Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

UTS

Christy Longkutoy

17011104047

A2

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan makalah ini, dan juga kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan.

Kami berharap semoga makalah ini memberi manfaat serta memberikan informasi yang
berguna bagi kita semua yang membutuhkannya.

Manado, 12 oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar, proses, tujuan  dan langkah-langkah ketenagaan


2.2 Variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan
2.3 Cara penghitungan jumlahtenagadalam suatu shift
2.4 Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan setiap shift
2.5 Peningkatan kualitas ketenagaan yang efektif sesuai standar akreditasi
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf,


pengarahan, dan pengendalian yang satu sama lain saling terkait. Peran manajer keperawatan
tidak terlepas dari proses manajemen yang dilakukan, termasuk menerapkan perhatian kepada
sumber daya material maupun sumber daya manusia keperawatan. Peran manajer yang
diterapkan secara nyata mampu membawa transformasi bagi staf keperawatan lainnya untuk
menerapkan standar mutu keperawatan. (Huber, 2014; Kelloway, Barling, & Helleur, 2000).
Tujuan manajemen ketenagaan adalah mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan
produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna jasa.

Perhitungan tenaga perwat sangatlah berhubungan dengan beban kerja perawat.Terdapat


beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji beban kerja tenaga perawat, yakni rasio
pasien disbanding perawat, rasio tempat tidur disbanding, serta perlunya memperhitungkan tugas
non-keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti transport pasien (Kang et al. 2016)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep dasar, proses, tujuan  dan langkah-langkah ketenagaan ?


2. Bagaimana Variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan ?
3. Bagaimana Cara penghitungan jumlahtenagadalam suatu shift ?
4. Bagaimana Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan setiap shift ?
5. Bagaimana Peningkatan kualitas ketenagaan yang efektif sesuai standar akreditasi ?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Konsep dasar, proses, tujuan  dan langkah-langkah ketenagaan ?


2. Untuk mengetahui Variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan ?
3. Untuk mengetahui Cara penghitungan jumlahtenagadalam suatu shift ?
4. Untuk mengetahui Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan setiap shift ?
5. Untuk mengetahui Peningkatan kualitas ketenagaan yang efektif sesuai standar
akreditasi?
1.5 Manfaat

Hasil dari makalah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca dalam
mengetahui Bagaimana Konsep dasar, proses, tujuan  dan langkah-langkah ketenagaan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan, Cara penghitungan jumlahtenagadalam suatu
shift, Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan setiap shift, Peningkatan kualitas ketenagaan
yang efektif sesuai standar akreditasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar, proses, tujuan  dan langkah-langkah ketenagaan


1. Konsep dasar manajemen keperawatan

Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatanuntuk merekrut, memimpin, memberikan


orientasi,dan meningkatkan perkembangan individu untukmencapai tujuan organisasi.

Manajemen keperawatan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf,


pengarahan, dan pengendalian yang satu sama lain saling terkait. Peran manajer keperawatan
tidak terlepas dari proses manajemen yang dilakukan, termasuk menerapkan perhatian kepada
sumber daya material maupun sumber daya manusia keperawatan. Peran manajer yang
diterapkan secara nyata mampu membawa transformasi bagi staf keperawatan lainnya untuk
menerapkan standar mutu keperawatan. (Huber, 2014; Kelloway, Barling, & Helleur, 2000).

Menurut Hersey & Blanchard (2011) menyatakan manajemen adalah bekerja dengan orang lain,
baik melalui individu dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Hasibuan
(2003) manajemen adalah ilmu dan seni dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Depkes RI (2001), manajemen keperawatan adalah suatu proses perubahan atau
transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan
melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan sumber daya
keperawatan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan.

2. Tujuan Manajemen Ketenagaan

Tujuan manajemen ketenagaan adalah mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan
produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna jasa.
Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya serta kemampuan menghadapi
tantangan internal maupun eksternal sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola sumber daya
manusia setepat-tepatnya.

