Anda di halaman 1dari 2

Sepi dalam Diam

Oleh: Putri Lovian Roudha Mauli Manullang

Disudut ruangan yang tak begitu besar


diatas sebuah ranjang yang tak tampak kokoh lagi
beralaskan sepotong kain yang sudah mulai usang
tampak seorang pria yang termenung sedih
Seakan mengharapkan sosok penghibur

Jangan sentuh aku !


Tak bisakah kau melihat aku sedang bersedih?
tak bisakah kau melihat aku untuk sedikit tenang?
aku sudah mendirita, kurang cukupkah penderitaan itu?
Aku ingin tenag!
aku ingin bahagia!
menjauhlah!
menjauh dari pandanganku!!!

Dia berteriak sekuat kuatnya pada semut yang yang berjalan ditangannya
berteriak hingga menggulirkan tetesan airmata dari matanya yang sudah sembab
mengoceh pada dan berkeluh kesah pada segerombolan semut
seakan berharap agar sekelompok semut itu memahami dirinya
namun dia tampak menjadi seseorang yang sudah kehilangan akal sehatnya
berbicara pada sekumpulan semut yang bahkan tak acuh pada ocehannya

Hujan turun dengan derasnya


menambah situasi kesendirian itu menjadi lebih dalam
Dia hanya bisa menangis
dan meratapi dirinya sperti seorang yang tak memiliki semangat hidup
hingga waktu berlalu
ia kelelahan karena tangisnya dan mulai tertidur dalam sepi ditemani rintikan hujan

Sastra Indonesia, 9 September 2020


Duhai Kekasih
oleh: putri Lovian Roudha Mauli Manullang

Setelah sekian lama baru kamu menanyakannya padaku


kenapa aku tidak mencarimu
kenapa saat kamu tidak membalas pesanmu aku tidak mencarimu

Ketahuilah...
saat itu, saat itu aku selalu menatap layar ponselku
dengan penuh harap
dan rasa khawatir yang selalu menghampiri
hanya agar aku tidak terlihat seperti seseorany yang posesif
hingga kamu risih dengan keberadaanku
daripada kamu merasa terganggu
semua tidak kupermasalahkan

aku hanya mampu menatap sudut dinding kamarku


sambil menunggu harapan yang tidak pasti
tapi, tetap saja kau tak menghiraukanku
disini aku termenung mengharapkan balasan dari kehadiranmu
hari-hariku merajut seperti pasir yang terseret ombak

duhai sang kekasih


mengertilah dengan keadaanku
betapa aku sangat merindukanmu
bagaikan malam yang memerlukan bintang menemani sang bulan
untuk menghiasi langitnya

Sastra Indonesia, 9 September 2020

Anda mungkin juga menyukai