Laporan SGD
Laporan SGD
SEMESTER 1 SKENARIO 1
SGD
SEMESTER 1
Sinergi dam integrasi antar mata kuliah untuk membangun pemahaman secara lebih
dalam dan komprehensif untuk mencapai kompetensi
Skenario 1 :
Tidak hanya manusia yang memiliki hak dalam kebebasan dalam hidup tetapi
hewan juga memilikinya yang biasa disebut sebagai “the five freedoms”.
1. Freedom from hunger and thrist (bebas dari rasa lapar dan haus)
Hewan mampu mendapatkan makanan dan minuman yang cukup dan
bernutrisi.
2. Freedom from discomfort (bebas dari ketidaknyamanan)
Hewan dapat tinggal di tempat yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan
layak untuk ditempati.
3. Freedom from pain, injury and disease (bebas dari nyeri, cedera, dan
penyakit)
Hewan mendapat perlakuan yang baik dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang baik.
4. Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan cemas)
Hewan mendapat perlakuan yang tidak mengakibatkan trauma dan penyakit
mental pada mereka.
5. Freedom to express natural behaviour (bebas untuk berperilaku normal)
Hewan mendapatkan tempat yang bisa mereka gunakan untuk melakukan
kebiasaan seperti layaknya di alam mereka.
Tidak hanya tentang the five freedom yang harus dipenuhi. Tetapi juga,
tentang prinsip good farming practices (GFP). Dalam good farming practices
(GFP) terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu sarana dan
prasarana yang tersedia, cara budidaya, kesehatan hewan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, dan juga sumber daya manusia. Unsur-unsur ini sangat
penting untuk diperhatikan karena tanpa unsur-unsur tersebut kegiatan
berternak tidak dapat berjalan dengan baik.
Dari Skenario 1 yang diberikan, terlihat perbedaan yang mencolok
antara peternakan 1 dan 2 dari segi sistem peternakan mereka. Di peternakan 1
disebutkan bahwa sapi-sapi biarkan merumput dengan bebas dengan sapi-sapi
lain, pedet-pedet dibiarkan berlarian dan menyusui induknya dengan nyaman.
Sedangkan, keadaan di peternakan 2 disebutkan bahwa sapi-sapi perah
dipelihara di dalam kendang yang berlantai miring dan licin. Bahkan ada
seekor sapi yang terpeleset, ambruk dan tidak bisa berdiri kembali.
Perbandingan keadaan tersebut tentu saja menggambarkan bagaimana
kedua peternakan itu menyikapi arti dan makna dari the five freedom yang ada
pada hewan ternak mereka. Sapi-sapi di peternakan 1 tentu saja sudah
mendapatkan beberapa hal penting dari the five freedom. Peternakan 1 sudah
memenuhi the five freedom dalam hal kebebasan dari rasa lapar dan haus
karena mereka bebas memakan rumput yang ada dan bebas meminum susu
dari induknya. Lalu, kebebasan dari ketidaknyamanan juga sudah terpenuhi di
peternakan 1 karena sapi-sapi pastinya dibiarkan bebas tanpa diikat atau
dikandangkan di kandang sempit, kotor, dan tidak sesuai denga kebutuhan sapi
tersebut. Sapi-sapi ini juga dapat bebas melakukan kebiasaan alami mereka
yaitu merumput, berlari-lari, dan kebiasaan lain yang kemungkinan besar bisa
mereka lakukan.
Namun, sapi-sapi ini sebenarnya tidak sepenhnya bebas karena di balik
cara peternakan memerlakukan sapinya seperti ini ada kemungkinan mereka
mendapat serangan dari hewan lain atau perlakuan tidak baik dari orang-orang
tidak baik. Maka dari itu, mereka sebenarnya belum begitu bebas dari rasa
takut dan cemas. Makanan yang mereka makan pun tidak bisa sepenuhnya
terkontrol oleh peternak sehingga kemungkinan mereka terkena penyakit
menjadi jauh lebih besar. Sehingga, kebebasan dari rasa sakit pun bisa saja
tidak terpenuhi secara penuh nantinya.
