net/publication/332071614
CITATIONS READS
0 445
2 authors, including:
Hasudungan Hutasoit
Universitas Mercu Buana
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
AKUNTANSI INDONESIA YANG MELENCENG DARI PANCASILA: SEBUAH PENDEKATAN GRAMSCIAN View project
All content following this page was uploaded by Hasudungan Hutasoit on 29 March 2019.
Abstrak
Artikel ini menggunakan kacamata Hegemoni dari Antonio Gramsci untuk menelaah secara kritis
Akuntansi Indonesia sebagai satu ideologi yang asing. Indonesia sebagai negara bangsa memiliki
ideologi berdasarkan Pancasila, yang dapat diperas menjadi Ekasila yaitu gotong-royong. Gotong-
royong merupakan sistem kolektivisme yang bertentangan dengan individualisme. Artikel ini
menunjukkan bahwa Akuntansi Indonesia masuk melalui hegemoni intelektual tradisional yang
membawa kapitalisme dan melenceng dari Pancasila.
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara yang merdeka memiliki cara pandang sendiri atas dirinya, memiliki
ideologi sendiri. Ideologi itu ialah Pancasila 1 Juni 1945, yang rumusannya digali oleh founding
fathers dari nilai-nilai yang ada dalam budaya bangsa Indonesia. Soekarno menyampaikan bahwa
esensi Pancasila dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu Gotong-royong. Sedangkan gotong-royong
adalah perikehidupan tolong menolong dalam tradisi masyarakat Indonesia, tidak hanya merupakan
wujud keterikatan sosial antar satu dengan yang lain, tapi lebih dari itu memiliki makna religius
spiritual yang dipandang sakral. Hal mana terlihat berbeda kontras dengan sifat-sifat akuntansi
modern.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan salah satu peraturan prinsiple base yang
sangat berpengaruh dalam perekonomian suatu bangsa. Walaupun bukan merupakan produk hukum,
tetapi SAK ini sangat berpengaruh untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai salah satu dasar
pemotretan ekonomi makro, selanjutnya akan mempengaruhi kebijakan perekonomian suatu bangsa.
SAK juga menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang menjadi dasar bagi negara untuk
mengklaim pajak. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi berdasarkan SAK tersebut membentuk
informasi ekonomi makro yang dijadikan dasar bagi penyusunan kebijakan ekonomi nasional. Karena
itu posisinya menjadi penting bagi negara dan semestinya tunduk kepada dasar negara
(weltanschaung) Republik Indonesia.
Sifat-sifat inheren dalam akuntansi modern yang kini dianut juga oleh Indonesia adalah
anthropocentric, sarat pemusatan politik kepentingan, berjiwa neoliberalisme, dan sekular
(Mulawarman 2013). Akuntansi juga mengusung nilai egoisme, utilitarianisme, orientasi internalitas
(tidak mengakui public costs), dan berorientasi angka semata (logocentrisme) (Triyuwono 2003).
Sedangkan Sitorus (2015) juga mengatakan bahwa akuntansi modern tidak mengenal unsur
Ketuhanan, berorientasi angka, fokus kepada bisnis semata, materialistik, individualistik, dan hedonis.
Firdaus, Sari dan Kamayanti (2016) juga mengkritisi sifat maskulinitas akuntansi modern. Sifat
maskulin telah mampu membuat manusia meminggirkan unsur sosial dan unsur lingkungan sekaligus
nilai-nilai transcendental atau nilai-nilai spiritual.
Beberapa peneliti melakukan dekonstruksi terhadap definisi akuntansi dan mencoba
memasukkan nilai-nilai Pancasila ke dalamnya (Mulawarman, 2013; Sitorus, 2015). Penelitian
tersebut telah berkontribusi untuk menggelitik kesadaran para akademisi untuk kembali kepada nilai-
nilai Indonesia. Kesadaran demikian dapat membentuk kelompok intelektual organik untuk melawan
hegemoni yang dibangun intelektual tradisional (Gramsci, 1971). Penelitian ini menggunakan
pendekatan hegemoni dari Gramsci untuk melihat bagaimana standar akuntansi keuangan
dikonstruksi di Indonesia. Melalui telaah kritis langsung terhadap Conceptual Framework SAK
diharapkan dapat berkontribusi untuk meyakinkan bahwa akuntansi saat ini memang tidak sesuai
dengan Pancasila dan perlu ada perubahan terhadapnya.
Kesimpulan
Teori kritis berusaha mengungkapkan topeng-topeng dalam realitas masyarakat sehingga
tampak apa adanya, membuka kedok esensinya dan modus operandi kemudian meletakkan dasar bagi
emansipasi manusia melalui perubahan sosial. Dalam ranah akuntansi, para ilmuwan kritis
menawarkan pandangan baru sebagai suatu alternatif yang secara radikal dapat mengganti berbagai
modus praktik akuntansi yang sekarang, terutama aspek-aspek ketidak-adilan yang ditimbulkan atau
disokong oleh akuntansi. Teori kritis juga dapat membuka sifat-sifat yang terkandung dalam akuntansi
saat ini.