3. Langkah-langkah perencanaan tenaga keperawatan :


- Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan diberikan
- Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan

2.2 Variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan


Model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, yaitu variabel individu, variabel psikologis, dan
variabel organisasi. Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan
ketrampilan, latar belakang dan demografis. Sub variabel kemampuan dan ketrampilan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Sedangkan
demografis memiliki efek tidak langsung perilaku dan kinerja individu. Variabel psikologis
terdiri atas sub variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel ini banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel
demografis. Variabel psikologis ini merupakan hal yang komplek dan sulit diukur. Variabel
organisasi memiliki efek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel ini
dogolongkan pada sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain
pekerjaan.

Dalam keperawatan sendiri variabel variabel inilah yang mempengaruhi ketenagaan


dalam suatu organisasi baik itu di Rumah Sakit atau Puskesmas ataupun dalam bagian organisasi
keperawatan di dalam ruangan rawat inap. Variabel variabel ini sangat mempengaruhi kinerja
seorang perawat. Diawali dari variabel individu yang mendasari dan sangat mmpengaruhi kinerja
seorang perawat. Perbedaan umur sampai jenis kelamin dan pengalaman tentu akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja seorang perawat. Tentu berdasarkan umur saja, jika seorang
perawat telah mencapai umur yang lebih tua terjadi penurunan kinerja akibat dari fisik yang
makin menurun. Begitupun dengan Variabel variabel lainnya.

2.3 Cara penghitungan jumlah tenagadalam suatu shift


Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing masing
kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah Klasifikasi Klien
Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst

2.4 Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan setiap shift

Penjadwalan Tenaga Kerja

Tujuan: Untuk menetapkan sejumlah tenaga kerja pada suatu pekerjaan, sesuai permintaan dan
ongkos yang dikeluarkan serendah mungkin.

Langkah-langkah yang dilakukan:

1. Mengidentifikasi pelayanan yang disediakan.


2. Melakukan studi waktu, digunakan untuk menentukan waktu rata-rata yang diperlukan
bagi setiap pelayanan.
3. Meramalkan kebutuhan total tenaga kerja.
4. Menentukan jadwal tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan di atas.

Metode Penjadwalan

- Algoritma Tibrewala, Phillipe & Browne


- Algoritma Monroe
- Formulasi Linear Programming untuk Algoritma Monroe

Algoritma Tibrewala, Philippe dan Browne

Tujuan : Untuk memenuhi permintaan terhadap pekerja dengan meminimumkan jumlah pekerja
yang harus disiapkan.

Langkah-Langkah:

1. Mulai dari hari dengan kebutuhan tenaga kerja terbesar, kemudian terbesar kedua, dst.
Tempatkan kebutuhan hari yang memiliki kebutuhan sama dalam jadwal hingga
diperoleh 2 hari berturutan yang unik, dan menunjukkan jadwal untuk 5 hari kerja 2 hari
libur. Bila hal ini tidak dapat, lakukan langkah ke-2.
2. Bila terdapat 2 pasangan hari libur yang berurutan, pilih hari yang memiliki kebutuhan
terkecil pada hari yang berdekatan. Bila hal ini tidak dapat dilakukan, lakukan langkah
ke-3.
3. Pilih pasangan hari yang paling beralasan, misal pilih pasangan hari sabtu dan minggu
sebagai libur.
Algoritma Monroe

Tujuan : Penjadwalan tenaga kerja dengan algoritma Monroe bertujuan mencari dua hari libur
berurutan untuk setiap pekerja