Keadaan di peternakan 2 lebih condong ke sisi negatif dalam
pemenuhan the five freedom. Peternakan 2 memiliki keadaan kendang yang
tidak sesuai dengan kebutuhan sapi dan dapat membahayakan bagi sapi itu
sendiri karena berlantai miring dan licin. Lantai yang miring dan licin ini
kemungkinan di desain untuk keperluan pembersihan yang lebih mudah.
Namun, sebagai peternakan tentu harus memikirkan keamanan sapi juga
dengan mendesain kendang yang sesuai dan nyaman agar kebebasan dari
ketidaknyamanan pada ternak dapat terpenuhi.
Struktur Tulang, Persendian, Dan Otot Pada Ekstremitas Bagian Belakang Sapi
a. Tulang (Extremitas Caudal)
Ada 4 regio :
1. Cingulum membri pelvini
Os coxae
2. Skeleton femoris
Os Femur
3. Skeleton cruris
Os Tibia
Os Fibula
4. Skeleton pedis :
Ossa tarsal dan metatarsal
Ossa Digitorum
Ossa Coxae
Penyusun : os ilium, os ischium, os pubis
Bentukan :
Acetabulum
Ala ossis illi
Tuber sacral
Tuber Coxae
Tuber ischii
Incisura ischiadica mayor
Incisura ischiadica minor
Spina ischiadica
Foramen obturatorium
Os Femur
Bentukan :
Extremitas Proximal
Trochanter mayor
Caput ossis femoris
Column ossis femoris
Fovea capitis
Corpus Femur
crista supracondylus
fossa supracondylus
throcanter minor
Extremitas Distal
Epicondylus
Trochlea ossis femoris
Condylus
Fossa intercondylus
Os Tibia-Fibula
Extremitas Proximal
Ossa Tarsi
Extremitas Proximal
Extremitas Distal
Ossa Metatarsi
Baris proximal
Os tarsus tibialis = Os talus
Os tarsus fibularis = os calcaneus
Os tarsus centralis
Baris distal
Os tarsus I
Os tarsus II
Os tarsus III
Os tarsus IV
Os talus
Trochlea tali
Os calcaneus
Tuber calcaneus /tuber calcis (tendo achilles)
Sustentaculum tali
Ossa Digitorum
Os Compedale
Os Coronale
Os Ungulare
Os Sessamoidea proximal et distal
Struktur Kimia
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Semua karbohidrat terdiri
atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). (Siregar, 2014)
Fungsi Karbohidrat
1. Sumber nutrisi (glukosa, amilum)
2. Struktural (selulosa)
3. Komponen transpor energi (ATP)
4. Tempat pengenalan pada permukaan sel
5. Komponen pada DNA dan RNA
Penggolongan Karbohidrat
JUMLAH ATOM KARBON
Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan menjadi:
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)
2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
6. Oktosa (tersusun atas 3 atom C)
2. Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam
(wax), dan senyawa-senyawa lain yang terkait. Lipid merupakan salah satu zat yang
kaya akan energi yang penting dan dipergunakan dalam metabolisme
Fungsi Lipid
1. Sumber energi
2. Membungkus beberapa organ
3. Membantu pengangkutan vitamin dan pembentukan hormon
4. Mempertahankan integritas membran
5. Membentuk vitamin A dan D
6. Lipoprotein, komponen penting mitokondria dan membran
Struktur Lipid
Penggolongan Lipid
Berdasar kepolaran
POLAR NONPOLAR
Proteolipid Lilin
Sterol
Tokoferol
Trigliserida
Nilai Keagaman
1. Islam
Makna hewan dalam Islam
o Al-Qur'an menetapkan derajat hewan lebih rendah daripada manusia. Akan
tetapi Al-Quran memerintahkan manusia senantiasa menjaga belas kasih dan
kelestarian hewan dengan merawat dan tidak menganiayanya, hal ini tertuang
dalam QS Al-Isra:44.
