KELOMPOK 5
Disusun oleh
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Formulasi Infus Glukosa” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah farmakoterapi. kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
Penulis menyadari makalah bertema uji klinik obat ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. kami terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Formulasi sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak
dipakai, terutama saat pasien dirawat di rumah sakit. Sediaan steril sangat membantu pada
saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus diobati, dan
sebagainya. Semuanya sangat membutuhkan kondisi steril karena pengobatan yang langsung
bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dan dimasukkan langsung
kedalam cairan atau rongga tubuh sangat memungkinkan terjadinya infeksi bila obatnya
tidak steril. Oleh karena itu, kita memerlukan sediaan obat yang steril. Disamping steril, kita
pun memerlukan sediaan obat dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi.
Untuk menghasilkan sediaan yang steril, kita memerlukan pengetahuan tambahan selain
pengetahuan tentang pembuatan bentuk sediaan, yaitu adanya jaminan bahwa selama
produksi dan setelah produksi, sediaan bebas dari cemaran mikroba. Infus merupakan
larutan steril dan umumnya diberikan melalui intravena untuk menambah cairan tubuh,
menambah nutrisi atau sebagai pembawa obat. Biasanya diberikan dalam voume besar
dengan penetesan lambat melalui intravena.
Sediaan infus glukosa merupakan salah satu sediaan steril yang berfungsi sebagai
pengganti kehilangan cairan tubuh sehingga tubuh dapat berenergi kembali. Sediaan infus
glukosa harus memenuhi persyaratan yaitu steril, bebas pirogen, jernih dan praktis bebas
partikel. Oleh karena itu, sediaan ini lebih mahal jika dibandingkan dengan sediaan non
sterilnya karena ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian infus glukosa
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam sterilisasi sediaan parental
3. Mahasiswa dapat mengetahui syarat – syarat sediaan infus glukosa
4. Mahasiswa dapat mengetahui komponen dari infus glukosa
5. Mahasiswa dapat mengetahui evaluasi yang dilakukan pada sediaan infus glukosa
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian infus glukosa ?
2. Apa saja sterilisasi sediaan parental ?
3. Apa saja syarat – syarat sediaan infus glukosa ?
4. Apa saja komponen dari infus glukosa ?
5. Apa saja evaluasi yang dilakukan pada sediaan infus glukosa ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infus adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi bebas pirogen dan sedapat mungkin
dibuat isotonis terhadap darah, disuntikan langsung kedalam vena dalam volume relatif banya.
Glukosa adalah suatu gula yang diperoleh dari hidrolisis dan mengandung satu molekul air hidrat
atau anhidrat.
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan
elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah relatif
sama. Ketika terjadi gangguan hemostatif maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk
mengembalikan air dan elektrolit.
Injeksi volume besar atau injeksi yang dimaksudkan untuk pemberian langsung kedalam
pembuluh darah vena harus steril dan isotonis dengan darah, dikemas dalam wadah tunggal
berukuran 100ml – 200ml. Tubuh manusia mengandung air terdiri atas cairan intraseluler
(didalam sel), yang mengandung ion-ion K+, Mg+, sulfat, fosfat, protein senyawa organik asam
fosfat seperti ATP, heksosa, monofosfat dan lain-lain. Air mengandung cairan ekstraseluler
(diluar sel) yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan terbagi atas cairan intersesier (diantara
kapiler) dan plasma darah dalam sistem peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti
Na+, klorida dan bikarbonat.
Dalam pembuatan infus atau cairan intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal dalam
wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena
volume yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena biasanya
mengandung zat-zat amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena
yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk menetralisir trauma pada pembuluh darah.
Namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan untuk meminimalisir pembuluh
darah, larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.
2.2 Anatomi
Injeksi intravena dalam pembuluh darah dan menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18
detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi lama
kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan
dapat dipercaya atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air
atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. Bahaya injeksi intravena adalah
dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara
ini benda asing langsung dimasukkan kedalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun
dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat sehingga kadar
obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi i.v sebaiknya
dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya. Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok, yaitu
epidermis (kulit ari), dermis atau korium (kulit jangat), dan jaringan subkutan atau subkutis.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Lapisan yang disebut juga dengan
kulit ari ini merupakan lapisan kulit yang tahan air yang memiliki ketebalan yang berbeda-
beda. Bagian kulit yang tebal (telapak tangan dan kaki) memiliki ketebalan berkisar antara
400 hingga 600 µm, sedangkan untuk kulit yang tipis (selain kulit telapak tangan dan kaki)
memiliki ketebalan antara 75 hingga 150 µm.