

1. Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya anak atau individu itubergaul.

2. Identitas hubungan, yaitu segi mendalam tidaknya orang atau anak di dalam pergaulannya,
yaitu intim tidaknya mereka bergaul.

3. Popularitas hubungan, yaitu dimana banyak atau sedikitnya teman bergaul digunakan sebagai
kriteria untuk melihat baik buruknya hubungan sosial.

Menentukan Hubungan sosial ada dua macam :

1. pemilihan sebagai arah yang positif

2. pemilihan sebagai arah yang negatif

 Sosiogram
Apa yang dicapai dengan kuesioner sosiometris pada umumnya akan diolah lebih lanjut.
Hasil dari kuesiner itu dikumpulkan dan dimasukkan dalam daftar tabulasi dan dikalkulasi,
menjadi suatu bentuk matriks seperti dibawah ini. Ini yang disebut analisis matriks. Hasil
perhitungan dari hasil sosiometri itu kemudian dibuat menjadi sosiogram. Ini yang sering disebut
analisis sosiogram.

 Analisis Indeks

Dalam analisis indeks dihitung berapakah besarnya indeks untuk massing-masing


individu dalam kelompokn yang diselidiki itu. Di dalam analisis indeks ini ada 3 status atau
kedudukan, yaitu :

1. status pemilihan ( choice status )

2. status penolakan ( rejection status )

3. status pemilihan dan penolakan (cs dan rs )

Anda mungkin juga menyukai