Langgengnya dominasi kapitalis termasuk dalam bidang akuntansi disokong oleh intelektual
tradisional yang menggunakan hegemoninya menyebarkan nilai-nilai kapitalis tersebut. Bahkan
mereka berhasil menyusup ke dalam konstitusi negara melalui amandemen Pasal 33 Undang-Undang
Dasar 1945 dengan memasukkan kata efisiensi, sepotong kata mantra kapitalisme. Oleh karena itu,
diperlukan kontra-hegemoni sebagaimana disebutkan oleh Gramsci, yakni intelektual organik untuk
membebaskan rakyat dari dominasi hegemoni kapitalisme. Peran itu saat ini dapat diefektifkan
melalui produk-produk perundangan yang memihak kepada rakyat dengan berpegang teguh kepada
Pancasila dengan nilai gotong-royongnya.
Burrel, G. and Morgan G. (1979). Sociological Paradigms and Organizational Analysis. London:
Heinemann Educational Books.
Djamhuri, A. (2014). Akuntansi Perspektif Kritis: Suatu Pengantar. Pertemuan Masyarakat Akuntansi
Multiparadigma Indonesia (TEMAN) I. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Malang.
Forgacs, D. (Editor). (2000). The Antonio Gramsci Reader: Selected Writings, 1916-1935. Schocken
Books. New York.
Gaffikin, M. (2010). Being Critical in Accounting. International Review of Business Research Papers
Volume 6. Number 5.
Juan, Ng. E, dan Wahyuni, E. T., (2012). Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan (Edisi 2).
Jakarta: Salemba Empat.
Junior, P.F.H. (2014). Brazillian Accounting Research: A Critical Review. Novas Perspectivas na
Pesquisa Contabil. Sao Paulo.
Kuhn, T. S. (1996). The Structure of Scientific Revolutions (Third Edition). USA: The University of
Chicago Press.
Lowe, T. and Puxty, T. (1990). Accounting as Social Science: Some Implications for Teaching and
Research. Paper Presented at the Research Seminar Series at Dept of Accounting and
Financial Management. University of the South Pacific.
Molisa, P.B.M. (2014). Accounting for Apocalypse (A Thesis). Victoria University of Wellington.
Morgan, G. (1988). Accounting as Reality Construction: Towards a New Epistemology for
Accounting Practice. Accounting, Organization and Society, Vol 13, No 5. Pergamon
Press.
Mulawarman, A. D. (2008). Akuntansi Syari’ah: Teori, Konsep, dan Laporan Keuangan. Jakarta: E-
Publishing Company.
Mulawarman, A. D. (2010). Integrasi Paradigma Akuntansi: Refleksi atas Pendekatan Sosiologi
dalam Ilmu Akuntansi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol. 1 No. 1 April 2010.
Malang: Universitas Brawijaya.
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR RI Periode 2009-2014 (2015). Materi Sosialisasi
Empat Pilar MPR RI, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
Sawarjuono, T. (2005). Pendidikan Akuntansi dan Perempuan: Dari Ideologi Patriarki ke Praktik
Pemujaan Tubuh. JAAI Volume 9 Nomor 2.
Spence, C. Dan Carques F.J.H. (2006). The Hegemonic Contours of the Social Accounting Literatur.
Universidad Publica de Navarra Department of Gestion de Empresas Pamplona, Spain.
Spence, C. (2007). Social Accounting’s Emancipatory Potential: A Gramscian Critique. Critical
Perspective on Accounting. Elsevier.
View publication stats
Tinker, T., (1991). The Accountant as Partisan. Accounting, Organization and Society, Volume 16.
Nomor 1, Great Britain: Pergamon Press.
Watts, R. L. dan Zimmerman, J. L., (1978). Toward a Positive Theory of the Determination of
Accounting Standards. The Accounting Review, Volume LIII, Nomor 1.
Watts, R. L. dan Zimmerman, J. L., (1990). Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective.
The Accounting Review, Volume 65, Nomor 1.
Willis, J. W. (2007). Foundation of Qualitative Research: Interpretive and Critical Approaches.
USA: Sage Publications.
Winch, P. (2003). The Idea of a Social Science and Its Relation to Philosophy (Second Edition).
London: Routledge, Taylor & Francis e-Library.
Xu L, Cortese C, Zhang E. (2014). Ideolgy Diffusion and The Role of Accounting: a Gramscian
Approach to Understanding China’s Transition from 1949 to 1957. University of
Wollongong
__, (2015). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta Sekretariat
Jenderal MPR RI