Bagaimana Islam memandang hewan
o Islam menampilkan hewan sebagai nama dalam surat Al-Quran
(sapi,lebah,gajah, dan lainnya)
o Diisyaratkan dalam Al-Quran bahwa hewan diciptakan untuk memberi
manfaat bagi manusia seperti ilmu pengetahuan (QS Mu'min:21 dan An-
Nahl:66), pakaian dan makanan (An-Nahl:5 dan Al-Hajj:28) dan sebagai
kendaraan (QS Mu'min:79 & 80)
Nilai kesrawan dalam agama Islam
o Tidak boleh menganiaya/mengadu hewan, menjadikan hewan target
memanah,membunuh hewan secarasia-sia ,memotong bagian tubuh hewan
yang masih hidup
o Animal welfare harus ditegakkan sebelum keuntungan material/finansial
o Dilarang mengurung, membunuh untuk disia-siakan, membakarnya,
memberikan cap bakar di daerah muka, mengadu hewan untuk human
entertainment
o “Barangsiapa yang membunuh seekor burung secara sia-sia, maka pada hari
kiamat nanti burung itu akan mengadu Kepada Allah dan berkata: Wahai
Allah, si fulan telah membunuhku hanya untuk main-main, ia tidak
membunuhku untuk suatu manfaatpun”. (HR: Annasi,IbnuHibban,Ahmad)
2. Khatolik
Maksud diciptaknnya binatang
3. Protestan
"Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka alat kekerasan. Aku takkan
ikut dalam permupakatan mereka, juga tidak di dalam perkumpulan mereka.
Sebab mereka membunuh dalam kemarahan, melumpuhkan banteng demi
kesenangan. Terkutuklah kemarahan mereka, karena dahsyatnya. Terkutuklah
keberangan mereka, karena kejamnya." (Kejadian 49:5-7)
"orang benar peduli dengan kesehatan hewannya". (Amsal 12:10)
4. Hindu
Sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, sama-sama mempunyai unsur yang paling
mendasar yaitu unsur atman di manusia ada atman dan juga di binatang ada
atman. Yang paling mendasar sebenarnya kita mempunyai kesamaan sama-
sana ciptaan Tuhan.
5. Buddha
Hewan selalu dianggap dalam pemikiran Buddha
sebagai makhluk hidup. Lebih jauh, hewan memiliki sifat Buddha (menurut
aliran Mahāyāna ) dan karena itu berpotensi untuk
mencapai pencerahan . Selain itu, doktrin kelahiran kembali menyatakan
bahwa setiap manusia dapat terlahir kembali sebagai hewan, dan hewan apa
pun dapat terlahir kembali sebagai manusia. Seekor hewan mungkin adalah
kerabat mati yang terlahir kembali, dan siapa pun yang melihat cukup jauh ke
belakang melalui rangkaian kehidupan mereka mungkin akan percaya bahwa
setiap hewan adalah kerabat jauh. Sang Buddha menjelaskan bahwa makhluk
hidup yang saat ini hidup di alam hewan adalah ibu, saudara laki-laki, saudara
perempuan, ayah, anak-anak, teman kita di kelahiran kembali yang
lalu. Karena itu, seseorang tidak dapat membuat perbedaan yang tegas antara
aturan moral yang berlaku untuk hewan dan yang berlaku untuk
manusia; akhirnya manusia dan hewan adalah bagian dari satu
keluarga. Semuanya saling berhubungan.
Daftar Pustaka
Simdos UNUD diakses dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/c6344009abdd3
c5dcfb2c3f13549783a.pdf
Dharmakarya. Penguatan Pengetahuan Tentang Peranan Kolostrum
dalam Manajemen Perbibitan Sapi Potong di Kelompok Peternak Sapi
Potong Putra Nusa, Desa Kondangdjaja, Kab. Pangandaran.
Pangandaran:2020
Farm Animal Welfare in Great Britain Past Present and Future.
London:2009
A Systematic Approach for Establishing Humane Endp.
Birmingham:2000
Mansour, Mahmoud. Wilhite, Ray. Rowe, Joe.Guide to Ruminant
Anatomy- Dissection and Clinical Aspects.USA:2018
Mamuaja, C.F. 2017. LIPIDA. Manado: UNSRAT PRESS
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol 2(4) : 154-160
Sudirga, K.S. 2013. MODUL KULIAH BIOKIMIA
KARBOHIDRAT. Bukit Jimbaran : UNUD