Langkah-langkah

1. Untuk setiap hari dalam seminggu, hitung hari-hari libur (Regular Day Off – RDO)
dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan kebutuhan pada hari
tersebut. Jika yang dijadwalkan adalah 5 hari kerja, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam seminggu harus genap kelipatan 5. Jika tidak genap, maka tambahkan satu atau
lebih hari sampai genap kelipatan 5.
2. Buat pasangan hari-hari libur (RDO) dimulai pada dua hari pertama dalam seminggu
sampai pasangan hari libur tersebut berulang.
3. Pada percobaan pertama menjadwalkan pasangan hari libur, tugaskan kira-kira setengah
dari jumlah orang pada RDO kedua ke pasangan hari libur pertama. Untuk pasangan hari
libur kedua kurangi jumlah tadi dari jumlah hari libur kedua. Teruskan prosedur ini
sampai semua pasangan hari libur telah terisi. Jika jumlah orang pada pasangan hari libur
pertama dan jumlah orang pada pasangan hari libur terakhir telah sama, maka stop; jika
tidak maka lanjutkan ke langkah selanjutnya.
4. Hitung rata-rata jumlah orang pada pasangan hari libur pertama dan terakhir. Gunakan
hasilnya sebagai jumlah orang pada pasangan hari libur pertama pada percobaan kedua.
Gunakan prosedur pada langkah tiga untuk penugasan pada pasangan hari libur
berikutnya.

Alokasi adalah penentuan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat (Pembeli
dan sebagainya) penjatahan. Atau penentuan banyaknya biaya yang disediakan untuk suatu
keperluan (Kamus besar bahasa Indonesia:Online). Penjadwalan adalah pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalamrangkamenyelesaikan suatu
kegiatan hingga tercapainya hasil yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada (Husein 2008 dalam Jurnal USU).

Penentuan jadwal diperlukan peranan penting pihak management terutama kepala bidang
keperawatan, dalam prosesnya menggunakan cara manual. cara seperti ini membutuhkan waktu
yang lama. Pihak management harus membuat  penjadwalan perawat setiap unit ruang rawat inap
(setiawan dkk 2014)

Penjadwalan perawat  

Perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat adalah salah satu halyang  paling penting yang
harus di buat di dalam keputusan rumah sakit,Ada tiga hal yang berkaitan dengan proses dan
pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:

Ada 3 hal yang berkaitan dengan proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhandan
penjadwalan perawat yaitu:
1. Staffing Decision Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat
prakualifikasinya
2. Scheduling decisión Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga shift.Shift kerja untuk
setiap harinya sepanjang periode penjadwalan dalam rangkamemenuhi kebutuhan 3
mínimum tenaga perawat yang harus tersedia
3. Allocation Decision Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialosikan keshift-shift atau
hari-hari yang kekurangan tenaga kibat adanya variasi demandyang tidak diprediksi,
misalnya absennya perawat

2.5 Peningkatan kualitas ketenagaan yang efektif sesuai standar akreditasi

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Manajemen keperawatan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf,


pengarahan, dan pengendalian yang satu sama lain saling terkait. Ketenagaan adalah kegiatan
manajer keperawatanuntuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi,dan meningkatkan
perkembangan individu untukmencapai tujuan organisasi. Penjadwalan (pengaturan alokasi)
tenaga kerja merupakan salah satu upaya menetapkan tenaga kerja untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sehingga tercapainya efisiensi perusahaan. Penjadwalan tenaga kerja ditujukan guna
merespon permintaan tenaga kerja yang cenderung berfluktuasi, pelayanan manusia tidak dapat
disimpan, dan pemakai jasa sangat kritis terhadap mutu pelayanan. Metode penjadwalan
merupakan alternatif teknik dalam menjadwalkan tenaga kerja sehingga masing-masing pekerja
mempunyai jadwal yang sesuai dengan kepentingannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, F. K. 2009. Gambaran Kinerja Pegawai di Instalasi Gizi RSUD Koja.Tahun 2009.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
Rudi setiawan, D. P. (2014). Repository.unej.ac.id. Optimasi penjadwalan Perawat ruangrawat
inap penyakit dalam rumahsakit daerah dr.Soebandi Jamber

Anda mungkin juga menyukai